BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang kita hadapi saat ini terhadap masalah, antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah kebijakan pendanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses

BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN


BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi bangsa yang harus diprioritaskan. Namun masih terdapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat

BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN. A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai

VISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dunia ini terutama negara maju, pendidikan merupakan kebutuhan seluruh

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) MTs NEGERI 1 RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH GRATIS DI SMP ISLAM AL-FATH TLOGOPAYUNG, PLANTUNGAN KENDAL

PENGAWASAN DAN PELAPORAN KUANGAN

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS)

BAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah diberikan wewenang untuk

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Akuntansi Sektor Publik. sama sektor publik dan swasta. berguna untuk pengambilan keputusan.

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKANN

RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS)

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembiayaan dalam Meningkatkan Eksitensi dan Daya Saing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Otonomi merupakan salah satu aspek yang sangat urgen dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Tugas Pembantuan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) adalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan sarana paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, perubahan dan tututan masyarakat 2. Pendidikan yang diyakini

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penganggaran merupakan suatu aktivitas pemerintah yang penting

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang maju dan mandiri. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

HAND OUT : MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN KODE MATA KULIAH : AP 408 : PEMBIAYAAN DALAM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan nama ( BOS ). Menurut Duha (2015:3) Program Bantuan

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebangkitan nasional tahun 1908, para pemimpin pergerakan

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

B ab I P endahuluan BAB I PENDAHULUAN

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DRAFT PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAMPAK TUNJANGAN PROFESI (SERTIFIKASI GURU) DALAM OPTIMALISASI KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR KECAMATAN SAMARINDA ULU

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat menuntut setiap negara untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hak setiap warga negara (UUD 1945 Pasal 29)

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

2/9/2014. BIAYA PENDIDIKAN (Kajian Permasalahan & Solusi) PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN LOGO LOGO LOGO LOGO LOGO LOGO

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

Tanggal Terbit : 01 Februari 2006 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Item Penilaian INSTRUMEN AKRTEDITASI MANAJEMEN PEMBIAYAAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak meratanya pembangunan yang berjalan selama ini sehingga

=================================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang kita hadapi saat ini terhadap masalah, antara lain: peningkatan kualitas, pemerataan kesempatan, keterbatasan anggaran yang tersedia dan belum terpenuhinya sumber daya dari masyarakat secara profesional sesuai dengan prinsip pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan program wajib belajar 12 tahun, program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), program sekolah gratis, Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program DIPA dari pemerintah, dan lain-lain. Melalui program tersebut penduduk Indonesia diharapkan menjadi warga yang terdidik dan dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat berperan serta dalam membangun bangsa dan negara. Selanjutnya, pemerintah telah membuat kebijakan secara umum, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu kebijakan tersebut adalah penerapan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2015 Pasal 1 menyatakan bahwa: Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. 1

2 Dari kedelapan Standar Nasional Pendidikan di atas, yang menjadi fokus pada penelitian ini hanya mengambil salah satu, yaitu standar pembiayaan. 1). Pembiayaan pendidikan merupakan sejumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan kemampuan profesional guru, pengadaan sarana, 2). ruang belajar, perbaikan ruang belajar, pengadaan perabot, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku-buku pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi pembinaan pendidikan serta ketatausahaan sekolah. 3). Pendidikan tidak terlepas dari pembiayaan pendidikan, Pembiayaan pada suatu Madrasah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan pembelajaran di Madrasah. (Nanang Fattah, 2006:112) Biaya pendidikan diartikan sebagai sejumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan kemampuan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang belajar, pengadaan parabot/mebeler, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku-buku pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi pembinaan pendidikan serta ketataushaan sekolah (Nanang Fattah, 2006:112). Fenomena yang menjadi kesenjangan di MTsN 1 Serang ini, adalah menjalankan tahapan Manajemen Pembiayaan, Perencanaan (budgeting) dilakukan, Pelaksanaan (accounting) dilakukan, pada Pengawasan (Auditing) tidak dilakukan. (Hasil wawancara dengan Ibu Rosnani, S.H Tata Usaha di MTsN 1 Serang pada tanggal 13 Desember 2016). Perbedaan penelitian yang sudah ada dengan yang diteliti, karena Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Serang berlebel Negeri dan sebagai panutan bagi sekolah-sekolah swasta yang ada di sekitarnya. Akan tetapi perkembangan sekolah terus-menerus berkembang pesat pada umumnya.

