PENGARUH PEMBERIAN BORON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK MEDIA PADAT

dokumen-dokumen yang mirip
MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang tumbuh merambat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

RESPONS SAWI (Brassica juncea L. Czern) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PADAT DAN CAIR TERHADAP KONSENTRASI NITROGEN

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK FOSFAT PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang

PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang

PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK MEDIA PADAT

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

PERTUMBUHAN BIBIT PISANG PASCA AKLIMATISASI DENGAN SISTEM HIDROPONIK Endang Setia Muliawati, Retna Bandriyati Arniputri, Ulfa Priyatin

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

UJI PERBANDINGAN VARIETAS DAN PENGARUH INTERVALWAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GROW MORE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm.

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

PEMBERIAN POC MARTOB DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI LADANG (Nasturtium montanum Wall.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT APLIKASI MAGNESIUM DALAM DOLOMIT PADA TANAH BERKADAR NATRIUM TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR URIN SAPI DAN LIMBAH TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Transkripsi:

J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 92 Jurnal Agrotek Tropika 3(1):92-98, 2015 Vol. 3, No. 1: 92-98, Januari 2015 PENGARUH PEMBERIAN BORON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK MEDIA PADAT Eva Dwi Rahma, Yohannes Cahya Ginting & Azlina Heryati Bakrie Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Email: eva_dwirahma@yahoo.co.id ABSTRAK Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman hortikultura dari famili Cucurbitaceae. Pemberian unsur hara boron yang tepat dan sesuai, Serta budidaya melalui metode hidroponik di dalam rumah kaca diharapkan mampu menunjang pertumbuhan dan meningkatkan produksi buah. Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan respons pertumbuhan dan produksi melon, konsentrasi boron terbaik dan pengaruh interaksi antara konsentrasi boron dengan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi pada sistem hidroponik. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial 2 5 dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan yang disusun secara duplo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; terdapat perbedaan respons pertumbuhan dan produksi pada tanaman melon Varietas Action dan Varietas Aramis. Peubah panjang tanaman, bobot buah, volume dan ketebalan daging buah melon varietas Action lebih tinggi daripada varietas Aramis; pengaruh pemberian boron pada konsentrasi 0,1 1,3 ppm terhadap diameter buah sudah mencapai titik