Nur Fadilah R Mahasiswa Program Studi S-1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS PRAKARYA: SABLON

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 67-73

Nur Afifah Mahasiswa S1 Pend. Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH KOMPOSISI WARNA (PAGODA RED, WINDSOR PURPLE, MADONNA BLUE) TERHADAP KUALITAS WARNA UNGU PURPLE PADA KAIN KATUN DENGAN TEKNIK TIE DYE

LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN GRAFIS PADA KAOS TEMA CEGAH SAKIT JANTUNG

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS ALAT PENGGULUNG TERHADAP HASIL PENGERITINGAN RAMBUT DESAIN ANTARA ROTTO DAN MAGIC ROLLER

PENGARUH PERBANDINGAN FOSFOR DAN RUBBER TERHADAP HASIL JADI SABLON GLOW IN THE DARK PADA GLOSSE SLEEVE BERBAHAN LYCRA

PENGARUH PERBANDINGAN ASETON DENGAN AIR TERHADAP HASIL JADI CREPING PADA KAIN DENIM Ima Rachmawati

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 74-78

BAB II PRODUK DAN JASA

Fashion and Fashion Education Journal

PEMETAAN BORDIR PADA BUSANA WANITA DITINJAU DARI DESAIN, TEKNIK DAN TERAPAN BORDIR PADA UKM BORDIR DI SIDOARJO

PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN CAT TEKSTIL TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN MOTIF DENGAN TEKNIK BLOCK PRINTING PADA JAKET BERBAHAN SUEDE SINTETIS

PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN CHIFFON, ORGANDI DAN SATIN

e-journal. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Mei 2014, Hal 65-70

e-journal. Volume 06 Nomor 02 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Mei 2017, Hal 26-31

PEMBUATAN BLOUSE ORIGAMI BERBAHAN KAIN KATUN DENGAN MENERAPKAN 3 JENIS FUSIBLE INTERFACING

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

PENGARUH PERBEDAAN PERBANDINGAN AIR DAN CAT TEKSTIL TERHADAP HASIL JADI MOTIF MENGGUNAKAN TEKNIK AIRBRUSH PADA BAHAN DENIM

Santi Sri Wulandari Mahasiswa Program S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Pengaturan Parameter Proses Pencetakan Pada Teknologi Sablon Digital

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

PENGARUH KETEBALAN KAIN TAFFETA TERHADAP HASIL JADI LENGAN BELIMBING (STARFRUIT SLEEVE) PADA BOLERO

BAGIAN 7 PROSES DAN PROSEDUR DALAM PEMBUATAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER

Cara Membuat Sablon Baju Secara Manual

KAOS DIGITAL PRINTING

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. Pra produksi. Produsen : Bahan. Harga Jahitan. pemasaran Ukuran. shirt. Logogram. Produksi.

PERBEDAAN HASIL JADI SULAM SISIR DENGAN MENGGUNAKAN BENANG WOOL, BENANG POLYESTER DAN BENANG NYLON PADA HIASAN DINDING

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya


Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENGARUH PERBANDINGAN TINTA SABLON RUBBER WHITE DAN FOAMING TERHADAP HASIL JADI HAND PAINTING PADA KAIN TAFFETA

Oktavina Lis Juje Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

PENGARUH UKURAN PANJANG LAJUR TERHADAP HASIL JADI RUFFLE

PENGARUH TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN ALAMI PADA JILBAB BERBAHAN SUTERA DENGAN EKSTRAK GAMBIR MENGGUNAKAN TEKNIK TIE DYE

Kata kunci : Model pembelajaran Active Learning dengan Strategi Active Knowledge Sharing (AKS), Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Siswa..

BAB III DATA PERANCANGAN

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 53-59

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH WARNA DASAR DENIM TERHADAP HASIL JADI PEMBENTUKAN MOTIF BATIK LUKIS DENGAN TEKNIK BLEACHING PADA ROK

Yesy Rusmawati Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH JUMLAH KAITAN BENANG KATUN TERHADAP HASIL JADI TUNISIAN CROCHET PADA CLUTCH BAG

Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk. Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air. Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1.

