BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tales, Satu Gugus Depan yang beralamatkan di Kp. Ranca Tales Desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengukuran kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

O 1 X O 2 Keterangan: O 1 : Nilai pretest X : Pembelajaran dengan pendekatan Scientific

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen dengan hanya mengambil satu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian a. Lokasi, Subjek, Populasi, dan Sampel Penelitian 1) Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kedaleman I Kecamatan Cibeber Kota Cilegon. Penelitian ini difokuskan pada kelas II semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan materi perkalian bilangan asli. Peneliti memilih SDN Kedaleman I sebagai lokasi penelitian dikarenakan lokasinya yang relatif dekat dari tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan proses penelitian. 2) Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah kelas IIA dan IIB, dengan kelas IIA berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Sedangkan untuk kelas II B berjumlah 31 siswa, dengan 21 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. 3) Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 117). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Kedaleman I Kecamatan Cibeber Kota Cilegon. 4) Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengambil sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. teknik purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan

peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu (Riduwan, 2004, hlm. 63). Peneliti bermaksud menggunakan teknik ini dengan pertimbangan bahwa anggota populasi yang akan diteliti tidak terlalu banyak. Adapun sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah siswa kelas IIA SDN Kedaleman I yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 27 siswa dan siswa kelas IIB yang dijadikan sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 27 siswa. b. Metode dan Desain Penelitian 1) Metode Penelitan Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2012, hlm. 3). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 107) menjelaskan metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui tes kemampuan pemahaman matematika dan non tes seperti skala sikap serta lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 2) Desain Penelitan Desain penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental design. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 114) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk desain quasi eksperimen yang peneliti gunakan adalah non equivalent control group design. Pada desain ini kelompok esperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Oleh karena

itu pada penelitian ini memiliki satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun untuk variabel bebas ialah permainan sumo matematika, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman matematika siswa. Adapun bentuk desain metode quasi eksperimen non equivalent control group design dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, hlm. 116) : O 1 X O 2 ----------------------------------------- O 3 O 4 Gambar 3.1. Bentuk quasi eksperimen non equivalent control group design Keterangan: O 1 O 2 X O 2 O 4 = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas eksperimen) = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas kontrol) = Perlakuan (treatment) dengan permainan sumo matematika = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas eksperimen) = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas kontrol) Pada desain ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus dengan pembelajaran menggunakan permainan sumo matematika dan kelompok kontrol diberi pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Masing-masing kelas penelitian diberi tes awal dan tes akhir, dan relatif tidak ada perlakuan secara khusus yang diberikan pada kelas kontrol. 3) Prosedur Penelitian Penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahapan utama, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar, tahapan-tahaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

a) Melakukan studi lapangan dan literatur untuk mencari masalah dan kemungkinan solusi b) Studi Literatur mengenai kemampuan pemahaman matematika siswa, permainan sumo matematika, dan pembelajaran konvensional. c) Merancang perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen yang menggunakan permainan sumo matematika dan untuk kelas kontrol menggunakan metode konvensional, membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), dan mempersiapkan materi pembelajaran. d) Menyusun instrument penelitian berupa instrument tes (tes kemampuan pemahaman matematika) dan instrument non tes (RPP, LKS, Lembar observasi guru dan siswa, serta angket siswa) e) Mengkonsultasikan soal tes kemampuan pemahaman matematika dengan guru kelas dan dosen pembimbing, f) Melakukan uji coba instrument kemampuan pemahaman matematika siswa untuk mengetahui layak tidaknya soal tersebut untuk dijadikan instrument. 2. Pelaksanaan Penelitian a) Melakukan uji tes awal kemampuan pemahaman matematika yang dilakukan satu kali kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. b) Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan permainan sumo matematika dan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. c) Melakukan uji tes akhir dengan soal yang sama seperti uji tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan permainan sumo matematika serta

pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa. d) Memberikan angket kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan mereka tentang pelaksanaan pembelajaran dengan permainan sumo matematika. 3. Pengolahan Data a) Mengolah skor tes awal dan tes akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. b) Mengolah presentase peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. c) Mengolah hasil observasi atau pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol serta mengolah data angket skala sikap.

