HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN JARAK TEMPUH DENGAN PEMANFAATAN POLINDES OLEH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Lina Siti Nuryawati ABSTRAK Polindes didirikan oleh masyarakat sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa yang dikelola oleh bidan dibawah pengawasan dokter. Jumlah Polindes di wilayah kerja UPTD Majalengka pada tahun 2015 sebanyak 11 buah dan sebesar 12,8% ibu hamil yang memanfaatkan polindes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pendidikan dan jarak tempuh dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil d Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitiannya yaitu seluruh ibu hamil trimester III di wilayah kerja UPTD Majalengka pada bulan Maret 2016 sebanyak 178 orang dan sampelnya sebanyak 64 ibu hamil dengan teknik proportional to size dan ramdom sampling Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariatnya dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya ibu hamil tidak memanfaatkan Polindes (31,3%), kurang dari setengahnya ibu hamil berpengetahuan kurang baik (40,6%), lebih dari setengahnya ibu hamil berpendidikan rendah (46,6%) dan lebih dari setengahnya ibu hamil jarak rumahnya jauh (51,6%). Ada hubungan antara pengetahuan (p value = 0,007), pendidikan (p value = 0,009) dan jarak rumah (p value = 0,011) dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Majalengka Tahun 2016. Perlunya ada kerja sama dengan aparat desa atau tokoh masyarakat untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pemanfatan Polindes dan petugas kesehatan perlu melakukan kunjungan rumah untuk memberikan motivasi kepada ibu dan keluarga. Bagi ibu hamil, Polindes dapat dijadikan sebagai tempat ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dapat melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur, disamping itu apabila ibu mengalami keluhan atau sakit, ibu agar berkunjung ke Polindes. Kata Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, Jarak tempuh, Pemanfaatan Polindes
LATAR BELAKANG Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tidak kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan kesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih partisipatif dan bottom up. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Salah satu bentuk pengembangan potensi sumber daya masyarakat untuk mengataasi permasalahan yang dihadapi di lingkungan sekitar khususnya yang berkaitan dengan pelayanan pada ibu hamil dan bersalin, maka dibentuklah Polindes (pondok bersalin desa) (Budiman, 2012). Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa. Polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa setempat. Berbeda dengan posyandu yang pelaksanaannya dilakukan oleh kader didukung oleh petugas puskesmas, maka petugas polindes pelayanannya tergantung pada keberadaan bidan, oleh karena pelayanan di polindes merupakan pelayanan profesi kebidanan (Syafrudin dan Hamidah, 2012). Polindes didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa yang dikelola oleh bidan dibawah pengawasan dokter untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan (Departemen Kesehatan RI, 2010). Polindes tidak hanya sebagai tempat pelayanan pertolongan persalinan, namun juga dapat dimanfaatkan untuk pelayanan antenatal, tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat, dukun bayi maupun kader, serta pelayanan kesehatan lain sesuai kebutuhan masyarakat dan kompetensi teknis bidan tersebut (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Jumlah Polindes di Indonesia pada tahun 2014 diketahui sebanyak 42.656 unit atau mengalami kenaikan dibanding tahun 2013 sebanyak 42.233 unit. Persentase pemanfaatan Polindes dalam program pengembangan Desa Siaga pada tahun 2013 di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 3,7% dan pada tahun 2014 mengalami sedikit kenaikan menjadi 4,6% (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Persentase pemanfaatan Polindes dalam program pengembangan Desa
Siaga di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2014 hanya mencapai 1,6%. Sementara jumlah Polindes di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2014 sebanyak 1.939 unit dan mengalami kenaikan dibanding tahun 2013 sebanyak 1.812 unit (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2014, diketahui bahwa jumlah desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Majalenngka sebanyak 343 desa/kelurahan. Adapun jumlah polindes yang tersebar di 32 wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Majalengka sebanyak 146 polindes (42,56%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2014). Jumlah polindes di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ligung sebanyak 11 unit dari 19 desa/kelurahan. Adapun jumlah ibu hamil yang memanfaatkan polindes pada tahun 2015 tercatat sebanyak 146 orang (12,8%) dari 1.133 ibu hamil. Sedangkan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatiwangi jumlah polindes sebanyak 3 unit dan jumlah ibu hamil yang memanfaatkan polindes sebanyak 165 orang (19,9%) dari 827 ibu hamil. Data tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan polindes oleh ibu hamil di UPTD Puskesmas Ligung lebih rendah dibandingkan dengan UPTD Puskesmas Jatiwangi (Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2015). Masih rendahnya partisipasi masyarakat khususnya ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehaatan di Polindes dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan menurut dapat disebabkan oleh jarak yang jauh (faktor geografi), tidak tahu adanya suatu kemampuan fasilitas (faktor informasi), biaya yang tidak terjangkau (faktor ekonomi) dan tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (faktor budaya). Adapun teori Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi (predisposing), faktor pemungkin (enabling) dan faktor penguat (reinforcing). Yang termasuk kedalam faktor predisposisi diantaranya adalah pengetahuan dan tingkat pendidikan. Hasil studi pendahuluan pada 10 ibu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka, didapatkan bahwa 3 ibu (30%) waktu melakukan pemeriksaan kehamilan dan persalinannya pernah datang ke Polindes dan 7 ibu (70%) mengatakan tidak melakukan kunjungan ke polindes waktu hamil atau bersalin. Ibu yang tidak melakukan kunjungan ke polindes 3 orang diantaranya belum mengetahui tentang jenis pelayanan yang ada di polindes, dan 4 orang diantaranya mengatakan jaraknya terlalu jauh dengan rumahnya. Pengetahuan tentang kesehatan secara umum dapat diartikan sebagai alat untuk memperbaiki diri dalam hal kesehatan. Pengetahuan menyangkut unsur konservatif dan progresif (perubahan). Unsur konservatif dari pengetahuan memberikan akibat atau sebagai akibat dari generasi sebelumnya ke generasi sesudahnya. Sedangkan dari unsur progresif akan memberikan dampak positif dari perubahan sebagai akibat adanya pengetahuan. Pengetahuan tentang kesehatan yang dimiliki seseorang diharapkan akan membawa perubahan perilaku yang lebih baik (Sarwono, 2012). Pendidikan merupakan proses pengetahuan, sikap dan tingkah laku melalui proses pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku, semakin tinggi pendidikan seseorang maka dalam memilih tempat-tempat pelayanan kesehatan semakin diperhitungkan (Soekanto, 2012). Jarak merupakan salah faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan di daerahnya. Jarak antara rumah dengan lokasi pelayanan kesehatan untuk memeriksakan keadaan ibu dan janin secara berkala tentunya dapat mempengaruhi keinginan untuk bisa datang ke tempat pelayanan kesehatan tersebut. Sebagian besar ibu mau memeriksakan keadaan ibu dan janin secara berkala ke suatu tempat pelayanan kesehatan di antaranya karena jarak yang tidak terlalu jauh antara rumah ibu dengan lokasi pelayanan kesehatan yang dikunjungi ibu (Hani, 2010). Hasil penelitian Djazuli dan Didah (2011) di Desa Bojongsalam Periode Juni-Juli Tahun 2011, menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes, sementara studi yang dilakukan Paramita dan Pranata (2013) dengan menggunakan data hasil Riskesdas 2007, menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara jarak tempuh terhadap pemanfaatan Polindes di Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan tentang Hubungan pengetahuan, pendidikan dan jarak tempuh dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan atau desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten Majalengka dan menurut data bulan Maret 2016 tercatat jumlah ibu hamil sebanyak 178 orang. Besar sampel hasil penghitungan adalah 64 ibu hamil trimester III. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner. Teknik yang digunakan adalah angket yaitu dengan menyebarkan atau membagikan kuesioner kepada responden. Tenaga pengumpulan data dalam penelitian ini sebanyak 1 orang yaitu peneliti dan dibantu oleh dua kader UPTD Puskesmas Ligung yang sudah memahami prosedur pengisian kuesioner atau pengumpulan data. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016 No Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil f % 1 Tidak 20 31.3 2 Ya 44 68.8 Jumlah 64 100.0 Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa ibu hamil yang tidak memanfaatkan Polindes sebanyak 20 orang (31,3%) dan yang memanfaatkan Polindes sebanyak 44 orang (68,8%). Hal b. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD tersebut menunjukan bahwa kurang dari setengahnya ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD tidak memanfaatkan Polindes. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten No Pengetahuan Ibu Hamil f % 1 Kurang baik 26 40.6 2 Baik 38 59.4 Jumlah 64 100.0 Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa ibu hamil yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 26 orang (40,6%) dan yang berpengetahuan baik sebanyak 38 orang (59,4%). Hal tersebut c. Gambaran Pendidikan Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016 menunjukan bahwa kurang dari setengahnya ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD berpengetahuan kurang baik. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten No Pendidikan Ibu Hamil f % 1 Rendah 42 65.6 2 Tinggi 22 34.4
Jumlah 64 100.0 Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui bahwa ibu hamil yang berpendidikan rendah sebanyak 42 orang (46,6%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 22 orang (34,4%). Hal tersebut menunjukan d. Gambaran Jarak Tempuh di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten bahwa lebih dari setengahnya ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten berpendidikan rendah. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jarak Tempuh di Wilayah Kerja UPTD No Jarak Tempuh f % 1 Jauh 33 51.6 2 Dekat 31 48.4 Jumlah 64 100.0 Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui bahwa ibu hamil yang jarak rumahnya jauh sebanyak 33 orang (51,6%) dan ibu hamil yang jarak rumahnya dekat sebanyak 31 orang (48,4%). Hal tersebut 2. Analisis Bivariat a. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD menunjukan bahwa lebih dari setengahnya ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD jarak rumahnya jauh. Tabel 4.5 Hubungan antara Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016 Pemanfaatan Polindes oleh No Pengetahuan Ibu Hamil Jumlah Ibu Hamil Tidak Ya n % n % n % 1 Kurang baik 13 50,0 13 50,0 26 100 2 Baik 7 18,4 31 81,6 38 100 Jumlah 20 31,2 44 68,8 64 100 Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa ibu hamil yang berpengetahuan kurang baik dan tidak memanfaatkan Polindes sebanyak 13 orang (50,0%), sementara ibu hamil yang berpengetahuan value 0,007 baik dan tidak memanfaatkan Polindes sebanyak 7 orang (18,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang berpengetahuan kurang baik dan tidak memanfaatkan Polindes lebih tinggi
dibanding proporsi ibu hamil yang berpengetahuan baik dan tidak memanfaatkan Polindes. Berdasarkan hasil uji chi square dengan α = 0,05, diperoleh value = 0,007 ( value < α), sehingga b. Hubungan antara Pendidikan Ibu Hamil dengan Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD hipotesis nol ditolak yang berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016. Tabel 4.6 Hubungan antara Pendidikan Ibu Hamil dengan Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016 Pemanfaatan Polindes oleh No Pendidikan Ibu Hamil Jumlah Ibu Hamil Tidak Ya n % n % n % 1 Rendah 18 42.9 24 57.1 42 100 2 Tinggi 2 9.1 20 90.9 22 100 Jumlah 20 31.2 44 68.8 64 100 value 0,009 Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa ibu hamil yang berpendidikan rendah dan tidak memanfaatkan Polindes sebanyak 18 orang (42,9%), sementara ibu hamil yang berpendidikan tinggi dan tidak memanfaatkan Polindes sebanyak 2 orang (9,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang berpendidikan rendah dan tidak memanfaatkan Polindes lebih tinggi dibanding ibu hamil yang berpendidikan tinggi dan tidak memanfaatkan Polindes. Berdasarkan hasil uji chi square dengan α = 0,05, diperoleh value = 0,009 ( value < α), sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016. c. Hubungan antara Jarak Tempuh dengan Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Tabel 4.7 Hubungan antara Jarak Tempuh dengan Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten
No Jarak tempuh Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil Jumlah Tidak Ya n % n % n % 1 Jauh 15 45,5 18 54,5 33 100 2 Dekat 5 16,1 26 83,9 31 100 Jumlah 20 31,2 44 68,8 64 100 value 0,011 Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa ibu hamil yang jarak rumahnya jauh dan tidak memanfaatkan Polindes sebanyak 15 orang (45,5%), sementara ibu hamil yang jarak rumahnya dekat dan tidak memanfaatkan Polindes sebanyak 5 orang (16,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang jarak rumahnya jauh dan tidak memanfaatkan Polindes lebih tinggi dibanding ibu hamil yang jarak rumahnya dekat dan tidak memanfaatkan Polindes. Berdasarkan hasil uji chi square dengan α = 0,05, diperoleh value = 0,011 ( value < α), sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti ada hubungan antara jarak rumah dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten. PEMBAHASAN 1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ligung Kabupaten. Adanya hubungan hal ini dapat dijelaskan bahwa ibu hamil yang mengerti dan memahami dengan baik mengenai Polindes termasuk tujuan dan manfaatnya bagi ibu hamil, maka pengetahuannya tersebut akan menjadi sumber dorongan pada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan kepada petugas kesehatan di Polindes. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu erat kaitannya dengan tindakan ibu dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Dengan pengetahuan yang baik, ibu akan lebih memperhatikan kondisi kesehatan dan berupaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang tersedia di lingkungannya (Soekanto, 2011). Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang kesehatan secara umum dapat diartikan sebagai alat untuk memperbaiki diri dalam hal kesehatan. Pengetahuan menyangkut unsur konservatif dan progresif (perubahan). Unsur konservatif dari pengetahuan memberikan akibat atau sebagai akibat dari generasi sebelumnya ke generasi sesudahnya. Sedangkan dari unsur progresif akan memberikan dampak positif dari perubahan sebagai akibat adanya pengetahuan. Pengetahuan tentang
kesehatan yang dimiliki seseorang diharapkan akan membawa perubahan perilaku yang lebih baik (Sarwono, 2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmadiliyani dan Meililiyanie (2012) di Desa Jingah Habang Hilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, menunjukkan bahwa pengetahuan ibu (p = 0,003) mempengaruhi kunjungan ke polindes. Demikian juga hasil penelitian Djazuli dan Didah (2011) di Desa Bojongsalam Kabupaten Bandung Periode Juni-Juli Tahun 2011, menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes (p value = 0,002). Salah satu faktor yang mempengaruhi tidak dimanfaatkanya Polindes oleh ibu hamil adalah faktor pengetahuan. Maka dari itu, petugas kesehatan perlu bekerja sama dengan aparat desa untuk mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu hamil mengenai pemanfaatan Polindes yang ada di desa. Bagi ibu hamil, sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan ke Polindes karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan rumah ibu sehingga ibu dapat melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur. 2. Hubungan antara Pendidikan Ibu Hamil dengan Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa ibu yang berpendidikan rendah akan sulit menerima pentingnya keberadaan Polindes. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Djazuli dan Didah (2011) di Desa Bojongsalam Kabupaten Bandung Periode Juni-Juli Tahun 2011, menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes (p value = 0,000). Juga sejalan dengan hasil penelitian Indrayani (2014) di wilayah kerja Puskesmas Pancalang Kabupaten Kuningan menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan Polindes. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pengetahuan, sikap dan tingkah laku melalui proses pengajaran dan pelatihan. Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku, semakin tinggi pendidikan seseorang maka dalam memilih tempattempat pelayanan kesehatan semakin diperhitungkan (Soekanto, 2012). Pendidikan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dan pendidikan juga dapat mendewasakan seseorang serta berperilaku baik, sehingga dapat memilih dan membuat keputusan dengan lebih tepat (Sudarma, 2012). Penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Pendidikan yang lebih tinggi dapat membuat orang menjadi berpandangan lebih luas berfikir dan bertindak secara rasional sehingga latar belakang pendidikan seseorang dapat mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan (Maulana, 2012). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Rahmadiliyani dan Meililiyanie (2012) di Desa Jingah
