PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG KETENTUAN PERPORASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan tertib hukum khususnya terhadap peredaran barang cetakan, perlu adanya pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan usaha yang mempergunakan barang cetakan; b bahwa untuk maksud pada huruf a diatas, maka dipandang perlu menetapkan Ketentuan Perporasi dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3711); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undangundang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 1999 Nomor 11 Seri C-01). Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKAN, MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN TENTANG KETENTUAN PERPORASI. BAB I
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Tarakan; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah; 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD adalah badan legislatif daerah; 4. Kepala Daerah adalah Walikota Tarakan; 5. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Tarakan; 6. Barang Cetakan adalah barang cetakan yang menggunakan bahan dari kertas atau bahan lain sebagai pengganti dari kertas dalam semua jenis ukuran dicetak dengan alat macam dan bentuk apapun yang menimbulkan sesuatu hak seseorang atau Badan Usaha; 7. Perporasi adalah suatu tanda lubangan pada barang cetakan berupa huruf dan kode angka, bertuliskan DPD TRK yang memberikan pengertian bahwa suatu barang cetakan telah diperiksa oleh Pemerintah Daerah; 8. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kota Tarakan; 9. Bendaharawan Khusus Penerima adalah Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan Kota Tarakan. BAB II OBYEK DAN SUBYEK PERPORASI Pasal 2 Obyek Perporasi adalah barang cetakan. Pasal 3 Subyek Perporasi adalah setiap orang pribadi atau badan yang mempergunakan barang-barang cetakan dalam kegiatan usahanya. BAB III KETENTUAN PERIJINAN Pasal 4 (1) Semua barang cetakan yang disampaikan, dibagikan, diedarkan dan disebarluaskan di Daerah dengan maksud memperoleh jasa pembayaran atau imbalan lain dari masyarakat harus mendapat ijin dari Kepala Daerah; (2) Ijin sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diberikan secara tertulis dari Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk; (3) Barang cetakan yang dimintakan ijin sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini harus diperporasi terlebih dahulu sebelum diedarkan. Pasal 5 Untuk memperoleh ijin menyampaikan, membagikan, mengedarkan dan menyebarluaskan barang cetakan sebagaimana dimaksud Pasal 4 Peraturan Daerah ini, ditentukan syarat-syarat sebagai berikut : 1. mengajukan
1. mengajukan surat permohonan kepada Kepala Daerah melalui Dinas Pendapatan dengan mengisi formulir yang telah disediakan; 2. membayar tarif perporasi. BAB IV KETENTUAN TARIF PERPORASI Pasal 6 (1) Besarnya tarif perporasi yang wajib dibayar oleh pemohon ijin sebagaimana dimaksud Pasal 4 Peraturan Daerah ini, adalah sebesar 1,5 % (satu setengah perseratus) dari nilai jual barang cetakan. (2) Pembayaran tarif Porporasi dilakukan pada Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan pada saat pemohon mengajukan permohonan Ijin, untuk selanjutnya disetor ke Kas Daerah. BAB V KETENTUAN PEMBEBASAN PEMBAYARAN Pasal 7 Dibebaskan dari kewajiban membayar tarif perporasi adalah : 1. surat-surat selebaran yang tidak ada maksud memperoleh jasa pembayaran maupun imbalan lainnya; 2. surat-surat selebaran yang tidak ada maksud mempromosikan atau reklame; 3. surat-surat selebaran yang bersifat maklumat, pengumuman atau pembuatan surat kabar, majalah, buletin lainnya yang telah mendapat ijin terbit dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur atau Pemerintah Kota Tarakan; 4. yang telah dipungut pajak dan atau retribusi oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur; 5. barang cetakan sebagai tanda lunas pembayaran pada kendaraan umum; 6. yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya; 7. tanda bukti pembayaran/karcis yang dikeluarkan Pemerintah Daerah. BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 8 Kepala Dinas Pendapatan melakukan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 9 (1) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat menghentikan peredaran barang cetakan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 4 Peraturan Daerah ini; (2) Pelanggaran..
(2) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini adalah pelanggaran. BAB VIII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 10 (1) Selain oleh Penyidik POLRI, penyidikan atas tindak pidana pelanggaran dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota yang pengangkatannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Ketentuan Perporasi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi dan atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Ketentuan Perporasi; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi dan atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Ketentuan Perporasi; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Ketentuan Perporasi; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Ketentuan Perporasi; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang Ketentuan Perporasi; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Ketentuan Perporasi menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah Pasal 12.
Pasal 12 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tarakan. Ditetapkan di Tarakan pada tanggal 9 Oktober 2001 WALIKOTA TARAKAN ttd. dr. H. JUSUF S.K Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 2001 Nomor 18 Seri C-06 Tanggal 17 Oktober 2001 SEKRETARIS DAERAH, ttd H. SAUKANI DAIK, SE. MM Pembina Utama Muda NIP. 550 004 736