Prediksi Curah Hujan dengan Menggunakan Algoritma Levenberg- Marquardt dan Backpropagation

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. ABSTRACT

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (Study Kasus: PDAM TIRTA KEPRI) Ilham Aryudha Perdana

SIMULASI DAN PREDIKSI PASANG SURUT AIR LAUT MENGGUNKAN WAVELET-NEURAL-NETWORK (Studi Kasus : Perairan Tarempa)

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

PREDIKSI NILAI UAS SISWA SMK MENGGUNAKAN ALGORITMA LEVENBERG-MARQUARDT (Studi Kasus : SMK Negeri 4 Tanjungpinang)

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

UNNES Journal of Mathematics

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Implementasi Neural Fuzzy Inference System dan Algoritma Pelatihan Levenberg-Marquardt untuk Prediksi Curah Hujan

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal ISSN :

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Presentasi Tugas Akhir

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

BAB IV PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

Architecture Net, Simple Neural Net

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

PERBANDINGAN MODEL CHEN DAN MODEL CHENG PADA ALGORITMA FUZZY TIME SERIES UNTUK PREDIKSI HARGA BAHAN POKOK

Pemodelan dan Pemetaan Potensi Energi Angin Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) di Bendungan Karangkates Kabupaten Malang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Data-data historis beban harian yang akan diambil sebagai evaluasi yaitu

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini, memerlukan banyak hal yang harus

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Penggunaan Deep Learning untuk Prediksi Churn pada Jaringan Telekomunikasi Mobile Fikrieabdillah

BAB I PENDAHULUAN I-1

3. METODE PENELITIAN

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No. 3 (2016), hal ISSN: X

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Peramalan Data IHSG Menggunakan Metode Backpropagation

PENERAPAN FUZZY INFERENCE SYSTEM PADA PREDIKSI CURAH HUJAN DI SURABAYA UTARA

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Neural Networks. Machine Learning

PRAKIRAAN CURAH HUJAN BANDARA SYAMSUDIN NOOR DENGAN ALGORITMA NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI SIGMOID BINER DAN SIGMOID BIPOLAR DALAM ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA PREDIKSI KEMAMPUAN SISWA

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

BAB II LANDASAN TEORI

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

APLIKASI PREDIKSI PRODUKSI PADI MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY DI KABUPATEN KUBU RAYA

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Awal Musim Hujan Berdasarkan Suhu Permukaan Laut

Transkripsi:

Prediksi Curah Hujan dengan Menggunakan Algoritma Levenberg- Marquardt dan Backpropagation Nola Ritha 1, Martaleli Bettiza, Ariel Dufan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang 29115 1 Corresponding author, e-mail: nola_ritha@yahoo.com Abstrak Salah satu faktor yang mempengaruhi tipe iklim adalah curah hujan. Keakuratan dalam prediksi curah hujan menjadi faktor penting karena dapat digunakan dalam berbagai kepentingan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan bulanan, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin dan tekanan udara dari tahun 2010 sampai dengan yang diperoleh dari BMKG Tanjungpinang. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dua buah algoritma yakni Algoritma Levenberg- Marquardt dan Backpropagation dalam memprediksi curah hujan. Hasil penelitian menunjukan pemodelan dengan Algoritma Levenberg Marquardt memberikan hasil terbaik pada pemodelan data dengan jumlah neuron hidden layer 10, Epoch 100, dengan nilai mse sebesar 0.0776. Sedangkan Algoritma Backpropagation jumlah neuron hidden layer 4, Epoch 1.000 dengan nilai mse sebesar 0.07876. Penelitian ini menunjukkan bahwa perbandingan hasil prediksi curah hujan dengan menggunakan Algoritma Levenberg Marquardt menghasilkan prediksi yang lebih baik dibanding dengan Algoritma Backpropagation. Kata kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. I. PENDAHULUAN Curah hujan mempunyai peran yang sangat penting. Berdasarkan data curah hujan dapat dilakukan penggolongan iklim menurut perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Bulan kering terjadi jika curah hujan bulanan kurang dari 60 mm/bulan, sedangkan bulan basah terjadi jika curah hujan bulanan diatas 100 mm/bulan. Diantara bulan kering dan bulan basah tersebut terdapat bulan lembab yang terjadi apabila curah hujan bulanan antara 60-100 mm/bulan [6]. Kondisi topografi kota Tanjungpinang menjadikan hujan sebagai hal yang sangat vital terutama curah hujan yang tinggi dapat memberikan efek yang besar terutama pada kota Tanjungpinang. Untuk masa lampau, perkiraan curah hujan sangat bergantung dengan bulannya, ada musim kemarau dan musim penghujan. Namun saat ini, curah hujan semakin sulit untuk diprediksi sehingga diperlukan model atau sistem yang dapat memprediksi curah hujan dengan akurat. Untuk itu diperlukan prediksi curah hujan dengan presisi tinggi berdasarkan data masa lampau sehingga efek negatifnya dapat dicegah dengan tindakan preventif. Salah satu faktor yang mempengaruhi tipe iklim adalah curah hujan. Keakuratan dalam prediksi curah hujan menjadi faktor penting karena dapat digunakan dalam berbagai kepentingan. Curah hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu, 11