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data AWSE Sablon

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

Mega Citra Tiarasiwi Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, Edisi Yudisium Periode Agustus 2013, Hal

PERBEDAAN LEBAR KAMPUH 1 CM, 2 CM DAN 3 CM UNTUK ISIAN SULAM USUS BERBAHAN SATIN PADA HASIL JADI CLUTCH BAG DENGAN MOTIF DEKORATIF

BAB VI HASIL KARYA DAN SPESIFIKASI TEKNIS

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

PERBEDAAN HASIL KETEPATAN UKURAN BLUS LURIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN TEKNIK RELAXING DAN TOLERANSI UKURAN

PENGARUH JUMLAH LAPIS HEAD SLEEVE TERHADAP HASIL JADI CRATER SLEEVE PADA BLUS

PENGARUH KONSENTRASI MORDAN KAPUR DENGAN ZAT WARNA DAUN PACAR KUKU (LAWSONIA INERMIS) KERING TERHADAP PEWARNAAN KAIN KNIT COTTON DENGAN TEKNIK TIE DYE

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

PERBEDAAN JUMLAH MASSA MORDAN KAPUR TERHADAP PEWARNAAN KULIT KECAMBAH KACANG HIJAU PADA BAHAN SUTERA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL DENGAN AUDIOVISUAL KELAS X SMA PGRI 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2014/2015 ABSTRACT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

BAB IV TEKNIS PRODUKSI. menggunakan aplikasi digital Photoshop CS3 dan Adobe Illustrator CS3 demi

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

ABSTRAK PENGARUH JUS BUAH SIRSAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Fashion and Fashion Education Journal

PENGARUH PERBANDINGAN JARAK ANTAR RUFFLES TERHADAP HASIL MANIPULATING FABRIC HIGH MASSED RUFFLES PADA SARUNG BANTAL KURSI

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

PENGARUH JENIS KAIN TERHADAP HASIL JADI BORDIR TIGA DIMENSI PADA HAIRPIECE

Key words : direct observation, indirect observation, ecosystem. Abstrak

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

BAB I PENDAHULUAN. Program komputer merupakan bagian dari teknologi komputer yang telah

PENGARUH INTERFACING TERHADAP HASIL KERUDUNG BORDIR. Sarifatul Fitriyah. Yuhri inang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Resti Tresnasih*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

Wulan Cahyaningrum Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

PENGGUNAAN FACE PAINTING DENGAN TEKNIK MANUAL DAN AIRBRUSH SEBAGAI MAKE UP FOTO PRE WEDDING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Arif Yasthophi*, Herdini, Abdullah Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENGARUH JENIS SETIK BORDIR TERHADAP HASIL JADI BORDIR KEBAYA MODIFIKASI PADA BAHAN TULLE

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PENCAPAN SEBAGAI KESIAPAN UJI KOMPETENSI PENCAPAN SABLON

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BALAI BESAR PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PERBEDAAN HASIL JADI TIE DYE KOMBINASI PEWARNAAN DENGAN AIRBRUSH PADA KAIN SIFON SUTRA DAN SATIN SUTRA

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN PERNYATAAN

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Agustus 2014, Hal 46-52

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

Transkripsi:

