BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil ulangan para siswa dalam satu kelas pada umumnya berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama. Hal ini menjadi bukti, bahwa selama ini yang terjadi adalah belajar merupakan proses menyerap pengetahuan dari sumber pelajaran yaitu guru, yang disampaikan kepada siswa melalui ceramah di kelas. Perlu diketahui bahwa penalaran yang tinggi dapat meningkatkan sumber daya yang berkualitas, kemampuan penalaran dapat terukur melalui pemecahan masalah pelajaran. Pada umumnya yang terjadi di lapangan banyak siswa yang ketakutan bila menghadapi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ataupun merasa rendah diri dan bosan, apalagi jika jam pelajaran IPA dilaksanakan pada jam terakhir. Melalui model pembelajaran peer lessons diharapkan dapat menciptakan situasi pengajaran yang menyenangkan serta mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang optimal. Selain itu, peserta didik bisa mendapatkan pandangan atau wawasan yang luas dalam memecahkan suatu permasalahan. Sampai saat ini, dalam penyampaian pembelajaran IPA, masih banyak ditemukan siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru terkadang hanya memberikan konsep-konsep pelajaran IPA terhadap siswa dengan metode ceramah, sehingga
2 pembelajaran tidak menyenangkan. Guru juga menjadi kelelahan karena mungkin sudah sejak pagi hingga siang, keluar masuk kelas yang berbeda untuk mengajarkan pelajaran IPA dengan banyak ceramah, hingga mulut terasa kaku. Banyak siswa dalam memecahkan masalah IPA melakukan coba-coba (try and error) atau dengan beragam jawaban sesuai dengan tingkat pemahamannya. Tabel 1. Daya serap pelajaran IPA siswa kelas V SDN 2 Kebagusan Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran semester genap T.A 2010/2011 No. L/P Nilai MID Nilai Semester Rata-rata 1. L 50 64 57.00 2. L 60 70 65.00 3. L 50 60 55.00 4. L 50 50 50.00 5. P 50 52 51.00 6. L 50 50 50.00 7. L 50 60 55.00 8. P 30 40 35.00 9. L 50 62 56.00 10. P 60 60 60.00 11. P 50 52 51.00 12. P 40 46 43.00 13. L 54 60 57.00 14. L 50 40 45.00 15. L 50 30 40.00 16. P 50 50 50.00 17. P 40 40 40.00 18. L 50 50 50.00 19. P 50 60 55.00 20. P 50 64 57.00 21. P 60 60 60.00 22. L 40 40 40.00 23. P 50 60 55.00 24. L 54 63 58.50 25. P 60 60 60.00 26. P 40 60 50.00 27. L 60 60 60.00 28. L 60 60 60.00 29. L 60 61 60.50 30. L 60 60 60.00 31. P 60 60 60.00 32. P 54 61 57.50 33. L 50 52 51.00 34. L 50 30 40.00 Rata-rata 51.24 54.32 52.78 Sumber : Nilai mid semester dan semester genap kelas V SDN 2 Kebagusan Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran T.A 2010/2011
3 Berdasarkan pra-survey yang dilakukan di SDN 2 Kebagusan Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran diperoleh hasil bahwa selama ini metode penyampaian pembelajaran sangat mempengaruhi minat belajar dan kinerja atau prestasi belajar siswa. Hampir semua guru mata pelajaran termasuk IPA masih menggunakan metode klasik seperti ceramah, yang kurang diminati oleh siswa dalam penerimaannya terhadap materi pelajaran. Siswa cenderung merasa jenuh atau bosan karena hampir tidak ada aktifitas siswa di dalamnya. Keadaan ini dapat diketahui dari daya serap siswa kelas V pada mata pelajaran IPA semester genap T.A 2010/2011 sebesar 52,78 sementara itu KKM mata pelajaran IPA adalah 60,00 (seperti ditunjukkan pada Tabel 1). Tabel 2. Ketuntasan pelajaran IPA siswa kelas V SDN 2 Kebagusan Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran semester genap T.A 2010/2011 No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 1. < 60 23 72% Kurang Tuntas 2. 60-75 9 28% Cukup Tuntas 3. > 75 0 0% Tuntas Jumlah 32 100% Berdasarkan Tabel 2 di atas juga dapat diketahui bahwa mayoritas siswa (72%) kurang tuntas dalam pembelajaran IPA, sedangkan siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA (28%) nilainya belum memuaskan. Seharusnya jika metode ataupun strategi pembelajaran yang digunakan sudah tepat, tidak ada lagi siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran IPA dan setidaknya ada ± 80% siswa yang tuntas belajar IPA dengan nilai memuaskan. Oleh karena itu perlu ada inovasi strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam
mempelajari IPA, agar tercapai ketuntasan belajar dengan nilai yang memuaskan melalui penerapan model pembelajaran peer lessons. 4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran IPA di kelas masih monoton, siswa masih sering mendengarkan ceramah guru sehingga siswa cenderung merasa jenuh atau bosan, tidak konsentrasi dan tidak tertarik pada mata pelajaran IPA. 2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat. 3. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa. 4. Metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional. 5. Kualitas pembelajaran IPA masih rendah. 6. Prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran IPA masih rendah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas maka rumusan masalahnya, adalah : Bagaimanakah peningkatan aktivitas dan prestasi belajar IPA melalui model pembelajaran peer lessons pada siswa kelas V di SDN 2 Kebagusan Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran?
5 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Kebagusan Kecamatan Gedongtataan dengan menggunakan model pembelajaran peer lessons. E. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Siswa, proses belajar mengajar IPA di kelas V SDN 2 Kebagusan menjadi menarik dan menyenangkan serta prestasi belajar IPA menjadi meningkat. 2. Guru, ditemukan strategi pembelajaran yang tepat atau tidak konvensional tetapi bersifat variatif dan inovatif. 3. Sekolah, meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan aktivitas pembelajaran di kelas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA.