ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PT. WIRA DINAMIKA PRATAMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. MANADO PERSADA MADANI

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

JURNAL. Oleh: PUJI ASTUTIK Dibimbing oleh : 1. Dr. H. M. Anas,.S.E,.M.M,.M.Si 2. Dr. Rr. Forijati,.S.E,.M.M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN

ANALISIS EFEKTIVITAS METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA LABA PERUSAHAAN : STUDI KASUS : PT. LABBERU TAHUN

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT

TINJAUAN PADA CV. PURNAMA GEMILANG TERHADAP PENGAKUAN DAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Rajawali Perkasa melakukan usaha dagang bahan-bahan bangunan.

Transkripsi:

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PT. WIRA DINAMIKA PRATAMA Mistika Oktaviani dan Indira Shinta Dewi Program Studi Akuntansi Universitas Satya Negara Indonesia E-mail : Indiradewi20@gmail.com Abstrak PT. Wira Dinamika Pratama adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan. Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, perusahaan memerlukan berbagai faktor produksi untuk menunjang dan memperlancar aktivitas operasional yaitu aktiva tetap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perhitungan penyusutan aktiva tetap dan perlakuan akuntansi aktiva tetap pada PT. Wira Dinamika Pratama telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16 Tahun 2011 dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba. Laba operasi merupakan selisih lebih dari pendapatan atas biaya sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. Dalam penulisan penelitian ini, sifat penelitian yang digunakan adalah bersifat studi kasus. Dengan metode ini diperoleh fakta fakta mengenai kebijakan perlakuan akuntansi atas aset tetap berwujud dengan cara mengamati dan menganalisa suatu masalah objek penelitian yang terjadi pada suatu tempat penelitian terhadap kesesuaian yang ada kemudian menarik kesimpulan dari masalah yang diteliti. Setelah melakukan penelitian, penulis memperoleh hasil penelitian bahwa kebijakan perusahaan dalam perlakuan akuntansi aktiva tetap yaitu penentuan harga perolehan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap masih belum sesuai dengan PSAK No.16. Jadi perusahaan dapat lebih teliti dalam membuat kebijakan terhadap perolehan aktiva tetap, serta penyajiannya dalam laporan keuangan. Dan Kenaikan beban penyusutan pada suatu periode akuntansi disebabkan oleh adanya penambahan kuantitas aktiva tetap, adanya kegiatan perluasan atau peningkatan mutu aktiva tetap. Sebaliknya, penurunan besarnya beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dikarenakan adanya penghentian penggunaan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Kata Kunci :, Aktiva, Laba Rugi Abstract Method of depreciation is a method used to calculate depreciation of fixed assets in each period accounting. Depreciation method are analyzed in this study is the straight-line method, double declining balance method and the number of digits method. Operating profit represents the excess of revenues over expenses in connection with business activities. The amount of operating income is affected by the straight-line depreciation method will vary with the method of depreciation is affected by the other. This study intends to find out how it compares when using the method used in PT. Tempo Intimedia Tbk with other methods and its effect on corporate profits, use the formula - the formula of each - each of these methods. Based on the research we concluded that the amount of depreciation of fixed assets is computed by the straight-line method (straight line method) will vary with the amount of depreciation that is calculated with the double declining balance method (double declining balance method) and the method of the total number of years (sum of years digits method). The increase in depreciation expense in the accounting period due to the addition quantity of fixed assets, the activity of the expansion or improvement of the quality of fixed assets. Conversely, a decrease in the amount of depreciation expense in the accounting period due to the discontinuation of the use of fixed assets owned by the company. Keywords: Depreciation, Fixed Assets, Income Statement I. PENDAHULUAN Tujuan perusahaan yakni memperoleh laba yang optimal atas investasi yang ditanamkan dalam perusahaan. Dalam perusahaan perusahaan yang padat modal, aktiva tetap kadang kadang mencapai 75% dari total aktiva yang dimilikinya. Hal ini disebabkan karena aktiva yang tergolong sebagai aktiva tetap, umumnya mahal 84 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8, No.1 Juni 2015 Hal.: 84-91

