3
3
UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BERBAHASA LISAN MELALUI PERMAINAN PERMATA TERSEMBUNYI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PGRI CELEP 3 KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 Ngadinem, A53H111101, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhmmadiyah Surakarta, 2014,90 halaman ABSTRAK Tujuan umum : Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh permainan permata tersembunyi terhadap kreativitas berbahasa lisan anak. Tujuan khusus : Untuk mengetahui pengembangan kreativitas berbahasa lisan pada anak melalui permainan permata tersembunyi di TK PGRI 3 Celep, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang biasa disingkat PTK, dalam rangka memecahkan masalah. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh anak kelompok B TK PGRI 3 Celep Kecamatan Kedawung Kabupaen Sragen Tahun 2013/2014. Jumlah anak kelompok B tersebut adalah 20 anak. Peneliti bertindak sebagai guru kelas. Penelitian ini mengambil penelitian pembelajaran kreativitas berbahasa lisan anak melalui permaianan permata tersembunyi di Taman Kanak kanak. Hasil Penelitian : Pada pra siklus nilai rata - rata prosentase kreativitas berbahasa lisan adalah 25% %, sedangkan pada permainan permata tersembunyi memperoleh nilia 25%, siklus I keberhasilan penilaian rata-rata prosentase kreatvitas berbahasa lisan adalah sebesar 37,92 %,sedangkan keberhasilan permainan permata tersembunyi sebesar 38,80%, siklus II keberhasilan penilaian rata-rata prosentase kreatvitas berbahasa lisan adalah sebesar 45,80 %, sedangkan keberhasilan permainan permata tersembunyi sebesar 46,80%, pada siklus keberhasilan penilaian rata-rata prosentase kreativitas berbahasa lisan adalah sebesar 85,60%, sedangkan keberhasilan permainan permata tersembunyi sebesar 87,30%, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kreativitas berbahasa lisan anak melalui permainan permata tersembunyi dapat mengembangkan kreativitas anak. Kata Kunci : Kreativitas Berbahasa Lisan, Permainan Permata Tersembunyi 1
A. PENDAHULUAN Kreativitas berbahasa anak meliputi kemampuan berkomunikasi secara efektif, mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca, hal ini berkaitan dengan pendapat Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati (2006:7.12) Kreativitas berbahasa, terutama berbicara (berbahasa lisan) diperlukan sebagai dasar bagi anak untuk berinteraksi dengan orang lain, baik dengan orang tuanya maupun dengan teman seusianya serta orang lebih dewasa dari segi umurnya. Kreativitas bahasa lisan merupakan perkembangan yang sangat penting bagi anak usia dini, karena bahasa bukanlah sekedar pengucapan katakata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, mengatakan, menyampaikan atau mengkomunikasikan pikiran, ide maupun perasaan. Tujuan berbahasa lisan adalah untuk memberitahukan, melaporkan, menghibur, membujuk dan meyakinkan seseorang. Secara umum kreativitas bahasa lisan anak usia 5-6 tahun sudah dapat menyebut berbagai bunyi atau suara tertentu, menirukan 4-5 urutan kata, menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah secara sederhana dan sudah dapat menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi secara sederhana. Berdasarkan pengamatan penulis, tingkat kreativitas berbahasa lisan atau daya serap anak di TK PGRI 3 Celep, Kecamatan Kedawung, Kabupatan Sragen, sangat bervariasi. Artinya ada anak yang mampu berbahasa lisan dan ada yang sedang serta ada yang sulit untuk berbahasa lisan. Padahal inti berbahasa lisan mengeluarkan ide, gagasan, atau pendapat kepada orang lain. Oleh sebab itu seorang guru TK harus berusaha dengan berbagai cara untuk meningkatkan kreativitas berbahasa lisan anak. Peningkatan kualitas pendidikan di TK, ditentukan beberapa faktor penentu keberhasilan, yaitu melalui Permainan Permata Tersembunyi untuk Meningkatkan Kreativitas Berbahasa Lisan Anak. Permainan Permata Tersembunyi merupakan permainan yang sangat menarik bagi anak karena permainan ini menggunakan gambar-gambar yang terdapat didalam permata. Permainan ini sangat memotivasi anak untuk mencari permata yang tersembunyi tersebut. Permainan ini dilakukan didalam 2
