MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Re

2017, No Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran N

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN SAKSI AHLI

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 54

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2017 TENTANG KELAS JABATAN DI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN JABATAN DI INSTITUT SENI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Und

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 65 / Permentan / OT.140 / 11 / 2012 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indo

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI UNIVERSITAS SYIAH KUALA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

, No.1993 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang A

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nom

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan T

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 11/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotism

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2017, No tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2017; Mengingat : 1. Undang

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No nomor B/235/M.SM.04.00/2017 tanggal 28 Agustus 2017 tentang Persetujuan Penetapan Kelas Jabatan di Lingkungan UPT Balai Pengelola Tr

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotis

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2018 TENTANG PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan kinerja serta kualitas pelayanan publik, perlu adanya perubahan sikap dan perilaku aparatur sipil negara di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; b. bahwa untuk meningkatkan perubahan sikap dan perilaku aparatur sipil negara, perlu pengembangan budaya kerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri guna mendukung percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pengembangan Budaya Kerja di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

-2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5135); 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 449); 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 751); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. 2. Budaya Kerja adalah suatu komitmen atas sikap perilaku ASN, yang didasari nilai budaya kerja dalam upaya membangun sumber daya manusia, proses kerja, dan hasil kerja yang lebih baik. 3. Nilai budaya kerja adalah pilihan nilai moral dan etika meliputi nilai sosial budaya positif yang relevan, norma atau kaidah, etika dan nilai kinerja produktif yang

-3- bersumber dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Pengembangan Budaya Kerja adalah peningkatan sikap dan perilaku ASN di lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang didasari oleh nilai budaya kerja dan telah menjadi kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehari-hari. Pasal 2 Pengembangan budaya kerja bertujuan untuk: a. mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi; b. mendukung perbaikan perubahan sikap dan perilaku ASN di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; c. meningkatkan kinerja organisasi; dan d. peningkatan pelayanan publik secara akuntabel dengan memegang teguh nilai dasar dan kode etik ASN. BAB II NILAI BUDAYA KERJA Pasal 3 Nilai budaya kerja meliputi: a. profesional; b. integritas; c. disiplin; d. inovatif; e. pelayanan; dan f. sinergitas. Pasal 4 (1) Profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan nilai budaya kerja dalam menjalankan tugas sesuai dengan keahlian, keterampilan dan pengetahuan untuk mencapai kinerja terbaik. (2) Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perilaku:

-4- a. melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan standar kompetensi jabatan; b. melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target kinerja; c. menjunjung tinggi kode etik; dan d. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tugas dan fungsi. Pasal 5 (1) Integritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b merupakan nilai budaya kerja membangun kepercayaan dengan kejujuran dan tanggung jawab. (2) Integritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perilaku: a. menolak korupsi, kolusi dan nepotisme, suap dan gratifikasi; b. berkomitmen meningkatkan kinerja; dan c. menjaga sikap dan perilaku dalam berorganisasi. Pasal 6 (1) Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c merupakan nilai budaya kerja untuk kesanggupan melaksanakan kode etik kepegawaian ASN, serta kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perilaku: a. mematuhi ketentuan peraturan perundangundangan setiap pelaksanaan program dan kegiatan; b. konsisten terhadap sistem dan prosedur; c. pemakaian pakaian dinas dan atribut sesuai dengan ketentuan; d. menggunakan fasilitas kantor secara efisien; dan e. menaati ketentuan jam kerja.

-5- Pasal 7 (1) Inovatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d merupakan nilai budaya kerja yang menjadi motivasi bagi ASN untuk melakukan pembaharuan kearah yang lebih baik. (2) Inovatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perilaku: a. melakukan perbaikan berkelanjutan dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi; b. bersikap terbuka dan menerima ide baru yang konstruktif; c. berani mengambil terobosan dalam memecahkan masalah pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan d. memanfaatkan teknologi informasi. Pasal 8 (1) Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e merupakan nilai budaya kerja pada pemenuhan kebutuhan aktifitas organisasi. (2) Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perilaku: a. bersikap proaktif dan cepat dalam pemberian pelayanan; b. melayani dengan sikap senyum, salam, sapa, sopan santun dan profesional; dan c. bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. Pasal 9 (1) Sinergitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f merupakan nilai budaya kerja yang membangun dan memastikan kerja sama internal yang produktif. (2) Sinergitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perilaku: a. membangun kerja sama yang produktif; b. menghindari ego sektoral;

-6- c. menemukan solusi permasalahan terbaik; dan d. melakukan koordinasi dengan pihak terkait. BAB III PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA Pasal 10 (1) Pengembangan budaya kerja didukung oleh faktor: a. kesungguhan, konsistensi, komitmen dan pemahaman atas nilai budaya kerja aparatur sipil negara Kementerian Dalam Negeri; b. pendekatan kerja sama tim budaya kerja dengan aparatur sipil negara Kementerian Dalam Negeri; c. kejelasan tujuan, tugas, dan fungsi aparatur sipil negara yang akan dicapai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. memelihara stabilitas dan kontinuitas pelaksanaan budaya kerja; dan e. adanya tindak lanjut atas hasil nyata pelaksanaan budaya kerja. (2) Pengembangan budaya kerja dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yaitu kebiasaan, peraturan, program kegiatan, perilaku yang diharapkan dan ukuran keberhasilan. (3) Tolok ukur dan format Pengembangan Budaya Kerja Kementerian Dalam Negeri tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB IV TIM BUDAYA KERJA Pasal 11 (1) Pengembangan budaya kerja dilakukan dengan membentuk tim budaya kerja pada unit kerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. (2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atas nama Menteri.

-7- (3) Tim Budaya Kerja pada unit kerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri terdiri atas: a. Pembina Umum: Sekretaris Jenderal; b. Pembina: Pejabat Pimpinan Tinggi Madya setiap unit kerja; c. Ketua: Sekretaris Unit Kerja, kepala biro, kepala pusat, Direktur Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau Kepala UPT; dan d. Anggota: sesuai dengan kebutuhan. (4) Tim Budaya Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: a. melaksanakan rencana aksi yang telah diprogramkan; b. melakukan sosialisasi budaya kerja pada setiap masing-masing satuan kerja; c. mendorong inovasi pengembangan budaya kerja dalam rangka percepatan perwujudan budaya kerja positif; d. menginternalisasikan nilai budaya kerja dalam setiap aktifitas tugas di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; e. melakukan evaluasi dan pelaporan pengembangan budaya kerja; dan f. mengoordinasikan pengembangan budaya kerja mulai dari perencanaan, proses uji coba sampai pelaporan. BAB V PELAPORAN Pasal 12 (1) Pimpinan Unit Kerja selaku Pembina melaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Sekretaris Jenderal selaku Pembina Umum melalui Biro Organisasi dan Tatalaksana terhadap pengembangan budaya kerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

-8- (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikompilasi oleh Sekretaris Jenderal selaku Pembina Umum melalui Biro Organisasi dan Tatalaksana dan dilaporkan kepada Menteri. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan sebagai salah satu pendukung Reformasi Birokrasi dan evaluasi perbaikan pengembangan budaya kerja. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai diundangkan. berlaku pada tanggal

-9- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 21 Agustus 2018 0 Maret 2016 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd TJAHJO KUMOLO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 September 2018. DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1212. Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum, ttd Dr. Widodo Sigit Pudjianto, SH, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19590203 198903 1 001.

- 10 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2018 TENTANG PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI TOLOK UKUR DAN FORMAT PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI A. Tolok Ukur Pengembangan Budaya Kerja Kementerian Dalam Negeri NO NILAI PERILAKU YANG UKURAN BUDAYA KEBIASAAN PERATURAN PROGRAM KEGIATAN DIHARAPKAN KEBERHASILAN KERJA 1 2 3 4 5 6 7 1. Profesional 1. Melaksanakan tugas dan Berpedoman 1. Pengembangan Setiap aparatur 1. Terlaksananya fungsi sesuai dengan pada organisasi berdasarkan sipil negara sadar organisasi standar kompetensi peraturan e-government; untuk selalu berdasarkan jabatan; 2. Melaksanakan pekerjaan perundangundangan Pengembangan organisasi yang selalu meningkatkan pengembangan diri e- government sesuai dengan sesuai dengan target yang berlaku. tanggap terhadap serta menambah perkembangan ilmu kinerja; perkembangan ilmu pengetahuan, pengetahuan; pengetahuan dan keahlian dan

