BAB I PENDAHULUAN. peralatan modal dan skill, Sumitro (1985). Dimana dengan pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah bertujuan dalam peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan iklim investasi yang aman dan nyaman bagi investor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas fiskal yaitu pendapatan asli daerah (PAD) (Sidik, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan. pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan usaha memperbesar pendapatan perkapita dan menaikkan produktivitas perkapita dengan jalan menambah peralatan modal dan skill, Sumitro (1985). Dimana dengan pertumbuhan ekonomi itu sendiri akan memunculkan pembangunan ekonomi. Menurut Sukirno (2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu Negara atau daerah. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik menyatakan pertumbuhan ekonomi (di daerah diukur dengan pertumbuhan PDRB) bergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi (Sukirno, 1994 : 456). Untuk membangun kinerja perekonomian suatu negara maka dibutuhkan akumulasi kapital (Kuncoro, 2000). Negara berkembang lebih memerlukan investasi terutama asing karena pada umumnya tingkat tabungan domestik rendah (Sadli, 2002). Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang bermasalah dalam hal permodalan, dapat dilihat hutang luar negeri yang semakin tinggi. Ditahun 2009 utang luar negeri Indonesia 172,871 juta USD, di tahun 2010 meningkat menjadi 202,413 juta USD, di tahun 2011 sebesar 225,375 juta USD, dan 1

2 meningkat lagi di tahun 2012 yaitu sebesar 252,364 juta USD. (Buku statistik utang luar negeri DJPU). Pulau Sumatera merupakan pulau yang paling produktif kedua setelah Pulau Jawa. Total PDRB pulau Jawa hampir 4 kali pulau Sumatera, di tahun 2012 total PDRB pulau Sumatera adalah Rp. 490.828,16 M dan pulau Jawa adalah Rp. 1.637.075,82 M. Perbedaan yang sangat jauh terjadi ini menandakan bukti pembangunan ekonomi hanya terpusat pada pulau Jawa. Menurut Todaro, terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa: (1.) Akumulasi modal, meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia (2.) pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya akan memperbesar jumlah angkatan kerja (3.) kemajuan teknologi. Selain utang luar negeri sumber permodalan dalam pembangunan perekonomian di dapat dari investasi. Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri yang berupa penanaman modal dalam negeri (PMA) dan penanaman modal asing (PMDN). Penanaman modal asing langsung (PMA) merupakan jenis investasi asing yang paling potensial dibandingkan aliran modal asing lainnya. Penanaman modal asing dapat memberikan multiplier effect dengan berdirinya pabrik-pabrik hasil investasi yang akan menciptakan perluasan

3 kesempatan kerja, transfer modal dan manajemen, serta transfer teknologi guna mendorong perekonomian negara. Di Indonesia penanaman modal asing diatur dalam undang-undang No. 1/Tahun 1967 tentang penanaman modal asing. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang Penanaman Modal. Pembangunan ekonomi dibutuhkan sumber daya manusia dalam mengelola modal untuk menjadi output. Diperkirakan jumlah penduduk di Indonesia lebih kurang 220 juta jiwa. Namun, tidak semua penduduk merupakan tenaga kerja, dimana mereka telah mencapai umur minimal 15 tahun dan maksimal adalah penduduk berusia 64 tahun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), diketahui bahwa kenaikan dan penurunan penanaman modal dan tenaga kerja diikuti oleh kenaikan dan penurunan pertumbuhan ekonomi juga, sehingga diduga penanaman modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

4 Tabel 1.1 Total PDRB Pulau Sumatera, Penanaman Modal, dan Tenaga kerja di Indonesia Periode 2006-2013 Tahun PDRB Total (Dalam miliar rupiah) PMA (Dalam U$ Dollar) PMDN (Dalam miliar rupiah) Tenaga Kerja (Jiwa) 2006 389067,10 883,7 4644,3 18959402 2007 408349,51 1398,5 10754,5 19714550 2008 428695,28 1010,1 4840,2 20780151 2009 443680,79 776,1 7818,8 21329192 2010 468441,00 747,2 4224,3 22904565 2011 497364,25 2076,5 16334,2 22975072 2012 525688,85 3729,2 14256,2 22630671 2013 553400,39 3395,4 22913,8 22689861 Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik mealukukan penelitian dengan mengambil judul yaitu Pengaruh Variabel Makro Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Pulau Sumatera Tahun 2006-2013.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumusankan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pertumbuhan penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, jumlah tenaga kerja, dan Produk domestik regional bruto di Pulau Sumatera tahun 2006-2013? 2. Bagaiamana pengaruh penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, jumlah tenaga kerja, terhadap Produk domestik regional bruto di Pulau Sumatera tahun 2006-2013? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pertumbuhan penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, jumlah tenaga kerja, dan Produk domestik regional bruto di Pulau Sumatera tahun 2006-2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, dan jumlah tenaga kerja terhadap Produk domestik regional bruto di Pulau Sumatera tahun 2006-2013. D. Batasan Masalah Dalam pembahasan penelitian ini agar masalah tidak meluas maka dibatasi pada beberapa variabel saja diantaranya penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, dan tenaga kerja sebagai variabel X dan produk domestik regional bruto (PDRB) harga konstan sebagai variabel Y.

6 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta informasi yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain: 1. Bagi Pemerintah Memberikan tambahan masukan, wawasan, dan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam Pembangunan Ekonomi Di Pulau Sumatera. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Memberikan wawasan mengenai pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera dan sebagai bahan acuan serta perbandingan pada penelitian selanjutnya.