harganya dan mempunyai jumlah yang sangat material dibandingkan akun lainnya. Sebagian perusahaan menginvestasikan sebagian besar modalnya dalam bentuk aktiva yang bersifat tahan lama yang digunakan untuk operasi sehari hari. Aktiva yang bersifat tahan lama ini disebut aktiva tetap. Aktiva tetap merupakan aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dan properti investasi merupakan komponen aset tidak lancar. Aset tetap merupakan komponen aset yang paling besar nilainya di dalam neraca (Laporan Posisi Keuangan) sebagian besar perusahaan (Dwi Martani, dkk (2012 : 270). Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan nilai penyusutan antara lain harga perolehan. Penentuan harga perolehan tidak hanya bergantung pada harga beli aktiva itu semata. Besarnya harga perolehan dihitung dengan menambahkan harga beli dengan semua biaya yang diperlukan dalam kegiatan aktiva tetap sampai aktiva tersebut siap digunakan perusahaan. Biaya biaya tersebut dapat berupa biaya biaya balik nama untuk pembelian gedung, biaya pengiriman dan pemasangan untuk aktiva lainnya. II LANDASAN TEORI Akuntansi Menurut Walter T. Harrison Jr (2012), akuntansi adalah suatu sistem informasi, yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi aktivitas bisnis. Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi (2012:4), akuntansi adalah Bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang terutang dalam jumlah kekayaan, utang dan modal suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Laporan keuangan Menurut Lam,Nelson dan Peter Lau (2014:22) buku 1, Laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas penyusun, yang berguna untuk investor yang ada dan investor yang ada dan investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditur lainya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya untuk entitas. Aktiva Menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012:149) adalah Aset tetap (fixed assets) adalah aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau menyediakan barang atau jasa, untuk disewakan, atau untuk keperluan administrasi, dan diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011 : 16.2) paragraf 06 adalah Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Tata Cara Aktiva Menurut Raja Adri Satriawan (2012:152 168), aktiva tetap diperoleh dengan cara pembelian tunai, pembelian angsuran, ditukar dengan surat surat berharga, ditukar dengan aktiva tetap lain, diperoleh dari hadiah atau donasi. Penghentian Pemakaian Aktiva Menurut Giri (2012:234-235) ada beberapa transaksi yang menghentikan pemakaian aktiva tetap, yaitu : 1. Transaksi penjualan aktiva tetap 2. Berakhirnya masa manfaat aktiva tetap 3. Pertukaran dengan aset lain Perlakuan Akuntansi Atas Aktiva Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2011) perlakuan akuntansi atas aktiva tetap adalah harga perolehan sebagai dasar dalam mengukur aktiva tetapnya. Perlakuannya meliputi : pengakuan aktiva tetap, pengukuran saat pengakuan dan pengukuran setelah pengakuan. Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8, No.1 Juni 2015 Hal.: 84-91 85

Pengertian penyusutan berdasarkan PSAK No.16 paragraf 6 (2011 : 16.3) yaitu adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva selama umur manfaatnya. Sedangkan menurut Dwi Martani, dkk (2012 : 313), menerangkan bahwa adalah metode pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut. Metode Aktiva Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (2011 : 16.18) paragraf 63 ada beberapa macam metode penyusutan aktiva tetap diantaranya: 1. Metode garis lurus 2. Metode saldo menurun ganda 3. Metode jumlah angka tahun Penelitian Terdahulu Etika Mela Sari, Pengaruh Penerapan Metode Aktiva tetap Terhadap Laba Rugi pada PT. Gendarin Indonesia. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, jenis penelitian yang digunakan adalah sekunder dan metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa besarnya penyusutan aktiva tetap yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus besarnya akan berbeda dengan beban penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode jumlah angka tahun, saldo menurun dan saldo menurun ganda. Kenaikan beban penyusutan pada suatu periode akuntansi disebabkan oleh adanya penambahan kualitas aktiva tetap, adanya kegiatan perluasan atau peningkatan mutu aktiva tetap. Sebaliknya, penurunan besarnya beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dikarenakan adanya penghentian penggunaan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. III.METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Dalam rangka mendapatkan data penelitian ini penulis mengadakan penelitian pada perusahaan percetakan PT. Wira Dinamika Pratama yang berpusat di Jl. Petukangan Utara No. 2 Jakarta Selatan 12260. Waktu dalam penelitian ini adalah bulan Oktober November 2014. Metode Pengumpulan Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa data historis perhitungan beban penyusutan dan laporan keuangan periode 2010 2013. Sumber Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder merupakan sumber tidak langsung yang memberikan data kepada pengumpul data. Metode Analisis Data Metode Analisis data merupakan suatu rangkaian proses penyederhanaan dan pengelompokan data data sesuai dengan alat yang digunakan. Analisis data dimaksudkan sebagai suatu cara untuk menganalisis sebab sebab timbulnya suatu permasalahan tersebut mempengaruhi perusahaan. Ada dua metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu : 1. Analisis Deskriptif Kualitatif Merupakan interpretasi kebijakan dan deskripsi pernyataan dari objek penelitian untuk kemudian dibandingkan dengan buku buku bacaan lain atau literatur literatur yang berhubungan dengan objek penelitian guna mengetahui kualitas dari objek penelitian. 2. Analisis Deskriptif Kuantitatif Merupakan data dan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan data lainnya yang berhubungan dengan jumlah jumlah yakni berupa data aktiva tetap berwujud dan laporan keuangan PT. Wira Dinamika Pratama. IV. ANALISIS Analisis Penelitian Periode periode sebelumnya PT. Wira Dinamika Pratama dalam menentukan nilai penyusutan aktiva tetap berwujudnya 86 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8, No.1 Juni 2015 Hal.: 84-91

menggunakan metode garis lurus. Penentuan harga perolehan dari aktiva tetap berwujud yang kurang tepat tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya dalam laporan keuangan. Periode perolehannya perusahaan tidak memasukkan biaya tambahan yang diperlukan aktiva sebagai harga perolehan. Hal ini mengakibatkan perhitungan penyusutan menjadi tidak tepat. Golongan, Jenis dan Masa Manfaat Aktiva PT. Wira Dinamika Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dibidang percetakan. Masa manfaat aktiva tetap berwujud pada PT. Wira Dinamika Pratama terdiri dari 4 20 tahun. Untuk lebih jelasnya dibawah ini tabel 4.1 mengenai taksiran masa manfaat aktiva tetap pada PT. Wira Dinamika Pratama : Tabel 4.1 Taksiran Masa Manfaat Aktiva No. Jenis Aktiva Umur Ekonomis Tarif 1. Tanah - - 2. Bangunan 20 tahun 5% 3. Mesin 5 tahun 20% 4. Kendaraan 8 tahun 12,5% 5. Inventaris 4 tahun 25% (Sumber : PT. Wira Dinamika Pratama) Penentuan Aktiva PT. Wira Dinamika Pratama dalam memperoleh aktiva tetap berwujudnya hanya dengan cara pembelian tunai. aktiva tetap dibebankan ke akun kas disisi kredit, sedangkan untuk sisi debitnya adalah tentu dicatat pada akun aktiva tetap. Berdasarkan data yang ada mengenai perhitungan besarnya harga perolehan aktiva tetap, perusahaan ini belum menerapkan pencatatan sebagaimana mestinya. PT. Wira Dinamika Pratama menggunakan cara FOB Shipping Point dalam kegiatan pembelian aktiva tetap pada perusahaannya. Contoh Pembelian Tunai Tahun 2008 : Perusahaan membeli aset tetap berupa mobil pick up dengan rincian biaya yang dikeluarkan sebagai berikut : Faktur Pembelian Rp. 75.350.000 Biaya Angkut Rp. 2.000.000 Biaya Pengurusan Surat Rp. 4.500.000 Perusahaan melakukan pencataan dengan jurnal : Dr.Kendaraan Rp. 75.350.000 Cr.Kas Rp. 75.350.000 Dan untuk pengeluaran kas sebesar Rp. 6.500.000 untuk biaya angkut dan kepengurusan surat, perusahaan mencatatnya dengan jurnal : Dr. Biaya lain lain Rp. 6.500.000 Cr. Kas Rp. 6.500.000 Pada pencatatan jurnal pembelian kendaraan, perusahaan hanya mengakui jumlah kas yang dibayarkan sebesar Rp. 75.350.000 sebagai harga perolehan aktiva tersebut. Sedangkan biaya pengurusan angkut dan kepengurusan surat dibebankan ke perkiraan biaya lain lain. Hal ini jelas bertentangan dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Perusahaan seharusnya membukukan seluruh pengeluaran pengeluaran yang terjadi (seperti : Biaya Pengurusan Surat dll) kedalam harga perolehan aktiva tetap tersebut. Karena penentuan harga perolehan aset tetap meliputi harga faktur dan seluruh pengeluaran-pengeluaran yang terjadi dalam rangka perolehan aset tetap tersebut sehingga aset tetap tersebut siap untuk digunakan atau dioperasikan. Penentuan harga perolehan yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan tidak mencerminkan secara wajar nilai dari aset yang dimiliki perusahaan. Dengan tidak dikapitalisasinya pengeluaran pengeluaran yang terjadi dalam rangka perolehan aktiva tetap, akan mengakibatkan nilai aktiva kendaraan yang disajikan dalam laporan posisi keuangan lebih rendah sebesar Rp. 6.500.000 dan biaya operasional yang disajikan dalam laporan laba/rugi akan tampak lebih besar, akibatnya laba pada tahun berjalan akan menjadi lebih kecil dari yang semestinya. Jurnal seharusnya adalah : Dr. Kendaraan Rp. 81.850.000 Cr. Kas Rp. 81.850.000 Pengeluaran Setelah Akiva Setelah aktiva tersebut diperoleh dan siap untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, maka akan timbul biaya biaya untuk memelihara aset tersebut agar dapat beroperasi dengan baik dan bahkan bisa menambah manfaat Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8, No.1 Juni 2015 Hal.: 84-91 87