Studi Pendahuluan Perumusan Masalah Studi Literatur mengenai permainan sumo matematika, pembelajaran konvensional, dan kemampuan pemahaman matematika Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan permainan sumo matematika dan konvensional pada konsep perkalian bilangan asli Menyusun Instrumen Penelitian, Uji Coba, dan Validasi instrumen Uji tes awal Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan permainan sumo matematika pada kelas eksperimen Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model konvensional pada kelas kontrol Uji tes akhir Pengolahan dan Analisis Data Kesimpulan

Gambar 3.2. Bagan Alur Pengolahan Data 4. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa tes dan non tes. Instrument tes berupa soal-soal kemampuan pemahaman matematika, sedangkan instrument non tes berupa angket dan lembar observasi selama pembelajaran. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematika siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan permainan sumo matematika dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sedangkan instrument non tes berupa skala sikap digunakan untuk mengetahui respon siswa kelas eksperimen terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan permainan sumo matematika. Sedangkan untuk lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat segala aktivitas siswa dan guru yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung, interaksi antar siswa dan guru dalam pembelajaran, serta interaksi antar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan permainan sumo matematika. Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pre tes untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematika siswa, selanjutnya yaitu diberikan treatment berupa pembelajaran dengan menggunakan permainan sumo matematika untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Pembelajaran yang dilakukan pada masing-masing kelas dalam penelitian ini yaitu sebanyak 2x. Setelah diberikan treatment selanjutnya yaitu memberikan post tes untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa. 5. Proses Pengembangan Dalam peneilitian ini instrument yang akan diberikan yaitu berupa tes dan non tes. Instrument tes terdiri dari tes awal (pre tes) dan tes akhir (post tes). Uji tes awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa tentang konsep yang akan diajarkan sebelum mengikuti pembelajaran. Uji tes awal diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam waktu yang bersamaan sebelum treatment dilakukan. Sedangkan uji tes akhir diberikan dengan maksud untuk mengukur peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberlakukannya treatment (perlakuan). Adapun jumlah soal yang diberikan pada pre tes dan post tes yaitu berjumlah 5 soal pilihan ganda dan 5 soal isian. Dalam penyusunan instrument tes kemampuan pemahaman matematika siswa ini diawali dengan membuat kisi-kisi soal yang sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang dikembangkan yang sesuai dengan silabus, dan indikator kemampuan pemahaman matematika siswa yang akan diukur. Setelah membuat kisikisi, dilanjutkan dengan menyusun soal pemahaman matematika siswa berdasarkan kisi-kisi tersebut, membuat kunci jawaban, dan pedoman penskoran untuk setiap butir soal. Tes kemampuan pemahaman matematika yang digunakan adalah tes berbentuk pilihan ganda dan isian dengan tujuan agar siswa dapat memahami soal-soal matematika dengan baik dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa di kelas rendah. a. Validitas Tes Sugiyono (2012, hlm.173) menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrument juga dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrument atau alat evaluasi yang dimaksud dalam hal ini adalah soal-soal tes kemampuan pemahaman matematika siswa. Untuk mengetahui validitas muka dan validitas isi, dilakukan dengan pertimbangan (judgement) dari para ahli atau orang yang dianggap ahli dalam hal ini, salah satunya adalah dosen pembimbing. Pada penelitian ini validitas soal dimulai oleh validator yang merupakan dosen pembimbing yang terdiri dari dua orang dosen. 1) Validitas Konstruksi

Sugiyono (2012, hlm.176) menyatakan bahwa instrumen yang memiliki validitas konstruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Artinya, suatu soal dapat dikatakan valid dari segi validitas konstruksi apabila soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksional sehingga maksud dari soal tersebut dapat dipahami oleh siswa. 2) Validitas Isi Validitas isi membuktikan tentang ketepatan atau kesesuaian tes tersebut ditinjau dari materi yang diajukan, kesesuaian materi soal dengan indikator, kesesuaian butir soal dengan tingkatan kognitif siswa, dan kesesuaian materi dengan tujuan yang ingin dicapai atau dalam hal ini adalah aspek kemampuan pemahaman matematika. Setelah diujicobakan kepada siswa di luar sampel, validitas instrument tes dianalisis menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (Riduwan, hlm.110), sebagai berikut: Keterangan: r xy = N XY X ( Y) {N X 2 ( X 2 )} {N Y 2 Y 2 } r xy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y X = skor yang diperoleh dari tes Y = rata-rata nilai harian N = banyaknya siswa/responden uji coba Untuk mengetahui tingkat validitas digunakan kriteria Suherman (2001, hlm. 136) yang disajikan dalam tabel. Tabel 3.1 Interpretasi Validitas Nilai r xy Nilai Keterangan 0,80 r xy 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 r xy 0,90 Validitas tinggi (baik)

