BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka. keselarasan, dan kesinambungan antara unsur-unsur pemerataan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mendorong dan menggairahkan dunia usaha, Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran uang, dimana lembaga keuangan memberikan peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekomplekkan ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

KEGIATAN BANK DALAM PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT. Oleh : Fatmah Paparang 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

NOTARIS DAN PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. warga perseorangan lainnya, kenyataannya para ahli hukum mendefinisikan hukum

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka pelaksanaan pembangunan nasional harus memperhatikan keserasian, keselarasan, dan kesinambungan antara unsur-unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional. Pembangunan di berbagai bidang memerlukan dana pendukung yang tidak sedikit terutama dalam bidang usaha dan industri. Salah satu sektor usaha yang mempunyai peran strategis dalam masalah biaya pembangunan terutama dalam bidang perekonomian adalah lembaga perbankan. Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan sebagai perantara bagi para pihak-pihak yang memerlukan dana. Dana disini adalah dana yang diperlukan untuk suatu kegiatan usaha misalnya untuk memenuhi kebutuhan modal lancar. Lembaga perbankan bergerak dalam kegiatan perkreditan, pemberian berbagai jasa, melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme system pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Akibat Dari kegiatan-kegiatan tersebut memposisikan bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai sumber dana utama untuk pembiayaan pembangunan dan kegiatan usaha. Menurut Undang-Undang RI No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang N0 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. 1

2 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan 1. Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa. Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan baik dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana. Ada faktor hubungan kerjasama dengan baik dan keuntungan yang bersifat timbal balik antara masyarakat dan bank. Perlu dipahami bahwa sumber dana perbankan yang dipinjamkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit bukan dana milik Bank sendiri melainkan merupakn dana masyarakat yang di simpan pada bank tersebut. Ditijau dari sudut pandang perbankan fasilitas kredit mempunyai kedudukan yang sangat istimewa terutama dari negara-negara yang sedang berkembang. Menurut Undang-Undang RI No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang N0 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi uatangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Penyediaan dana di negara-negara berkembang merupakan salah satu yang menentukan bagi pelaksanaan pembangunan nasional. Kebijaksanaan yang longgar dalam pelaksanaan pemberian kredit dapat menjadikan usaha 1 Kasmir, 2004, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta:Rajawali Pers,hal.23

3 para pengusaha yang menerima kredit menjadi berkembang dan maju. Terutama bagi para pengusaha kecil dan menengah yang mengalami hambatan dalam menjalankan usahanya karena kekurangan modal. Semakin banyak perusahaan melaksanakan kegiatan usaha dengan lancar dan bertambah maju akan membuat perusahaan tersebut semakin mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Terutama bagi para pengusaha kecil dan menengah yang mengalami hambatan dalam menjalankan usahanya karena kekurangan modal. Melihat kebutuhan kredit yang tinggi lembaga perbankan salah satunya yaitu PD BPR Bank Pasar menyediakan berbagai fasilitas kredit diantaranya kredit modal kerja yang di berikan untuk kepentingan kelancaran modal kerja nasabah. Dalam pemberian kredit bank atau pembiyaan berdasarkan pada prinsip perkreditan yang sehat seperti yang di jelaskan dalam Pasal 8 Undang- Undang No 10 Tahun 1998 1. Dalam memberikan kredit atau pembiyaaan berdasarkan prinsip syariah, Bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiyaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. 2. Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh Bank Indonesia.

4 Dalam Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang perbankkan disebutkan bahwa dalam pemberian kredit harus ada perjanjian kredit. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dmana dua orang orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal 2. Perjanjian kredit merupakan ketentuan-ketentuan yang memiliki kepastian hukum dan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang berkaitan dengan dalam perjanjian tersebut. Selain itu dalam perjanjian kredit mencakup hak dan kewajiban para pihak 3. Perjanjian kredit menurut R. Subekti diidentikan dengan perjanjian pinjam meminjam uang yang mempunyai sifat khusus maksudnya adalah bahwa perjanjian pinjam meminjam uang disini terjadi antara bank dengan debitur dimana debitur akan mengembalikan pinjaman setelah jangka yang telah ditentuakn dalam perjanjian. 4 Adapun kredit yang diberikan oleh bank secara umum terdiri atas beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Jenis-jenis kredit yang disediakan perbankan pada umumnya berkaitan dengan jenis-jenis kegiatan usaha yang timbul dalam suatu system perekonomian masyarakat berkembang. Dalam hal ini ada beberapa jenis kredit berdasarkan kriteriakriteria tertentu antara lain kredit menurut jangka waktunya terdiri atas kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, kredit jangka panjang. Dan kredit menurut kegunaannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja. Selain itu ada juga kredit menurut tujuannya yang terdiri 2 R. Subekti,1979,Hukum Perjanjian, Bandung :PT Intermasa, hal 1 3 Kasmir,Op.Cit,.hal.93 4 R. Subekti,1995,Aneka Perjanjian, Bandung :Citra Aditya Bakti,,hal 125

5 dari kredit produktif, kredit konsumtif, kredit perdagangan serta kredit menurut jaminannya yang terdiri atas kredit dengan jaminan dan kredit tanpa jaminan. Dari beberapa jenis perjanjian kredit yang ada tersebut yang yang dirasakan memenuhi kebutuhan masyarakat adalah kredit modal kerja. Kredit modal kerja adalah kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh bank kepada para pengusaha atau perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal lancarr. Kredit modal kerja perlu disosialisasikan kepada masyarakat terutama kepada para pengusaha kecil dan menengah. Para pengusaha baik kecil maupun menengah mengalami hambatan dalam menjalankan usahanya terutama untuk membiayai kebutuhan modal lancar memerlukan bantuan dana. Salah satu cara dalam memperoleh tambahan dana adalah dengan mengajukan kredit yaitu kredit modal kerja. Kredit modal kerja dapat diperoleh dengan mengajukan kredit yaitu dengan mengajukan permohonan kredit modal kerja pada bank. Pemberian kredit tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip kehatihatian. Prinsip kehati-hatian dilakukan melalui analisa yang akurat dan mendalam penyaluran yang tepat, pengawasan dan pemantauan yang baik perjanjian yang sah dan memenuhi syarat hukum, pengikatan jaminan yang kuat dan dokumentasi perkreditsn ysng teratur dan lengkap, semua itu bertujuan agar kredit yang disalurkan tersebut dapat kembali dengan tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang meliputi pinjaman pokok dan bunga. 5 5 Sutarno, 2004, Jaminan Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Bandung: Alfabeta hal 2

6 Untuk menghindari resiko dalam pemberian kredit, jaminan pemberian kredit sangat diperlukan dan merupakan faktor penting dalam yang harus diperhatikan oleh bank,sebagai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah atau debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan perjanjianya. Jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan 6. Pada umunnya pihak pemberi pinjaman mensyaratkan adanya jaminan utang sebelum memberikan pinjaman uang kepada peminjam. Sementara itu keharusan penyerahan jaminan utang tersebut sering pula diatur dan disyaratkan oleh peraturan intern pihak pemberi pinjaman dan atau oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku 7. Jaminan kredit yang disetujui dan diterima selanjutnya akan menjadi beberapa fungsi dan salah satunya adalah untuk mengamankan pelunasan kredit apabila pihak peminjam cedera janji. Bila kredit yang diterima pihak peminjam tidak dilunasi sehingga disimpulkan sebagai kredit macet, jaminan yang diterima bank akan dicairkan untuk pelunasan kredit macet tersebut. Subekti dalam bukunya yang berjudul Suatu tinjauan tentang hukum jaminan nasional menyatakan: kalau kita ingin mencari system hukum jaminan maka yang dimaksudkan adalah mencari kerangka daripada seluruh perangkat peraturan yang mengatur tentang jaminan dalam hukum nasional dikemudian hari. Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa hukum jaminan dapat 6 Hartono Hadisoeprapto, 1984, Pokok-Pokok Hukum Jaminan, Yogjakarta: Liberty hal 50 7 M. Bahsan, 2007,Hukum Jaminan Dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta: RajaGrafindo Persada hal 2