PERBEDAAN HASIL JADI MOTIF DENGAN TEKNIK DIRECT TO GARMENT PRINT PADA T- SHIRT COTTON COMBED DAN COTTON CARDED Nur Fadilah R Mahasiswa Program Studi S-1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. dilarahma965@gmail.com Anneke Endang K Dosen Pembimbing Jurusan PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya annekekaryaningrum@unesa.ac.id Abstrak Direct to garment print adalah varian dari pencetakan inkjet yang diterapkan pada tekstil dari gambar yang dihasilkan pada komputer. Prosesnya lebih banyak dikendalikan oleh komputer daripada tangan yang memungkinkan mencetak pola yang lebih kompleks dan hasil yang lebih tepat sesuai desain. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed dan cotton carded, dan untuk mengetahui hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print yang terbaik pada t-shirt cotton combed dan cotton carded ditinjau dari aspek ketajaman, daya serap, dan kerataan Penelitian ini temasuk penelitian eksperimen. Metode penelitian yang digunakan untuk pengambilan data adalah metode observasi, selanjutnya data dianalisis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil jadi motif dengan combed dan cotton carded. Hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt Cotton Combed dan Cotton Carded memiliki hasil sama baik. Kata Kunci: Direct to garment print, Cotton Combed, Cotton Carded. Abstract Direct to garment print is a variant of inkjet printing when applied to textiles from an image generated on computer. As the process is controlled by computer rather than the hand it allows for more complex patterns and is more precise. The purpose of this research is to know the difference of motive result with direct to garment print technique on cotton combed and cotton carded, and to know the result of motive with the best direct to garment print technique on combed cotton and cotton carded. This research included experimental research. The research method used for data collection is the method of observation, then the data is analyzed using t-test with SPSS 22 program. The results showed that there are differences in the results of motives with direct to garment print techniques on cotton combed and cotton carded. The result is motive with direct to garment print technique on Cotton Combed and Cotton Carded t-shirts have the same good result. Key words: Direct to garment print, Cotton Combed, Cotton Carded. PENDAHULUAN Fashion selalu berkembang dengan berbagai inovasi, baik dari desain, teknik pembuatan, maupun bahan yang digunakan. Namun seiring perkembangan zaman, keinginan konsumen semakin beragam, baik dilihat dari desain hingga produk jadi, mulai dari produk busana yang diproduksi secara massal maupun yang bersifat eksklusif. Untuk menghasilkan produk yang eksklusif, dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya ialah dengan cara pemanfaatan perkembangan teknologi dibidang garment khususnya sablon, mulai dari teknik screen printing manual yang prosesnya menggunakan tangan, sablon hotpress yang memindahkan gambar dari kertas dengan menggunakan heat press, hingga teknik direct to garment (DTG) yang dalam pengaplikasiannya dapat langsung dicetak di atas T-shirt. 71 Direct to garment print ialah cara sablon digital menggunakan printer dalam menerapkan sablon t-shirt. Tinta yang digunakan adalah jenis tinta tekstil atau tinta DTG, yakni tinta yang dibuat khusus untuk mencetak pada tekstil menggunakan DTG printer. Direct to garment (DTG) mencetak motif sesuai dengan desain yang telah dibuat menggunakan aplikasi desain grafis, seperti: CorelDraw, Illustrator,dan Photoshop. Direct to garment (DTG) merupakan teknik yang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan sablon manual atau screen printing dan sablon hotpress. Dalam screen printing, dalam prosesnya banyak sekali menggunakan bahan kimiawi yang dalam jangka panjang residu yang dihasilkan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Contohnya seperti obat afdruk yang digunakan untuk membuat afdrukan/film, bahan kimia yang digunakan untuk mencuci screen setelah proses penyablonan yaitu kaporit atau soda api, serta