0,40 r xy 0,60 Validitas sedang (cukup) 0,20 r xy 0,40 Validitas rendah (kurang) 0,00 r xy 0,20 Validitas sangat rendah r xy 0,00 Tidak valid Untuk mengetahui validitas setiap butir soal, instrument terlebih dahulu diujikan pada siswa lain yang bukan sampel dalam penelitian ini. Hasil data yang diperoleh tidak dihitung secara manual, melainkan diolah menggunakan program software Anabutis dan Microsoft Excel. b. Reliabilitas Tes Menurut Sugiyono (2012, hlm. 221) reliabilitas merupakan suatu instrument yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Artinya, Apabila datanya digunakan beberapa kali untuk objek yang sama, maka akan mengasilkan data yang sama pula. Karena itu, koefisien reliabilitas menyatakan derajat keterandalam alat evaluasi, dinotasikan dengan r 11. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha (Arikunto, 2004, hlm.125) sebagai berikut. Keterangan: r 11 k σ b 2 σ 1 2 r 11 = = reliabilitas instrumen k k 1 1 σ b 2 σ 1 2 = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir = varians skor total Rumus varians : σ 2 b = X 2 X 2 N N dan σ 2 1 = Y2 X 2 N N Keterangan:

2 σ b 2 σ 1 X X 2 Y Y 2 N : varians butir soal ke-i : varians total : jumlah skor tiap butir soal : jumlah kuadrat skor butir soal : Jumlah skor total : jumlah kuadrat skor total., dan : banyaknya butir soal Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi yang dapat digunakan dibuat oleh Guilford (Suherman, hlm. 156) yang disajikan pada tabel. Tabel 3.2. Interpretasi Derajat Reliabilitas Nilai Interpretasi r 11 < 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 r 11 < 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,40 r 11 < 0,60 Derajat reliabilitas sedang 0,60 r 11 < 0,80 Derajat reliabilitas tinggi 0,80 r 11 < 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi c. Daya Pembeda Daya pembeda butir soal menunjukkan kepada kemampuan suatu soal untuk membedakan antara testi yang mampu dengan testi yang tidak mampu (Rahmat & Solehuddin, 2006, 75). Untuk mengetahui daya pembeda (DP) suatu butir soal dapat digunakan rumus berikut. Keterangan: DP = R U R L n R U = Siswa yang mengisi benar R L = Siswa yang mengisi salah

n = Jumlah siswa Untuk menafsirkan hasilnya dapat digunakan kriteria berikut. Kurang dari 0,20 : Kurang 0,20 0,29 : Cukup 0,30 0,39 : Baik 0,40 ke atas : Baik Sekali d. Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran (difficulty index) menunjukkan derajat kesulitan suatu soal untuk diselesaikan oleh siswa. secara empiris, suatu soal dikatakan sukar jika sebagian besar testi gagal menyelesaikannya; sebalikanya dikatakan mudah jika sebagian besar testi mampu menyelesaikannya. (Rahmat & Solehuddin, 2006, hlm 75) Berikut adalah cara sederhana untuk menghitung tingkat kesukaran suatu soal. Keterangan: TK = R U + R L 2n R U = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal R L = Jumlah testi kelompok asor yang menjawab benar suatu soal n = 27% dari selurus testi Untuk menafsirkan hasilnya bisa menggunakan kriteria berikut : < 0,10 = Sulit sekali 0,10 0,30 = Sulit 0,31 0,70 = Sedang 0,71 0,90 = Mudah > 0,90 = Mudah sekali e. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan permainan sumo matematika. Lembar observasi pada penelitian ini berbentuk pernyataan checklist yang disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang ada dalam RPP. Adapun aktivitas siswa yang diamati pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan permainan sumo matematika antara lain: keaktifan siswa dalam pembelajaran, dapat bekerja sama dengan anggota kelompok, kreativitas dalam mengerjakan tugas kelompok, inisiatif dalam mengikuti permainan sumo matematika. Sementara itu, aktivitas guru yang diamati adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan permainan sumo matematika. f. Angket Skala Sikap Angket skala sikap ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang pembelajaran dengan menggunakan permainan sumo matematika dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan pada kelompok eksperimen, yakni pembelajaran dengan menggunakan permainan sumo matematika. Selain itu, skala sikap disini dapat memperkuat asumsi bahwa permainan sumo matematika dapat memberi kesan positif kepada siswa dalam pembelajaran matematika. Skala sikap pada penelitian ini mengunakan skala likert, karena skala likert pada umumnya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang (Sugiyono, 2012, hlm. 134). Skala sikap dalam penelitian ini terdiri dari 5 butir soal tertutup, yang alternatif jawabannya sudah disediakan. Siswa hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang paling tepat sesuai pendapatnya. Bentuk jawaban dalam penelitian ini menggunakan bentuk checklist dengan gradasi jawaban positif. Adapun pilihan jawaban pertanyaan tertutup tersebut disusun dengan empat tanggapan, meliputi Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor untuk jawaban disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.3. Kriteria Penyekoran Skala Sikap Bentuk Jawaban Skor Jawaban SS 4 S 3 TS 2 STS 1 6. Teknik Pengumpulan Data Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: 1. Tes, dilakukan sebelum (pre tes) dan sesudah (post tes) pembelajaran terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Akan tetapi dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal dari masing-masing kelas. 2. Lembar Observasi diisi oleh observer pada setiap pembelajaran matematika berlangsung. Dalam hal ini yang menjadi observer adalah guru kelas eksperimen yang terlibat langsung dalam pemantauan pada saat proses pembelajaran dilakukan. 3. Angket skala sikap diberikan kepada seluruh siswa pada kelas eksperimen. Instrument ini diberikan setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. 7. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari hasil tes, skala sikap, dan hasil observasi. Data hasil tes diperoleh dari hasil pre tes dan hasil post tes mengenai kemampuan pemahaman matematika, data sikap diperoleh dari hasil

skala sikap, sedangkan untuk observasi diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan observer terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan permainan sumo matematika yang dilakukan oleh peneliti. Pengolahan dan analisis data tes kemampuan pemahaman matematika, data skala sikap, dan observasi dilakukan dengan bantuan Software Statistics Passage For The Social Science (SPSS) for windows. Adapun langkah-langkah uji statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Data Kuantitatif Analisis dan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pre tes, post tes, dan peningkatan kemampuan siswa (indeks gain) dari kelas eksperimen dan kelas control. Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengolah data kuantitatif dengan bantuan Software Statistics Passage For The Social Science (SPSS) for windows. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data hasil pretes maupun postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdstribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka uji lanjutannya dapat menggunakan statistik parametris, sebaliknya jika tidak normal maka uji lanjutannya adalah menggunakan statistik non parametris. H 0 H a Hipotesis untuk uji normalitas yaitu sebagai berikut: : skor pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal : skor pretes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Uji statistik yang digunakan adalah uji Saphiro-Wilk dengan bantuan SPSS, dimana taraf signifikansinya (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima, namun jika nilai signifikjansi < 0,05 maka H 0 ditolak. 2) Uji Homogenitas Variansi Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk megetahui apakah variansi kedua kelas eksperimen dan kelas control sama atau

berbeda. Uji homogenitas dilakukan apabila pada uji normalitas diperoleh kesimpulan bahwa data berdistribusi normal. Uji homogenitas sampel dilakukan dengan uji F dengan uji statistik Levene s Test. Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut: H 0 : kelompok data skor pretes atau skor postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian sama H a : kelompok data skor pretes atau skor postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian berbeda Uji statistik yang akan digunakan adalah uji Levene Statistik dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima, namun jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak. 3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Rata-rata hasil pretes dan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diuji untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman matematika siswa dari kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama atau tidak. Hipotesis uji perbedaan rata-rata pre tes sebagai berikut: H 0 : tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan pemahaman matematika antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. H a : ada perbedaan rata-rata kemampuan pemahaman matematika antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Hipotesis uji perbedaan rata-rata pos tes sebagai berikut: H 0 : kemampuan pemahaman matematika siswa yang menggunakan permainan sumo matematika lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemahaman matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. H a : kemampuan pemahaman matematika siswa yang menggunakan permainan sumo matematika tidak lebih baik dibandingkan dengan

kemampuan pemahaman matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Apabila kelompok data tidak berdistribusi normal, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan uji Man-Whitney U, sedangkan apabila uji normalitas berdistribusi normal, maka dilakukan uji Independen Sample T Test. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan rata-rata pretes dengan taraf signifikansi α = 5% adalah H 0 diterima jika nilai signifikansi (sig) 0,05 dan H 0 ditolak jika nilai signifikansi (sig) < 0,05. Sedangkan kriteria pengambilan keputusan untuk uji postes adalah dengan taraf signifikansi α = 5% adalah H 0 diterima jika nilai signifikansi (sig) > 0,05 dan H 0 ditolak jika nilai signifikansi (sig) < 0,05. Selain uji signifikansi juga dapat dilakukan uji t dengan kriteria apabila t hitung > tabel maka H 0 ditolak. 4) Pengelompokkan Data Pengelompokkan data dimaksudkan untuk mengelompokkan nilai, baik tes awal maupun tes akhir. Nilai tersebut dikelompokkan menjadi nilai kelompok rendah, sedang, dan tinggi. Pengelompokkan ini diambil dari nilai tes akhir yang dibandingkan dengan nilai rata-rata dan simpangan baku (standar deviasi) kemudian diambil keputusan bahwa siswa termasuk ke dalam kelompok rendah, sedang, atau tinggi. Adapun cara untuk mengelompokkan masing-masing siswa sebagai berikut : a) Jika X < x Std maka X adalah kelompok rendah b) Jika x Std X < x + Std maka X adalah kelompok sedang c) Jika X x + Std maka X adalah kelompok tinggi Keterangan: X = Nilai tes akhir x = Mean (Nilai rata rata tes akhir) Std = Standar Deviasi tes akhir

5) Analisis Data Pengelompokkan Nilai Tes Akhir Eksperimen Analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis hasil tes akhir siswa kelas eksperimen, dimana hal tersebut bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan nilai hasil belajar masing-masing kelompok pada kelas eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program Software SPSS21.0 for Windows. Setelah dibagi dalam beberapa kelompok nilai maka dilakukan uji One Way ANOVA (Uji perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok) dengan cara memasukkan data ke dalam tabel yang terdapat dalam program Software SPSS21.0 for Windows. Setelah didapatkan hasil maka langkah selanjutnya adalah mencari manakah diantara ketiga kelompok tersebut yang menyebabkan adanya perbedaan dengan menggunakan uji scheff dengan bantuan program Software SPSS21.0 for Windows. 6) Perhitungan Gain Ternormalisasi Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun perhitungan gain ternormalisasi mengunakan bantuan software Ms. Excel dengan rumus dari Melzer. g = skor postes skor pretes skor ideal skor pretes x100% Dimana skor ideal adalah 100. Dengan kriteria indeks gain seperti pada tabel dibawah ini. Skor Gain Tabel 3.4. Interpretasi N-Gain Interpretasi g > 0,7 Tinggi 0,3 < g 0,7 Sedang

g 0,3 Rendah b. Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan skala sikap siswa. Analisis data kualitatif dimulai dengan mengelompokkan data kedalam kategori tertentu. Data yang diperoleh diidentifikasi terlebih dahulu kemudian dianalisis. Selanjutnya data yang terkait dengan tujuan keperluan tertentu diolah dan dikualifikasikan seperlunya untuk menghasilkan suatu kesimpulan. 1) Analisis Data Hasil Observasi Data observasi disajikan dalam bentuk tabel guna memudahkan dalam membaca data. Selanjutnya dianalisis secara deskripsi untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung apakah dilaksanakan dengan baik atau tidak. 2) Analisis Data Skala Sikap Hal pertama yang dapat dilakukan dalam analisis data kualitatif berupa skala sikap adalah dengan menghitung presentase jawaban dari sikap siswa terhadap setiap butir pernyataan di dalam angket. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: a) Setelah pelaksanaan uji tes akhir, siswa langsung diberikan seperangkat tes skala sikap. b) Setiap butir skala sikap yang terkumpul kemudian rerata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS, atau STS dihitung, cara ini bertujuan untuk mengungkap kecendrungan pilihan siswa secara umum. c) Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung. Data ini akan mengungkapkan kecendrungan persetujuan siswa secara umum. Cara menentukan tingkat persetujuan adalah sebagai berikut (Riduwan, 2006, hlm. 40): Tingkat persetujuan = 4n 1+3n 2 +2n 2 +n 4 jumlah responden

n 1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4 n 2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3 n 3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2 n 4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1 d) Data hasil angket ini kemudian dibuat bentuk persentase untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang diberikan. Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan sebagai berikut: P = 4n 1+3n 2 +2n 3+ n 4 x 100% SkorIdeal Keterangan: P=Persentase jawaban n 1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4 n 2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3 n 3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2 n 4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1 Skor Ideal = jumlah responden x skor maksimal=27 x 4= 108 Kemudian ditafsirkan kedalam kriteria interpretasi skor. Berikut merupakan kriteria interpretasi skor (Riduwan, 2006, hlm. 41) : Tabel 3.5 Kriteria Persentase Skala Sikap Persentase Kriteria 0% - 20% Sangat lemah 21% - 40% Lemah 41% - 60% Cukup 61% - 80% Kuat 81% - 100% Sangat kuat