7 dilihat dari jaminan itu sendiri yaitu sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan. Di dalam praktek sebelum memberikan kredit, pihak kreditur biasanya melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap Character (watak). Capacity (kemampuan), Capital (modal), Collateral (angunan) dan Condition of economic (prospek usaha debitur) atau yang lebih dikenal dengan istilah 5C. Penelitian yang dilakukan oleh bank dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan terjadinya tunggakan atau kredit bermasalah yang ini dapat berpengaruh terhadap bank itu sendiri, berkaitan dengan hal tersebut maka adanya jaminan dalam perjanjian kredit modal kerja amatlah penting. Karena pada dasamya setiap perjanjian kredit atau piniam uang pasti terdapat suatu jaminan. Bank tidak akan memberikan kredit modal kerja dengan cuma-cuma. Debitur wajib mengembalikan pinjamannya sesuai dengan waktu dan bunga yang telah disepakati. Apabila debitur tidak mampu mengembalikan pinjaman itu bank mempunyai hak melakukan eksekusi terhadap barang jaminan tersebut. Dengan adanya kredit modal kerja ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Sehubungan dengan hal itu, maka PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali merupakan salah satu tempat untuk memperoleh kredit modal kerja bagi para pengusaha kecil. PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali merupakan bank yang memberikan kredit dengan sasaran utama adalah usaha kecil atau UKM dengan syarat yang mudah. Progam pemberian kredit PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali lebih sering pemberian kredit modal

8 kerja karena syarat-syarat pengajuannya lebih mudah dibandingkan dengan yang lainnya sehingga banyak diminati masyarakat. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengadakan peneliian mengenai aspek jaminan dalam pelaksanaan kredit modal kerja dimana dalam pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja terdapat beberapa permasalahan diantaranya mengenai pelaksanaan kredit modal kerja, aspek jaminan apa aja yang diterapakan dalam pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja serta masalah apa saja yang sering timbul dalam perjanjian kredi modal kerja. Sehubungan dengan hal itu maka penelitian merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul. TINJAUAN YURIDIS ASPEK JAMINAN DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PD. BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan membawa pada pembahasan yang lebih terarah dari penelitian yang dilakukan yaitu : 1. Bagaimana kontruksi perjanjian kredit modal kerja pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali? 2. Aspek jaminan apa yang diterapkan dalam perjanjian kredit modal kerja pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali 3. Masalah apa saja yang timbul dalam perjanjian kredit modal kerja PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali?

9 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingi dicapai dalam hukum ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan objektif a. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja di PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali b. Untuk mengetahui aspek jaminan yang ditawarkan oleh PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali dalam mengajukan kredit modal kerja. c. Untuk mengetahui masalah apa saja yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali 2. Tujuan Subyektif a. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan penulis dalam hal hukum jaminan dan hukum perjanjian. b. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan hukum sebagai syarat guna memperoleh gelar kesarjnaan dalam bidang hukum perdata pada Fakultas Hukum Universitas Muhhamdiyah Surakarta. D. Manfaat Penelitian Dalam suatu penelitian diharapkan akan memberikan manfaat yang berguna, khususnya bagi ilmu pengetahuan dibidang penelitian tersebut. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perkembangan hukum perdata khususnya mengenai aspek jaminan dalam perjanjian kredit modal kerja.

10 b. Hasil penelitian ini diharapkan memberi gambaran yang jelas mengenai aspek jaminan dalam pelaksanaan perjanjian modal kerja. c. Hasil penelitian ini dapat di pergunakan sebagai acuan terhadap penelitian-penelian yang sejeni dikemudian hari. 2. Manfaat Praktis a. Dapat mengembangkan penalaran, membentuk pola dinamis dan untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu pengetahuan. b. Untuk mencocokan bidang ilmu hukum yang telah diperoleh dalam teori dengan kenyataan yang ada dalam praktek. c. Untuk memberikan informasi pada masyarakat mengenai aspek jaminan dalam perjanjian kredit modal kerja. E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya 8. Dalam melakukan penelitian agar terlaksana dengan maksimum maka penelitian menggunakan beberapa metode sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris yaitu suatu penelitian dimana yang diteliti adalah data primer yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data-data sekunder. 8 Khadzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, 2004, Metode penelitian hukum, Universitas Muhamadiyah Surakarta, hal.3