sisa-sisa tinta dari proses penyablonan yang dibersihkan menggunakan air, akan larut dan terbuang, kemudian meresap ke dalam tanah. Berbeda dengan teknik Direct to garment (DTG), dalam prosesnya menggunakan jumlah tinta yang lebih sedikit dan tidak ada sisa tinta yang terbuang. Untuk bahan kimiawi yang digunakan seperti cairan pre-treatment juga tidak ada yang terbuang. Dalam pengaplikasian Teknik Direct to garment (DTG) perlu adanya motif yang akan dicetak. Motif merupakan desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis atau elemen-elemen, yang dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stilasi alam benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Bentuk dasar motif terdiri dari empat macam yaitu bentuk alami, bentuk dekoratif, geometris, dan abstrak. Suhersono (2006: 10). Berdasarkan bentuk dasar motif dan teknik Direct to garment (DTG) inilah kemudian akan diterapkan pada T-shirt wanita, Direct to garment (DTG) diterapkan pada T-shirt dengan desain dekoratif pineapple, desain motif dibuat menggunakan aplikasi CorelDraw dan Adobe Illustrator. Pada penelitian ini dilakukan pra eksperimen, dengan teknik direct to garment print untuk mendapatkan jenis t-shirt yang terbaik berdasarkan konstruksi dasar serat tekstil, penelitian ini menggunakan bahan rajutan (knit), yaitu Cotton Combed, Rayon, dan Polyester. Pada kain Rayon dan Polyester warna pada motif meresap kurang baik pada bahan dan warna yang dihasilkan lebih gelap. Pada Cotton Combed warna pada motif terlihat jelas dan menyerap dengan baik pada bahan. Berdasarkan hasil pra eksperimen dengan teknik direct to garment print, bahan cotton combed memiliki hasil terbaik. Selanjutnya penelitian dilanjutkan untuk mengetahui t-shirt dengan teknik direct to garment print menggunakan bahan cotton combed, dan cotton carded yang memiliki hasil terbaik, dengan jenis benang 24s, dikarenakan jenis benang tersebut memiliki karakteristik yang tidak terlalu tebal maupun tipis. Cotton combed dan cotton carded memiliki karakteristik yang berbeda, namun sama-sama memiliki kandungan katun yang tinggi, sehingga penelitian dilakukan untuk mengetahui bahan mana yang memiliki hasil terbaik. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengambil judul Perbedaan Hasil Jadi Motif Dengan Teknik Direct To Garment Print Pada T-shirt Cotton Combed Dan Cotton Carded. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari maksud dan tujuan, penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen. Tujuan eksperimen adalah untuk memantau perkembangan akibat dari suatu perlakuan atau lebih secara bertahap (Sudjana, 2010:9). Pada penelitian ini, peneliti melakukan eksperimen untuk mengetahui perbedaan hasil jadi motif dengan Teknik Direct to Garment pada T- shirt Cotton Combed dan Cotton Carded. 72 B. Objek Penelitian Objek penelitian pada eksperimen ini adalah hasil jadi jadi motif dengan teknik direct to garment pada t-shirt cotton combed dan cotton carded ditinjau dari aspek ketajaman warna, daya serap, dan kerataan C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tempat peneliti dan selanjutnya akan di observasi oleh responden terlatih dan semi terlatih yang akan dilakukan di jurusan PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Penelitian pada bulan Oktober 2016 sampai dengan selesai. D. Definisi Operasional Variabel Variabel merupakan hal hal yang menjadi objek penelitian, yang diterapkan dalam suatu penelitian yang menunjukan suatu variasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif Arikunto, (2006:17 ). Terdapat tiga jenis variabel dalam penelitian ini. Variabel tersebut adalah 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis t-shirt yang digunakan ( cotton combed, dan cotton carded). 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil jadi motif menggunakan teknik direct to garment (DTG) ditinjau dari aspek ketajaman, daya serap warna, dan kerataan 3. Variabel Kontrol a) Desain yang digunakan sama, yaitu desain dekoratif pineapple. b) Ukuran gambar:dimension 1937x3356 pixels, 463KB. c) Format gambar: PNG (Portable Network Graphics) d) Mesin cetak: Printer DTG New Transformer e) Tinta: Tinta DTG Germany f) Waktu dalam satu kali cetak motif : ±5 menit g) Waktu pengepresan : 3x 30 detik 165 o C. E. Desain Penelitan Desain penelitian adalah suatu rancangan yang dibuat untuk menghindari penyimpangan dalam pengumpulan data Tabel 1. Desain Penelitian X Y Y X 1 X 1 Y X 2 Y X 2 Keterangan: X : jenis bahan t-shirt X 1 : jenis bahan t-shirt cotton combed X 2 : jenis bahan t-shirt cotton carded Y : Hasil jadi cetak motif teknik direct to garment print X 1 Y : Hasil jadi cetak motif teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed X 2 Y : Hasil jadi cetak motif teknik direct to garment print pada t-shirt cotton carded

F. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian. Metode pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam membentuk suatu keterangan dan kenyataan yang telah ditentukan sehingga terkumpul keterangan yang objektif metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode observasi. Data yang diperoleh dari hasil observasi yang dipatenkan dari beberapa responden terpilih. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen pengamatan perbedaan hasil jadi motif dengan teknik direct to garment pada t-shirt cotton combed dan cotton carded yang meliputi aspek ketajaman, daya serap, dan kerataan Kemudian diamati oleh 5 observer dosen tata busana atau dosen penguji dan 25 observer mahasiswa tata busana. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengolah atau menganalisis serta membuktikan kebenaran data yang diperoleh. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan uji T. Dengan taraf nyata α 0,05 untuk penelitian eksperimen yang menguji ada tidaknya perbedaan hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed dan cotton carded. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Aspek Ketajaman Warna Tabel 2. Ringkasan Uji-t untuk aspek ketajaman warna Berdasarkan table 2 hasil uji-t diatas dapat menunjukan bahwa t hitung = 7,094 dengan tingkat signifikan, α= 0,00 (< 0,05). Berarti H a diterima, yang artinya ada perbedaan hasil jadi motif dengan combed dan cotton carded pada aspek ketajaman 2. Aspek Daya Serap Warna Gambar 1. Diagram Batang Hasil Jadi Motif Ditinjau Dari Aspek Ketajaman Warna Dari gambar diagram batang 1 diatas dapat dijelaskan bahwa hasil jadi pewarnaan biji alpukat ditinjau dari aspek ketajaman warna, cotton combed memiliki nilai rata-rata sebesar 3,64 merupakan kategori sangat baik. Nilai mean dengan nilai terkecil adalah hasil jadi motif dengan teknik direct to garment pada t-shirt cotton carded sebesar 3,23 dengan kategori baik. Selanjutnya dilakukan analisis statistik menggunakan uji T seperti berikut: Gambar 2. Diagram Batang Hasil Jadi Motif Ditinjau Dari Aspek Daya Serap Warna Dari gambar diagram batang 2 diatas dapat dijelaskan bahwa hasil jadi pewarnaan biji alpukat ditinjau dari aspek ketajaman warna, cotton carded memiliki nilai rata-rata sebesar 3,19 merupakan kategori baik. Nilai mean dengan nilai terkecil adalah hasil jadi motif dengan teknik direct to garment pada t-shirt cotton combed sebesar 3,07 dengan kategori baik. Selanjutnya dilakukan analisis tatistic menggunakan uji T seperti berikut: 73

