BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005. Pemberian kewenangan melalui otonomi daerah didasarkan pada asas desentralisasi. Salah satu syarat untuk melaksanakan kewenangan atas dasar desentralisasi adalah tersedianya sumber pembiayaan sesuai yang telah diatur pada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Dana Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Maka dari itu kepala daerah dapat mengelola keuangan daerah masing-masing. Adanya otonomi daerah membawa perubahan baru yang cukup mendasar atas kedudukan aparat di lingkungan pemerintahan. Perubahan tersebut terletak pada pengawasan fungsional di lingkungan aparat internal audit. Pemberian kewenangan melalui otonomi daerah harus didampingi oleh pengawasan di tingkat daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 156 ayat 1 Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala uang berupa uang dan barang yang dapat disajikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Keuangan daerah ini terdiri dari penerimaan dan 1
2 pengeluaran asli daerah. Pelaksanaan otomoni daerah ini dilakukan dalam rangka mewujudkan good goverment. Agar dapat mencapai tujuan tersebut perlu diadakan penegakan aturan dalam rangka clean goverment yaitu pemerintah yang bersih dari tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme atau KKN. Maka dari itu Kabinet Indonesia Bersatu telah menetapkan program yang salah satunya untuk melaksanakan penegakan hukum secara konsisten dan melanjutkan pemberantasan KKN. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka mewujudkan clean goverment melalui Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang sering disebut Inspektorat DIY. Inspektorat DIY merupakan salah satu instansi yang berbentuk badan, dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah serta memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan. Pengawasan yang dilakukan Inspektorat DIY didasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tetang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Inspektorat DIY dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kinerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembanguanan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3 Fungsi pengawasan di tingkat daerah akan mencegah terjadinya penyimpangan dan penyelewengan seperti tindak korupsi, kolusi dan nepotisme serta kebocoran dan pemborosan kekayaan daerah khususnya pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Terjadinya hal-hal seperti KKN tentu dapat berakibat pada Pendapatan Asli Daerah atau PAD Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak akan dapat teralisasikan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2008 pasal 3 fungsi Inspektorat DIY adalah : 1. Perencanaan program dan pengawasan. 2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan. 3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, reviu laporan keuangan dan penilaian tugas pengawasan dan atau kinerja instansi. 4. Pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah daerah. 5. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten/Kota, dan pelaksanaan urusan pemerintah di Daerah Kabupaten/Kota. 6. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan. 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Fungsi utama Inspektorat DIY adalah membantu manajemen pemerintahan untuk memeriksa dan mengawasi sistem pengendalian internal serta membantu meningkatkan pendapatan asli daerah agar dapat terkontrol sesuai dengan
4 target yang sebelumnya telah ditetapkan. Kinerja Inspektorat DIY dapat dilihat pada LAKIP atau Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. LAKIP akan menggambarkan kinerja yang berhasil dicapai oleh suatu organisasi pemerintah atas pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini disusun dalam periode tahunan. LAKIP memiliki manfaat sebagai bahan evaluasi terhadap kenirja organisasi pemerintah selama periode satu tahun. Inspektorat DIY merupakan salah satu organisasi pemerintah yang melakukan penyelenggaraan pemerintah di bidang pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat DIY menurut LAKIP 2012 direalisasikan dengan beberapa kegiatan diantaranya adalah : 1. Pelaksanaan pengawasan intern secara berkala. 2. Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah. 3. Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan kepala daerah. 4. Inventarisasi temuan pengawasan. 5. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan. 6. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif.