11 2. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia keadaan atau gejala-gejalalainya 9 Sesuai dengan masalah yang ada penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dengan penelitian ini penulis bermaksud untuk memecahkan masalah yang ada pada aspek jaminan dalam pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja di PD. BPR Bank Pasar Kab. Boyolali. 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di PD. BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali. Yang bersifat praktis yaitu peneliti berdomisili diwilayah Boyolali sehingga denagn pemilihan lokasi tersebut dinilai lebih praktis dan efisien dalam memperoleh data-data yang di butuhkan oleh peneliti. 4. Jenis Data Data yang disajikan diperoleh dari sumber data yang meliputi data primer dan data sekunder : a. Sumber Data Primer Sumber data primer diperoleh penulis secara langsung dilaoangan dalam hal ini para pegawai PD BPR Bank Pasar Kab. Boyolali khususnya pegawai pada bagian kredit dan para nasabah. 9 Soejono Soekanto,1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta:UI Pres.Hal.13

12 b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder di peroleh secra tidak langsung dan diperoleh melalui bahan-bahan, dokumen-dokumen, peraturan perundang-undangan, bahan dari perpustakaan dan sumber lainnya terkai dengan masalah yang deteliti. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna melengkapi penelitian yang dilakukan, maka penulis mempergunakan teknik pengumpulan data yang terbagi atas : a. Wawancara Wawancara adalah suatu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara ini dilakukan dengan beberapa pegawai di PD BPR Bank Pasar Kab. Boyolali. Dalam wawancara ini penulis menggunakan system bebas terpimpin yaitu metode pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan catatan-catatan pokok. b. Studi Pustaka Teknik pengumpulan data dengan jalan membaca, mengkaji dan menganalisis isi serta mempelajari buku-buku kepustakaan seperti literature, perturan perundang-undangan, dokumen serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

13 6. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah meggunakan metode kualitatif yaitu analisis yang memadukan data berupa hasl pengamatan, wawancara, bahan tertulis berupa Undang-Undang, dokumen, buku-buku dan lain-lain yang kemudian dianalisis secara kualitatif yang akan memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai permasalahan yang diteliti, mencari pemecahan dan menarik kesimpulan, maka dapat diperoleh suatu hasil yang menggambarkan permasalahn yang diteliti. F. Sistematika Skripsi Untuk mempermudah dalam pembahasan, menganalisis serta menjabarkan isi dari penulisan hukum maka penulis menyusun sistematika rancangan penulisan hukum dengan membagi bab-bab yakni sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian

14 2. Syarat Sah Perjanjian 3. Asas Hukum Perjanjian 4. Jenis-Jenis Perjanjian 5. Berakhirnya Perjanjian B. Tinjauan Umum Tentang Kredit 1. Pengertian kredit 2. Unsur-Unsur Kredit 3. Kriteria Pemberian Kredit 4. Jenis-Jenis Kredit 5. Jaminan Kredit C. Tinjauan Umum Tentang Kredit Modal Kerja 1. Pengertian Kredit Modal Kerja 2. Macam-macam Kredit Modal Kerja 3. Tujuan Kredit Modal Kerja D. Tinjauan Umum Tentang Jaminan 1. Pengertian dan Pentingnya Jaminan Dalam Perjanjian Kredit 2. Jaminan Fidusia 3. Jaminan Gadai 4. Jaminan Hak Tanggungan

15 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali. B. Kontruksi perjanjian kredit modal kerja pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali. C. Aspek jaminan yang diterapkan dalam perjanjian kredit modal kerja pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali. D. Masalah yang timbul dalam perjanjian kredit modal kerja pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA