Perencanaan Destinasi Pariwisata PDW412

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

2017, No Republik Indonesia Nomor 5262); 4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik In

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH KOTA METRO

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 189 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara,misalnya dengan mengadakan pameran seni dan budaya, pertunjukkan

DEFINISI- DEFINISI A-1

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN PARIWISATA DAERAH PROVINSI GORONTALO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 6 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH TAHUN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB.I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah

DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI BENGKULU SELATAN PROVINSI BENGKULU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Palangka Raya, Maret 2017 Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEPARIWISATAAN

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN BELITUNG

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH TAHUN

Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Perencanaan Destinasi Pariwisata PDW412

Destinasi pariwisata 1. Gabungan komponen produk wisata (atraksi, amenitas, aksesibilitas) yang menawarkan pengalaman utuh/terpadu bagi wisatawan. (Davidson & Maitland, 1997) 2. Tidak hanya berupa sekumpulan daya tarik wisata dengan suatu tema dominan, namun merupakan keterkaitan secara sinergis daya tarik wisata dengan unsur pendukung dan penunjang dalam suatu sistem pariwisata (Gunn, 1992)

Destinasi pariwisata 3. Suatu area yang memiliki batasan fisik atau administrasi tertentu, yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan dengan menghabiskan waktu minimal 1 malam, dan di dalamnya terdapat komponen produk wisata. Batasan fisik atau administrasi akan memberikan pengaruh pada aspek pengelolaan, sedangkan citra atau persepsi berimplikasi pada aspek daya saing (UN-WTO, 2004) 4. Kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan (UU 10/2009)

Sistem pariwisata

Berdasarkan PP No. 50 2011 1. Destinasi pariwisata nasional (DPN) adalah destinasi pariwisata yang berskala nasional 2. Kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN) adalah suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area tertentu sebagai suatu kawasan dengan komponen kepariwisataannya, serta memiliki karakter atau tema produk wisata tertentu yang dominan dan melekat kuat sebagai komponen pencitraan kawasan tersebut. 3. Kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Sebaran klaster destinasi pariwisata

- 65 4. PETA SEBARAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL DAN 222 (DUA RATUS DUA PULUH DUA) KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL 92 PETA SEBARAN 88 (DELAPAN PULUH DELAPAN) KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL DALAM 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Asisten Deputi Peraturan Perundang-undangan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perencanaan pariwisata Perencanaan pariwisata mengaplikasikan konsep-konsep dasar perencanaan pada umumnya dengan penyesuaian terhadap karakteristik sistem pariwisata, untuk mencapai tujuan pembangunan pariwisata (Inskeep, 1991) eksisting perencanaan tujuan

Mengapa perlu perencanaan pariwisata 1. Memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampak negatif pengembangan pariwisata 2. Mengkoordinasikan kegiatan pariwisata dengan sektor lainnya 3. Mengawasi terjadinya pengembangan pariwisata secara spontan 4. Menarik bantuan dana dan teknis dalam rangka pengembangan pariwisata 5. Pariwisata makin kompetitif dan promosi antar destinasi makin gencar

Kerangka Pikir Perencanaan Pariwisata

Proses Perencanaan Pariwisata

Rencana Induk Pembangunan Kepariwistaan Daerah (RIPPARDA)

Istilah-istilah 1. Wisata: kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara 2. Pariwisata: berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah 3. Kepariwisataan: keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha

Cakupan pembangunan kepariwisataan 1. Pembangunan industri pariwisata: pembangunan struktur industri pariwisata, daya saing produk pariwisata, kemitraan usaha pariwisata, kredibilitas bisnis, serta tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya 2. Pembangunan destinasi pariwisata: pemberdayaan masyarakat, pembangunan daya tarik wisata, prasarana, fasilitas umum, serta fasilitas pariwisata secara terpadu & berkesinambungan 3. Pembangunan pemasaran: pemasaran pariwisata bersama, terpadu, dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan serta pemasaran yang bertanggung jawab dalam membangun citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing 4. Pembangunan kelembagaan kepariwisataan: pengembangan organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat, pengembangan sumber daya manusia, regulasi, serta mekanisme operasional di bidang kepariwisataan

Muatan RIPPARDA memuat visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, rencana, strategi dan program pembangunan kepariwisataan daerah Visi dan misi Tujuan Kebijakan Strategi Rencana Strategi Pengembangan Kepariwisataan (Industri, Destinasi, Pemasaran, Kelembagaan) Program Pengembangan Kepariwisataan (Industri, Destinasi, Pemasaran, Kelembagaan)

Visi dan misi 1. Visi: rumusan keadaan yang akan dicapai pada suatu periode perencanaan berjangka panjang 2. Fungsi visi: memberikan gambaran kondisi kepariwisataan di masa depan dan dasar perumusan misi 3. Visi dirumuskan berdasarkan: visi pembangunan kepariwisataan nasional dan pembangunan daerah, prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan daerah, ketersediaan sumber daya pembangunan daerah 4. Misi: pernyataan tentang komitmen mewujudkan visi 5. Fungsi misi: pengejawantahan visi, dasar perumusan tujuan, kebijakan, strategi, dan rencana 6. Misi dirumuskan berdasarkan: visi kepariwisataan dan sumber daya kepariwisataan daerah