maksimum. Diameter buah tertinggi diperoleh dari pemberian konsentrasi boron 0,6 ppm yaitu sebesar 14,10 cm; pengaruh pemberian boron pada konsentrasi 0,1 1,3 ppm menghasilkan respons yang berbeda terhadap varietas. Pada varietas Action, Panjang tanaman tertinggi diperoleh dari pemberian boron 0,7 ppm sebesar 231,73 cm. Sedangkan varietas Aramis, setiap peningkatan boron 0,3 ppm panjang tanaman mengalami penurunan sebesar 2,01 cm. Pada varietas Aramis, Bobot buah terbesar diperoleh dari pemberian konsentrasi boron 0,8 ppm yaitu sebesar 1.685 gram. Setiap peningkatan 0,3 ppm, bobot buah mengalami penurunan sebesar 72,95 gram. Kata kunci : varietas, boron, pertumbuhan, produksi. PENDAHULUAN Melon merupakan tanaman semusim dan bersifat herbacious (Ashari, 1995). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS b ) jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237.556.363 jiwa, sedangkan konsumsi buah melon Indonesia mencapai ± 332.698 ton per tahun. Pada tahun 2010, produksi melon di Indonesia hanya sebesar 85.161 ton sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan melon di dalam negeri. Akibatnya 247.537 ton buah melon harus diimpor dari luar negeri. Konsumsi buah melon yang terus bertambah dari tahun ke tahun sangat mendukung perkembangan melon di Indonesia ( BPS, 2012 a ). Varietas melon yang digunakan adalah Varietas Action dan Aramis. Varietas Action memiliki bentuk buah bulat oval dengan bobot 2,1 4,0 kg. Daging buahnya tebal berwarna hijau kekuningan, memiliki aroma tidak begitu tajam dan buah tahan disimpan lama, sehingga cocok untuk pengiriman jarak jauh. Potensi produksi 30 40 ton (PT Bisi, 2008). Sedangkan untuk varietas Aramis, yang diterangkan dalam Berita Resmi PVT No. 04/BR/PVHP/04/2012 tentang Pendaftaran Varietas Hasil Pemuliaan sebagai varietas unggul, memiliki bentuk buah bulat dengan bobot 2,2 2,8 kg. Daging buah tebal berwarna putih kehijauan, aromanya harum, dan potensi produksi mencapai 49 58 ton. Bertanam melon dengan metode hidroponik di dalam rumah kaca memiliki kualitas buah yang lebih tinggi, buah yang dihasilkan tanaman meningkat dan memungkinkan bagi petani untuk melakukan pembibitan diluar musim. Studi percobaan CSIRO (Organisasi/ lembaga penelitian ilmu pengetahuan negara-negara persemakmuran) di Griffith, New South Wales Australia, selama periode tahun 1960 1970 menunjukkan bahwa produktivitas dari sebuah rumah kaca meningkat delapan kali lipat dibandingkan dengan pengolahan di lahan terbuka (Elviza et al., 1999). Pada budidaya tanaman melon, unsur hara boron dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil. Pemberian boron diharapkan dapat memperkuat dinding sel dan meningkatkan pertumbuhan secara optimal. Boron berperan penting dalam sintesis salah satu dasar pembentukan RNA pada pembentukan sel misalnya pembelahan sel, pendewasaan sel, respirasi atau pernapasan dan pertumbuhan (Sutiyoso, 2003). Boron

