Pengaruh Relaksasi Pernafasan Terhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2015 Niasty Lasmy Zaen,SST Queen Nur Dwi Ola Dina Wahyuni ABSTRAK Relaksasi Pernafasan dalam proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis (SSO) dalam keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan (Rosemary M, 2003).. Dengan relaksasi dan pernapasan yang terkontrol dapat meningkatkan kemampuan responden mengatasi kecemasan dan meningkatkan rasa mampu mengendalikan yang menimbulkan stres dan nyeri. Stres melaporkan bahwa 34 % ibu menggunakan metode relaksasi di karenakan para ibu merasakan nyaman dlam proses persalinan khusunya pada kala I. Tujuan Penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I di Di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2014. Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah quasy-eksperimen yang bersifat the static group comparison. Populasi dalam penelitian ini sebanyak orang ibu bersalin. Sebagai sampel dalam beberapa intervensi 22 orang ibu bersalin dan 22 orang ibu bersalin sebagai kelompok kontrol dengan pengambilan sampel tehnik Total Sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji t- dependen. Hasil penelitian diperoleh Intensitas nyeri pada responden kelompok intervensi mayoritas mengalami tingkat nyeri ringan sebanyak 19 orang (43,2%) dan pada kelompok kontrol mayoritas mengalami tingkat nyeri berat sebnayak 15 orang (34,1%). Hasil rata-rata dilakukan relaksasi pernafasan sebesar 1,86 dan hasil yag tidak dilakukan relaksai pernafasan rata-rata sebesar 4,05. Hasil uji t- dependen intensitas nyeri yang dilakukan dan tidak dilakukan relaksasi pernafasan diperoleh nilai t hitung = 15,179 dengan nilai signifikasi 0,000 (p<0,05). Terdapat pengaruh relaksasi Pernafasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 Sehingga disarankan supaya bidan menerapkan metode relaksasi sebagai intervensi mengurangi nyeri dalam asuhan ibu bersalin normal. Kata Kunci : Relaksasi Pernafasan, Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Daftar Pustaka : 11 Pustaka (2000 2012), 7 Internet (2007 2011)
PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan adalah saat yang sangat dinantinantikan ibu hamil untuk dapat merasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Tetapi persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri (Prawirohardjo, 2002; 87). Penatalaksanaan kebidanan terhadap nyeri persalinan digali dengan menggunakan sampel sebanyak 4171 pasien yang mengalami kelahiran di rumah sakit yang ditolong oleh perawat-bidan pada sembilan rumah sakit di Amerika Serikat tahun 1996. Kirakira 90% dari wanita yang bersalin yang dipilih menggunakan beberapa tipe penatalaksanaan nyeri untuk persalinan. Banyak memilih melalui susunan metode nonfarmakologis dengan atau tanpa farmakologis. Sesuai harapan, metode nonfarmakologis adalah pilihan yang disukai (Patree, Walsh. 2007). Berdasarkan pendapat Steer dikutip dari (Mander, 2003). Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri nonfarmakologi yang paling sering digunakan di Inggris. Steer melaporkan bahwa 34 % ibu menggunakan metode relaksasi (Puput, 2011.http://ricayankpyarma.blogspot. com). Relaksasi merupakan proses mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari segala beban fisik dan kejiwaan, sehingga ibu menjadi lebih tenang. Di samping itu, relaksasi juga membuat sirkulasi darah rahim, plasenta, dan janin menjadi lancar sehingga kebutuhan oksigen dan makanan si kecil terpenuhi. Sirkulasi darah yang lancar juga akan membuat otot-otot yang berhubungan dengan kandungan dan janin seperti otot panggul, punggung dan perut, menjadi lemas dan kedur. Sedang ketika persalinan, relaksasi membuat proses kontraksi berlangusung aman, alami, dan lancar. Di samping menjadi rileks, pengetahuan tentang cara bernapas yang baik juga dapat mengatasi beberapa kesulitan bernapas yang biasa dialami ibu hamil ( Indriati, 2009). Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca-persalinan. Ada pun relaksasi bernapas selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem sarap simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi
peningkatan suplai darah, menguragi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradapatasi dengan nyeri selama proses persalinan ( Mander, 2003). Relaksasi telah terbukti meningkatkan kemampuan individu untuk menoleransi nyeri. Relaksasi dan pernapasan yang terkontrol dapat meningkatkan kemampuan mereka mengatasi kecemasan dan meningkatkan rasa mampu mengendalikan yang menimbulkan stres dan nyeri (Schott., Priest. 2008). Rasa nyeri saat persalinan bisa menyebabkan tekanan darah meningkat, denyut jantung janin meningkat, dan konsentrasi si calon ibu selama persalinan menjadi terganggu, apalagi jika si ibu tidak dapat menahan rasa sakit. Semua itu tentu bisa berefek buruk terhadap kelancaran persalinan (Maulana, 2007; 125). Tindakan untuk mengatasi nyeri dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu tindakan pengobatan (farmakologis) dan tindakan nonfarmakologis (tanpa pengobatan). Menurut stimulasi yang diberikan, nyeri dapat dikelompokkan dalam stimulasi tingkat tinggi (pada otak) dan stimulasi tingkat rendah (pada spinotalamikus). Stimulasi pada otak adalah tindakan yang memungkinkan otak bekerja untuk mengurangi nyeri, sedangkan stimulasi tingkat spinotalamikus adalah pemberian suatu rangsangan pada tubuh untuk memengaruhi sensasi nyeri sebelum sampai di otak. Tindakan rangsangan pada tingkat spinotalamikus sesuai dengan teori gerbang kendali nyeri (Tamsuri, 2006; 44). Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode nonfarmakologi lebih murah, simple, efektif dan tanpa efek yang merugikan (Maulana, 2007; 126). Meski bersifat alami, banyak calon ibu takut terhadap nyeri persalinan sehingga mulai mempertimbangkan penggunaan teknologi pereda nyeri secara medis atau farmakologi, seperti ILA (Intra Thecal Labor Analgesia), anastesi epidural, atau operasi caesar. Selain menggunakan teknologi pereda nyeri, rasa sakit persalinan sebenarnya dapat dikurangi oleh faktor-faktor internal yang bisa mempengaruhi rasa nyeri persalinan (Maulana, 2007; 121). Relaksasi dapat dilakukan dengan berbagai teknik, salah satunya yaitu teknik Relaksasi Massage pijat sentuhan ringan atau Endorphin Massage suatu teknik yang dikembangkan oleh Constance Palinsky dari Michigan yang meneliti mengenai manajemen nyeri dan pengeluaran endorphin. Hormon endorphin berfungsi untuk menimbulkan sensasi rileks dan menyenangkan, dari hasil penelitian hormon endorphin mempunyai efek 200 kali lebih kuat dari morfin. Dengan metode relaksasi ini ibu akan
rileks, mendapat ketenangan jiwa dan mempunyai sugesti positif tentang persalinan sehingga proses persalinan berjalan mudah dan tanpa komplikasi hal ini juga memberikan dampak pada masa setelah bersalin. (Asih, 2007, http://lely-nursinginfo.blogspot.co.id). Penulis melakukan wawancara kepada 15 orang ibu yang pernah melakukan proses persalinan yang mana diantaranya 10 orang menggatakan proses persalinan pertama tingkat nyerinya sangatberat dari pada persalinan kedua, 5 orang lagi mengatakan proses persalinan pertama dan kedua tingkat nyerinya sangat berat. Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan penulis pada ibu bersalin kala I, penulis mengamati dan memantau pada 3 ibu inpartu dalam proses persalinan di Klinik Bersalin Niar, yang mana 3 ibu yang bersalin tersebut pada fase laten pembukaan 2 cm selama 10 menit ibu tidak diberikan terapi relaksasi pernafasan dan sedangkan pada fase aktif pembukaan 5 cm selama 10 menit ibu di berikan terapi relaksasi pernafasan orang, maka dapat di lihat dari ekspresi wajah pada fase laten ibu merasakan ketidak nyamanan pada fase laten tersebut dan ketika pada fase aktif dapat di lihat ibu lebih nyama dan dapat mengontrol emosi pada fase aktif tersebut sampai terjadi proses lahir bayi. Berdasarkan pada latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian terhadap Pengaruh Relaksasi PernafasanTerhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013. 