Tabel 3. Ringkasan Uji-t untuk aspek daya serap warna daya serap warna Berdasarkan table 3 hasil uji-t diatas dapat menunjukan bahwa t hitung = -0,710, dengan tingkat signifikan, α= 0,48(>0,05). Berarti H a ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan hasil jadi motif dengan combed dan cotton carded pada aspek daya serap 3. Aspek Kerataan Warna Gambar 3. Diagram Batang 3 Hasil Jadi Motif Ditinjau Dari Aspek Kerataan Warna Dari gambar diagram batang 3 diatas dapat dijelaskan bahwa hasil jadi pewarnaan biji alpukat ditinjau dari aspek ketajaman warna, cotton carded memiliki nilai rata-rata sebesar 3,68 merupakan kategori sangat baik. Nilai mean dengan nilai terkecil adalah hasil jadi motif dengan teknik direct to garment pada t-shirt cotton combed sebesar 3,39 dengan kategori sangat baik. Selanjutnya dilakukan analisis statistic menggunakan uji T seperti berikut: Tabel 4. Ringkasan Uji-t untuk aspek Berdasarkan tabel 4 hasil uji-t dapat dilihat t hitung = -2,004, dengan tingkat signifikan, α= 0,05(= 0,05). Berarti H a diterima, yang artinya ada perbedaan hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed dan cotton carded pada aspek kerataan Pembahasan Berdasarkan pengelolahan data yang sudah ada kemudian dianalisis statistik uji-t dengan menggunakan SPSS 22. Adapun pembahasan dari keseluruhan aspek dijelaskan sebagai berikut: 1. Perbedaan hasil jadi motif dengan teknik Direct to garment ditinjau dari Aspek Ketajaman warna, Daya serap, dan Kerataan a. Aspek Ketajaman Warna 7,094 dengan tingkat signifikan, α= 0,00(<0,05). Berarti H a diterima, yang artinya ada perbedaan pada hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed dan cotton carded pada aspek ketajaman Pada t-shirt Cotton Combed warna yang dihasilkan lebih terang, dan warna pada keseluruhan motif tidak pudar, sedangkan hasil jadi motif pada cotton carded warna yang dihasilkan lebih gelap, hal ini dikarenakan adanya tiga kali proses pressing, satu kali sebelum dan dua kali sesudah proses printing yang menjadikan t-shirt cotton carded yang memiliki kandungan polyester lebih banyak dibandingkan t-shirt Cotton Combed lebih mudah merespon panas dari mesin heat press dan menjadikan warna yang dihasilkan mejadi lebih gelap. Menurut Christina (2015) Proses pressing menggunakan alat heat press dapat menjadikan penurunan warna pada hasil jadi direct to garment, pada bahan cotton lebih sedikit terjadinya penurunan warna. Hal ini didukung hasil uji laboratorium, t-shirt cotton combed memiliki kandungan katun 78% dan polyester 22%, sedangkan pada t-shirt cotton carded memiliki kandungan katun 56% dan polyester sebanyak 44%. 74