Tujuan 1. Tujuan: keadaan yang harus dicapai pada akhir masa perencanaan, mencakup aspek industri, destinasi, pemasaran, dan kelembagaan 2. Fungsi tujuan: sebagai indikator keberhasilan pembangunan kepariwisataan 3. Tujuan dirumuskan berdasarkan: visi dan misi kepariwisataan daerah, isu-isu strategis pembangunan daerah dan kepariwisataan daerah, posisi daerah dalam pembangunan kepariwisataan pada wilayah lebih luas, posisi kepariwisataan daerah terhadap sektor lain baik internal maupun eksternal

Kebijakan 1. Kebijakan: arahan untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan, mencakup aspek industri, destinasi, pemasaran, dan kelembagaan. Kebijakan merupakan pendekatan/konsep yang diterapkan dalam pembangunan kepariwisataan 2. Fungsi kebijakan: sebagai dasar dalam perumusan perangkat pemantauan dan pengendalian 3. Kebijakan dirumuskan berdasarkan: visi dan misi kepariwisataan daerah, isu-isu strategis pembangunan daerah dan kepariwisataan daerah, posisi daerah dalam pembangunan kepariwisataan nasional, posisi kepariwisataan daerah terhadap sektor lain baik internal maupun eksternal, peraturan perundang-undangan terkait

Strategi 1. Strategi: pilihan cara untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan daerah. Strategi merupakan skenario pembangunan kepariwisataan daerah yang bersifat multidimensi dan lintas sektor 2. Fungsi strategi: sebagai dasar dalam perumusan perangkat pemantauan dan pengendalian 3. Strategi dirumuskan berdasarkan: kebijakan kepariwisataan daerah, isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan daerah, posisi kepariwisataan daerah terhadap sektor lain baik internal maupun eksternal, peraturan perundang-undangan terkait

Rencana 1. Rencana: rumusan tentang kepariwisataan yang dituju dan bersifat multidimensi dan lintas sektoral 2. Fungsi rencana: sebagai dasar dalam perumusan perangkat pemantauan dan pengendalian 3. Rencana dirumuskan berdasarkan: kebijakan dan strategi kepariwisataan daerah, isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan daerah, posisi kepariwisataan daerah terhadap sektor lain baik internal maupun eksternal, daya dukung lingkungan, penataan ruang, peraturan perundang-undangan lain yang terkait 4. Rencana memuat: rencana struktur perwilayahan pariwisata, rencana kawasan strategis pariwisata, rencana kawasan andalan pariwisata, dan rencana pengembangan produk pariwisata

Rencana struktur perwilayahan pariwisata Merupakan kerangka perwilayahan pariwisata yang meliputi pusat-pusat pertumbuhan pariwisata yang berhirarki satu sama lain, memiliki fungsi sesuai dengan daya tarik yang dikembangkan, dan dihubungkan oleh jaringan transportasi sebagai elemen pengikat. Salinan sesuai dengan aslinya PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rencana kawasan strategis pariwisata 1. Merupakan arahan pengembangan kawasan pariwisata yang dinilai strategis untuk menjawab isu-isu strategis pembangunan wilayah dan pembangunan kepariwisataan daerah 2. Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek 3. Rencana kawasan strategis pariwisata mencakup: - tema pengembangan produk pariwisata - jenis wisata yang menjadi unggulan - target pasar - sistem keterkaitan

Rencana kawasan andalan pariwisata 1. Merupakan arahan pengembangan kawasan pariwisata yang menjadi andalan dalam meningkatkan perekonomian daerah 2. Kawasan andalan pariwisata adalah kawasan budidaya yang memiliki potensi pengembangan pariwisata yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah tersebut 3. Rencana kawasan andalan pariwisata mencakup: - tema pengembangan kawasan - jenis wisata yang menjadi unggulan - target pasar

Rencana pengembangan produk pariwisata 1. Merupakan arahan pengembangan daya tarik wisata dan utilitas fasilitas pariwisata di kawasan strategis dan kawasan andalan pariwisata untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan daerah 2. Rencana pengembangan produk pariwisata terdiri dari: - atraksi wisata unggulan dan pendukung - rencana sebaran daya tarik wisata - fasilitas pendukung - akses internal

Strategi tiap aspek kepariwisataan 1. Strategi pengembangan industri pariwisata 2. Strategi pengembangan destinasi pariwisata 3. Strategi pengembangan pemasaran pariwisata 4. Strategi pengembangan kelembagaan pariwisata

