BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Menurut John Dewey (Ivor K. Davies, 1987) Guru adalah pembimbing dan pengarah, yang mengemudikan perahu, tetapi tenaga untuk menggerakkan perahu tersebut haruslah berasal dari mereka atau siswa yang belajar. Jadi para siswa harus didorong dan dirangsang untuk belajar bagi diri mereka sendiri dan tugas duru yang sebenarnya adalah menjamin para siswa menerima tanggung jawabnya sendiri untuk belajar dengan mengembangkan sikap dan rasa antusiasme. Guru mengemban tugas untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusiamanusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999) Berhasilnya tujuan belajar mengajar ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru 1
2 memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi bahwa Pada semester II tahun pelajaran 2011/ 2012 terjadi masalah dalam pembelajaran IPA di kelas IV. Saat pemberian ulangan harian dari 25 siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 17 siswa ( 68% ) dan siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 8 siswa ( 32% ). Untuk mata pelajaran IPA nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang harus dicapai siswa adalah 65. Sebagian siswa menganggap pelajaran IPA termasuk pelajaran yang sulit dan permasalahan yang muncul pada siswa adalah timbulnya ketidak aktifan siswa dalam mengikuti pelajaran terutama pelajaran. Dalam proses pembelajaran menggunakan metode yang kurang tepat dan penggunaan media yang kurang maksimal, sehingga menyebabkan ketidak aktifan dan ketidak tertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar yang sedang berlangsung. Kegiatan proses pembelajaran lebih banyak hanya mendengar apa yang disampaikan guru. Karena guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode konvensional ceramah dan pemberian tugas tanpa adanya interaksi yang membuat siswa memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dan minat belajar siswa pada pelajaran IPA pun berkurang sehingga hasil belajar siswa juga tidak optimal. Keaktifan siswa pada pelajaran IPA dapat ditumbuhkembangkan sendiri oleh masing-masing siswa dan guru. Guru harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan aktif dalam proses belajar mengajar dan bisa memberi pengalaman belajar yang baru bagi siswa agar siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran di kelas. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2010) Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar
3 mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-macam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini memilih judul Penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Di SD Kanisius Cungkup Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan terhadap pemilihan judul skripsi ini. Alasan alasan tersebut antara lain : 1. Memberikan suatu gambaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Memberikan gambaran mengenai penggunaan metode demonstrasi terhadap pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Cungkup. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat didefinisikan permasalahan sebagai berikut : 1. Siswa kurang serius dalam menerima pembelajaran dari guru.
4 2. Kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru. 3. Kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung siswa terlihat kurang aktif 4. Kegiatan pemberian contoh media atau alat pembelajarannya belum mendukung. 5. Nilai yang diharapkan guru dari hasil evaluasi belum maksimal karena masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata. 6. Pembelajaran yang dilakukan hanya menuntut untuk menghafal tanpa mengetahui konsepnya. 1.3 Rumusan Masalah Pembelajaran pada Mata pelajaran IPA yang diikuti semua siswa yang jumlahnya 25 siswa, dalam proses Belajar Mengajar yang berlangsung di depan kelas terlihat beberapa gejala yang muncul pada siswa. Gejala gejala yang nampak pada sikap beberapa siswa lalu guru mengubah model dan alat pembelajaran yang digunakan. Yang sebelumnya menggunakan metode ceramah dengan pemberian contoh - contoh. Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalahnya adalah Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi kelas IV di SD Kanisius Cungkup Salatiga. 1.4 Tujuan penelitian Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Cungkup pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan metode pembelajaran Demonstrasi. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis serta manfaat praktis pada masyarakat luas, khususnya dibidang pendidikan:
5 a. Manfaat teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah : Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang metode pembelajaran khususnya metode pembelajaran Demonstrasi dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar Memberikan masukan tentang pengembangan pembelajaran dengan penggunaan metode pembelajaran Demonstrasi. b. Manfaat praktis Bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait adalah : Bagi kepala sekolah sebagi masukan dalam rangka memfasilitasi sekolah, mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan serta manfaat media dan alat peraga bagi guru dan siswa dalam pembelajaran. Bagi guru kelas untuk mengembangkan kemampuan mengunakan model dan media dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Bagi siswa supaya dengan adanya penggunaan model dan media pembelajaran sehinggga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi calon guru / mahasiswa praktikan guna memberikan pengalaman yang nyata dalam meneliti masalah serta dapat mengatasi masalah yang diteliti langsung di kelas. Bagi peneliti dapat memperoleh pengetahuan sekaligus keterampilan dalam melakukan penelitian tentang peningkatan proses pembelajaran secara terus menerus.