(1) Hamdan Suhandi , (2) Nikmah Musa, ( 3) Fauzan Zakaria, Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BERBAGAI PERSENTASE NAUNGAN

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK DAN JARAK TANAM YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

III. BAHAN DAN METODE

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharatasturt) PADA SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO YANG BERBEDA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kassa) Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAYAM (AmaranthusSp) AKIBAT PEMBERIAN MULSA ORGANIK *) Oleh : Wirnawati Paris (1), Nurdin (2) (3) **)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CAISIN (BRASSICA CHINENSIS L.) BERDASARKAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN AIR *) Oleh : Ningsih Pakaya (1), Nikmah Musa (2) (3) **)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN METODE PENELITIAN

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Irmawaty Harun , Zulzain Ilahude, Fauzan Zakaria, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Pemberian Giberelin dan Pupuk TSP

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Transkripsi:

PENGARUH NAUNGAN DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Hamdan Suhandi (1), Nikmah Musa (2), Fauzan Zakaria (3) (1) Mahasiswa Program Studi Agroteknologi (2) Dosen Pengajar Program Studi Agroteknologi ABSTRAK HAMDAN SUHANDI. Pengaruh Naungan Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill ) Dibawah bimbingan Nikmah Musa Dan Fauzan Zakaria. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh naungan dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Waktu pelaksanaan penelitian selama bulan 3 bulan, dari bulan mei sampai bulan juli 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok ( RAK) factorial yang terdiri dari dua taraf yaitu tanpa naungan dan naungan ( paranet ), dan factor kedua adalah jarak tanam yang terdiri dari tiga taraf yaitu j1 : 30 x 60, j2 : 40 x 60, dan j3 50 x 60. Parameter pengamatan yakni tinggi tanaman (cm), jumlah tangkai daun, umur berbunga, dan bobot buah perpetak. Hasil penelitian naungan paranet berkontribusi terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman 6 MST dan 8 MST). Jarak tanam 40 x 60 cm berkontribusi terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman 2 MST, 4 MST dan 8 MST, tangkai daun 2 MST, 4 MST), sedangkan Jarak tanam 30 x 60 cm berkontribusi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman (tinggi tanaman 6 MST, tangkai daun 6MST dan 8MST, umur berbunga 27.56 hari, dan produksi perpetak 4.12 kg). Terjadi interaksi antara jarak tanam dan naungan terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman pada 2 MST, 4 MST, dan 6 MST, pengamatan tangkai daun pada 2 MST dan 4 MST). Kata kunci : Naungan, Jarak Tanam,Tomat ( Lycopersicum esculentum Mill. ). PENDAHULUAN Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan perhatian, terutama dalam hal peningkatan hasil dan kualitas buahnya. Buah tomat merupakan sumber vitamin A dan C yangbaik. Kandungan lycopen pada tomat sangat berguna untuk kesehatan sebagai antioksidan yang dapat mencegah perkembangan penyakit kanker. Tingginya permintaan buah tomat dan kemajuan bidang pengolahan terbukti mampu meningkatkan pemasaran tomat. Sebagian besar produksi tomat Indonesia masih diserap untuk pemenuhan pasar lokal dan secara terbatas diekspor ke beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Produksi tomat

nasional terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010 tercatat produksi tomat di Indonesia mencapai 891616 ton, meningkat 4.52 persen dari tahun 2009 sebanyak 853061 ton (Dirtjen Horti dalam Romalasari, 2011). Produksi tomat di Provinsi Gorontalo pada tahun 2012 mencapai 2.279 ton/ha, hasil produksi ini menurun di bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya seperti pada tahun 2010 mencapai 3.827 to/ha dalam laporan BPS dan Dirjen Horti 2012. Peningkatan produksi tomat perlu di perhatikan bebebarapa aspek budidaya seperti jarak tanam, menurut Irfan 1999 dalam Simamora 2006 populasi tanaman atau jarak tanam, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman. Tanaman tomat memerlukan intensisitas cahaya yang sesuai sifat fisik yang membantu dalam proses fotosintesis, tanaman yang mendapat cekaman cahaya dapat menyebabkan energi cahaya yang diabsorbsi lebih besar dari pada energi yang digunakan dalam fotosintesis dan berpengaruh terhadap pigmen-pigmen klorofil. Pada kebanyakan tanaman, kemampuan tanaman dalam mengatasi cekaman naungan ialah tergantung kepada kemampuannya dalam melanjutkan fotosintesis dalam kondisi defisit cahaya. Hale dan Orchut 1987 dalam Hidayat 2012, menjelaskan bahwa adaptasi terhadap naungan pada dasarnya dapat melalui dua cara yaitu meningkatkan luas daun sebagai upaya mengurangi penggunaan metabolit yang dialokasikan untuk pertumbuhan akar dan mengurangi jumlah cahaya yang ditransmisikan dan direflesikan. Berdasarkan hal di atas maka Smith 1983dalam Endriani 2006 mengelompokkan tanaman menjadi tiga bagian yaitu : tanaman suka cahaya (sun plant), tanaman suka naungan (shade plant) dan tanaman toleran naungan, ada dua mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman lingkungan yakni mekanisme penghindaran (avoidance) dan mekanisme toleransi (tolerance). Pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) pemberian naungan 50% merupakan intensitas cahaya terbaik untuk pertumbuhan dan hasil. Penambahan cahaya empat jam pada umur 30 hari setelah tanam memberikan pertumbuhan vegetatif dan reproduktif tanaman mentha yang terbaik. Pemberian naungan sebelum dan sesudah pembungaan menghasilkan jumlah biji pertangkai dan berat biji gandum varietas lumai 22 lebih rendah dibandingkan varietas yannong 15. Pengaturan jarak tanaman dengan memanipulasi jarak antar dan dalam barisan menentukan populasi suatu pertanaman. Dengan pengaturan populasi tanaman sampai batas tertentu, tanaman dapat memanfaatkan lingkungan tumbuh secara efisien. Pengaturan tanaman dan kerapatan populasi memegang peranan penting sehingga tanaman dapat memanfaatkan radiasi surya secara lebih efisien (Mimbar, 1990). Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dan mengetahui pengaruh interaksi antara naungan dan jarak tanam pada kombinasi tertentu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat? METODOLOGI PENELITIAN Penelitian di laksanakan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, waktu pelaksanaan penelitian selama 3 bulan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2013. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman tomat varietas Betafila F1, SP36, Phonska, Za, Paranet.

Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial terdiri dari dua faktor sebagai berikut: Faktor pertama adalah naungan yang terdiri dari dua taraf yaitu: S0 : Tanpa Naungan S1 : Dengan Naungan (paranet) Faktor kedua adalah jarak tanam yang terdiri dari 3 taraf yaitu: J1 : 30 cm x 60 cm J2 : 40 cm x 60 cm J3 : 50 cm x 60 cm Dengan demikian di peroleh 6 kombinasi perlakuan sebagai berikut S0J1, S1J1, S0J2, S1J2 S0J3, S1J3 Kombinasi perlakuan tersebut diulang 3 kali sehingga seluruhnya terdapat 1 satuan petak percobaan yang berukuran 3x2 dengan jumlah populasi tanaman perpetak yakni untuk jarak tanam 30 x 60 cm 42 populasi, 40 x 60 cm 36 populasi dan 50 x 60 cm 30 populasi. PARAMETER YANG DIAMATI 1. Tinggi Tanaman (cm) 2. Jumlah Tangkai Daun 3. Umur Berbunga 4. Bobot Buah Perpetak (kg/ha) Prosedur Penelitian Lahan penelitian dibajak menggunakan traktor dengan kedalaman 15-20 cm. Setelah satu minggu dilakukan pengolahan kedua hingga tanah menjadi gembur dan rata serta membuang sisa-sisa gulma. Di buat plot-plot percobaan sesuai dengan perlakuan. Pembibitan dilakukan dengan mengecambahkan benih terlebih dahulu. Benih tomat direndam selama 15 menit kedalam air yang untuk menghilangkan dormansi, kemudian disemaikan pada polibag kecil sedalam 1-1,5 cm, setelah kecambah berumur 4 minggu dipindahkan ke dalam petakan. Naungan menggunakan paranet dibuat sesuai ukuran lahan yang akan di tanami tomat dan jumlah naungan di sesuaikan dengan jumlah petak yang akan dinaungi. Bibit tomat dipilih yang sehat dan telah memiliki 4 helai daun. Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari panas matahari pada waktu siang yang dapat menyebabkan bibit menjadi layu. Pengajiran dilakukan dengan menggunakan bambu yang dipasang pada saat tanaman berumur 4-5 hari setelah di tanam di polibag besar, ukuran ajir ±2m. Ajir dipasang dengan jarak 5 cm dari tanaman tomat dengan kedalaman minimum 20 cm. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang ada di sekitar pertanaman, yaitu dengan cara mencabut rerumputan tanaman dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Pupuk dasar diberikan pada saat pindah tanam yaitu pupuk phospat yakni Sp- 36 ( 30-40 g/tanaman) sesuai perlakuan. Pupuk ZA sebanyak 20-26 g/tanaman diberikan dua kali, setengah bagian pada saat tanam dan setengah bagian lagi pada 2 MSPT. Panen dilakukan setelah buah tomat matang fisiologis dengan kriteria warna kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kuning kemerah-merahan, dengan cara memetik buah tomat secara hati-hati agar buah tidak rusak. Panen dilakukan dengan interval 3 hari sekali. Pemetikan buah tomat dilakukan pada pagi hari karena pada pagi hari buah tomat tidak akan mudah layu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan di lanjutkan dengan uji BNT 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam pada Table 1 sampai dengan Table 4,

menunjukan bahwa perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada pengamatan tinggi tanaman umur 2MST dan tidak berbeda nyata pada umur tanaman 4MST, 6MST dan 8MST sedangkan perlakuan naungan tidak berbeda nyata pada pengamatan tinggi tanaman, terjadi interaksi pada pengamatan tinggi tanaman tomat umur 2MST, 4MST, 6MSTdan tidak nyata pada pengamatan umur 8MST. Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman tomat 2 MST berdasarkan interaksi jarak tanam dan naungan. Jarak Tanam J1 J2 J3 S0 ( Tanpa Naungan) 19.67c 13.83a 15.83ab S1 ( Naungan Paranet) 20.75c 16.17b 14.83ab BNT 5% 2.0 2.0 2.0 Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman tomat 4 minggu setelah tanam berdasarkan interaksi jarak tanam dan naungan Jarak Tanam J1 J2 J3 S0 ( Tanpa Naungan) 51.13b 39.33a 41.00a S1 ( Naungan Paranet) 53.21b 42.96a 40.08a BNT 5% 4.9 4.9 4.9 Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman tomat 6 MST berdasarkan interaksi jarak tanam dan naungan. Jarak Tanam J1 J2 J3 S0 ( Tanpa Naungan) 103.54b 91.38a 81.75a S1 ( Naungan Paranet) 112.04b 91.92a 77.79a BNT 5% 10.3 10.3 10.3 Jarak Tanam: J1 ( 30 x 60 cm ) 123.54tn J2 ( 40 x 60 cm ) 124.23 J3 ( 50 x 60 cm ) 106.52 BNT 5% 18.2 S0 ( Tanpa Naungan) 116.26tn S1 ( Naungan Paranet) 119.93 BNT 5% 14.8 Tinggi Tanaman (Cm) 8MST Tabel 4. Rata-rata tinggi tanaman tomat 8MST berdasarkan perlakuan jarak tanam dan naungan Berdasarka hasil uji BNT 5% perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada tinggi tanaman umur 2MST dengan rataan tertinggi diperoleh perlakuan J2 (jarak tanam 40 x 60 cm) yakni 18.31 cm sedangkan untuk umur tanaman 4MST, 8MST walaupun tidak berbeda nyata tetapi tetap menunnjukan hasil yang baik yakni pada perlakuan J2 yakni masing-masing 47.10 cm dan 124.23 cm, untuk umur 6MST nilai terbaik diperoleh pada perlakuan J1 (jarak tanam 30 x 60 cm) yakni 97.46 seperti yang disajikan pada tabel 1 diatas. Hal ini terjadi karena jarak tanam 40 x 60 cm lebih efisien karena jarak tanam tersebut memperlihatkan hasil yang baik sesuai dengan kebutuhan tanaman berupa unsur hara dalam tanah sehingga dengan jarak tanam ini tidak akan terjadi saling memperebutkan makanan, seperti yang dijelaskan oleh Irfan 1999 dalam Simamora 2006 dalam peningkatan produksi tomat perlu di perhatikan bebebarapa aspek budidaya seperti jarak tanam,populasi tanaman atau jarak tanam, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman.

Peningkatan tingkat kerapatan tanam persatuan luas sampai suatu batas tertentu dapat meningkatkan hasil biji, akan tetapi penambahan jumlah tanam akan menurunkan hasil karena terjadi kompetisi hara, air, radiasi matahari dan ruang tumbuh sehingga akan mengurangi jumlah biji pertanaman. pada naungan dan tanpa naungan terdapat hasil yang hampir sama karena hasil pertumbuhan di awal yakni pada umur 2MST dan 4MST perlakuan tanpa naungan lebih cepat pertumbuhannya, namun pada minggu ke 6 dan 8MST pertumbuhan tinggi tanaman yang baik di tunjukan oleh perlakuan yang menggunakan naungan. Hal ini di duga karena pada vase pertumbuhan awal tanaman masih beradaptasi mengatasi cekaman naungan dengan kemampuan tanaman dalam melanjutkan fotosintesis dalam kondisi defisit cahaya sehingga pada awal pertumbuhan perlakuan tanpa naungan masih lebih baik di bandingkan perlakuan naungan paranet namun pada vase umur 6MST dan 8MST tanaman sudah mampu beradaptasi dengan naungan paranet dengan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa naungan.hale dan Orchut 1987 dalam Hidayat 2012, menejelaskan bahwa adaptasi terhadap naungan pada dasarnya dapat melalui dua cara yaitu meningkatkan luas daun sebagai upaya mengurangi penggunaan metabolit yang dialokasikan untuk pertumbuhan akar dan mengurangi jumlah cahaya yang ditransmisikan dan direflesikan. Berdasarkan hasil uji BNT 5% pada parameter tinggi tanaman 2MST, 4MST, 6MST terjadi interaksi antara naungan dan jarak tanam yang tersaji dalam tabel 2, 3, dan 4, terjadinya interaksi pada awal pertumbuhan yakni tinggi tanaman disebabkan oleh perlakuan naungan dan jarak tanam saling memberikan kontribusi di setiap perlakuan. Tangkai Daun Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada pengamatan tangkai daun 2MST dan tidak berbeda nyata pada umur tanaman 4MST, 6MST dan 8MST sedangkan perlakuan naungan tidak berbeda nyata pada pengamatan tangkai daun, terjadi Jarak Tanam J1 J2 J3 S0 ( Tanpa Naungan) 5.29c 3.88a 4.21a S1 ( Naungan Paranet) 5.58c 4.75b 3.88a BNT 5% 0.4 0.4 0.4 interaksi pada pengamatan tinggi tanaman tomat umur 2MST, 4MST dan tidak nyata pada umur 6MST, 8MST. Table 5. rata-rata tangkai daun tomat 2 MST berdasarkan interaksi jarak tanam dan naungan Tabel 6. Rata-rata tangkai daun tomat 2 MST berdasarkan interaksi jarak tanam dan naungan Jarak Tanam J1 J2 J3 S0 ( Tanpa Naungan) 10.04b 7.96a 8.29a S1 ( Naungan Paranet) 9.92b 8.29a 7.83a BNT 5% 1.1 1.1 1.1 Berdasarka hasil uji BNT 5% perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada tinggi tanaman umur 2MST dengan rataan tertinggi diperoleh perlakuan J2 (jarak tanam 40 x 60 cm) yakni 4.9 sedangkan untuk umur tanaman 4MST, 6MST dan 8MST walaupun tidak berbeda nyata tetapi tetap menunnjukan hasil yang baik yakni pada perlakuan J2 yakni masing-masing 47.10 cm dan 124.23 cm, untuk umur 6MST nilai terbaik diperoleh pada perlakuan J1 (jarak tanam 30 x 60 cm) yakni 97.46 seperti yang disajikan pada tabel 1 diatas. Hal ini terjadi karena jarak tanam 40 x 60