Rahma et al.: Pengaruh Pemberian Boron 93 tidak dapat dipindahkan dari satu jaringan ke jaringan yang lain, sehingga gejala awal terlihat pada jaringan muda misalnya kematian pucuk. Jika terjadi kekurangan boron, sel-sel tanaman tetap membelah, tetapi organorgan struktural, seperti daun, cabang, atau bunga gagal terbentuk (Novizan, 2005). Menurut Yuste dan Gostincar, 1999; dalam Jones, 2005 bahwa konsentrasi nutrisi boron yang digunakan dalam hidroponik berkisar antara 0,1 1,0 ppm. Pada dataran rendah seperti di Lampung, belum ada data mengenai konsentrasi boron terbaik untuk melon. Sehingga pada penelitian ini, konsentrasi boron yang digunakan yaitu 0,1 ppm; 0,4 ppm; 0,7 ppm; 1,0 ppm dan 1,3 ppm. Konsentrasi dipakai untuk mengetahui kebutuhan boron tanaman pada konsentrasi rendah dan tinggi. Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan respons pada pertumbuhan dan produksi dua varietas tanaman melon melalui metode hidroponik, mengetahui konsentrasi boron terbaik, dan mengetahui interaksi antara konsentrasi boron dengan varietas melon terhadap pertumbuhan dan produksi buah. BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober 2013. Bahan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih melon hibrida varietas Action dan Aramis, Pupuk NPK mutiara, Urea, kalsium klorida, magnesium sulfat, besi sulfat, mangan sulfat, asam boraks, tembaga sulfat, seng sulfat, natrium sulfat, natrium molibdat, polibag, benang kasur, tali rafia, aquades dan arang sekam. Metode. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Perlakuan disusun secara faktorial 2x5 dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan yang disusun secara duplo. Faktor pertama adalah varietas melon yaitu Varietas Action (V 1 ) dan Aramis (V 2 ). Faktor kedua adalah perlakuan Boron yaitu b 1 =0,1 ppm; b 2 = 0,4 ppm; b 3 =0,7 ppm; b 4 = 1,0 ppm dan b 5 =1,3 ppm. Pelaksanaan. Benih melon yang telah disemai berumur tujuh hari dipindahkan ke dalam polybag yang berisi media arang sekam. Penyiraman dilakukan 3%4 kali sehari dengan larutan hara yang telah terdapat unsur boron, dengan konsentrasi boron (B) sesuai perlakuan (0,1 ppm; 0,4 ppm; 0,7 ppm; 1,0 ppm; dan 1,3 ppm), tiap penyiraman 250%500 ml per tanaman. Penyiraman dilakukan selama 65 hari setelah pindah tanam. Dosis atau kebutuhan boron selama penelitian adalah pada konsentrasi 0,1 ppm sebanyak 11,55 g/tan; 0,4 ppm sebanyak 46,20 g per tanaman; 0,7 ppm sebanyak 80,85 g per tanaman; 1,0 ppm sebanyak 115,5 g per tanaman; dan pada 1,3 ppm sebanyak 150,15 g per tanaman. Variabel yang diamati yaitu panjang tanaman (cm), jumlah daun (helai), bobot kering tanaman (g), jumlah bunga (kuntum), bobot buah (kg), diameter buah (cm), volume buah (ml), ketebalan daging (cm) dan kadar brix (%). HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan melon varietas Action lebih baik dibandingkan dengan Varietas Aramis. Perlakuan boron memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi melon. Melon varietas Action sesuai untuk dikembangkan terutama di wilayah lampung. Melon varietas Action bisa beradaptasi pada daerah 0 600 m dpl (PT Bisi, 2008). Sedangkan ketinggian tempat di Laboratorium lapang terpadu Universitas Lampung yaitu 146 m dpl (Deviana, 2013). Ketinggian tempat yang optimal untuk budidaya tanaman melon adalah 200 900 m dpl. Namun tanaman melon masih dapat berproduksi dengan baik pada ketinggian 0 100 m dpl, sedangkan pada ketinggian lebih dari 900 m dpl tanaman melon tidak dapat berproduksi optimal (Siswanto, 2010). Sehingga untuk wilayah lampung sudah sesuai untuk dikembangkan budidaya melon secara luas. Pada penelitian ini terlihat perlakuan boron memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan dan produksi melon (Tabel 1). Hal ini terlihat pada saat fase vegetatif dan generatif tanaman melon. Boron berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, bobot kering tanaman, bobot buah, volume buah, diameter buah dan tebal daging buah (Gambar 1-6). Namun pengaruh terhadap variabel pengamatan bersifat nyata pada konsentrasi 0,1 0,7 ppm. Pada variabel panjang tanaman berpengaruh nyata pada semua konsentrasi boron. Setiap peningkatan konsentrasi boron sebesar 0,3 ppm, panjang tanaman meningkat 4,44 cm. Panjang tanaman tertinggi diperoleh dari pemberian boron pada konsentrasi 0,7 ppm yaitu sebesar 231,73 cm. Menurut Mengel dan Kirby (1982) kelebihan boron yang dapat menimbulkan keracunan bagi tanaman jumlahnya belum diketahui secara pasti tergantung varietas tanaman. Rendahnya produksi tanaman melon kemungkinan disebabkan karena proses respirasi yang terjadi pada tanaman. Tingginya respirasi yang terjadi pada tanaman menyebabkan tingginya penggunaan fotosintat, hal ini menyebabkan tanaman memerlukan suplai nutrisi

94 Jurnal Agrotek Tropika 3(1):92-98, 2015 Tabel 1. Pengaruh varietas dan pemberian boron terhadap pertumbuhan tanaman melon pada fase vegetatif Perbandingan PT JD BK (F Hit dan angka dalam kurung merupakan selisih (%)) Perlakuan C1 : Action vs Aramis 0,32tn 0,11tn 2,06tn (0,01) (-0,98) (10,52) C2 : B Linear 2,73* 2,00tn 11,64* C3 : B Kuadratik 6,77* 0,04tn 4,32tn Interaksi B x Var C4 : C1 x C2 5,18* 0,89tn 5,80* C5 : C1 x C3 80,21* 0,04tn 4,84tn Tanggapan Var pada B B 1 : Action vs Aramis 16,69* - 2,85tn B 2 : Action vs Aramis 6,40* - 0,55tn B 3 : Action vs Aramis 50,02* - 4,11tn B 4 : Action vs Aramis 26,11* - 2,08tn B 5 : Action vs Aramis 18,55* - 0,47tn Tanggapan terhadap B pada var Action : B Linear 0,19tn - 13,2* Action : B Kuadratik 66,80* - 0,01tn Aramis : B Linear 7,71* - 12,99* Aramis : B Kuadratik 20,18* - 9,16* Keterangan: F Tabel 0,05 = 4,41, * = berpengaruh nyata pada taraf á 0,05, tn = tidak berpengaruh nyata pada taraf α 0,05, Variabel pengamatan: PT= Panjang Tanaman, JD= Jumlah Daun, BKB= Bobot Kering Brangkasan. semakin tinggi. Pada saat kekurangan nutrisi, sebagian stomata daun menutup sehingga terjadi hambatan keluarnya CO 2 dan menurunkan aktivitas respirasi (Ai dan Banyo, 2011). Menurut Ai (2012), boron mempunyai peran dalam transportasi karbohidrat hasil dari fotosintesis. Karbohidrat terlibat pada penyimpanan dan pemakaian energi yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman, sehingga dengan pemberian unsur boron dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan terlihat pada penampilan tanaman (Gardner et al., 1991). Boron yang tidak dapat diserap tanaman secara optimal, menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman pada masing-masing varietas melon menjadi terhambat (Wijayani dan Widodo, 2005). Pada pengamatan pascapanen terlihat bahwa varietas Action menghasilkan bobot buah yang lebih besar dibandingkan varietas Aramis (Tabel 2). Produksi buah melon ditentukan oleh bobot buah, sedangkan bobot buah ditentukan oleh diameter dan ketebalan daging buah. Pemberian boron pada tanaman berpengaruh terhadap meningkatnya diameter buah dan cenderung meningkatkan panjang buah (Kurniasari, 1994). Setiap peningkatan konsentrasi boron sebesar 0,3 ppm, bobot buah melon varietas Action mengalami peningkatan sebesar 58,5 gram. Bobot buah terbesar diperoleh dari pemberian boron pada konsentrasi 0,8 ppm yaitu sebesar 1.685 gram. Pada varietas Aramis, setiap peningkatan pemberian boron 0,3 ppm, bobot buah mengalami penurunan sebesar 72,95 gram (Gambar 3). Hal ini sesuai dengan pendapat Lorenz dan Maynard (1980) bahwa kandungan boron yang kritikal berada pada kisaran 0,1 0,8 ppm. Menurut Untung (2001), defisiensi B mungkin terjadi jika kandungannya kurang dari kisaran tersebut. Dan kelebihan boron pada tanaman dapat menyebabkan ujung daun kuning, diikuti nekrosis di tempat tersebut. Kadar brix buah melon varietas Action mencapai 7,2 13,4 % (Siswanto, 2010). Sedangkan varietas Aramis memiliki kadar brix sebesar 11 13 % (Rokhman, 2013). Pada penelitian yang dilakukan, kadar brix yang didapat pada varietas Action sebesar 5,3 10,2 %. Sedangkan varietas Aramis memiliki kandungan brix sebesar 6,8 11,2 %. Rendahnya kadar brix pada