kelembaban udara, kecepatan angin dan tekanan udara. Faktor-faktor tersebut akan digunakan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan bulanan dari tahun 2010 sampai dengan tahun yang diperoleh dari BMKG Kota Tanjungpinang. Kemudian dengan data tersebut selanjutnya akan dibuat sistem menggunakan algoritma Levenberg- Marquardt dan Backpropagation sebagai algoritma pembanding. Algoritma ini akan menghitung dan prediksi curah hujan pada bulan berikutnya. II. METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dimulai dari studi literatur baik dari buku, jurnal ilmiah, internet, maupun wawancara kepada responden yang pakar dalam bidang meteorologi dan geofisika. Gambar 2. Alur Sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) level 0 Pada penelitian ini Algoritma yang digunakan adalah Algoritma Levenberg Marquardt dan Algoritma Backpropagation. Hasil prediksi dari kedua metode ini akan dibandingkan dengan melihat hasil prediksi yang lebih baik. Dapat dilihat pada Gambar 3 yang merupakan flowchart dari pemodelan data menggunakan Backpropagation. B. Metode Pengembangan Sistem Dalam membangun sistem ini, peneliti menggunakan model linear sequential. Model ini sering disebut juga dengan model linear sequential, dimana dalam pengembangan perangkat lunak akan melalui proses analisis, desain, coding, pengujian [4]. Gambar 1. Metode Pengembangan Sistem C. Perancangan Sistem Perancangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan data flow diagram (DFD) yang ditunjukkan dengan DFD level 0 pada Gambar 2. Gambar 3. Flowchart Pemodelan Data Backpropagation 12

Pada Algoritma Backpropagation dalam tahap awal pelatihan data dinormalisasi terlebih dahulu, Kemudian dilakukan inisialisasi bobot awal dan parameterparameter dimana parameter yang digunakan adalah learning rate, maks epoch dan target error. Selanjutnya dilakukan perhitungan feedforward dengan menggunakan fungsi aktivasi. Fungsi aktivasi yang digunakan adalah fungsi sigmoid biner. Setelah proses feedforward selesai, maka proses selanjutnya adalah proses Backpropagation untuk mengupdate bobot. Pada proses pelatihan, proses ini dilakukan sampai memperoleh bobot optimal dengan memperhatikan nilai error terkecil. Dapat dilihat pada Gambar 4 yang merupakan flowchart pelatihan dengan menggunakan dengan menggunakan Algoritma Levenberg Marquardt. Pada Algoritma Levenberg Marquardt Proses training prediksi curah hujan ini menggunakan target error dan nilai MSE, nilai tersebut merupakan kuadrat kesalahan dari selisih hasil prediksi dengan data target. Proses berhenti jika nilai error lebih kecil dengan target error yang telah ditentukan atau dengan maksimum epoch yang telah ditentukan dan bobot akhir diperoleh. Tahap awal proses training terlebih dahulu dilakukan inisialisasi dan parameterparameter awal seperti inisialisasi bobot awal dengan bilangan acak kecil, parameter marquardt yang nilainya harus lebih besar dari nol (µ>0), parameter faktor Beta (β) yang digunakan sebagai parameter yang dikalikan atau dibagi dengan parameter marquardt, target error dan maksimum epoch. Kemudian, lakukan proses perhitungan feedforward dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid biner. Selanjutnya, Menentukan matriks Jacobian. Matriks Jacobian tersusun dari turunan pertama fungsi error terhadap masing-masing komponen bobot. Kemudian, hitung perubahan bobot dengan menggunakan persamaan (1). T 1 T J J I J e w * (1) Gambar 4. Flowchart Levenberg Marquardt Selanjutnya, hitung bobot baru dengan mengurangkan bobot lama dengan hasil perubahan bobot yang diperoleh. Kemudian, memasuki tahapan seleksi apakah sudah mencapai epoch maksimum atau atau target lebih kecil dari error target. Jika sudah terpenuhi maka akan diperoleh nilai mse dan bobot optimal. Jika proses tersebut belum terpenuhi, maka akan dilakukan pengecekan kembali apakah error yang diperoleh lebih kecil dari error lama. Jika error yang diperoleh lebih kecil dari error lama, maka nilai µ akan dibagi oleh faktor β. Kemudian, kembali hitung feedforward dan perubahan bobot. Jika nilai error baru lebih besar dari error lama, maka nilai µ akan dikalikan dengan faktor β. Selanjutnya 13

lakukan kembali hitung perubahan bobot baru. Setelah melakukan proses pelatihan, maka selanjutnya dilakukan proses testing. Pada proses testing hasil prediksi akan diuji menggunakan nilai Mean Square Error (MSE). Mean Square Error (MSE) adalah kuadrat kesalahan dari selisih hasil prediksi dengan data target curah hujan yang dibagi dengan jumlah data [3]. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada algoritma Backpropagation pemodelan yang akan dibangun terdiri dari 3 lapisan yaitu masukan (input layer), hidden layer dan 1 lapisan keluaran (output layer). Untuk membangun model simulasi dan prediksi curah hujan ini dilakukan berkali-kali untuk mencari kombinasi model terbaik dengan cara mengubah neuron hidden layer, learning rate. Proses pelatihan dengan menggunakan algoritma Backpropagation pengujian terbaik terdapat pada pemodelan data yang dilatih dengan jumlah neuron hidden layer 4, learning rate 0.2 dengan Epoch 1.000 memperoleh nilai error terkecil sebesar 0.02826. Sedangkan pelatihan dengan menggunakan algoritma Levenberg Marquardt (LM) terdapat pada pemodelan data yang dilatih dengan jumlah neuron hidden layer 10, parameter LM 0,002 dan faktor Beta 0,002 dengan Epoch 100 memperoleh nilai error terkecil sebesar 0,03053. Tabel 1. Prediksi curah hujan Algoritma Levenberg Marquardt dan Backpropagation Tahun Bulan Data Aktual (mm) Data Prediksi LM (mm) Data Prediksi BP (mm) Januari 244.3 181.659 173.3606 Februari 395.8 155.984 154.3525 Maret 138.1 66.306 76.4373 April 530.1 452.447 332.3865 Mei 292.7 389.595 358.1324 Juni 172.5 196.299 216.6674 Juli 144.1 147.828 150.0729 Agustus 98.1 186.258 226.8429 September 253.2 180.963 115.4644 Oktober 234.8 236.476 242.5523 November 558.0 489.546 435.3286 Desember 327.0 329.278 434.4753 Selanjutnya, perbandingan data target dan hasil keluaran curah hujan diinterpretasikan melalui grafik. Hasil perbandingan data aktual dan data prediksi curah hujan menggunakan Algoritma Levenberg Marquardt ditunjukkan pada Gambar 5. Berikut ini hasil prediksi curah hujan pada proses testing dengan Algoritma Levenberg Marquardt dan Backpropagation yang ditunjukkan pada Tabel 1. Gambar 5. Grafik prediksi curah hujan dengan Algoritma Levenberg Marquardt 14