5 Tabel 1 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011-2014 No Keterangan 2011 Rencana (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) 1 Pajak Daerah 655.306.917.953 735.226.105.916 112,2 2 Hasil Retribusi Daerah 33.575.099.081 35.985.658.458 107,18 3 4 No Keterangan 2012 Rencana (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) 1 Pajak Daerah 805.095.980.000 871.630.605.393 108,26 2 Hasil Retribusi Daerah 32.149.648.150 34.115.157.619 106,11 3 4 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 29.200.366.955 28.961.383.472 99,18 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 57.035.064.000 71.790.353.339 125,87 Jumlah 775.117.447.989 871.963.501.185 112,49 31.088.429 92.202.606 296,58 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 45.139.246.800 62.824.830.237 139,18 Jumlah 882.415.963.379 968.662.795.855 109,77 No Keterangan 2013 Rencana (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) 1 Pajak Daerah 1.021.820.720.000 1.063.314.117.923 104,06 2 Hasil Retribusi Daerah 35.715.599.098 38.043.041.005 106,52 3 4 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 40.411.499.192 40.817.517.188 101,00 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 53.058.526.507 73.929.656.201 139,34 Jumlah 1.151.006.344.797 1.216.104.332.317 105,66 No Keterangan 2014 Rencana (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) 1 Pajak Daerah 1.202.117.342.494,00 1.291.665.050.808,00 107,45 2 Hasil Retribusi Daerah 40.682.507.208,00 44.595.094.779,61 109,62 3 4 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 48.063.944.818,32 48.247.880.493,70 100,38 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 51.426.681.059,95 80.098.219.910,14 155,75 Jumlah 1.342.290.475.580 1.464.606.245.991 109,11 Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban DIY Tahun 2011-2014
6 Berdasarkan tabel target dan realisasi pendapatan asli daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 2011 hingga tahun 2014 menunjukkan bahwa pemerintah daerah mampu mencapai target yang telah direncakan. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang ditampilkan disetiap tahun rata-rata menunjukkan persentase di atas 100% yang berarti pemerintah telah berhasil mencapai apa yang telah ditargetkan pada perencanaan. Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Purwanti Mariani (2012) menyatakan bahwa pernanan Inspektorat dapat meningkatkan pendapatan asli daerah pada Pemerintah Kota Bandung serta dalam penelitian lain yang dilakukan pada Inspektorat Majalengka oleh Susanti (2011) menyatakan hal yang sama yaitu Inspektorat berperan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah pada Pemerintah Kota Majalengka. Berdasarkan latar belakang diatas penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang sama dengan objek yang berbeda yaitu pada Pemerintah Kota Daerah Istimewa Yogyakarta dengan judul : PERANAN INSPEKTORAT DIY DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011-2014
7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penulisan ini adalah : 1. Seberapa besar peningkatan Pendapatan Asli Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang terjadi pada tahun 2011-2014? 2. Bagaimanakah peranan Inspektorat DIY dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penulisan Penulisan ini dilakukan dengan beberapa tujuan, diantaranya adalah : 1. Mengetahui seberapa besar peningkatan Pendapatan Asli Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang terjadi pada tahun 2011-2014. 2. Mengetahui Bagaimanakah peranan Inspektorat DIY dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta? 1.4 Kerangka Penulisan Sebuah organisasi yang menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian serta pelaksanaan tentu tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa adanya sebuah pengawasan. Semakin berkembangnya kegiatan sebuah organisasi maka aktivitas yang akan dilakukannya akan semakin kompleks. Semakin kompleksnya kegiatan sebuah organisasi maka seorang pemimpin organisasi tersebut akan semakin terbatas dalam melakukan pengawasan. Pengawasan pada sebuah organisasi penting dilakukan karena hal ini tidak hanya bertujuan pada keefektifan sebuah organisasi itu sendiri namun juga
8 turut melindungi harta organisasi dan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah. Selain itu pengawasan dilakukan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan kemungkinan terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan pemerintah daerah itu sendiri. Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/03.1/M.PAN/3/2007 Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Tujuan utama pengawasan adalah menjaga dan menjamin agar penyelenggaraan pemerintah dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan secara ekonomis, efektif, dan efisien serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan fungsi pengawasan harus dapat mendorong penyelenggaraan pemerintahan kearah penerapan prinsip-prinsip agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik (good goverment). Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pada sebuah instansi pemerintahan pengawasan diwakili oleh aparat pengawas yang selanjutnya di sebut Inspektorat yang didalamnya terdiri dari auditor internal yang profesional di bidang masing-masing. Inspektorat membantu pemerintah untuk memeriksa dan mengawasi jalannya arus masuk dan keluar pendapatan asli daerah agar dapat berjalan lancar serta dapat pula diawasi. Inspektorat juga dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan dalam melaksanakan peningkatan pendapatan asli daerah.
9 Pendapatan Asli Daerah atau yang sering disingkat PAD merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Darise, 2011, 48). Pendapatan asli daerah merupakan sumber penerimaan daerah sendiri perlu ditingkatkan untuk dapat menanggung sebagian belanja daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 6 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah meliputi: 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan 4. Pendapatan Asli Daerah Lain-Lain yang Sah Melalui penelitian yang dilakukan Purwanti (2012) mengatakan bahwa: Terdapat korelasi sebesar 0,646 yang menunjukkan bahwa peran Inspektorat Kota Bandung memiliki hubungan yang kuat dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yang berarti Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis menarik kesimpulan bahwa Inspektorat Kota Bandung berperan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan penelitian diatas, penulis mengajukan hipotesis yang akan diuji yaitu : Inspektorat DIY berperan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah atau PAD pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
10 PEMERINTAH DAERAH Pengeluaran Pemasukan PAD INSPEKTORAT Dana perimbagan Pendapatan lainlain pemerintah daearah yang sah Gambar 1 Kerangka Pemikiran
11