1.2 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu : - Rasa nyeri persalinan bisa berefek buruk terhadap kelancaran persalinan - Banyak calon ibu takut terhadap nyeri persalinan khususnya ibu primigravida - Salah satu metode untuk mengurangi rasa nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I adalah Relaksasi Pernafasan - Metode nonfarmakologi dapat meningkatkan kenyamanan persalinan 1.3 Pembatasan masalah Dalam penelitian ini masalah yang diteliti perlu dibatasi agar tidak meluas pembahasannya. Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penelitian ini, maka penulis hanya membatasi masalah mengenai salah satu metode untuk mengurangi rasa nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I adalah Relaksasi Pernfasan. 1.4 Rumusan masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah tersebut diatas, maka permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I di Di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013
1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan umum Mengetahui pengaruh relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I di Di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013. 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasi ibu post partum yang dilakukan relaksasi pernafasan di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 2. Untuk mengidentifikasi Tingkat nyeri pada Persalinan Kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 3. Untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan. Pemilihan lokasi ini dikarenakan adanya masalah, lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal penulis, belum pernah ada orang yang meneliti pengaruh relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I, populasi dan sampel mencukupi dan adanya referensi. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 25 Juni - 4 Juli 2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I. 3.2. Jenis dan Desain Penelitian 3.2.1. Jenis Penelitian Berdasarkan jenisnya penelitian ini bersifat Berdasarkan jenisnya penelitian ini bersifat Quasi Eksperimental. Metode ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek, dimana kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pengaruh Relaksasi Pernafasan Terhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013. 3.2.2. Desain Penelitian Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kemungkinan kesulitan yang timbul selama penelitian (Arikunto, 2006: 35). Penelitin ini menggunakan desain the static group comparison yaitu desain yang dirancang untuk meneliti pengaruh dari sebuah uji coba terhadap sekelompok obyek penelitian dengan membandingkannya pada kelompok kontrol (Suyanto dan Salamah, 2009: 37). Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu 1 variabel bebas (Variabel 3.3 Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Agar variabel penelitian dapat diukur maka perlu dibuat defenisi operasional sebagai berikut: Tabel 2 Definisi Operasional Variabel penelitian Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Variabel Indenpenden Relaksasipernafa san Variabel Dependen Nyeri Persalinan Merupakan proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis (SSO) dalam keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi demgam nyeri selama proses persalinan (Rosemary M, 2003). Rasa nyeri pada persalinan merupakan manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim Lembar observasi Lembar observasi Cara Pengukuran Dilakukan Relaksasi dari masa kala 1 Mengguna kan skala Bourbonas Hasil ukur Kontraksi - Lemah = <20 detik - Sedang = 20-40 detik - Kuat = >40 detik 0 : tidak nyeri 1-3 : nyeri ringan 4-6 : nyeri sedang 7-9 : nyeri berat 10 : nyeri sangat berat Skala Ukur Ordinal Ordinal HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun
2013. Waktu penelitian dilaksanakan pada Tanggal 25 Juni sampai 4 Juli, dengan jumlah sampel sebanyak 44 responden dengan rincian yaitu 22 responden sebagai kelompok intervensi dan 22 responden sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan desain The Static Group Comparison untuk mengetahui pengaruh relaksasi pernafasan pada intensitas nyeri pada persalinan di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013. 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti yakni data demografi ibu bersalin meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, suku budaya dan mencari mean dan standar deviasi Intensitas nyeri pada persalinan kala I. 4.1.1.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Paritas Penggaruh Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 41 45 N o Um ur Freku ensi Presenta se(%) 1 20-24 51,1 30 2 31-15 31,9 40 3 >40 5 10,6 Jumlah 44 100 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden berusia 20-30 tahun sebanyak 24 orang (51,1%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 N o Pendi dikan Frek uensi Present ase(%) 1 SMP 9 19,1 2 SMA 32 68,1 3 S-1 3 6,4 Jumlah 44 100 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 32 orang (68,1%). Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013
N o Peker jaan Frek uensi Present ase(%) 1 IRT 27 61,4 2 Wiras 14 31,8 wasta 3 PNS 3 6,4 Jumlah 44 100 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebgaian besar responden bekerja IRT sebanyak 27 orang (61,4%).. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Responden di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 N o Paritas Frek uensi Present ase(%) 1 Primigr 20 42,6 avida 2 Skundi 17 36,2 gravida 3 Multigr avida 7 14,9 Jumlah 44 100 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden paritas primigravid sebnayak 20 orang (42,6%). Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Suku Budaya Responden di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 N o Suku Buda ya Frek uensi Present ase(%) 1 Mand 12 25,5 ailing 2 Karo 11 23,4 3 Jawa 11 23,4 4 Padan 3 6,8 g 5 Melay u 7 14,9 Jumlah 44 100 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden suku budaya Mandailing sebnayak 12 orang (25,5%). 4.1.2. Analisis Bivariat Hasil tabulasi silang sesudah dilakukan relaksasi pada proses persalinan pada kala I terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu bersalin di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8 Tabel Silang Relaksasi Pernafasan Responden Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Relaksasi Pernafasa n Tingkat Nyeri Persalinan N N Ny ye y eri Tida ri e ber k ri r at nyeri n i ga s N ye ri sa n ga Tot al
Dilakukan Tidak dilakukan n e d a n g t be ra t F F F F F F 1 - - - 3 22 9 - - Total 3 1 9 3 15 4 22 3 15 4 44 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah reponden yang dilakukan Relaksasi pernafasan sebanyak 22 orang (50%) dan yang tidak dilakukan relaksasi pernafasan sebanyak 22 orang (50%). Secara keseluruhan dari 44 responden, mayoritas mengalami nyeri ringan sebanyak 19 orang (43,2%). Dari 22 responden yang dilakukan reiaksasi pernafasan (kelompok intervensi) mayoritas mengalami nyeri ringan yaitu sebanyak 19 orang (43,2%) dan 22 responden yang tidak dilakukan relaksasi pernafasan (kelompok kontrol) mayoritas mengalami nyeri berat sebanyak 15 orang (34,1%). Analisis data tentang Pengaruh Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri pada Persalinan Kala I menggunakan uji paired sample test dengan membandingkan tingkat rasa nyeri antara sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi. Hasil pengujian data dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9 Perbedaan Perbedaan Relaksasi Pernafasan Respondenyang dilakukan dengan yang tidak dlakukan Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 Relaksasi Pernafasan Dilakukan Tidak dilakukan Ratarata 1,86 Sta nda r dev iasi,35 4,05,57 5 Perb edaa n ratarata 1 2,18 2 t hitun g 15, 176 Berdasarkan hasil pengujian di atas terdapat nilai rata-rata relaksasi pada ibu pospartum yang dilakukan relaksasi pernafasan sebesar 1,86 dan standar deviasi,351. Sedangkan nilai rata-rata relaksasi pernafasan pada ibu bersalin yang tidak dilakukan relaksasi pernafasan sebesar,575. Besar perbedaan rataratanya adalah 2,182. Hasil pengujian terlihat bahwa responden terjadi perubahan (penurunan) tingkat nyeri yang sangat berarti sesudah dilakukan relaksasi pernafasan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh t hitung = 15,176 dengan nilai signifikasi 0,00 yang mana nilai ini <0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa relaksasi berpeluang 15 kali lebih besar dalam mempengaruhi penggurangan nyeri pada proses persalinan kala I. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan relaksasi pernafasan. Dengan adanya perbedaan berarti terdapat pengaruh relaksasi pernafasan terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I di Klinik Sig 0,00 0
Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013. Besar pengaruh yang diberikan oleh metode relaksasi pernafasan terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I sebesar 15, dan selebihnya dipengaruhi oleh metode pengurangan rasa nyeri yang lain, seperti metode massage, metoda hemopathy, metode hypnosis, terapi bola-bola persalinan, persalinan dalam air (Waterbirth), Yoga, kompres dingin atau panas dan mandi siram atau pancuran. 4.1. Pembahasan Dalam pembahasan ini, peneliti mencoba menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah ada Pengaruh Relaksasi Pernafasan Terhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Di Iklinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013. 1.1.1 Identifikasi ibu Bersalin yang dilakukan relaksasi pernafasan di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 44 responden sebanyak 22 orang yang dilakukan relaksasi pernafsn (50 %) dan 22 orang lagi tidak dilakukan relaksasi pernafasan (50%). Dalam penelitian ini, peneliti membagi responden menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi (kelompok yang dilakukan relaksasi pernafasan) dan kelompok kontrol (kelompok yang tidak dilakukan relaksasi pernafasan) agar dapat melihat dengan jelas bagaimana pengaruh relaksasi pernafasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I. Sebagian besar ibu bersalin bersedia untuk dilakukan relaksasi pernafasan karena mereka merasa ingin menambah wawasan dalam proses kenyamanan dalam persalinan. Pengetahuan mereka tentang relaksasi pernafasan diperoleh dari pendidikan kesehatan yang diberikan oleh peneliti sebelum dilakukannya relaksasi pernafasan. Dengan latar belakang pendidikan responden yang mayoritas adalah SMA membuat para responden mau menerima pendidikan kesehatan yang diberikan. Dengan demikian para ibu postpartum pun bersedia untuk dilakukan relaksasi pernafasan. Selain itu, mayoritas pekerjaan ibu adalah IRT. Walaupun demikian, tidak membuat mereka menolak untuk dilakukan relaksasi pernafasan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh mubarak (2011), bahwa dengan semakin tingginya pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimiliki akan semakin banyak. Menurut Melzack s (2007) yang menyampaikan tentang nyeri adalah teori endorphin. Endorphin adalah suatu bahan alami yang dihasilkan oleh tubuh saat mengalami nyeri. Tugasnya adalah untuk menghambat perjalanan sensasi nyeri dari bagian tubuh yang mengalami taruma menuju otak. Jika tubuh gagal melepaskan endorphin makan akan menghantarkan terjadinya nyeri. Selama persalinan kala satu, nyeri terutama dialami karena rangsangan nosiseptor dalam
adneksa, uterus, dan ligamen pelvis. Banyak penelitian yang mendukung bahwa nyeri persalinan kala I adalah akibat dilatasi serviks dan segmen uterus bawah, dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan ligamen yang menyokong struktur ini. Peregangan otot polos telah ditunjukkan menjadi rangsang pada nyeri viseral. Intensitas nyeri yang dialami pada kontraksi dikaitkan dengan derajat dan kecepatan dilatasi serviks dan segmen uterus bawah. Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan intrauterin yang menambah dilatasi struktur tersebut. Pada awal persalinan, terdapat pembentukan tekanan perlahan, dan nyeri dirasakan kirakira 20 detik setelah mulainya kontraksi uterus. Pada persalinan selanjutnya, terdapat pembentukan tekanan lebih cepat yang mengakibatkan waktu kelambatan minimal sebelum adanya persepsi nyeri. Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan, mereka mengalami nyeri serupa dengan yang dirasakan selama kontraksi uterus. Rangsangan persalinan kala I ditransmisikan dari serat eferen melalui pleksus hipogastrik superior, inferior, dan tengah, rantai simpatik torakal bawah, dan lumbal, keganglia akar saraf posterior pada T10 sampai L1. Nyeri dapat disebarkan dari area pelvis ke umbilikus, paha atas, dan area midsakral. Pada penurunan janin, biasanya pada kala II, rangsangan ditransmisikan melalui saraf pudendal melalui pleksus sakral ke ganglia akar saraf posterior pada S2 sampai S4 (Simkin, 2007, hal 147).Rasa nyeri saat persalinan bisa menyebabkan tekanan darah meningkat, denyut jantung janin meningkat, dan konsentrasi si calon ibu selama persalinan menjadi terganggu, apalagi jika si ibu tidak dapat menahan rasa sakit. Semua itu tentu bisa berefek buruk terhadap kelancaran persalinan (Maulana, 2007, hal 125). Nyeri selama persalinan adalah satu hal yang membuat wanita merasa cemas. Banyak wanita menganggap bahwa nyeri merupakan bagian besar dari proses kelahiran. Nyeri saat persalinan merupakan proses yang fisiologis meskipun pada tipe nyeri yang lain selalu disebabkan oleh suatu kecelakaan atau penyakit (Kinney, 2002, hal 45). 4.1.2 Identifikasi Tingkat nyeri pada Persalinan Kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 22 responden yang dilakukan relaksasi pernafasan (kelompok intervensi) mayoritas mengalami tingakat nyeri ringan yaitu sebanyak 19 orang (43,2 %). Kemudian, dari 22 responden yang tidak dilakukan relaksasi pernafasan (kelompok kontrol) mayoritas mengalami nyeri berat sebanyak 15 orang (34,1%). Menurut Christine Northrup, M.D, proses persalinan adalah sebuah proses alami yang mampu mengubah hidup seorang wanita. Saat wanita bersalin dengan penuh dukungan dari orang-orang
terdekatnya, ia akan mendapatkan kekuatan dan pengalaman yang luar biasa. Motode relaksasi (prenatal relaxation) merupakan salah satu teknik swasugesti dalam menghadapin dan menajalani kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga para ibu hamil mampu melalui masa kehamian dan persalinannya dengan cara alami, lancar dan nyaman (tanpa rasa sakit)(wenny artanty nisman;2011;30). Dalam metode relaksasi (prenatal relaxation) ini konsep kelahiran yang mudah, aman, dan nyaman dapat terjadi dengan cara pasien dituntun untuk menyadari kekuatan pikiran bawah sadar karena hukum pertama dari pikiran bawah sadar adalah Apa pun yang Bunda pikirkan, tubuh Bunda dapat menciptakannya dan memberikan kepada Bunda sesuai dengan apapun yang Bunda pikirkan. Dalam persalinan, rasa nyeri dapat terabaikan dengan cara relaksasi dan visualisasi karena pada dasarnya manusia biasa memusatkan perhatian pada satu hal saja pada suatu waktu. Saat kita memusatkan perhatian pada satu objek atau sensasi, perasaan lain akan disampingkan. Seperti pernyataan sebelumnya bahwa pikiran mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tubuh kita, demikian pula halnya dalam persalinan. Maka ketika pikiran dalam keadaan secara alami, nyaman, dan lancar maka yang akan dialami pun seperti yang diyakini. Selama persalinan tubuh hanya kan meraskan tarikan atau tekanan atau tekanan dari gerakan rahim saat menjalankan tugasnya membuka leher rahim dan mengeluarkan bayi secara alami, namun pasien merasakan nyaman dan dengan kesadaran bahwa pasien benar-benar mampu memegang kendali atas tubuhnya. Oleh karena itu dengan melakukan relaksasi dan visualisasi maka rasa nyeri dalam persalinan dapat diminimalkan(indah iranti dan Nina herlina;2010;138). Ibu bersalin perlu dilakukan metode relaksasi untuk mengatasi rasa nyeri karena diketahui mayoritas responden mengalami intensitas nyeri ringan sampai sangat sedang dan berat pada skala 1-7. Diharapkan petugas kesehatan memberikan penanganan rasa nyeri pada setiap pasien yang akan bersalin agar intensitas rasa nyeri berkurang dan ibu merasa rileks, nyaman dan tenang. Bedasarkan dari tabel data demografi responden terdapat umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas, apabila karakteristik responden tersebut dihubungkan dengan tingkat nyeri persalinan pada dilakukan relaksai pernafasan sebnayak 19 orang (43,2%) sedangkan pada responden yang tidak dilakukan relaksai pernafasan sebanyak 15 orang (34,1%), maka dapat dilihat mayoritas 20 orang (45,4%) paritas primigravida responden merasakan tingkat nyeri pada persalinan kala I. sedangkan responden multipara cendrung mengalami tingkat nyeri ringan 4 orang (66,7%) dan 2 orang (33.3%) mengalami tingkat nyeri berat.