- 11 - NO NILAI PERILAKU YANG UKURAN BUDAYA KEBIASAAN PERATURAN PROGRAM KEGIATAN DIHARAPKAN KEBERHASILAN KERJA 1 2 3 4 5 6 7 teknologi. keterampilan. 3. Menjunjung tinggi kode 2. Total quality control 2. Tercapainya kualitas etik; dan (TQC); sistem dan prosedur 4. Meningkatkan TQC adalah peningkatan sesuai dengan pengetahuan dan kualitas setiap jenis kebutuhan keterampilan sesuai pekerjaan; dan organisasi; dan dengan bidang tugas. 3. Transparansi. 3. Meningkatnya Transparansi adalah pelayanan kepada peningkatan masyarakat terhadap keterbukaan peran Kementerian Kemendagri kepada Dalam Negeri. pihak internal dan eksternal. 2. Integritas 1. Menolak korupsi, kolusi Berpedoman Peningkatan budi pekerti, Setiap pegawai 1. Meningkatnya rasa dan nepotisme, suap dan pada moral dan etika. sadar untuk selalu memiliki pegawai gratifikasi; peraturan meningkatkan budi terhadap organisasi; 2. Berkomitmen perundangundangan pekerti, moral dan 2. Meningkatnya rasa meningkatkan kinerja; etika. tanggung jawab

- 12 - NILAI PERILAKU YANG UKURAN NO BUDAYA KEBIASAAN PERATURAN PROGRAM KEGIATAN DIHARAPKAN KEBERHASILAN KERJA 1 2 3 4 5 6 7 dan 3. Menjaga nama baik diri dan organisasi. 3. Disiplin 1. Mematuhi Peraturan Perundang-undangan setiap pelaksanaan program dan kegiatan; 2. Konsisten terhadap sistem dan prosedur; 3. Pemakaian pakaian dinas dan atribut sesuai dengan ketentuan; yang berlaku. pegawai terhadap pekerjaan; 3. Rasa saling menghormati antar sesama pegawai; dan 4. Berkurangnya perilaku negatif pegawai. Berpedoman pada peraturan perundangundangan yang berlaku 1. Peningkatan disiplin Setiap pegawai 1. Terlaksananya pegawai dalam penggunaan waktu; dan 2. Peningkatan rasa tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan. sadar untuk selalu meningkatkan disiplin terhadap pegawai ketentuan perilaku tepat waktu kerja, rapat waktu dan dan kegiatan kantor tanggung jawab lainnya; dan terhadap pekerjaan. 2. Meningkatnya tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan.

- 13 - NILAI PERILAKU YANG UKURAN NO BUDAYA KEBIASAAN PERATURAN PROGRAM KEGIATAN DIHARAPKAN KEBERHASILAN KERJA 1 2 3 4 5 6 7 4. Menggunakan fasilitas kantor secara efisien; dan 5. Mentaati ketentuan jam kerja. 4. Inovatif 1. Melakukan perbaikan Berpedoman 1. Berkemauan keras Agar selalu 1. Dapat menciptakan berkelanjutan dalam pada melaksanakan tugas dan fungsi organisasi; peraturan perundangundangan 2. Bersikap terbuka dan menerima ide-ide baru yang berlaku yang konstruktif; 3. Berani mengambil terobosan dalam memecahkan masalah pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; untuk mencari dan melakukan sesuatu yang baru menciptakan sesuatu pembaharuan yang yang baru menuju bersifat positif kemajuan; 2. Senantiasa belajar, baik kearah dan kemajuan memberi secara individual manfaat bagi unit maupun berkelompok kerja dan untuk memperoleh organisasi. materi pembaharuan; dan 3. Tidak bersikap egois dan tetap menjunjung tinggi etika. menuju kemajuan; 2. Adanya kelompok atau individu yang senantiasa belajar/ meneliti dalam memperoleh materi pembaruan; dan 3. Adanya keterbukaan dalam memperoleh ide-ide baru.

- 14 - NILAI PERILAKU YANG UKURAN NO BUDAYA KEBIASAAN PERATURAN PROGRAM KEGIATAN DIHARAPKAN KEBERHASILAN KERJA 1 2 3 4 5 6 7 dan 4. Memanfaatkan teknologi informasi. 5. Pelayanan 1. Bersikap proaktif dan Berpedoman 1. Menempatkan 1. Perubahan sikap cepat dalam pemberian pada kepentingan masyarakat dan perilaku pelayanan; peraturan diatas kepentingan ASN dalam 2. Melayani dengan sikap perundangundangan pribadi/kelompok; memberikan senyum, salam, sapa, 2. Menerapkan sistem pelayanan, sopan santun dan yang berlaku pengendalian mutu untuk profesional; dan kinerja dalam rangka memenuhi 3. Bertanggung jawab atas peningkatan kualitas kepuasan pelayanan yang pelayanan kepada pelayanan diberikan. masyarakat/pemangku kepentingan; dan kepada masyarakat dan 3. Mengkaji, menyusun pemangku dan mengembangkan kepentingan standar pelayanan dengan sepenuh menuju profesionalisme hati, transparan, 1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat/ pemangku kepentingan dalam melaksanakan tugas dilandasi dengan nilai yang tulus dan sepenuh hati; 2. Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan prosedur yang berlaku; dan

- 15 - NO NILAI PERILAKU YANG UKURAN BUDAYA KEBIASAAN PERATURAN PROGRAM KEGIATAN DIHARAPKAN KEBERHASILAN KERJA 1 2 3 4 5 6 7 dalam pelayanan. kepastian waktu 3. Tersedianya Standar dan aman; dan Pelayanan yang 2. Tidak meninggalkan profesional. tugas tanpa alasan jelas sehingga mengganggu pemberian pelayanan kepada masyarakat. 6. Sinergitas 1. Membangun kerjasama Berpedoman Membangun dan Memiliki komitmen Terciptanya kerjasama yang produktif; pada memastikan hubungan untuk membangun internal yang produktif 2. Menghindari ego sektoral; peraturan kerjasama internal yang dan memastikan dengan pemangku 3. Menemukan solusi perundangundangan produktif serta komitmen hubungan kepentingan permasalahan terbaik; yang harmonis dengan kerjasama internal menghasilkan karya dan yang berlaku pemangku kepentingan yang produktif serta yang bermanfaat dan

- 16 - NILAI PERILAKU YANG UKURAN NO BUDAYA KEBIASAAN PERATURAN PROGRAM KEGIATAN DIHARAPKAN KEBERHASILAN KERJA 1 2 3 4 5 6 7 4. Melakukan koordinasi untuk menghasilkan karya kemitraan yang berkualitas. dengan pihak terkait. yang bermanfaat dan harmonis. berkualitas. Keterangan : Kolom 1 : diisi berdasarkan urutan angka Kolom 2 : diisi berdasarkan nilai budaya kerja Kolom 3 : diisi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari perilaku aparatur sipil Negara sesuai nilai budaya kerja Kolom 4 : diisi berdasarkan peraturan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan budaya kerja Kolom 5 : diisi berdasarkan program kegiatan Kolom 6 : diisi berdasarkan perilaku yang diharapkan Kolom 7 : diisi berdasarkan ukuran keberhasilan

- 17 - B. Format Laporan Pengembangan Budaya Kerja KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SATUAN KERJA Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta 10110, Telepon (021) 3450038 Faksmile... www.kemendagri.go.id, Email... LAPORAN Kepada :... Dari :... Tembusan:... Tanggal :... Nomor :... Sifat :... Lampiran :... Hal :... A. Latar belakang B. Dasar kegiatan C. Bentuk dan nama kegiatan D. Tujuan kegiatan E. Peserta kegiatan F. Pelaksanaan kegiatan G. Realisasi penggunaan dana kegiatan H. Hasil kegiatan I. Penutup Nama Jabatan, Nama Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum, ttd Dr. Widodo Sigit Pudjianto,SH, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19590203 198903 1 001. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd TJAHJO KUMOLO