Strategi pengembangan industri pariwisata 1. Merupakan pilihan cara pengembangan industri pariwisata dalam mewujudkan rencana pembangunan kepariwisataan daerah 2. Berfungsi: dalam merumuskan program pengembangan industri pariwisata daerah dan perangkat pemantauan dan pengendalian 3. Dirumuskan berdasarkan: rencana pembangunan kepariwisataan daerah, kapasitas, kinerja, dan permasalahan industri pariwisata, tingkat perkembangan industri pariwisata, kebijakan pengembangan industri dan investasi 4. Strategi pengembangan industri pariwisata mencakup: - strategi pengembangan struktur industri pariwisata - strategi pengembangan aliansi industri pariwisata - Strategi pengembangan UKM masyarakat - Strategi pengelolaan industri pariwisata yang memenuhi standar pelayanan internasional

Strategi pengembangan destinasi pariwisata 1. Merupakan pilihan cara pengembangan untuk mewujudkan daerah sebagai destinasi pariwisata dalam dimensi keruangan dan lokasi industri pariwisata beroperasi 2. Berfungsi: dalam merumuskan program pengembangan keruangan (fisik) kepariwisataan daerah dan perangkat pemantauan dan pengendalian 3. Dirumuskan berdasarkan: rencana pembangunan kepariwisataan daerah, sebaran potensi dan permasalahan pengembangan destinasi, tingkat perkembangan destinasi, kebijakan penataan ruang wilayah (RTRW) 4. Strategi pengembangan destinasi pariwisata mencakup: - strategi pengembangan perwilayahan: kawasan strategis dan andalan - strategi pengembangan produk pariwisata - strategi pengembangan sistem transportasi dan infrastruktur lainnya - strategi pengelolaan dampak - strategi pelibatan masyarakat

Strategi pengembangan pemasaran pariwisata 1. Merupakan pilihan cara pengembangan pemasaran pariwisata daerah 2. Berfungsi: dalam merumuskan program pengembangan pemasaran pariwisata dan perangkat pemantauan dan pengendalian 3. Dirumuskan berdasarkan: rencana pembangunan kepariwisataan daerah, hasil analisis sumber daya dan pasar pariwisata daerah (profil, persepsi, preferensi, ekspektasi), kebijakan pemasaran pariwisata daerah 4. Strategi pengembangan pemasaran pariwisata mencakup: - strategi segmentasi dan pemilihan pasar sasaran - strategi pemosisian destinasi - strategi bauran pemasaran daerah

Strategi pengembangan kelembagaan pariwisata 1. Merupakan pilihan cara pengembangan kelembagaan pariwisata daerah 2. Berfungsi: dalam merumuskan program pengembangan kelembagaan pariwisata dan perangkat pemantauan dan pengendalian 3. Dirumuskan berdasarkan: rencana pembangunan kepariwisataan daerah, hasil analisis posisi dan peran kelembagaan pariwisata, kebijakan pengembangan kelembagaan pariwisata 4. Strategi pengembangan kelembagaan pariwisata mencakup: - strategi pengembangan sumber daya kelembagaan dan efektivitas pembiayaan - strategi pengembangan organisasi birokrasi, swasta, profesi, dan organisasi masyarakat - strategi regulasi untuk investasi, ijin usaha, perpajakan, pengendalian pembangunan fisik, pembangunan industri, pemasaran, serta pembinaan karir di bidang kepariwisataan

Program pengembangan industri pariwisata 1. Berfungsi: sebagai acuan pelaksanaan atau implementasi strategi pengembangan industri pariwisata 2. Program pengembangan industri pariwisata mencakup: - deskripsi program pengembangan industri pariwisata - indikator keberhasilan pelaksanaan program - waktu pelaksanaan program - para pemangku kepentingan

Program pengembangan destinasi pariwisata 1. Berfungsi: sebagai acuan pelaksanaan atau implementasi strategi pengembangan destinasi pariwisata 2. Program pengembangan destinasi pariwisata mencakup: - deskripsi program pengembangan destinasi pariwisata - indikator keberhasilan pelaksanaan program - waktu pelaksanaan program - para pemangku kepentingan

Program pengembangan pemasaran pariwisata 1. Berfungsi: sebagai acuan pelaksanaan atau implementasi strategi pengembangan pemasaran pariwisata 2. Program pengembangan pemasaran pariwisata mencakup: - deskripsi program pengembangan pemasaran pariwisata - indikator keberhasilan pelaksanaan program - waktu pelaksanaan program - para pemangku kepentingan

Program pengembangan kelembagaan pariwisata 1. Berfungsi: sebagai acuan pelaksanaan atau implementasi strategi pengembangan kelembagaan pariwisata 2. Program pengembangan kelembagaan pariwisata mencakup: - deskripsi program pengembangan kelembagaan pariwisata - indikator keberhasilan pelaksanaan program - waktu pelaksanaan program - para pemangku kepentingan

Tingkat kedalaman muatan RIPPARDA 1. Luasan wilayah perencanaan 2. Pemosisian pariwisata dalam pembangunan daerah (sebagai sektor unggulan atau bukan) 3. Tingkat perkembangan pariwisata 4. Anggaran

Jangka waktu RIPPARDA 1. Jangka waktu 20 tahun, dengan penyesuaian periode perencanaan cakupan kepariwisataan yang lebih dinamis yaitu 5 tahun 2. Peninjauan kembali akan dilakukan setiap 5 tahun