Habang Hilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, menunjukkan bahwa pendidikan ibu (p = 0,001) mempengaruhi kunjungan ibu ke Polindes. Pendidikan rendah dapat mengurangi pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil. Maka dari itu, perlunya petugas kesehatan memberikan informasi dan penyuluhan secara rutin agar ibu hamil semakin mengerti dan memahami mengenai tujuan dan manfaat Polindes. Bagi ibu hamil sebaiknya mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan ibu salah satunya mengenai Polindes. 3. Hubungan antara Jarak Tempuh dengan Pemanfaatan Polindes oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara jarak rumah dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan studi yang dilakukan Paramita dan Pranata (2013) yang menggunakan data hasil Riskesdas 2007, menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara jarak tempuh terhadap pemanfaatan Polindes di Indonesia. Rumah yang mempunyai jarak tempuh antara 1 3 km adalah yang terbanyak memanfaatkan Polindes. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa faktor letak geografis atau jarak dapat mempengaruhi terhadap partisipasi ibu untuk melakukan kunjungan terhadap pelayanan kesehatan. Masyarakat yang merasa jauh ketempat lokasi atau sulit dijangkau serta memerlukan biaya tambahan transportasi untuk mencapai lokasi, akan mempertimbangkan ulang untuk melakukan kunjungan. Agar ibu mau melakukan kunjungan di perlukan suatu faktor pendukung antara lain keterjangkauan fasilitas yang mudah dicapai (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Jarak yang mudah terjangkau dan tersedianya fasilitas yang memadai akan memberi kemudahan bagi ibu untuk mengikuti kegiatan pengobatan di tempat tersebut (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Jarak antara rumah ibu dengan sarana pelayanan kesehatan tentunya dapat mempengaruhi keinginan ibu untuk bisa datang ke tempat pelayanan kesehatan tersebut. Sebagian besar ibu mau datang ke tempat pelayanan kesehatan secara berkala di antaranya karena jarak yang tidak terlalu jauh. Di samping itu bagi ibu yang ekonominya lemah tentunya sangat berat jika memeriksakan kondisi ibu dan keadaan janin ke tempat pelayanan yang jauh dari rumahnya (Notoatmodjo, 2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Indrayani (2014) di wilayah kerja Puskesmas Pancalang Kabupaten Kuningan menunjukkan bahwa ada hubungan antara jarak dengan pemanfaatan Polindes. Juga sejalan dengan hasil penelitian Djazuli dan Didah (2011) di Desa Bojongsalam Kabupaten Bandung Periode Juni-Juli Tahun 2011, menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jarak rumah ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes (p value = 0,002). Berdasarkan hasil penelitian ini, salah satu kendala yang dapat menyebabkan ibu tidak memanfaatkan Polindes dengan baik adalah faktor jarak
rumah yang terlalu jauh. Semakin jauh maka ibu akan semakin malas untuk berkunjung ke Polindes. Meskipun keberadaan Polindes sebagai salah satu solusi untuk mengatasi jarak masyarakat terhadap pusat pelayanan kesehatan, namun masih saja terdapat ibu dengan jarak yang masih jauh sehingga upaya petugas kesehatan salah satunya dengan melakukan kunjungan rumah untuk memberikan motivasi kepada ibu hamil dan keluarga untuk memanfaatkan Polindes dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu, keluarga dan masyarakat secara luas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kurang dari setengahnya ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016 tidak memanfaatkan Polindes (31,3%). 2. Kurang dari setengahnya ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016 berpengetahuan kurang baik (40,6%). 3. Lebih dari setengahnya ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016 berpendidikan rendah (46,6%). 4. Lebih dari setengahnya ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 2016 jarak rumahnya jauh (51,6%). 5. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD (p value = 0,007). 6. Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD (p value = 0,009). 7. Ada hubungan antara jarak rumah dengan pemanfaatan Polindes oleh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD (p value = 0,011). Saran 1. Bagi STIKes YPIB Majalengka Polindes dapat dijadikan sebagai salah satu sarana praktik untuk mahasiswa kebidanan sebagai calon bidan di masa yang akan datang dalam rangka mengembangkan kemampuan mahasiswa kebidanan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan Polindes. 