BAB IV METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

STUDI PENGARUH EKSENTRISITAS TERHADAP FAKTOR REDUKSI PADA KOLOM BETON BERTULANG BUJURSANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB V PENULANGAN BAB V PENULANGAN. 5.1 Tulangan Pada Pelat. Desain penulangan pelat dihitung berdasarkan beban yang dipikul oleh

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB III METODE PENELITIAN

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

BAB I. Perencanaan Atap

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

Latar Belakang Sering terjadinya kesalahan didalam pemasangan tulangan pelat lantai. Pelat yang kuat didasarkan pada suatu perhitungan yang cermat. Pe

BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM

Desain Elemen Lentur Sesuai SNI

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya.

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

Kata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

DESAIN PENULANGAN SHEAR WALL, PELAT DAN BALOK DENGAN PEMROGRAMAN DELPHI

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

DOKUMEN GAMBAR UNTUK TUGAS PEMBESIAN Hotma Prawoto - DTS SV UGM 1

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

DESAIN BALOK ELEMEN LENTUR SESUAI SNI

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN

PROGRAM PERHITUNGAN TULANGAN GESER JOIN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Pelat Dinding Tangga Pondasi Sistem Informasi Definisi Sistem Informasi

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

BAB III LANDASAN TEORI

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

PELAT SATU ARAH DAN BALOK MENERUS

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG SEKOLAH DASAR IT AN NAWI KOTA METRO MENGACU PADA STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR

LAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM) umum semua manajer dalam organisasi atau dalam tingkatan manajemen.

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

Yogyakarta, Juni Penyusun

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

Gambar 5.15 Perbandingan diagram interaksi P-M kolom SK2a dengan SK2b. SK2a SK2b. Aksial (kn) 6000 Momen (kn m)

BAB V DESAIN STRUKTUR ATAS

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

III. METODE PENELITIAN. A. Analisis Kuat Lentur Nominal Balok Komposit Berbasis Android

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

PERENCANAAN PELAT BANGUNAN GEDUNG DENGAN METODE MARCUS

STUDI DIAGRAM INTERAKSI SHEARWALL BETON BERTULANG PENAMPANG C DENGAN BANTUAN VISUAL BASIC 9

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

Transkripsi:

15 BAB IV METODE PENELITIAN 1. Perancangan sistem dan flowchart A. Rancangan Penelitian Dalam merancang sistem untuk melakukan analisa struktur pelat lantai yang terkomputerisasi terdapat tiga tahap penting yang harus diperhatikan dan akan menjadi penentu hasil dari proses analisa tersebut. Ketiga tahap dimaksud adalah input process output. a. Tahap input data Pada tahap ini dilakukan entry data oleh user atau pemakai ke dalam sistem program. Data utama yang harus dimasukan oleh user tampak pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Input data No Entry Data Keterangan Satuan 1 l y Panjang pelat meter 2 l x Lebar pelat meter 3 f c Kuat tekan beton MPa 4 f y Kuat leleh rebar MPa 5 Tebal Pelat Tebal pelat lantai mm 6 Tebal Penutup Tebal selimut tulangan mm 7 Diameter Tulangan Diameter tulangan yang digunakan mm b. Tahap process data Pada tahap ini program melakukan proses untuk melakukan kalkulasi atau perhitungan terhadap input data yang diberikan oleh user. Proses ini menjadi kunci penentu keberhasilan analisa yang dilakukan oleh sistem dan tentu saja proses dilakukan dengan memperhatikan peraturan maupun standar yang terkait. Pada tahap ini kontrol sepenuhnya diambil alih oleh sistem program dan user hanya menunggu hasil atau output yang akan diberikan oleh sistem setelah selesai melakukan analisa atau perhitungan.

16 Gambar 4.1 Diagram gaya dalam pada pelat lantai Tabel 4.2 Data processing No Item Data Keterangan Satuan 1 b bentang arah tegak lurus dari bentang acuan, nilainya 1000 mm mm 2 d Tinggi efektif mm 3 d x Tinggi efektif terhadap tulangan mm sumbu x 4 d y Tinggi efektif terhadap tulangan mm sumbu y 5 Rasio A s terhadap b,d yang menghasilkan kondisi regangan seimbang - 6 max Rasio maksimum - 7 min Rasio minimum - 8 Rasio A s terhadap b,d - 9 Mly Momen lapangan sumbu y Kgm 10 Mty Momen tumpuan sumbu y Kgm 11 Mlx Momen lapangan sumbu x Kgm 12 Mtx Momen tumpuan sumbu x Kgm 13 M u Momen terfaktor pada penampang Nmm 14 M n Kekuatan lentur nominal pada Nmm penampang 15 R n Rasion M n dengan b,d N/mm 2 16 m Rasio f y dengan f c terfaktor - 17 A s Perlu Luas penampang tulangan yang mm 2 dibutuhkan 18 A s Dapat Luas penampang tulangan yang diperoleh mm 2 19 Jarak Tulangan Jarak antara tulangan satu dengan mm tulangan lainnya 20 Jarak Maksimum Jarak maksimum yang diijinkan mm

17 c. Tahap output data Pada tahap ini program akan menampilkan hasil analisa yang telah dilakukan kedalam format yang mudah dipahami oleh user. Seluruh item data baik yang dimasukan oleh user maupun yang diproses oleh sistem akan ditampilkan kembali sebagai output, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam mengkaji ulang proses perhitungan. Terdapat beberapa macam bentuk laporan yang menjadi output dari sistem yaitu : 1) Rekapitulasi hasil analisa pelat lantai secara keseluruhan 2) Rekapitulasi hasil analisa untuk kategori pelat yang bermasalah 3) Rekapitulasi hasil analisa untuk kategori pelat yang sudah fix 4) Detail perhitungan tebal minimum pelat 5) Detail perhitungan momen 6) Detail perhitungan tulangan lapangan dan tumpuan sumbu y 7) Detail perhitungan tulangan lapangan dan tumpuan sumbu x Alur proses dari awal input data sampai dengan dikeluarkannya laporan atau report sebagai hasil akhir analisa dapat dilihat pada flowchart berikut ini. Proses berjalan sama baik untuk tipe pelat satu arah maupun dua arah, yang membedakan hanya dasar atau standar yang digunakan dalam proses perhitungan.

18 Mulai l y, l x, f c, f y, Tebal Pelat, Tebal Penutup, Diameter Tulangan Pelat Satu Arah Ya l y / l x Tidak Pelat Dua Arah Hitung b, d, dx, dy, ρb, ρmax, ρmin, ρ, Mly,Mty,Mlx,Mtx Mu, Mn, Rn, m, AsPerlu, AsDapat, Jarak Tulangan, Jarak Maksimum Jarak Tulanga n >Jarak Ya Cetak Laporan Status : Over Construct Tidak Cetak Laporan Status : Too Close Tidak Jarak Tulanga n Ya Cetak Laporan Status : Memadai Selesai Gambar 4.2 Flowchart analisa pelat lantai

19 2. Rancangan input Selain data utama yang menjadi input untuk proses analisa pelat lantai sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa data lain yang berfungsi sebagai pendukung. Data-data dimaksud tampak pada rancangan input yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem program. a. Input data project Rancangan ini berisikan data atau informasi mengenai project yang sedang dibuat. Nama project ini pula yang akan dijadikan acuan oleh sistem apabila desain di-export kedalam format jpg maupun bmp. Gambar 4.3 Rancangan input data project b. Input koordinat Rancangan ini berisikan data koordinat yang harus dimasukan. Koordinat meliputi sumbu x, sumbu y dan sumbu z. Tanpa adanya koordinat data yang akurat maka user tidak dapat mendesain suatu project. Maka dapat dikatakan bahwa koordinat ini menjadi landasan awal dibangunnya sebuah project oleh program. Gambar 4.4 Rancangan input koordinat

20 c. Input material concrete Rancangan ini berisikan data material berupa concrete atau mix desain beton yang harus dimasukan oleh user. Nilai kuat tekan beton yang dimasukan akan menjadi salah satu item penting yang dibutuhkan oleh sistem untuk melakukan analisa maupun perhitungan terhadap pelat lantai. Gambar 4.5 Rancangan input material concrete d. Input material rebar Rancangan ini berisikan data material berupa rebar atau spesifikasi baja yang digunakan untuk tulangan pelat lantai. Nilai kuat leleh yang dimasukan juga menjadi salah satu item penting yang dibutuhkan oleh sistem untuk melakukan analisa maupun perhitungan terhadap pelat Gambar 4.6 Rancangan input material rebar