cm lebih efisien sehingga dengan jarak tanam ini tidak akan terjadi saling memperebutkan makanan, seperti yang dijelaskan oleh Irfan 1999 dalam Simamora 2006 dalam peningkatan produksi tomat perlu di perhatikan bebebarapa aspek budidaya seperti jarak tanam,populasi tanaman atau jarak tanam, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman. Peningkatan tingkat kerapatan tanam persatuan luas sampai suatu batas tertentu dapat meningkatkan hasil biji, akan tetapi penambahan jumlah tanam akan menurunkan hasil karena terjadi kompetisi hara, air, radiasi matahari dan ruang tumbuh Tabel 7. Rata-rata tangkai daun tanaman tomat 6, dan 8MST berdasarkan perlakuan jarak tanam dan naungan Tinggi Tanaman (Buah) 6MST 8MST Jarak Tanam: J1 ( 30 x 60 cm ) 21.67tn 26.48tn J2 ( 40 x 60 cm ) 19.42 21.83 J3 ( 50 x 60 cm ) 18.27 20.31 BNT 5% 4.6 6.3 S0 ( Tanpa Naungan) 20.26tn 23.96tn S1 ( Naungan Paranet) 19.31 21.79 BNT 5% 3.8 5.2 pada naungan dan tanpa naungan terdapat hasil yang hampir sama karena hasil pertumbuhan di awal yakni pada umur 2MST dan 4MST perlakuan tanpa naungan lebih cepat pertumbuhannya, namun pada minggu ke 6 dan 8MST pertumbuhan tinggi tanaman yang baik di tunjukan oleh perlakuan yang menggunakan naungan. Hal ini di duga karena pada vase pertumbuhan awal tanaman masih beradaptasi mengatasi cekaman naungan dengan kemampuan tanaman dalam melanjutkan fotosintesis dalam kondisi defisit cahaya sehingga pada awal pertumbuhan perlakuan tanpa naungan masih lebih baik di bandingkan perlakuan naungan paranet namun pada vase umur 6MST dan 8MST tanaman sudah mampu beradaptasi dengan naungan paranet dengan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa naungan. Hale dan Orchut 1987 dalam Hidayat 2012, menejelaskan bahwa adaptasi terhadap naungan pada dasarnya dapat melalui dua cara yaitu meningkatkan luas daun sebagai upaya mengurangi penggunaan metabolit yang dialokasikan untuk pertumbuhan akar dan mengurangi jumlah cahaya yang ditransmisikan dan direflesikan. Interaksi pada parameter tangkai daun terjadi pada pengamatan 2 minggu setelah tanam dan 4 minggu setelah tanam di setiap perlakuan naungan dan jarak tanam yang masing-masing berkontribusi dengan hasil baik dengan tangkai daun jumlah lebih banyak yang menghasilkan buah tomat. Umur Berbunga Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata pada pengamatan umur berbunga, sedangkan pelakuan naungan dan interaksi tidak berbeda nyata hal ini terjadi karena perlakuan jarak tanam sangat jelas memperlihatkan respon terhadap umur berbunga sedangkan untuk naungan belum menunjukan respon pada vase umur berbunga.tanaman tomat memerlukan intensisitas cahaya yang sesuai sifat fisik yang membantu dalam proses fotosintesis, tanaman yang mendapat cekaman cahaya dapat menyebabkan energi cahaya yang diabsorbsi lebih besar dari pada energi yang digunakan dalam fotosintesis dan berpengaruh terhadap pigmen-pigmen klorofil. Pada kebanyakan tanaman, kemampuan tanaman dalam mengatasi cekaman naungan ialah tergantung kepada kemampuannya dalam melanjutkan fotosintesis dalam kondisi defisit cahaya.

Tabel 8. Rata-rata umur berbunga berdasarkan perlakuan jarak tanam dan naungan. Umur Berbunga (Hari) Jarak Tanam: J1 (30 x 60 cm ) 27.54b J2 (40 x 60 cm ) 21.83a J3 (50 x 60 cm ) 20.31a BNT 5% 5.5 Naungan : S0 (Tanpa Naungan) 24.6tn S1 (Naungan Paranet) 21.86 BNT 5% 4.5 Berdasarkan Tabel 8 diatas dapat dilihat rataan umur berbunga untuk perlakuan naungan tidak berbedanyata di setiap perlakuan, namun walaupun demikian rataan umur berbunga pada naungan menunjukan hasil yang baik pada naungan paranet yakni 21.86 hari, sedangkan untuk jarak tanam hasil terbaik di peroleh pada jarak tanam 50 x 60 cm yakni 20.31 hari, hal ini di sebabkan oleh karena pengaturan jarak tanaman dengan memanipulasi jarak antar dan dalam barisan menentukan populasi suatu pertanaman. Dengan pengaturan populasi tanaman sampai batas tertentu, tanaman dapat memanfaatkan lingkungan tumbuh secara efisien. Pengaturan tanaman dan kerapatan populasi memegang perananpenting sehingga tanaman dapat memanfaatkan radiasi surya secara lebih efisien (Mimbar, 1990). Produksi Perpetak Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata pada pengamatan produksi perpetak, sedangkan perlakuan naungan tidak berbeda nyata pada parameter produksi perpetak, hal ini terjadi karena pada vase produksi jarak tanam yang lebih efisien yang akan memperlihatkan hasil yang baik sehingga hasil yang akan diperoleh juga akan beragam dan berbeda nyata masing-masing perlakuan dan untuk naungan pada vase produksi tidak akan terlihat jelas pengaruhnya karena pada vase ini tanaman tidak begitu banyak membutuhkan cahaya. Seperti yang dijelaskan oleh (Harjadi, 1996) yakni Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman, kompetisi tanaman dan keefisienan penggunaan cahaya, mempengaruhi kompetisi dalam menggunakan air dan hara, dengan demikian akan mempengaruhi hasil. Pada umumnya produksi per satuan luas tinggi tercapai dengan populasi yang tinggi pula, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimal diawal pertumbuhan akan tetapi akhirnya, penampilan masing-masing tanaman secara individu akan menurun karena persaingan cahaya dan faktor tumbuh lainnya. Tabel 9. Rataan produksi berdasarkan perlakuan jarak tanam dan naungan. Produksi Perpetak (Kg) Jarak Tanam: J1 (30 x 60 cm ) 4.12b J2 (40 x 60 cm ) 3.6a J3 (50 x 60 cm ) 2.3a BNT 5% 1.3 Naungan : S0 (Tanpa Naungan) 3.69tn S1 (Naungan Paranet) 2.99 BNT 5% 1.1 Berdasarkan Tabel 9 diatas dapat dilihat perlakuan tanpa naungan merupakan perlakuan yang menghasilkan nilai tertinggi pada produksi perpetak yakni3.69 kg sedangkan hasil produksi perpetak naungan paranet lebih rendah yakni 2.99 kg, untuk perlakuan jarak tanam nilai tertinggi di peroleh perlakuan jarak tanam 30 x 60 cm yakni 4.12 kg dan yang terendah adalah perlakuan jarak tanam 50 x 60 cmyakni 2.3.

Hal ini disebabkan karena jarak tanam pada vase ini jarak tanam yang teratur kerapatan dan jumlah populasi sangat berpengaruh terhadap hasil produksi perpetak, seperti yang di jelaskan oleh(suminarti, 2000), Keberhasilan pengelolaan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan kemampuan tanaman dalam memanfaatkan sumberdaya lingkungan tumbuh tanaman. Hal tersebut dapat dicapai antara lain melalui pengaturan jarak tanam yang tepat. Melalui pengaturan jarak tanam yang tepat tingkat persaingan antar maupun inter tanaman dapat ditekan serendah mungkin. Selanjutnya Harjadi (1996) menyatakan bahwa persaingan yang intensif antar tanaman akan mengakibatkan terjadinya perubahan morfologi pada tanaman, seperti jumlah organ yang terbentuk berkurang sehingga berdampak kurang baik terhadap perkembangan dan hasil tanaman. Pola jarak tanam yang ideal adalah apabila kebutuhan tanaman akan kondisi lingkungan (cahaya, kelembaban, aerasi udara maupun perakaran) dapat tercukupi (Muhammad et. al,1993). Jarak tanam mempengaruhi perkembangan akar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian pengaruh jarak tanam dan naungan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dapat disimpulkan: 1. Naungan paranet berkontribusi terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman 6MST dan 8MST). 2. Jarak tanam 40 x 60 cm berkontribusi terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman 2MST, 4MST dan 8MST, tangkai daun 2MST, 4MST), sedangkan Jarak tanam 30 x 60 cm berkontribusi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman (tinggi tanaman 6MST, tangkai daun 6MST dan 8MST, umur berbunga 27.56 hari, dan produksi perpetak 4.12 kg). 3. Terjadi interaksi antara jarak tanam dan naungan terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman pada 2MST, 4MST, dan 6MST, pengamatan tangkai daun pada 2MST dan 4MST). DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura. 2012. Produksi Tomat Provinsi 2008 2012. http://www.deptan.g o.id/infoeksekutif/hort i/hortiasem2012/prod Tomat.pdf. Diakses Pada Tanggal 20 Mei 2013. Dimyati A. 2012.Uji Daya Hasil 9 Genotipe Tomat(Lycopersicum esculentum Mill.) Pada Budidaya Dataran Rendah (Tajur, Bogor)Skrisi. Departemen Agronomi dan Holtikultura Institut Pertanian Bogor. Endriani. 2006.Pengaruh Naungan dan Jenis Pupuk Kandang Terhada Pertumbuhan Lidah Buaya (Aloe vera var. Chinensis.) Tesis. Departemen Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hidayat T. 2012. Pengaruh Naungan Terhadap Upaya Pengembangan Tanaman Cabai Pada Lahan Pesisir Pantai. Jurnal Agronomi Vol. 06 UH. Romalasari A. 2011. Pengaruh Pengemasan dan Suhu Simpan Berbeda Terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor. Bogor. Simamora. 2006. Pengaruh Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mayz L.) Varietas DK3. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Pitojo,S, 2005. Benih Tomat. Kanisius, Yogyakarta. Suminarti, N. E. 2000. Pengaruh Pengaruh Jarak Tanam dan Defoliasi Daun Terhadap

Hasil Tanaman Jagung (Zea mayz L.) Varietas Bisma.Habitat. Vol. 11(110): 58-68