aset tersebut. Perusahaan menggolongkan pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap kedalam kategori yaitu : = Rp. 125.000.000 x 20% Rp. 25.000.000 = Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran rutin yang dikeluarkan perusahaan untuk merawat dan menjaga aktiva tetapnya untuk dapat tetap dalam keadaan siap pakai. Misalnya, pengeluaran untuk ganti oli kendaraan dinas dan sejenisnya. Pengeluaran tersebut dibebankan ke dalam akun beban tahun berjalan. Perusahaan melakukan servis kendaraan yang rutin dilakukan setiap bulannya sebesar Rp. 400.000 dengan jurnal : Biaya Pemeliharan Aset Rp. 400.000 Kas Rp. 400.000 Servis mesin yang rutin dilakukan per 6 bulan sekali untuk satu mesin dikenakan biaya Rp. 1.500.000 dengan jurnal : Biaya Pemeliharan Mesin Rp. 1.500.000 Kas Rp. 1.500.000 Pada pencatatan jurnal diatas, perusahaan mencatat pengeluaran tersebut sudah sesuai dengan PSAK No.16. Karena pengeluaran tersebut termasuk kedalam salah satu pengeluaran rutin yang sering dilakukan dalam rangka memelihara aset tetap untuk dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Aktiva Metode penyusutan yang diterapkan perusahaan untuk semua aktiva tetapnya adalah metode garis lurus. Perusahaan menyusutkan aktiva tetapnya setiap bulan dimulai dari bulan perolehan aktiva tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan penyusutan kendaraan pada bulan desember dengan jurnal : 2010 : x Tarif = Rp. 1.453.850.500 x 20% = Rp. 290.770.100 Karena metode garis lurus biaya penyusutan relatif konstan, penyusutan pada tahun 2011 adalah biaya penyusutan tahun 2010 + biaya penyusutan penambahan aktiva tetap Rp. 290.770.100 + Rp. 25.000.000 = Rp. 315.770.100 Pencatatannya : Dr. Peny. MesinRp. 315.770.100 Cr. Akum.Peny.Mesin Rp. 315.770.100 Pada Jurnal diatas perusahaan melakukan penyusutan berdasarkan masing masing kelompok aktiva tetap. Jadi akumulasi penyusutan suatu aktiva tetap terdiri dari beberapa akumulasi penyusutan aktiva yang berada pada kelompok aktiva yang sama. Jadi pencatatan penyusutan yang telah dilakukan oleh perusahaan tentang aktiva tetap telah sesuai dengan standar PSAK No.16 (2011). Perbandingan Akibat adanya kesalahan dalam penentuan harga perolehan maka biaya penyusutan yang dibebankan pada setiap periode akuntansi untuk masing masing jenis aktiva tetap akan menjadi lebih rendah dari penyusutan yang seharusnya dicatat oleh perusahaan. Perbandingan biaya penyusutan menurut PT.Wira Dinamika Pratama dan menurut analisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Perbandingan Tahun 2010 menurut PT. Wira Dinamika Pratama dan No. Jenis Aktiva PT. Wira Dinamika Pratama Selisih 1. Bangunan 207.550.000 10.377.500 210.550.000 10.527.500 150.000 Dr. Mesi Rp. 290.770.100 Cr. Akum.Peny.Mesin Rp. 290.770.100 Untuk tahun 2011 ada penambahan mesin sejumlah Rp. 125.000.000, maka perhitungan penyusutannya adalah : Penambahan mesin tahun 2011: 2. Mesin 1.433.350.500 286.670.1001.453.850.500290.770.100 4.100.000 3. Kendaraan 4. Inventaris 290.000.000 36.250.000 300.000.000 37.500.000 1.250.000 40.585.000 10.146.250 41.283.000 10.320.750 174.500 Jumlah 1.971.485.500 343.443.8502.005.683.500349.118.350 5.674.500 (Sumber : Data Diolah) 88 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8, No.1 Juni 2015 Hal.: 84-91

Tabel 4.3 Perbandingan Tahun 2011 PT. Wira Dinamika Pratama dan No. Jenis Aktiva PT. Wira Dinamika Pratama Selisih 1. Bangunan 327.800.000 16.390.000 330.800.000 16.540.000 150.000 2. Mesin 1.557.050.500 311.410.100 1.578.850.500 315.770.100 4.360.000 3. Kendaraan 4. Inventaris 365.000.000 45.625.000 380.500.000 47.562.500 40.585.000 10.146.250 41.283.000 10.320.750 1.937.500 174.500 Jumlah 2.290.435.500 383.571.350 2.331.433.500 390.193.350 6.622.000 (Sumber : Data Diolah) Tabel 4.4 Perbandingan Tahun 2012 menurut PT. Wira Dinamika Pratama dan Hasil Analisis No. (Sumber : Data Diolah) Tabel 4.5 Perbandingan Tahun 2013 menurut PT. Wira Dinamika Pratama dan Hasil Analisis No Jenis Aktiva Jenis Aktiva PT. Wira Dinamika Pratama Selisih Penyusuta n 1. Bangunan 597.000.000 29.850.000 600.000.000 30.000.000 150.000 2. Mesin 1.879.750.500 375.950.100 1.903.850.500 380.770.100 4.820.000 3. Kendaraan 4. Inventaris PT. Wira Dinamika Pratama 549.000.000 68.625.000 565.500.000 70.687.500 55.778.350 13.944.588 56.283.000 14.070.750 2.062.500 126.162 Jumlah 3.081.528.850 488.369.688 3.125.633.500 495.528.350 7.158.662 (Sumber : Data Diolah) Akibat dari adanya selisih selisih diatas, maka akan berpengaruh pada perhitungan laporan keuangan yaitu pada laporan laba rugi pada masing Selisih 1. Bangunan 522.500.000 26.125.000 525.500.000 26.275.000 150.000 2. Mesin 2.154.750.500 430.950.100 2.178.850.500 435.770.100 4.820.000 3. Kendaraan 4. Inventaris 365.000.000 45.625.000 380.500.000 47.562.500 55.778.350 13.944.588 56.283.000 14.070.750 1.937.500 126.162 Jumlah 3.098.028.850 516.644.688 3.141.133.500 523.678.350 7.033.662 masing tahun. Hal ini karena seluruh aktiva tetap berwujud menggunakan metode garis lurus dan aktiva yang dibeli pada PT. Wira Dinamika Pratama harga perolehannya hanya dicatat sebesar harga beli sedangkan biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tidak dikapitalisasi kedalam harga perolehan tetapi langsung dimasukkan sebagai biaya pada periode bersangkutan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kurang tepatnya perusahaan dalam memperhitungkan beban penyusutan yang mengakibatkan laporan laba rugi tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Dari perhitungan perhitungan diatas, dapat diketahui selisih laba rugi antara perusahaan dan hasil analisis pada masing masing tahun. Tahun Tabel 4.6 PT. Wira Dinamika Pratama Rekapitulasi Laporan Laba Rugi Menurut Perusahaan Menurut Hasil Analisis Selisih 2010 358.219.162 386.744.662 28.525.500 2011 317.519.149 351.897.149 34.378.000 2012 210.052.012 246.518.350 36.466.338 2013 220.730.312 258.071.650 37.341.338 Total 1.106.520.635 1.243.231.811 136.711.176 ( Sumber : Hasil pengolahan data) Penghentian Aktiva melalui Penjualan Perusahaan dalam melakukan penghentian aktiva tetap baik melalui penjualan aktiva tetap maupun pemberhentian karena sudah tidak ada masa manfaatnya lagi dan selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut kemudian diakumulasikan kedalam laporan keuangan perusahaan. Sebagai contoh, pada bulan Maret 2013 perusahaan menjual jenis aktivanya berupa mesin produksi seharga Rp. 129.600.000 dahulunya dibeli seharga Rp.274.000.000, dengan sisa masa manfaat 2 tahun dan sisa nilai buku sebesar Rp. 109.600.000. Perusahaan mencatatnya sebagai berikut : Dr. Kas Rp. 129.600.000 Dr. Akum.Peny. Rp. 164.400.000 Cr. Aktiva Mesin Rp. 274.000.000 Cr. Laba Penj. Akv. Rp. 20.000.000 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8, No.1 Juni 2015 Hal.: 84-91 89