Rahma et al.: Pengaruh Pemberian Boron 95 A B C D E F Gambar 1. Hubungan antara konsentrasi boron dan panjang tanaman (A), bobot kering brangkasan (B), bobot buah (C), volume buah (D), diameter buah (E), ketebalan daging buah melon (F). Aramis, Actions. buah dipengaruhi rendahnya kandungan unsur hara di dalam media tanam. Kadar gula pada buah selalu meningkat karena terjadinya degradasi karbohidrat dan menurun pada hari tertentu karena gula yang digunakan untuk proses respirasi akan diubah menjadi senyawa lainnya. Total gula selanjutnya digunakan untuk melakukan aktivitas seluruh sisa hidup dari buah tersebut (Siswanto, 2010).

96 Jurnal Agrotek Tropika 3(1):92-98, 2015 Tabel 2. Pengaruh varietas dan pemberian boron terhadap fase generatif dan produksi tanaman melon Perbandingan JB BB VB DB TD KB (F Hit dan angka dalam kurung merupakan selisih (%)) Perlakuan C1 : Action vs Aramis 0,14tn 0,66tn 0,54tn 0,01tn 0,09tn 4,43* (-1,32) (3,30) (4,81) (0,34) (0,53) (11,74) C2 : B Linear 0,16tn 0,11tn 11,04* 2,90tn 8,36* 0,05tn C3 : B Kuadratik 0,20tn 20,08* 6,24* 8,74* 2,31tn 0,58tn Interaksi B x Var C4 : C1 x C2 0,02tn 2,98tn 2,28tn 1,51tn 0,002tn 4,40tn C5 : C1 x C3 1,05tn 4,84* 0,35tn 2,07tn 0,50tn 2,95tn Tanggapan Var pada B B1 : Action vs Aramis - 6,39* - - - - B2 : Action vs Aramis - 0,03tn - - - - B3 : Action vs Aramis - 0,96tn - - - - B4 : Action vs Aramis - 1,44tn - - - - B5 : Action vs Aramis - 3,90tn - - - - Tanggapan terhadap B pada var Action : B Linear - 4,03tn - - - - Action : B Kuadratik - 16,08* - - - - Aramis : B Linear - 6,13* - - - - Aramis : B Kuadratik - 5,42* - - - - Keterangan: F Tabel 0,05 = 4,41, * = berpengaruh nyata pada taraf α 0,05, tn = tidak berpengaruh nyata pada taraf α 0,05, Variabel pengamatan: JB= Jumlah Bunga, BB= Bobot Buah, VB= Volume Buah, DB= Diameter Buah, TD= Ketebalan Daging Buah, KB= Kadar Brix. Pertumbuhan melon varietas Action lebih baik dibandingkan dengan Varietas Aramis. Perlakuan boron memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi melon. Hal ini terlihat pada saat fase vegetatif dan generatif tanaman melon. Boron berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, bobot kering tanaman, bobot buah, volume buah, diameter buah dan tebal daging buah. Panjang tanaman tertinggi diperoleh dari pemberian boron pada konsentrasi 0,7 ppm yaitu sebesar 231,73 cm. Boron mempunyai peran dalam transportasi karbohidrat hasil dari fotosintesis. Karbohidrat terlibat pada penyimpanan dan pemakaian energi yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman, sehingga dengan pemberian unsur boron dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan terlihat pada penampilan tanaman. Boron yang tidak dapat diserap tanaman secara optimal, menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman pada masing-masing varietas melon menjadi terhambat. Pada pengamatan pascapanen terlihat bahwa varietas Action menghasilkan bobot buah yang lebih besar dibandingkan varietas Aramis. Pemberian boron pada tanaman berpengaruh terhadap meningkatnya diameter buah dan cenderung meningkatkan panjang buah. Pada varietas Action, bobot buah terbesar diperoleh dari pemberian boron pada konsentrasi 0,8 ppm yaitu sebesar 1.685 gram. Defisiensi B mungkin terjadi jika kandungannya kurang dari kisaran tersebut. Dan kelebihan boron pada tanaman dapat menyebabkan ujung daun kuning, diikuti nekrosis di tempat tersebut. Rendahnya kadar brix pada buah dipengaruhi rendahnya kandungan unsur hara di dalam media tanam. Kadar gula pada buah selalu meningkat karena terjadinya degradasi karbohidrat dan menurun pada hari tertentu karena gula yang digunakan untuk proses respirasi akan diubah menjadi senyawa lainnya. Total gula selanjutnya digunakan untuk melakukan aktivitas seluruh sisa hidup dari buah tersebut.