3 Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan banyak hal yang menarik untuk diteliti, yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pembiyaan madrasah yang ada, dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Hal ini terlihat dengan bukti fisik yang berbentuk laporan keuangan yang jelas, dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Segala pengeluaran yang dilakukan dalam biaya pendidikan dimuat dalam Rencana Anggaran Pembiyaan Sekolah (RAPBS). Segala pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga pendidikan baik berupa uang maupun barang harus jelas dan transparan pengeluaran dan pemasukannya tertulis dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dan menganalisis berbagai persoalan yang terkait dengan manajemen pembiayaan pendidikan, khususnya di madrasah. Anggaran yang didapat MTsN 1 Serang tidak selalu memenuhi kebutuhan yang diperlukan di MTsN 1 Serang tersebut. MTsN 1 Serang termasuk sekolah negeri, di sisi lain kebijakan pemerintah untuk menerima peserta didik yang kurang mampu banyak, tetapi dana yang tersedia belum sesuai dengan realitas yang ada sehingga pihak dari MTsN 1 Serang kesulitan dan kekurangan dalam hal pembiayaan karena keuangan dan pembiayaan merupakan sumber daya secara langsung menunjang efektivitas dan efisien pengelolaan pendidikan serta keterbatasan anggaran yang tersedia akan mengalami dampak negatif bagi kemajuan sekolah. Adapun masalah utamanya adalah, MTsN 1 Serang ini tidak melaksanakan tahapan fungsi manajemen yaitu komite madrasah tidak dilibatkan dalam manajemen pembiayaan khususnya pelaporan (auditing) terlihat bahwa

4 civitas akademik madrasah termasuk komite madrasah tidak mengetahui fungsi manajemen tersebut. Hal ini lah yang menjadi kesenjangan di madrasah sehingga perlu untuk diteliti. Berdasarkan studi pendahuluan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Serang. Pada tanggal 12 November dan tanggal 13 November 2016. Peneliti mewawancarai Ibu Rosnani, S.H Tata Usaha di MTsN 1 Serang. Peneliti mendapatkan gambaran bahwa MTsN 1 Serang merupakan lembaga pendidikan Islam yang dibawah Naungan Kementrian Agama yang Sudah terakreditasi A. sudah memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai. dengan pembiayaan yang berasal dari Dana Pemerintah DIPA, Dan Dana BOS Komite dari Kota Serang. (Hasil wawancara staf tata usaha Ibu Rosnani, SH) Dari identifikasi masalah di atas, peneliti memfokuskan penelitian dengan judul sebagai berikut : MANAJEMEN PEMBIAYAAN MADRASAH (Penelitian di Madrasah Tsanawiyah 1 Kota Serang). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah di rinci dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana latar alamiah MTs Negeri 1 Serang? 2. Bagaimana Perencanaan Keuangan (budgeting) pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang? 3. Bagaimana Pelaksanaan Keuangan (accounting) pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang? 4. Bagaimana Pengawasan Keuangan (auditing) pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang?

5 5. Apa Faktor penunjang dan penghambat pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang? 6. Bagaimana hasil yang dicapai dari pengelolaan pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian antara lain: a. Mendeskripsikan latar alamiah MTs Negeri 1 Serang. b. Mendeskripsikan Perencanaan Keuangan (budgeting) pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang. c. Mendeskripsikan Pelaksanaan Keuangan (accounting) pembiayaan pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang. d. Mendeskripsikan Pengawasan Keuangan (auditing) pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang. e. Mendeskripsikan Faktor penunjang dan penghambat pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang. f. Mendeskripsikan hasil yang dicapai dari pengelolaan pembiayaan di MTs Negeri 1 Serang. 2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian antara lain: a. Secara teoretis hasil penelitian ini dapat berguna: 1) Untuk kajian Teori dan Konsep pembiayaan Pendidikan di lembaga pendidikan.