Sedangkan grafik prediksi curah hujan menggunakan algoritma Backpropagation ditunjukkan pada Gambar 6. Backpropagation. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa dalam melakukan Epoch Levenberg Marquardt lebih kecil daripada Backpropagation yaitu 100 Epoch untuk mencapai hasil pengujian, sedangkan dengan Backpropagation dibutuhkan 1.000 Epoch. Gambar 6. Grafik prediksi curah hujan dengan Algoritma Backpropagation Perbandingan nilai mse yang diperoleh antara Algoritma Levenberg Marquardt dan Algoritma Backpropagation ditunjukkan pada Tabel 2. NO Tabel 2. Perbandingan Mse Algoritma Mse Training Mse Testing 1 LM 0,03053 0,0776 2 Backpropagation 0,02826 0,07876 Berdasarkan Tabel 2 Perbandingan Mse diatas, Algoritma Levenberg Marquardt pengujian terbaik pada pemodelan data dengan jumlah neuron hidden layer 10, dengan Epoch 100, yang memperoleh nilai mse sebesar 0.776 Sedangkan Algoritma Backpropagation jumlah neuron hidden layer 4, dengan Epoch 1.000, yang memperoleh nilai mse sebesar 0.07876 Perbandingan hasil prediksi Curah Hujan dengan menggunakan Algoritma Levenberg Marquardt menghasilkan prediksi dengan tingkat akurasi lebih baik dibanding dengan Algoritma IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini menunjukkan bahwa perbandingan hasil prediksi Curah Hujan dengan menggunakan Algoritma Levenberg Marquardt menghasilkan prediksi dengan tingkat akurasi lebih baik dibanding dengan Algoritma Backpropagation. 2. Algoritma Levenberg Marquardt pengujian terbaik pada pemodelan data dengan jumlah neuron hidden layer 10, dengan Epoch 100, yang memperoleh mse sebesar 0.776. Sedangkan Algoritma Backpropagation jumlah neuron hidden layer 4, dengan Epoch 1.000, yang memperoleh mse sebesar 0.07876. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada pihakpihak yang telah membantu dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Antiliani, A,. 2013., Pelatihan jaringan syaraf tiruan multilayer perceptron menggunakan genetic algorithm Levenber Marquardt., Skripsi, [2] Indrabayu, Harun, N., Pallu, M.S., dan Achmad, A., 2011, Prediksi curah hujan di wilayah makassar menggunakan metode wavelet - neural network, Jurnal Ilmiah Elektrikal Enjiniring UNHAS : Volume 09/ No.02/Mei -Agustus/ 2011. 15

[3] Hansun, S., 2013, Penerapan WEMA dalam peramatan data IHSG, Ultimatics, Vol. No 2 Desember 2013, 63-66. [4] Kusumadewi, S., dan Hartati, S., 2010, Neuro-Fuzzy integrasi sistem fuzzy dan jaringan syaraf, Yogyakarta, Graha Ilmu. [5] Pressman, Roger., S. 2001, Software Engineering: A Practitioner s Approach, McGraw-Hill Companies, ISBN 0073655783. [5] Seno, B.A., Adiwijaya, dan Nhita. F.,, Prediksi Curah Hujan Menggunakan Evolving fuzzy, Universitas Telkom: Tugas Akhir Ilmu Komputasi, Fakultas Teknik Informatika,. [7] Warsito, B., dan Sumiyati, S., 2007 Prediksi Curah Hujan Kota Semarang Dengan Feed Forward Neural Network Menggunakan Algoritma Quasi Newton Bfgs Dan Levenberg-Marquardt, Jurnal presipitasi Semarang: Vol. 3 No.2 September 2007,46-52. 16