IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juni 2009 hingga Desember 2010. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan beberapa pertimbangan, antara lain: 1. Propinsi Jawa Timur merupakan sentra produksi gandum di Indonesia. 2. Kabupaten Pasuruan merupakan daerah penghasil gandum terbesar di antara tiga kabupaten penghasil gandum di Propinsi Jawa Timur. 3. Kecamatan Tosari merupakan daerah pengadaan demplot (uji lokasi) tanaman gandum pada tahun 2001 dan sentra pengembangan gandum di Indonesia. 4.2. Metode Penentuan Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan menganalisis petani gandum lokal di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Cluster Sampling (Non-Probability Sampling), yaitu metode pengambilan contoh dengan terlebih dahulu mengelompokkan sebaran populasi (Soekartawi 1995), yaitu berdasarkan frekuensi tanam gandum di setiap desa di Kecamatan Tosari. Oleh karena itu, cara ini dilaksanakan berdasarkan Purposive (sengaja). Desa Tosari memiliki frekuensi tanam gandum tertinggi di Kecamatan Tosari yang mencapai sembilan periode tanam. Frekuensi tanam gandum lokal secara rinci ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8. Frekuensi Tanam Gandum Lokal di Kecamatan Tosari Tahun 2001-2009 No Desa Frekuensi (Periode) 1 Tosari Sembilan 2 Baledono Tiga 3 Ngadiwono Tujuh 4 Podokoyo Tujuh 5 Sedaeng Dua 6 Wonokitri Satu 7 Kandangan Belum Pernah 8 Mororejo Belum Pernah Sumber: Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan Mantri Pertanian Kecamatan Tosari (2009)
Lokasi pengambilan responden ditetapkan berdasarkan frekuensi penanaman gandum yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Tosari. Tanaman gandum mulai dikembangkan selama sembilan periode (tahun 2001-2008). Desa tosari memiliki frekuensi tanam tertinggi karena desa ini merupakan pusat aktivitas seluruh penduduk Kecamatan Tosari. Desa Ngadiwono dan Podokoyo merupakan dua desa yang memiliki frekuensi tanam gandum tertinggi setelah Desa Tosari. Tiga desa tersebut dipilih untuk mewakili Kecamatan Tosari. Responden yang diteliti merupakan petani yang pernah menanam gandum lokal sebanyak 30 petani. Penentuan responden yang dijadikan obyek penelitian dilakukan dengan teknik Snowball Sampling dengan mengikuti rekomendasi petani gandum sebelumnya. Selain itu, keberhasilan petani gandum dalam mengelola tanaman gandum juga menjadi pertimbangan penentuan responden. Informan merupakan anggota atau tokoh masyarakat yang mempunyai peran penting secara struktural maupun perorangan dalam penyebaran informasi dan perkembangan usahatani gandum lokal di Kecamatan Tosari. Informan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 22 responden, yang terdiri dari: (1) 15 informan pelaku Poktan dan Gapoktan, (2) enam informan pengusaha kue, dan (3) satu informan pemasaran. Penentuan informan dilakukan secara purposive (sengaja) berdasarkan rekomendasi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan, Camat dan PPL Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Informan usahatani ditetapkan berdasarkan Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) pada tiga desa observasi. Informan pengusaha pangan berbasis terigu (kue-kue) di Kecamatan Tosari hanya terdapat di dua desa, yaitu Tosari dan Ngadiwono. Informan yang dipilih berjumlah enam orang dari kedua desa tersebut karena jumlah pengusaha kue di Desa Ngadiwono hanya berjumlah tiga orang. Hal ini bertujuan untuk membandingkan tingkat persepsi dan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan gandum lokal. 4.3. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat terhadap usahatani petani gandum lokal dan subsistem agribisnisnya di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Metode deskriptif ini digunakan untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara 37
sistematis, faktual dan akurat mengenai petani gandum dan subsistem agribisnisnya di Kecamatan Tosari. Jenis metode deskriptif yang digunakan adalah metode kasus (case study), yaitu prosedur dan teknik penelitian tentang petani gandum lokal dan subsistem agribisnisnya. Metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara rinci tentang latar belakang, sifat-sifat, dan hubungan antar fenomena dari usahatani gandum lokal dan subsistem agribisnis lainnya di Kecamatan Tosari. Keunggulan dari penelitian dengan menggunakan metode kasus adalah detail, mendalam, dapat dipakai untuk mendukung kajian di masa depan, dan dapat dijadikan bahan rujukan hipotesis bagi penelitianpenelitian selanjutnya yang terkait dengan komoditas gandum lokal. 4.4. Data dan Instrumentasi Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Data primer meliputi data input dan output usahatani gandum dan kentang. Data primer juga diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner terhadap petani gandum, pemandu lapang, Focus Group Discussion (FGD), dan wawancara khusus (Elite Interviewing) dengan kelompok elit tertentu. Data primer komoditas gandum lokal menggunakan data periode tanam Bulan Juni-September 2008 karena musim tanam tahun 2009 belum selesai pada saat penelitian ini dilakukan. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian, antara lain: Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kantor Kecamatan Tosari, beberapa literatur, penelitian terdahulu, bahan presentasi beberapa tim pengembangan gandum lokal dan media elektronik (internet). 4.5. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan petani gandum dan informan dengan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Selain itu, pengamatan langsung dilakukan terhadap keadaan usahatani gandum di Kecamatan Tosari, dan penelusuran media elektonik (internet). Kuesioner yang digunakan berisi pertanyaan mengenai jumlah 38