Rahma et al.: Pengaruh Pemberian Boron 97 KESIMPULAN Terdapat perbedaan respons pertumbuhan dan produksi pada tanaman melon Varietas Action dan Varietas Aramis. Perkembangan panjang tanaman, bobot buah, volume dan ketebalan daging buah melon varietas Action lebih tinggi daripada varietas Aramis. Diameter buah tertinggi diperoleh dari pemberian boron 0,6 ppm yaitu sebesar 14,10 cm. Pengaruh pemberian boron pada konsentrasi 0,1 1,3 ppm menghasilkan respons yang berbeda terhadap varietas. Pada varietas Action, Panjang tanaman tertinggi diperoleh dari pemberian boron 0,7 ppm sebesar 231,73 cm. Sedangkan varietas Aramis, peningkatan boron 0,3 ppm panjang tanaman mengalami penurunan 2,01 cm. Pada varietas Action, bobot buah terbesar diperoleh dari pemberian boron 0,8 ppm yaitu 1.685 gram. Pada varietas Aramis, setiap peningkatan 0,3 ppm, bobot buah mengalami penurunan sebesar 72,95 gram. DAFTAR PUSTAKA Ai, N. S. dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman. Universitas Sam Ratulangi. Manado. J. Ilmiah Sains 11(2): 166-173. Ai, N.S. 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Universitas Sam Ratulangi. Manado.J. Ilmiah Sains 12(1): 1-34. Ashari, P.R. 2008. Peningkatan Kualitas Anthurium hookeri Melalui Pemberian Unsur Boron (B). Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 45 Hlm. Astuti, T.M., Santosa., K. Dewi. dan A.A. Prawoto. 2007. Alokasi Fotosintat pada Kakao dengan Perunut Boron. Dalam: Buletin Ilmiah Instiper. Yogyakarta. J. 14(2): 33-31. Berita Resmi PVT. 2012. Pendaftaran Varietas Hasil Pemuliaan Melon Ar amis. http://ppvt. s et j en. p er t a n i a n. g o. i d / p p v t p p / f i l es / BR%20Haspem%204.PDF. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. 1 Hlm. BPS. 2012 a). Jumlah dan Distribusi Penduduk. http:/ /sp2010.bps.go.id/index.php. Diakses pada tanggal 9 Mei 2012. 1 Hlm. BPS. 2012 b). Produksi Sayuran di Indonesia. http:/ /www.bps.go.id/tab_sub/view.php. Diakses pada tanggal 24 November 2012. 2 Hlm. Deviana, M. 2013. Uji Efektifitas Anorganik dan Kombinasinya dengan Pupuk Organonitrofos terhadap Produksi dan Serapan Hara Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Ultisol Gedong Meneng pada Musim Tanam ke Dua. Universitas Lampung.Bandar Lampung. 23 hlm. Elviza, M., M. Puspita., A.M. Sadikin., N.D. Susnengtioko., Y. Ramdhan., dan R. Triani. 1999. Petunjuk Tentang Hidroponik. Universitas Padjadjaran. Bandung. 9 Hlm. Gardner, F., R. Brent Pearce., and R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Diterjemahkan Oleh Herawati Susilo. UI Press. Jakarta. Jones, J.B. 2005. Hidroponics:a Practical Guide for the Soilless Grower Second Edition. CRC Press. Boca Raton, London. Pp. 94. Kurniasari, H. 1994. Pengaruh Pemberian Pupuk Kalium dan Boron terhadap Pertumbuhan dan Produksi Semangka (Citrullus vulgaris Schard.). Institut Pertanian Bogor. 30 Hlm. Lorenz, O. A. and D. N Maynard. 1980. Knott s Handbook for Vegetable Grower. Edition II. John Wiley and Sons Inc. New York. Pp. 390. Mengel, K. and Kirby. 1982. Principles of Plant Nutrition. Int. Potast Inst. Switzerland. Pp. 687. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Tangerang. 75 Hlm. PT. Bisi Internasional. 2008. Deskripsi Tanaman Melon Action. http://www.bisi.co.id/hybridseed. php?locks=product. Diakses pada tanggal 9April 2014. Rokhman, F. 2013. Deskripsi Tanaman Melon Aramis. PT. East West Seed Indonesia. Varietas.net/dbvarietas/ var iemage/melon %20(OK).pdf. Diakses pada tanggal 2 Desember 2013. 1 Hlm. Siswanto. 2010. Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon. UPN Veteran. Jawa Timur. 82 Hlm. Sutiyoso, Y. 2003. Meramu Pupuk Hidroponik. Penebar Swadaya. Jakarta. 121 Hlm. Untung, O. 2001. Hidroponik Sayuran Sistem NFT. Penebar Swadaya. Jakarta. 67 Hlm.

98 Jurnal Agrotek Tropika 3(1):92-98, 2015 Wijayani dan Widodo.2009. http://agrisci.ugm.ac.id/ vo l1 2 _ 1 / 9. h id r o p o ni k_ a r i. p df. U s a h a Meningkatkan Kualitas Beberapa Varietas Tanaman dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Diakses pada tanggal 5 Mei 2012.1 Hlm.