ruangan dengan menggunakan wadah plastik yang berukuran besar, didalamnya terdapat pasir dan permata-permata yang berisikan gambargambar. Permainan permata tersembunyi adalah sebuah aktivitas terobosan bahwa anak-anak menghadapi beberapa permasalahan sensorik atau liquisik ketika mereka hendak menyusupkan tangan mereka ke dalam wadah plastik yang berisi pasir dan mereka berusaha mendapatkan permata yang tersembunyi didalam wadah. Setelah anak berhasil menemukan permata yang dicarinya, anak secara tidak langsung mengeluarkan ekspresi sehingga anak terdorong untuk menceritakan benda yang telah ditemukannya. Dalam permainan ini anak diharuskan untuk menceritakan apa yang terdapat didalam permata tersebut sehingga dapat melatih kreativitas berbahasa lisan anak. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan peran guru di TK PGRI 3 Celep, Kecamatan Kedawung, Kabupatan Sragen, menunjukkan bahwa sebagian besar anak masih rendah kreativitas berbahasanya,terutama bahasa lisannya hal ini terlihat anak belum mampu menyebutkan kembali 4-5 kata. Disamping itu anak belum dapat menyebutkan benda-benda yang ada disekitarnya, selain itu anak belum bisa menunjukkan kreativitasnya dalam menyanyi, memimpin doa, memimpin barisan, bercerita dan berbicara dengan teman-temannya dan jika disuruh tampil di depan kelas, sangat minim sekali anak yang berani menunjukkan kreativitas berbahasanya (bahasa lisan) di depan teman-temannya. Dari uraian di atas peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tentang Meningkatkan Kreativitas Berbahasa Lisan Anak Melalui Permainan Permata Tersembunyi di TK PGRI 3 Celep, Kecamatan Kedawung, Kabupatan Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014. B. METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan/dilaksanakan di TK PGRI CELEP 3, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun anak yang diteliti adalah anak kelas/kelompok B. 3
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan Nopember 2013 sampai dengan bulan Pebruari 2014. Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus. Adapun rincian waktu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah guru dan anak didik kelompok B TK PGRI 3 CELEP, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Tahun Pelajaran 2013/2014. Jumlah anak didiknya adalah 20, terdiri dari 11 anak perempuan dan 9 anak laki-laki. 4. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini adalah merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan. Menurut Suharsimi Arikunto dkk (2006:16) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan berbahasa lisan anak, dan diamati oleh observasi. Penelitian Tindakan Kelas secara garis besar terdiri dari empat kegiatan yaitu : a. Perencanaan. b. Pelaksanaan. c. Pengamatan. d. Refleksi. 5. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kart Levin. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksankan dengan bentuk siklus yang berulang. Terdapat langkah dalam PTK yang merupakan satu siklus yaitu : 4
Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, adapun setiap siklus dilakukan dalam 4 kali pertemuan. Adapun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: Perencanaan atau persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, dan analisis data, refleksi. Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di TK PGRI CELEP 3, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen sebanyak 20 orang anak. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, daur siklus penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Suharsimi Arikunto (2006:16) adalah sebagai berikut: 6. Teknik Pengumpulan Data Catatan lapangan adalah catatan yang digunakan untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak, di dalam pelaksanaan hal-hal yang penting atau kejadian yang terjadi di lapangan. Observasi digunakan untuk mengetahui tentang respon dan sikap anak selama melaksanakan kegiatan permainan permata tersembunyi. Dokumentasi yang digunakan untuk mengetahui berbagai gejala yang muncul atau terekam pada saat melaksanakan kegiatan permainan permata tersembunyi yang bersifat mundur untuk mengadakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Instrumen penelitian :Adapun data dalam penelitian ini adalah data tentang kreativitas berbahasa lisan yang diperoleh dari hasil pengamatan (lembaran observasi). 7. Indikator Pencapaian Indikator pencapaian merupakan rumusan pencapaian yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Tabel Indikator Pencapaian. Keberhasilan penelitian Siklus I Siklus II Siklus III Meningkatan kreativitas berbahasa lisan anak melalui permianan permata 50 % 60 % 75 % tersembunyi. 5