Hal ini disebabkan responden multipara pernah mengalami proses persalinan sebelumnya sehingga dimugkinkan responden lebih mempersiapkan untuk mengurangi rasa nyeri pada persalinan, sebagaimana dalam penjelasan tentang pengalaman lalu yang dinyatakan oleh potter (1997) yang menyatakan bahwa seseorang yang telah mengalami nyeri berulang dan berhasil mengatasinya maka orang tersebut akan lebih mudah menginterpretasikan perasaan nyeri sehingga responden mempunyai persiapan yang lebih baik untuk mengahadapi perasaan nyeri selanjutnya, oleh sebab itu nyeri pada persalinana, baik untuk menghadapi perasaan nyeri selanjutnya, oleh sebab itu nyeri persalinan pada responden multipara cenderung lebih rendah dibanding dengan nyeri persalinan pada primipara. Selain dari adanya pengalaman masa lalu tersebut Dapat dilihat juga suku budaya juga dapat mempengaruhi respon terhadap nyeri persalinan karena persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengruhi oleh budaya individu. Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin (pilliteri, 2003). Menurut Mulyati (2002) menjelaskan bahwa budaya memepengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara. Penting bagi para bidan untuk mengetahui bagaimana kepercayaan, nilai praktik budaya mempengaruhi seseorang ibu dalam mempengaruhi dan menekspresikan nyeri persalinan. Untuk itu petugas kesehatan khususunya di Klinik Bersalinan Niar Amplas Medan perlu melakukan metode Relaksasi Pernafasan di kala I untuk mengurangi intensitas rasa nyeri saat persalinan di karenakan mayoritas respoden mengalami nyeri berat sebanyak 13 orang (52%) dan mayoritas kontraksi 22 orang (88%) yang menyebabkan respoden mengalami rasa nyeri karena penambahan pembukaan servik. 1.2.1 Pengaruh Relaksasi Pernafasan Ibu Bersalin Terhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013 Berdasarkan hasil pengujian di atas terlihat bahwa responden terjadi perubahan (penurunan) tingkat nyeri yang sangat berarti sesudah dilakukan relaksasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas, diperoleh t hitung = 15,179 dengan nilai signifikasi 0,000 yang mana nilai ini <0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan relaksasi pernafasan. Dengan adanya perbedaan berarti terdapat pengaruh relaksasi pernafasan terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada respoden bersalin kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013. Besar pengaruh yang diberikan oleh metode relaksasi pernafasan terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I sebesar 15,179 dan selebihnya dipengaruhi oleh metode pengurangan rasa nyeri yang lain, seperti metode massage, metoda hemopathy, metode hypnosis, terapi bola-bola persalinan,
persalinan dalam air (Waterbirth), Yoga, kompres dingin atau panas dan mandi siram atau pancuran. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa teknik relaksasi dapat mengontrol nyeri persalinan. Selain itu teknik ini juga dapat dipergunakan untuk berbagai keadaan sehat maupun sakit, misalkan sakit kepala, nyeri persalinan, mengantisipasi episode nyeri akut maupun kronik (Mander, 2009) Relaksasi Pernafasan adalah Merupakan proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis (SSO) dalam keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi demgam nyeri selama proses persalinan (Rosemary M, 2003). KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Metode relaksasi terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I di Klinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahun 2013dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari 22 ibu bersalin yang dilakukan relaksasi pernafasan mayoritas mengalami tingkat nyeri ringan sebanyak 19 orang (43,2%) dan dari 22 ibu postpartum yang tidak dilakukan relaksasi pernafasan mayoritas mengalami tingakt nyeri berat sebanyak 15 orang (34,1%). 