pemakaian input, harga input, pemakaian dan upah tenaga kerja, serta pertanyaan lain yang berhubungan dengan analisis usahatani tanaman gandum. 4.6. Metode Pengolahan Data Data yang diolah dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui keragaan usahatani gandum lokal dan keterkaitan subsistem agribisnisnya di Kecamatan Tosari. Sedangkan analisis data kuantitatif menggunakan analisis pendapatan usahatani dan analisis R/C yang bertujuan menganalisis besarnya pendapatan petani gandum lokal di Kecamatan Tosari. Perhitungan analisis data kuantitatif dibantu dengan komputer dengan software Microsoft Office Excel. 4.6.1. Analisis Pendapatan Usahatani Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa pada analisis usahatani, maka data tentang penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani perlu diketahui. Cara analisis terhadap tiga variabel ini sering disebut dengan analisis anggaran arus tunai (cash flow analysis). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut : TR = Y x Py TR = Total penerimaan (Rp) Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Kg) Py = Harga jual produk (Rp) Biaya tetap dihitung dengan rumus : FC = n i= 1 XiPxi X i = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap Px i = Harga X i (input) n = Macam input 39
Rumus Biaya Tetap (Fixed Cost) juga dapat dipakai untuk menghitung Biaya Variabel (Variabel Cost). Karena total biaya (Total Cost) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap (VC), dapat digunakan rumus : TC = FC + VC Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Perhitungan pendapatan usahatani dapat menggunakan rumus : Pd = TR - TC Pd = Pendapatan usahatani TR = Total penerimaan TC = Total biaya Biaya penyusutan perlu diperhitungkan karena usahatani gandum ini menggunakan peralatan pertanian dalam aktivitasnya. Biaya penyusutan peralatan pertanian diperhitungkan dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang diperkirakan dengan lamanya modal dipakai. Metode garis lurus dirumuskan sebagai berikut : Biaya Penyusutan = Nb Ns n Nb = Nilai pembelian (Rp) Ns = Perkiraan nilai sisa (Rp) n = Umur ekonomi alat (tahun) 4.6.2. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya Analisis R/C merupakan perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya usahatani. Analisis ini tidak memiliki satuan khusus (rasio). Pernyataan tersebut dapat dinyatakan secara matematik dalam rumus sebagai berikut (Soekartawi 1995): 40
a = R/C R = Py.Y (Penerimaan) C = FC+VC (Biaya) a = { (Py.Y)/(FC+VC) } Py = Harga output Y = output FC = Biaya tetap (fixed cost) VC = Biaya variabel (variable cost) Kriteria keputusan yang digunakan untuk menilai hasil analisis R/C dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, antara lain: R/C > 1 : usahatani menguntungkan R/C = 1 : usahatani impas R/C < 1 : usahatani rugi Perhitungan analisis pendapatan usahatani atas biaya tunai dan biaya total, serta R/C secara sederhana dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Perhitungan Analisis Pendapatan dan R-C Rasio Usahatani A Penerimaan Tunai Harga x hasil panen yang dijual (Kg) B Penerimaan yang Harga x hasil panen yang dikonsumsi Diperhitungkan (kg) C Total Penerimaan A + B D Biaya Tunai a. Biaya sarana produksi: - Benih, Pupuk, dll b. Upah tenaga kerja di luar keluarga c. Sewa alat bajak d. Sewa lahan e. Pajak E Biaya yang Diperhitungkan a. Upah tenaga kerja dalam keluarga b. Penyusutan c. Benih d. Sewa Lahan F Total Biaya D + E G Pendapatan Atas Biaya Tunai A D H Pendapatan Atas Biaya Total C F I Pendapatan Bersih H Bunga pinjaman (jika ada pinjaman) J R/C C / F Sumber: Rahim dan Diah (2007) 41
4.6.3. Anggaran Partial (Partial Budgets) Suratiyah (2009) Anggaran parsial (partial budgets) sangat sederhana, mudah dimengerti, mudah penyusunannya, biasa digunakan untuk melihat keuntungan dengan sedikit perubahan yang dilakukan, serta tidak memerlukan informasi yang tidak dipengaruhi oleh perubahan yang sedang diamati. Anggaran parsial terdiri dari beberapa macam, antara lain: 1) anggaran keuntungan parsial, 2) anggaran marjin kotor, 3) anggaran arus tunai parsial, dan 4) anggaran parametrik. Secara umum anggaran parsial mempertimbangkan empat komponen sebagai berikut: 1) Tambahan pengeluaran 9 atau pengeluaran baru 2) Penerimaan yang hilang 3) Pengeluaran yang dihemat atau tidak jadi dikeluarkan 4) Penerimaan tambahan atau penerimaan baru Selisih antara (1+2) dengan (3+4) menunjukkan apakah perubahan yang direncanakan menguntungkan. Jika (3+4) lebih kecil dari (1+2) maka perubahan yang direncanakan akan meningkatkan pendapatan usahatani sehingga layak untuk diterapkan. Anggaran parsial digunakan untuk mempertimbangkan apakah perlu penggunaan input baru, menambah cabang usahatani baru, dan cara baru. 9 Pengeluaran biasanya disebut biaya dalam usahatani 42