8. Teknik Analisis Data Tekinik analisa data dalam penelitian ini dengan tindakan pembelajaran yang yang dikembangkan selama proses refleksi sampai penyusunan laporan. Data tentang kreativitas dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan antara hasil dari rata-rata kreativitas anak dengan indikator pencapaian. Data tentang permainan permata tersembunyi dalam penelitian ini yaitu dengan mengobservasi kreatifitas anak. Langkah dalam memperoleh data hasil observasi adalah sebagai berikut : Skor 1 : Belum Berkembang (BB) Skor 2 : Mulai Berkembang (MB) Skor 3 : Berkembang Sesuai Dengan Harapan (BSH) Skor 4 : Berkembang Sangat Baik (BSB) Kemudian dibuat tabulasi nilai observasi kreativitas berbahasa lisan anak melalui perrmainan permata tersembunyi yang terdiri dari nomor, nama anak, aspek yang diamati, jumlah skor, prosentase. Menghitung prosentase pencapaian kreativitas berbahasa lisan pada anak melalui permainan permata tersembunyi : Prosentase pencapaian kreativitas Jumlah skor yang dapat dicapai tiap anak X 100 % Jumlah skor maksimum Keterangan : Skor maksimum = jumlah aspek kreativitas x skor maksimum aspek kreativitas Skor maksimum = 11 x 4 = 44 Prosentase pencapaian rata-rata kreativitas anak dalam satu kelas. Jumlah prosentase anak dalam satu kelas Jumlah anak dalam satu kelas 6
Membandingkan hasil prosentase rata-rata dengan indikator penelitian setiap siklus C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Peneltian a. Pra Siklus Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pra siklus sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode permainan permata tersembunyi Pada pra siklus nilai rata - rata prosentase kreativitas berbahasa lisan adalah 25% %, sedangkan pada permainan permata tersembunyi memperoleh nilia 25%dari 20 anak di TK Celep 3 Kedawung Kabupaten Sragen. b. Siklus I Berdasarkan hasil tabulasi tentang penilaian kreativitas berbahasa lisan pada siklus I pertemuan 1, maka diperoleh 35, 83 %., dan permainan permata tersembunyi sebesar 36,0%. Prosentase tersebut belum mencapai skor hasil maksimal yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 50 %. Maka peneliti akan melanjutkan sampai target 70 % tersebut tercapai, kemudian pada siklus I pertemuan 2, maka diperoleh 36,88 %. Sedangkan permainan permata tersembunyi sebesar 37,3%. Prosentase tersebut belum mencapai skor hasil maksimal yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 50 %. Maka peneliti akan melanjutkan sampai target 70 % tersebut tercapai. Dan pada siklus I pertemuan 3, maka diperoleh 37,92 % sedangkan pada permainan permata tersembunyi memperoleh 38,8%. Prosentase tersebut belum mencapai skor hasil maksimal yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 50 %. Maka peneliti akan melanjutkan sampai target 70 % tersebut tercapai. c. Siklus II Berdasarkan hasil tentang penilaian kreativitas berbahasa lisan, pada siklus II pada pertemuan 1, maka diperoleh nilai sebesar 42,67 %, sedangkan pada permainan permata tersembunyi nilai sebesar 43,0%. 7
Prosentase tersebut belum mencapai skor hasil maksimal yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 60%. Pada siklus II pada pertemuan 2, maka diperoleh 43,54 %, sedangkan pada permainan permata tersembunyi. Sebesar 47,3%. Prosentase tersebut belum mencapai skor hasil maksimal yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 60%. Dan hasil pada siklus II pada pertemuan 3, maka diperoleh 45,8 %anak melalui permainan permata sebesar 46,8%. Prosentase tersebut belum mencapai skor hasil maksimal yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 60%. d. Siklus III Berdasarkan hasil tentang kategori penilaian kreativitas berbahasa lisan anak, pada siklus III pertemuan 1, diperoleh hasil sebesar 69,38%, sedangkan pada nilai permainan permata tersembunyi memperoleh nilai sebesar 64,%. Prosentase tersebut sudah mencapai skor hasil maksimal yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 70%. Pada siklus III pertemuan 2 dihasilkan tentang kategori penilaian kreativitas berbahasa lisan anak, maka diperoleh 69,79 %, sedangkan permainan permata tersembunyi diperoleh nilai sebesar 69,8. Prosentase tersebut belum mencapai skor hasil maksimal yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 70%. Dan untuk hasil pada siklus III pertemuan 3 hasil kategori penilaian kreativitas berbahasa lisan, maka diperoleh 85,6%., dan pada permainan permata tersembunyi mendapat memperoleh nilai 87,3%. Prosentase tersebut sudah mencapai skor hasil maksimal yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 70%. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Secara keseluruhan penerapan pendekatan metode permainan permata tersembunyi dapat mengembangkan kreativitas berbahasa lisan anak. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kreativitas berbahasa lisan anak adalah berbeda-beda antara anak satu dengan anak yang lainnya. Hal ini tidak menjadi masalah sebab rata-rata prosentase dalam satu kelas sudah kelihatan meningkat. Pada pra siklus nilai rata-rata prosentase 8