6 2) Untuk memperkaya khasanah ilmu Manajemen Pembiayaan bagi para pengelola madrasah. 3) Menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan keilmuan ilmu pendidikan Islam dalam bidang Pembiayaan Madrasah. b. Secara praktis hasil penelitian ini: 1) Berguna bagi madrasah agar dapat meningkatkan Mutu dan agar dapat menghasilkan madrasah yang efektif dan efisien dalam pengelolaan pembiayaan. 2) Mampu mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dalam perkuliahan Manajemen Pendidikan Islam khususnya mengenai Pembiayaan Madrasah. 3) Menambah masukan bagi praktisi Pendidikan Islam dalam melakukan pengembangan pembiayaan madrasah. D. Kerangka Pemikiran Penelitian dengan pendekatan kualitatif yang dijabarkan secara deskriptif yang datanya berupa kata-kata tertulis atau lisan serta orang-orang dan perilaku yang diamati. Oleh karena itu, penelitian ini tidak akan terlepas dari pengaruh latar alamiah, sehingga akan memengaruhi semua aktivitas di lokasi penelitian. Penelitian ini akan mengkaji masalah yang dilandasi dengan kajian mengenai latar alamiah mengenai keberadaan MTs Negeri 1 Serang sebagai tempat penelitian. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam UUD 1945 pasal 31

7 menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran. Hal ini membuktikan adanya langkah dan upaya pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia. Kenyataannya tidak semua warga negara Indonesia mendapatkan pendidikan selayaknya dikarenakan berbagai faktor termasuk mahalnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan. Konstitusi mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk mengalokasikan biaya pendidikan 20 % dari APBN maupun APBD agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan pendidikan. Ketentuan ini memberikan jaminan bahwa alokasi dana secara pasti digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pembiayaan sangat penting diperhatikan agar dapat mengembangkan mutu lembaga. Dalam Peraturan Pemerintah No.13 tahun 2015 tentang standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan salah satunya ialah standar pembiayaan pendidikan. Biaya dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan. Sedangkan biaya pendidikan dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan (Nanang Fattah, 2009:112). Biaya dalam pendidikan terdiri dari: biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) (Nanang Fattah, 2009:23). Biaya langsung terdiri atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan belajar bagi siswa, berupa pembelian alat-alat pelajaran, saran belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. sedangkan biaya tidak langsung

8 berupa keuntungan yang hilang (earning forgon) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opurtunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar. Pembiayaan menjadi dua kategori, yaitu: pertama, biaya lancar (recurent cost) yang mencakup semua pengeluaran untuk keperluan konsumtif seperti bahan-bahan dan buku pelajaran, jasa-jasa yang memberikan manfaat jangka pendek dan secara reguler diperbaharui, kedua, biaya kapital (capital cost) meliputi pembelian barang tahan lama seperti gedung atau perlengkapan lain yang memberikan manfaat dalam jangka panjang (Wiko Saputra, dkk. 2000:3). Masruroh (2013:4) menyatakan bahwa Penyelenggaraan pendidikan yang didukung dengan pembiayaan yang memadai akan berakibat pada berlangsungnya pembelajaran yang maksimal. Sehingga kegiatan manajemen pembiayaan di madrasah perlu dikelola dengan efektif dan efisien. Maka diperlukan sumber daya yang baik agar pembiayaan dapat dikelola dengan baik. Manajemen keuangan diartikan sebagai segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. (Sri Minarti, 2011:212). Penyelenggaraan pendidikan yang didukung dengan pembiayaan pendidikan demi mewujudkan upaya keberlangsungan pembelajaran dan memadainya kebutuhan infrastruktur agar kegiatan di madrasah lebih efektif dan efesien dengan memaksimalkan sumber daya yang sudah ada untuk dikelola dengan sebaik-baiknya, maka dari itu manajemen pembiayaan, meliputi: Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Manajemen memiliki tiga tahapan penting, yaitu: tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian. Ketiga tahapan tersebut apabila diterapkan