b. Aspek Daya Serap Warna -710, dengan tingkat signifikan, α= 0,48(>0,05). Berarti H a ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan pada hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed dan cotton carded pada aspek daya serap Pada t-shirt Cotton Combed dan Cotton Carded warna dapat terserap dengan baik pada bahan, dan tidak mengelupas, hal ini dikarenakan t-shirt Cotton Combed dan Cotton Carded memiliki daya serap yang sangat baik. Menurut Chelsea (2017) C otton memiliki daya serap yang baik, serta mampu menyerap zat warna. Hal ini didukung dengan hasil uji laboratorium, t-shirt cotton combed memiliki daya serap air 126,5%, dan pada t-shirt cotton carded memiliki daya serap air sebesar 106%. c. Aspek Kerataan Warna -2,004, dengan tingkat signifikan, α=0,05(=0,05). Berarti H a diterima, yang artinya ada perbedaan pada hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed dan cotton carded pada aspek kerataan Pada t- shirt cotton combed terdapat sedikit bercak warna yang timbul dan bagian kaos yang tercetak motif masih terlihat sedikit serabut kaos, sedangkan pada t-shirt cotton carded warna dapat merata pada keseluruhan motif sesuai desain, tidak terdapat bercak warna, dan ketebalan warna yang dihasilkan sama rata di seluruh bagian motif. Hal ini disebabkan karena t-shirt cotton combed memiliki kandungan katun dan daya serap air yang lebih tinggi dibandingkan dengan t-shirt cotton carded, yang menyebabkan lebih mudahnya tinta DTG terserap ke dalam serat bahan t- shirt cotton combed dan menjadikan adanya tinta yang terserap secara berlebihan sehingga timbul adanya bercak-bercak pada motif, dan motif yang menjadi tebal tipis. Menurut Christina (2015) Cotton lebih cepat menyerap warna, namun dapat menimbulkan penumpukan tinta atau zat warna, hal ini didukung hasil uji laboratorium t-shirt cotton combed memiliki daya serap air 126,5% dan daya serap air pada t-shirt cotton carded sebesar 106%. 2. Hasil Terbaik Hasil terbaik dapat dilihat dari nilai tertinggi dari total mean ketiga aspek pada setiap t-shirt, yakni cotton combed dan cotton carded. Total nilai mean pada t-shirt cotton combed adalah 10,1, dan total nilai mean pada t-shirt cotton carded adalah 10,1. Dengan rata-rata mean masing-masing adalah 3,36 yang termasuk dalam kategori sangat baik, berarti hal ini menunjukkan bahwa hasil motif dengan combed dan cotton carded adalah sama baik. Hal ini dikarenakan pada t-shirt cotton combed aspek ketajaman warna memiliki nilai mean lebih tinggi dibandingkan dengan t-shirt cotton carded, namun sebaliknya pada t-shirt cotton carded aspek kerataan warna memiliki nilai mean lebih tinggi dibandingkan dengan t-shirt cotton combed. Dan nilai mean pada t-shirt cotton carded dan t-shirt cotton combed aspek daya serap warna memiliki hasil yang tidak berbeda jauh. Hal ini didukung hasil uji laboratorium kandungan katun dari cotton combed adalah 78% dan daya serap air 126,5%, sedangkan kandungan katun pada cotton carded adalah 56%, dan daya serap air sebesar 106%. Temuan Penelitian Temuan penelitian ini adalah ada perbedaan hasil jadi motif dengan teknik direct to garment pada t- shirt cotton combed dan cotton carded, ditinjau dari aspek ketajaman, daya serap, dan kerataan PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan analisis data penelitian yang dilakukan tentang perbedaan hasil jadi motif dengan teknik direct to garment pada t-shirt cotton combed dan cotton carded, Dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan yang signifikan hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed dan cotton carded ditinjau dari aspek ketajaman warna dan kerataan warna, tetapi tidak ada perbedaan hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed dan cotton carded ditinjau dari aspek daya serap. 2. Hasil jadi motif dengan teknik direct to garment pada t-shirt cotton combed dan cotton carded adalah sama baik. B. Saran Berdasarkan simpulan tentang penelitian hasil jadi motif dengan teknik direct to garment print pada t-shirt cotton combed dan cotton carded, penulis mencoba memberikan saran, yaitu : untuk mendapatkan hasil yang terbaik sebaiknya bahan yang digunakan adalah bahan sejenis cotton combed yang memiliki kandungan katun yang tinggi yakni dengan kandungan katun minimal 70%. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Chelsea. 2017. Step by step direct to garment. Diambil dari http://costalbusiness.com/ Step-by-step-direct-to-garment.html. (10 Juli 2018) Cie, Christina. 2015. Ink Jet Textile Printing. Amsterdam: Elsevier. Sudjana. 2010. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito. 75