21 e. Input tipe pelat Rancangan ini berisikan data spesifikasi dari pelat masing-masing tipe pelat lantai. Pada tipe pelat ini sistem juga akan mengambil data dari jenis material yang digunakan. Di dalam rancangan input ini pula jenis tumpuan serta diameter tulangannya dapat ditentukan. Apabila nantinya analisa menunjukan adanya hasil yang kurang ideal atau perlu dilakukan redesain maka spesifikasi pada tipe pelat ini dapat dirubah kembali. Gambar 4.7 Rancangan input tipe pelat 3. Rancangan output a. Rekap Laporan Bentuk laporan dirancang agar user lebih mudah dalam memahami hasil analisa. Rekapitulasi hasil analisa pelat lantai berisikan data dan informasi seluruh pelat yang ada dalam sistem baik yang sudah fix maupun yang masih kurang ideal atau perlu didesain ulang. Gambar 4.8 Rancangan output rekap laporan

22 b. Detail perhitungan momen metode koefisien momen Rancangan detil perhitungan ini berisi penjelasan secara lengkap mengenai bagaimana proses perhitungan momen dengan menggunakan metode koefisien momen. Bentuk output semacam ini sengaja dipersiapkan agar user dapat mengkaji ulang proses perhitungan yang dilakukan oleh program. Gambar 4.9 Rancangan output detail perhitungan momen metode koefisien momen c. Detail perhitungan tulangan Rancangan detil perhitungan tulangan ini berisi penjelasan secara lengkap mengenai bagaimana proses perhitungan sistem setelah mendapatkan nilai momen sampai dengan menentukan status tulangan tersebut apakah sudah memadai, berlebihan atau justru diameternya perlu diperbesar karena jarak yang terlalu dekat. Gambar 4.10 Rancangan output detail perhitungan tulangan

23 d. Detail perhitungan tebal minimum Rancangan detil perhitungan tebal minimum ini berisi penjelasan secara lengkap mengenai bagaimana proses perhitungan sistem untuk mendapatkan nilai tebal minimum pelat lantai didasarkan pada tipenya apakah satu arah atau dua arah. Gambar 4.11 Rancangan output detail perhitungan tebal minimum pelat B. Bahasa Pemrograman Yang Digunakan 1. Borland Delphi Target akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah program yang mampu menganalisa pelat lantai dari suatu object bangunan tertentu. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Borland Delphi versi 6.0 yang merupakan bahasa pemrograman visual berbasis pascal language. 2. Tipe data Tipe data sangat penting dan menentukan pula tingkat ketelitan dari sebuah proses perhitungan. Terdapat berbagai macam tipe data, beberapa diantaranya yang digunakan dalam pembuatan program dapat dilihat pada tabel berikut ini.

24 Tabel 4.3 Tipe data No Tipe Data Keterangan 1 String Merupakan tipe data character atau text 2 Integer Merupakan tipe data numeric, berupa angka yang bukan desimal dan tidak bernilai negatif 3 Double Merupakan tipe data numeric, berupa angka real, dapat digunakan untuk nilai desimal maupun negatif 3. Tools Borland Delphi menyediakan banyak sekali tools ataupun perangkat yang dapat digunakan untuk membuat sebuah program. Penggunaannya didasarkan pada kebutuhan, beberapa tools yang banyak digunakan dalam pembuatan program dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Delphi Tools No Tools Nama Keterangan 1 Label Untuk membuat text 2 Edit Untuk menerima input data 3 Button Untuk membuat tombol perintah 4 Combobox Untuk menampilkan pilihan menurun 5 Radiogroup Untuk menampilkan group pilihan 6 Image Untuk menampilkan image atau gambar 7 Adotable Untuk koneksi database 8 Quickreport Untuk pembuatan laporan C. Basis Data Suatu aplikasi atau software selain membutuhkan bahasa pemrograman untuk pembuatannya juga membutuhkan sebuah database engine sebagai media penyimpanan data. Dari sekian banyak aplikasi pengolah database, Ms.Access 2007 menjadi pilihan untuk disandingkan dengan program ini karena cukup ringan dan mudah digunakan. Meskipun dalam pembuatannya disandingkan dengan Ms.Access namun pada akhirnya nanti program akan berdiri sendiri sebagai sebuah executable file dan tidak tergantung pada ada atau tidaknya aplikasi Delphi maupun Ms.Access dalam sistem komputer yang digunakan.

25 1. Tabel Program menggunakan tabel database sebagai media penyimpanan data, beberapa tabel yang keberadaannya memiliki peran penting bagi program adalah sebagai berikut : a. Tabel TKoordinatX Tabel ini digunakan untuk menampung data koordinat sumbu x. b. Tabel TKoordinatY Tabel ini digunakan untuk menampung data koordinat sumbu y. c. Tabel TKoordinatZ Tabel ini digunakan untuk menampung data koordinat sumbu z. d. Tabel TSimpanFrame Tabel ini digunakan untuk menampung data frame berupa koordinat balok maupun kolom baik yang merupakan koordinat berdasarkan desain maupun koordinat berdasarkan nilai pixel. e. Tabel TSimpanDataPelat Tabel ini digunakan untuk menampung data pelat, meliputi koordinat dan spesifikasi dari pelat tersebut. f. Tabel TMaterialConcrete Tabel ini digunakan untuk menampung data material beton yang digunakan. g. Tabel TMaterialRebar Tabel ini digunakan untuk menampung data material rebar atau spesifikasi baja tulangan yang digunakan. h. Tabel TDataProyek Tabel ini digunakan untuk menampung data atau informasi mengenai project yang sedang dikerjakan. i. Tabel TPembebanan1983 Tabel ini digunakan untuk menampung data berat material atau bahan berdasarkan peraturan pembebanan tahun 1983. j. Tabel TMasterTumpuan Tabel ini digunakan untuk menampung data jenis tumpuan yang dapat digunakan.

26 k. Tabel TMasterMomen Tabel ini digunakan untuk menampung data nilai koefisien momen yang mengacu pada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. l. Tabel TBebanMati Tabel ini digunakan untuk menampung data beban mati yang digunakan. m. Tabel TBebanHidup Tabel ini digunakan untuk menampung data beban hidup yang digunakan. n. Tabel TDaftarNamaPelat Tabel ini digunakan untuk menampung data tipe pelat. o. Tabel TNilaiXPBI1971 Tabel ini digunakan untuk menampung data nilai rasio antara bentang panjang dan bentang pendek dari suatu pelat lantai. Tabel ini nantinya dihubungkan dengan tabel lain untuk mendapatkan nilai koefisien momen. p. Tabel TRunAnalisa Tabel ini digunakan untuk menampung seluruh data hasil analisa pelat lantai baik yang statusnya sudah memadai maupun yang menurut sistem perlu didesain ulang. 2. Query Query digunakan oleh sistem untuk menghubungkan beberapa tabel menjadi satu. Salah satu kegunaannya adalah untuk mempermudah dan mempercepat proses penggabungan atau koneksi data yang dibutuhkan. Query utama yang digunakan dalam program adalah sebagai berikut : a. Query QAnalisaPelat Query ini menghubungkan antara TSimpanDataPelat dengan TDaftarNamaPelat. Field yang menjadi kunci penghubungnya adalah TipePelat dan NamaPelat. b. Query QNilaiMomen Query ini menghubungkan tiga tabel sekaligus, yaitu TMasterMomen, TMasterTumpuan dan TNilaiXPBI1971. Fungsi dari query ini adalah untuk mendapatkan nilai koefisien momen dari suatu pelat lantai.

27 3. Relasi tabel a. Query QAnalisaPelat Gambar 4.12 Relasi tabel pada query QAnalisaPelat Query ini menggabungkan data yang terdapat pada tabel TSimpanDataPelat dengan tabel TDaftarNamaPelat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan spesisifikasi dari tipe pelat yang digunakan beserta koordinat penempatannya. Data hasil penggabungan kedua tabel inilah yang kemudian akan menjalani analisa lebih lanjut. Hasil analisa tersebut kemudian ditampung pada tabel lain yang bernama TRunAnalisa. b. Query QNilaiMomen Gambar 4.13 Relasi tabel pada query QNilaiMomen

28 Query ini pada dasarnya juga menggabungkan data diantara ketiga tabel yang dihubungkan namun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan nilai koefisien momen berdasarkan rasio perbandingan bentang panjang pelat dengan bentang pendeknya yang ditampung pula di tabel TNilaiXPBI1971. D. Pembuatan Software Program atau aplikasi ini dibuat melalui tiga tahapan yaitu perancangan database atau basis data, perancangan form dan perancangan report. Masingmasing dirancang dengan tujuan menghasilkan suatu aplikasi yang memiliki prinsip 3E yaitu Easy To Build, Easy To Analyze dan Easy To Understand. Maksudnya adalah bahwa dalam pembuatan software ini diutamakan proses yang paling sederhana dalam pembuatannya, proses yang paling mudah untuk analisanya dan proses yang keluaran atau output-nya komunikatif. Pengertian komunikatif disini adalah bawah output tersebut dapat cepat dipahami oleh user tanpa harus melakukan analisa ulang secara manual lagi sebagai pembanding. 1. Tahap perancangan database Seluruh tabel yang disebutkan sebelumnya dirancang atau dibuat menggunakan Ms.Access 2007 dan disimpan dengan extensi.umy sehingga tidak lagi menggunakan extensi.mdb yang merupakan standar dari Ms.Access tersebut. Dibawah ini adalah gambaran mengenai bagaimana hasil rancangan sebuah tabel menggunakan Ms.Access.