2. Terdapat Pengaruh Relaksasi Pernafasan Terhadap Intensitas Nyeri Pada Peralinan Kala I DiKlinik Bersalin Niar Amplas Medan Tahu 2013 dengan peluang 15 kali lebih besar pengaruhnya dari pada faktor lain yang mempengaruhi intensitas nyeri persalinan pada kala I. 3. Dari 44 responden yang memiliki identitas umur, pekerjaan, pendidikan, paritas dan suku budaya dapat disimpulkan bahwasanya memiliki pengaruh dalam tingkat nyeri pada persalinan Kala I 5.2 Implikasi Pada pelayanan kebidanan Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa metode relaksasi berpengaruh dalam mengurangi intensitas nyeri pada persalinan kala I. Jadi, metode nonfarmakologi relaksasi dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan mengurangi intensitas nyeri persalinan tanpa efek samping pada ibu dan bayi. Namun perlu diperhatikan kenyamanan ibu sewaktu diberi relaksasi karena apabila ibu tidak nyaman ketika relaksasi Pernafasan, metode nonfarmakologi ini kurang berhasil dalam mengurangi intensitas nyeri pada persalinan kala I. 5.3 Saran 1. Bagi Klinik Bersalin Niar Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode
relaksasi Pernafasan memberikan manfaat untuk mengurangi intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif. Oleh karena itu, penting untuk diinformasikan dan diterapkan bahwa metode relaksasi pernafasan adalah Merupakan proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis (SSO) dalam keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi demgam nyeri selama proses persalinan (Rosemary M, 2003). 2. Bagi Pendidikan Kebidanan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode relaksasi pernafasan efektif dalam pengurangan intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif, maka penting mengintegrasikan materi ini dalam pendidikan DIV kebidanan terutama dalam materi pembelajaran asuhan kebidanan persalinan mengenai konsep dan cara pengurangan intensitas nyeri pada persalinan dengan menggunakan metode relaksasi pernafasan. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini bisa menjadi data yang dapat dipergunakan dalam melakukan penelitian selanjutnya, khususnya tentang pengaruh relaksasi terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimin.(2008). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arifin. 2007. Metode Alamiah Untuk Pengurangan Nyeri Persalinan. Dibuka pada website : http://lely-nursinginfo.blogspot.co.id. Pada tanggal 21 Desember 2012. Jam 15.55 WIB. Asih, 2007,Metode Hypnobirthing. Dibuka pada website: http://lely-nursinginfo.blogspot.co.id.pada tanggal 27 Desember 2012 Jam 22.20 WIB Awi Muliadi Wijaya, MKM.(2007). Menghilangkan Rasa Nyeri Pada persalinan. Dibuka pada website www.infodokterku.com. Pada tanggal 17 Desember 2012. Pukul 18.20 wib. Barbara. (2000). Nyeri Persalinan. Jakarta: Arcan Darma Pitu. (2012). Persalinan Normal. Dibuka Pada Website. http://ricayankpyarma.blong spot.com. Pada Tanggal 1 April 2013. Jam 10.20 wib.
Ida Bagus Gde Manuaba. (2011). Persalinan Normal. Yogjakarta: Yayasan Bina I Kinney, (2002). Metode Pengurangan Nyeri. Jakarta: Arcan Kuswandi lanny. (2012).Keajaiban Hypno-birthing.Jakarta: Pustaka Bunda Maryunani Anik. (2010). Nyeri Dalam Persalinan Teknik Dan Cara Penaganan. Jakarta :CV. Trans Info Media Maulana, Mirza. (2007). Cara Cerdas Menghadapi Kehamilan Dan Mengasuh Bayi. Yogjakarta: Katahati Muhepi defin dan Murtiningsih Afin. (2011). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit Dengan Metode Hypnobirthing. Jakarta: Dunia Sehat. Prawiroharjo Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Suyanto dan Salmah Ummi. (2008). Riset kebidanan Metodelogi Dan Aplikasi. Yogjakarta: MITRA CENDIKA Prees. Tamsuri, Anas. (2002). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC Tamsuri, Anas. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC 2009. Dokumentasi KTI Kebidanan Pengaruh Relaksasi. Dibuka pada website file:///c:/users/adminis trator/downloads/docu ments/kti-kebidananpengaruhrelaksasi.html. Pada tanggal 23 Desember 2012. Jam 22.15 wib. Mustika Nanada. (2012). Metode Persalinan Yang Nyaman. Dibuka pada website. http://bidankyu.blogspot.co m. Pada Tanggl 16 Juni 2013. Pukul 20.00 wib. Puput. (2011). Persalinan Nyaman.Dibuka pada website. http://ricayankpyarma.blogs pot.com. Pada Tanggal 12 maret 2013. Pukul 15,25 wib.