9 dalam manajemen keuangan menjadi: tahap perencanaan keuangan (budgeting), pelaksanaan keuangan (accounting) dan tahap penilaian atau pelaporan keuangan (auditing). (Masruroh, 2013:21). Manajemen pembiayaan adalah mengelola dan merencanakan suatu keuangan sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar seperti sarana prasarana, kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan lainnya, oleh karena itu harus memenuhi tahan manajemen pembiayaan yaitu: tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan dan tahapan pelaporan keuangan madrasah. Dimensi sumber-sumber pembiayaan sekolah dapat dibagi dalam 4 kategori besar, yaitu: a. Hasil penerimaan umum pemerintah, merupakan sumber yang terpenting dalam pembiayaan pendidikan. Termasuk di dalamnya adalah semua penerimaan pemerintah di semua tingkat pemerintah, baik pajak, bantuan luar negeri maupun pinjaman pemerintah. Besarnya ditentukan oleh aparat pemerintah ditingkat pusat atau daerah yang pertimbangannya berdasarkan prioritas tertentu. b. Penerimaan khusus untuk pendidikan seperti bantuan atau pinjaman luar negeri yang diperuntukkan untuk pendidikan, seperti UNICEF, Unesco, pajak khusus yang hasil seluruhnya atau sebagian diberikan untuk pendidikan. c. Uang sekolah atau iuran lainnya yaitu pembayaran orang tua murid secara langsung kepada sekolah berdasarkan pertimbangan tertentu.

10 d. Sumbangan sukarela seperti sumbangan perseorangan, sumbangan masyarakat, dapat berupa uang tunai, barang atau jasa serta segala usaha sekolah untuk mengumpulkan dana yang sifatnya sukarela (Bidayatun Ni mah, 2009:23). Berkaitan dengan pengelolaan keuangan tersebut, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh bendaharawan Madrasah, yaitu: 1) Pada setiap akhir tahun anggaran, bendaharawan harus membuat laporan keuangan kepada komite pesantren untuk dicocokkan dengan RAPBP. 2) Laporan keuangan harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada, termasuk bukti penyetoran pajak (PPN dan PPh) bila ada. 3) Kuitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan berupa tanda tangan penerima honorarium atau bantuan atau bukti pengeluaran lain yang sah. 4) Neraca keuangan juga harus ditunjukan untuk diperiksa oleh tim pertanggungjawaban keuangan dari komite pesantren (M. Sulthon Masyhud & Moh. Khusnurdilo, 2005: 190 ). Dalam kajian ini membahas tentang latar alamiah, sumber pembiayaan pendidikan, perencanaan (budgeting) pembiayaan pendidikan, pelaksanaan (accounting), pelaporan (auditing) pembiayaan pendidikan. Pelaksanaan manajemen tidak terlepas dari faktor penunjang dan penghambat. Faktor penunjang adalah segala hal yang membantu dan mendukung terhadap pelaksanaan pembiayaan dalam mencapai tujuan, sedangkan faktor penghambat adalah segala hal yang dapat mempengaruhi terhadap pelakasanaan pembiyaan dalam mencapai tujuan. Faktor penunjang dan penghambat dapat bersumber dari faktor intern dan ekstern, seperti masalah administratif, pendanaan, sarana

11 prasarana, kegiatan madrasah atau lingkungan masyarakat sekitar. Perbedaan penelitian yang sudah ada dengan yang diteliti karena Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Serang Komite madrasah tidak dilibatkan akan proses pembiayaan khususnya auditing dilakukan oleh siapa, padahal madrasah ini sudah berstatus Negeri. Akan tetapi perkembangan sekolah terus-menerus berkembang pesat pada umumnya. Untuk dapat mempermudah pembaca dalam memahami kerangka pemikiran ini, maka penulis membuat skema kerangka pemikiran penelitian tentang manajerial pembiayaan pendidikan di MTs Negeri 1 Serang sebagai berikut: Latar Alamiah dan Kondisi Objektif Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Serang Faktor Penunjang pembiayaan 1. Perencanaan keuangan (budgeting) pembiayaan 2. Pelaksanaan (accounting)pembiayaan 3. Pelaporan (auditing) pembiayaan (Thomas. H. Jones, 1985:22) Faktor Penghambat Pembiayaan Hasil Pembiayaan Madrasah Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Manajemen Pembiayaan Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah 1 Serang.