29 Nama Field Tipe Data Detil Spesifikasi Gambar 4.14 Merancang tabel TMaterialConcrete dengan Ms.Access 2. Tahap pembuatan form Form sebagai media peletakan komponen atau tools dibuat langsung menggunakan Delphi. Form ini selain menjadi media input data sekaligus juga menjadi media untuk menampilkan informasi hasil analisa dan perhitungan yang dilakukan oleh sistem. Dibawah ini adalah gambaran mengenai bagaimana hasil rancangan sebuah form menggunakan Delphi. Label keterangan Combobox untuk opsi pilihan Untuk input data Gambar 4.15 Merancang form yang berkaitan dengan tabel TMaterialConcrete DBGrid untuk menampilkan seluruh isi tabel 3. Tahap pembuatan report Laporan atau report adalah bentuk penyampaian informasi hasil analisa dan perhitungan sistem kepada user. Dalam hal ini report dirancang sedemikian rupa agar tidak sekedar menampilkan angka-angka atau nilai-nilai yang kemudian sulit dipahami oleh user. Konsep laporan dirancang agar user pemula dapat dengan cepat dan mudah memahami hasil analisa program.

30 Dibawah ini adalah gambaran menganai bagaimana sebuah report dirancang menggunakan Delphi. Judul laporan Penempatan data Column header untuk title pada kolom Footer Gambar 4.16 Merancang report untuk rekapitulasi hasil analisa pelat 4. Layout Program PRASASTI VPL Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah program komputer yang dapat digunakan untuk menganalisa struktur pelat lantai bernama PRASASTI VPL (Program Rintisan Awal Sistem Analisa Struktur Terpadu Indonesia Versi Pelat Lantai). Program ini merupakan sebuah startup edition dari target program yang sesungguhnya atau dengan kata lain diharapkan masih dapat dikembangkan lagi menjadi sebuah program yang tidak sebatas untuk menganalisa pelat lantai saja melainkan untuk menganalisa suatu struktur bangunan secara utuh dan menyeluruh

31 Gambar 4.17 Lembar kerja PRASASTI VPL. Gambar 4.18 Desain gedung dengan PRASASTI VPL Sebagaimana yang tampak pada gambar di atas bahwa pada prinsipnya PRASATI VPL telah menyiapkan platform untuk melakukan analisa struktur bangunan secara utuh dan tiga dimensi namun sebagai startup edition saat ini PRASASTI VPL baru mampu melakukan analisa struktur pelat lantai.

32 E. Metode Pengujian Software Metode pengujian software PRASASTI VPL dilakukan dengan cara melakukan perhitungan atau analisa struktur pelat lantai secara manual kemudian dibandingkan dengan apa yang diperoleh dari hasil analisa program. Pengujian ini dilakukan untuk perhitungan dengan metode koefisien momen. F. Analisis Data 1. Analisa tebal pelat minimum Analisa tebal pelat minimum mengacu pada SNI 2847-2013 pasal 9.5.2.2 untuk kategori pelat satu arah dan pasal 9.5.3.2 untuk kategori pelat dua arah. 2. Analisa momen yang terjadi Analisa momen menggunakan metode koefisien momen yang didasarkan pada Peraturan Beton Bertulang Indonesia tahun 1971. 3. Analisa jarak tulangan Analisa jarak tulangan akan berada dalam rentang nilai atau kondisi yang dibatasi oleh sistem. Untuk kondisi pertama, apabila jarak tulangan melebihi dua kali tebal pelat akan diberi status over construct atau dianggap berlebihan dan diameter tulangan dapat diperkecil. Untuk kondisi kedua, apabila jarak tulangan dibawah 25 mm maka akan diberi status too-close atau dianggap jaraknya terlalu dekat dan diameter tulangan disarankan diperbesar. Kondisi ketiga adalah kondisi dimana jarak tulangan lebih dari 25 mm namun tidak melebihi dua kali tebal pelat, untuk kondisi ini sistem akan memberi status memadai dalam arti diameter tulangan tersebut dapat digunakan.