kreativitas berbahasa lisan adalah 25% %, sedangkan pada permainan permata tersembunyi memperoleh nilia 25%, siklus I keberhasilan penilaian rata-rata prosentase kreatvitas berbahasa lisan adalah sebesar 37,92 %,sedangkan keberhasilan permainan permata tersembunyi sebesar 38,80%, siklus II keberhasilan penilaian rata-rata prosentase kreatvitas berbahasa lisan adalah sebesar 45,80 %, sedangkan keberhasilan permainan permata tersembunyi sebesar 46,80%, pada siklus keberhasilan penilaian rata-rata prosentase kreatvitas berbahasa lisan adalah sebesar 85,60%, sedangkan keberhasilan permainan permata tersembunyi sebesar 87,30%, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kreativitas berbahasa lisan anak melalui permainan permata tersembunyi dapat mengembangkan kreativitas anak. D. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Bermain permata tersembunyi dapat mengembangkan kreativitas berbahasa lisan anak. Hal ini terbukti adanya pengembangan kreativitas berbahasa lisan anak dari pra siklus ke siklus I dan siklus II, pra siklus keadaan kreatifitas berbahasa lisan anak hanya 25 % yang mampu berkreativitas berbahasa l, dan untuk permainan permata tersembunyi 25%, yang mampu berkreativitas berbahasa lisan. Setelah diadakan tindakan ternyata pada siklus I meningkat menjadi 37,92% untuk kreativita berbahasa lisan,penilaian permainan permata tersembunyi meningkat 38.8%. Ternyata pada tindakan siklus II dapat mencapai tingkat keberhasilan kreativitas berbahasa lisan anak mencapai 45,8 dan pelaksanaan permaian permata teresmbunyi sebesar 46,8%. Kemudian pada siklus III terjadi peningkatkan menjadi 85,6%. Untuk kreativita berbahasa lisan dan untuk 87,3% pelaksanaan permainan permata tersembunyi. Jadi dengan kegiatan bermain permata tersembunyi dapat 9
mengembangkan kerativitas berbahasa lisan anak di TP PGRI 3 Celep, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen pada khususnya. 2. Implikasi Penelitian yang telah dilakukan, ternyata berdampak positif terhadap proses kegiatan belajar mengajar pada anak. Anak bertambah semangat didalam kreativitas berbahasa lisan, melalui kegiatan permainan permata tersembunyi. Penelitian ini juga berpengaruh terhadap perkembangan fisik motorik anak, baik fisik motorik kasar maupun fisik motorik halus. Juga tak ketinggalan perkembangan kognitif, nilai-nilai agama dan moral, serta sosial emosional anak. 3. Saran a. Orang tua 1) Jangan membatasi anak untuk bermain dengan pasir, air, dan lain sebagainya, supaya anak dapat terpenuhi kebutuhan bermainnya. Juga jangan membatasi anak dengan model permainan supaya anak dapat menemukan jenis permainan yang baru dan dapat mengembangkan kreativitas berbahasa lisannya. 2) Selalu mengawasi dan memberi dukungan kepada anak agar senang bermain, berikutnya juga jangan ketinggalan pengarahan kepada anak untuk kegiatan permainan, supaya permainan tersebut masih tetap dalam lingkup pendidikan. 3) Memberikan penghargaan kepada anak yang dapat menemukan jenis permainan baru, untuk meningkatkan semua aspek perkembangan anak. 4. Guru 1) Selalu beruaha untuk menggali berbagai jenis permainan baru, untuk meningkatkan perkembangan anak di semua aspek perkembangan. 2) Guru diharapkan selalu memberikan motivasi kepada anak di dalam mengembangkan kretivitas berbahasa lisan anak, dan kreativitas yang lainnya. 10
3) Guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak pada waktu anak mengembangkan kreativitasnya, yang disesuaikan dengan tema pada waktu proses belajar mengajar berlangsung maupun waktu istirahat. 4) Guru memberikan penghargaan kepada anak-anak yang senang melakukan permainan dan dapat menemukan sesuatu yang baru. DAFTAR PUSTAKA Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati. 2006. Bermain, Mainan, Dan Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta. Ali Nugraha dan Yeni Rachmawati. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Aksara Baru Asrori. 2007. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar. Jakarta : Aksara Baru Craft. 2000. Perkembangan Anak Jilid I (Edisi 6). Penerbit Erlangga : Jakarta Aksara Baru Martini. 2006. Metode Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Munandar. 2009. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : Universitas Terbuka Nurchasanah. 2006. Materi Pokok Seni Ketrampilan Anak. Universitas Terbuka : Jakarta Rita Kurnia. 2009. Media Pengajaran, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. Soemarti Patmonodewo. 2000. Metode Pengembangan Kognitif Jakarta. Universitas Terbuka. Utami Munandar. 2002. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka 11