2. Bagi UPTD Puskesmas Ligung Perlu bekerja sama dengan aparat desa atau tokoh masyarakat melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pemanfaatan Polindes dan petugas kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ligung perlu melakukan kunjungan rumah untuk memberikan motivasi kepada ibu, keluarga dan masyarakat jika mengalami sakit atau keluhan dapat berkunjung atau berobat ke Polindes. 3. Bagi Ibu Hamil Bagi ibu hamil, Polindes dapat dijadikan sebagai tempat ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dapat melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan teratur, disamping itu apabila ibu mengalami keluhan atau sakit, ibu agar berkunjung ke Polindes. 4. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi penelitian sejenis yang akan datang dengan memperhatikan faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini sehingga penelitiannya akan lebih bermakna. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, E. R. D. W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha. Medika. Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, A. 2010. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bangsawan, M. 2011. Model Pelatihan Kader Posyandu. Program Studi Ilmu Ksehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Budiman, 2012. Kesehatan Ibu dan Anak. http://kesehatan-ibuanak.net/, diakses tanggal 20 Januari 2016. Cunningham, F. G. 2010. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Daryono. 2010. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan RI. 2010. Buku Kader Posyandu: Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Klasifikasi Pendidikan di Indonesia. dikti.go.id/, diakses tanggal 20 Januari 2016. Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun 2014. Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. Djazuli, Sabila dan Didah. 2011. Faktorfaktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Polindes Oleh Ibu Hamil di Desa Bojongsalam Periode Juni-Juli Tahun 2011. The Journal of Midwifery Education. Tahun 2011. Efendi dan Makhfudli. 2012. Kinerja Kader Posyandu. Jakarta: Salemba Medika. Hani, U. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Bineka Cipta. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Posyandu. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.. 2013. Paradigma Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.. 2014. Peta Kesehatan RI Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
. 2015. Peta Kesehatan RI Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kurnia. 2010. Asuhan pada Ibu Hamil. www.bidan.co.cc, diakses tanggal 10 Januari 2016. Manuaba, IBG. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC. Maulana. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern,. Postmodern dan Poskolonial. Jakarta : PT Raja Grafindo. Mitayani, 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Nanny, V. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba medika. Nasrulloh. 2011. Analisis Pelaksanaan Desa Siaga. Laporan Penelitian Puskesmas Panarukan Kabupaten Situbondo. Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pantikawati. 2010. Asuhan Kehamilan. Jakarta : Rineka Cipta. Paramita dan Pranata. 2013. Analisis Faktor Pemanfaatan Polindes Menurut Konsep Model Perilaku Kesehatan Anderson (Analisis Lanjut Data RISKESDAS 2007). Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 41, No. 3, tahun 2013. Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rahmadiliyani dan Meililiyanie. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Menyebabkan Keengganan Ibu Balita Berkunjung Ke Polindes di Desa Jingah Habang Hilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. Media SainS, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012. Sarwono, S. 2012. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Satrianegara, F dan Siti S. 2012. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Sholehah. 2014. Polindes. http://sholehah16.blogspot.com/2 014/06/ polindes.html, diakses tanggal 10 Januari 2016. Soekanto, S. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Sudarma, M. 2012. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Sugihari dan Heny. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu/Polindes pada Ibu Hamil di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No. 2 Juni 2011. Sulityawati, A. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika Syafrudin dan Hamidah. 2012. Kebidanan Komunitas. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC. Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Jakarta. Nuha Medika.
Zulkifli. 2009. Posyandu dan Kader Posyandu. Medan: Universitas Sumatera Utara.