Analisis Perbandingan Metode Aktiva dan Pengaruhnya Terhadap Laba Rugi Perusahaan Perhitungan penyusutan aktiva tetap berwujud berpengaruh terhadap laba perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap berwujud sebagai dasar perhitungan penyusutan yang diterapkan perusahaan dengan hasil analisis yang telah dilakukan. Laba yang didapatkan perusahaan selain dari operasional juga didapat dari penjualan aktiva tetap berwujud yang dalam perhitungan penyusutannya aktiva tetap tidak memiliki nilai sisa (residu) atau memiliki nilai nol. Berikut ini grafik perbandingan penyusutan dan laba bersih yang dihasilkan perusahaan dan hasil analisis : Gambar 4.1 Grafik Perbandingan dan Laba Bersih Menurut Perusahaan dan (Sumber : data diolah) Dari data diatas, dapat disimpulkan laba perusahaan dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan, namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan karena menurunnya beban penyusutan yang juga disebabkan karena adanya penambahan dari penjualan aktiva tetap. Dan perbedaan besarnya laba antara perusahaan dengan hasil analisis disebabkan karena perusahaan tidak memasukkan biaya untuk memperoleh aktiva tetap ke dalam harga perolehan tetapi dimasukkan ke dalam biaya berjalan yaitu beban lain lain yang menyebabkan total beban variabel menjadi lebih besar sehingga penanding untuk laba kotor menjadi lebih besar yang menyebabkan laba bersih perhitungan perusahaan lebih kecil dari pada yang diperoleh dari hasil analisis. Kesimpulan PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Laba perusahaan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan, namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan, yaitu sebagai berikut : Thn Laba Bersih 2010 Rp. 349.118.350 Rp. 352.544.662 2011 Rp. 390.193.350 Rp. 310.897.149 2012 Rp. 523.678.350 Rp. 203.018.350 2013 Rp. 495.528.350 Rp. 213.571.650 2. Penurunan laba pada tahun 2011 dan 2012 disebabkan karena meningkatnya jumlah beban penyusutan yang disebabkan akibat penambahan aktiva tetap. Sedangkan pada tahun 2013 laba yang dihasilkan meningkat karena menurunnya beban penyusutan akibat penghapusan aktiva tetap dan adanya penambahan dari penjualan aktiva tetap perusahaan. 3. Perlakuan aktiva tetap pada PT. Wira Dinamika Pratama masih belum sesuai dengan PSAK No. 16 (revisi 2011) yaitu pada pencatatan perolehan aktiva tetap serta penyajian terhadap laba rugi. Sedangkan untuk metode penyusutan yang digunakan, pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap dan penghentian aktiva tetap sudah sesuai dengan PSAK No. 16 (revisi 2011). Saran Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT. Wira Dinamika Pratama, maka penulis mengemukakan saran : 1. Mengenai prosedur dalam pengelolaan aktiva tetap harus lebih rinci dan rapih. 2. Perusahaan seharusnya lebih teliti dan memperhatikan dalam menentukan kebijakan mengenai perlakuan aktiva tetap terutama dalam menentukan harga perolehan. 3. Perusahaan diharapkan tetap meninjau setiap nama akun yang ada pada neraca terutama yang berhubungan dengan aktiva tetap dan diharapkan metode penyusutan yang digunakan untuk aktiva tetap direview minimum setiap akhir tahun buku. 4. Sebaiknya Perusahaan harus lebih teliti dalam menerapkan ketentuan perhitungan bagi laporan keuangannya terutama dalam hal penyusutan aktiva tetap karena hal tersebut mempengaruhi besar kecilnya nilai laba bagi perusahaan yang tentunya berpengaruh terhadap investor dan pihak lainnya. 90 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8, No.1 Juni 2015 Hal.: 84-91

DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No. 16 (Revisi 2011). Standar Akuntansi Keuangan. Dwi Martani, dkk. 2012. Akuntansi Menengah Berbasis PSAK. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri. 2014. Teori Akuntansi. Jilid 1, Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir.2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Raja Adri Satriawan Surya. 2012. Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 2 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat. Warren, dkk. 2005. Pengantar Akuntansi. Edisi Dua Puluh Satu: Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. Wibowo dan Abu Bakar. 2002. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Bumi Aksara. Giri.2012. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta : Salemba Embat. Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No 48. 2009 Standar Akuntansi Keuangan. Lam dan Lau. 2012. Akuntansi Keuangan Perspektif IFRS. Edisi 2 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8, No.1 Juni 2015 Hal.: 84-91 91