financial, berkembang menjadi suatu fungsi yang berperan dalam peningkatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

Brink s Modern Internal Auditing

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Peran Audit Internal : Risk Management Di Perguruan Tinggi. By: Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

BAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan, mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini, baik pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, setiap negara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS. Pada umumnya audit merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih. Salah satu aspek yang mengalami banyak perubahan ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Kedua contoh kasus tersebut melibatkan peran auditor. Para auditor yang

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam dunia ekonomi, semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dalam dunia perekonomian saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan tesis. Hal itu diuraikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi merupakan suatu sistem yang mempunyai tujuan tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS. dari buku-buku, yang berkaitan dengan profesionalisme audit internal dan kualitas

Transkripsi:

BAB I 1.1 Latar Belakang penelitian Sejak tahun 1948 profesi audit internal mengalami berbagai tantangan yang beragam yang menuntut profesi ini untuk ikut berkembang sesuai tuntutan bisnis. Perubahan yang terjadi pada saat ini menuntut profesi ini memiliki cakupan kerja yang lebih luas bila dibandingkan dengan definisi awal, yang mengakibatkan peningkatan peran dari auditor internal. Pada awalnya audit internal memiliki fungsi yang mempunyai kontribusi penting pada laporan keuangan, mengukur dan mengevaluasi pengendalian internal. Fungsi ini berkembang menjadi pengujian internal atas berbagai masalah-masalah non financial, berkembang menjadi suatu fungsi yang berperan dalam peningkatan operasi dan nilai tambah dari operasi yang dilakukan oleh auditor, dan kemudian fungsi ini menjadi fungsi yang lebih nyata dimana auditor mengunjungi auditee dan memastikan bahwa semua prosedur akuntansi perusahaan telah ditaati, sebagaimana auditor eksternal melaksanakan tugasnya. Pelaksanaan operasional perusahaan yang beragam, menuntut pemahaman pada berbagai disiplin ilmu sebagai kunci atas pemahaman auditor atas fungsi unit auditee. Untuk itu audit internal berkembang menjadi fungsi audit yang memanfaatkan berbagai disiplin ilmu yang memiliki hubungan dengan operasi perusahaan seperti : statistika, informatika, bahkan teknik sipil juga diperlukan. Perkembangan yang tak kalah pentingnya adalah redefinisi audit internal yang disahkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA) pada tahun 1999. Redefinisi yang terjadi memberikan pengertian audit internal yang lebih luas dimana audit internal diharapkan akan lebih mampu memberikan kontribusi yang lebih berarti untuk perusahaan. Definisi terdahulu, menurut Institute of Internal Auditors (1995:3) adalah sebagai berikut : Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. The objective of internal auditing is to assist member of the organization in the effective discharge of their responsibilities. To this 1

2 end, internal auditing furnishes them to the analysis, appraisal, recommendation, counsel, and information concering the activities reviewed. The audit objective include promoting effective control at reasonable cost. Definisi audit internal mengalami perkembangan, seperti yang telah ditetapkan oleh IIA S Board Of Directors pada bulan Juni 1999. Seperti yang dikutip dari Amin W. Tunggal (2005:3), definisi baru tersebut adalah : Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s operations. It helps an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Sebelumnya Institute of Internal Auditors (IIA) telah lebih dahulu membentuk Guidance task Force (GTF) untuk mereview pelaksanaan audit internal oleh praktisi audit internal dan merekomendasikan langkah-langkah yang dipakai dalam meningkatkan dan memperbaharui pelaksanaannya tersebut. Hasilnya adalah rekomendasi Guidance Task Force (GTF) untuk memberikan definisi yang lebih jelas dari definisi sebelumnya. Ketika pertama kali redefinisi ini dipublikasikan pada bulan Juni 1999, sejumlah praktisi audit internal memberikan tanggapan yang beragam baik pro dan kontra. Beberapa praktisi menganggap bahwa definisi audit internal yang baru tidak memberikan deskripsi yang spesifik yang memberikan kesulitan dalam pelaksanaan audit internal. Tanggapan lain menyatakan bahwa deskripsi yang luas tersebut penting dalam mengembangkan jasa yang ditawarkan profesi ini, sehingga profesi ini menjadi lebih kompetitif dan lebih dihargai. Redefinisi ini sebagaimana yang telah disebutkan di atas memberikan peran penting bagi auditor internal pada perusahaan. Peran penting tersebut muncul bersamaan dengan cakupan yang lebih luas dari pelaksanaan audit internal dan kewajiban auditor internal untuk melayani secara lebih baik organisasinya. Standar Profesi Auditor Internal merupakan hal yang mengikat audit internal dalam pelaksanaan audit internal. Standar Profesi Auditor Internal juga merupakan pedoman yang sangat penting bagi pelaksanaan audit internal yang

3 juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan audit internal. Penerapan Standar Profesi Auditor Internal oleh Chief of Internal Auditor berfungsi sebagai pedoman yang jelas atas pelaksanaan audit internal di lapangan dan pengukuran kinerja unit audit internal. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui pelaksanaan redefinisi audit internal dan hubungannya dengan kepatuhan atas Standar Profesi Auditor Internal. Penulis berharap dapat mengetahui berbagai hal yang terjadi dalam penugasan audit internal melalui penelitian ini. Berangkat dari pembahasan di atas, penulis mengangkat judul : Hubungan antara Redefinisi Audit Internal dengan Kepatuhan Auditor Internal atas Standar Profesi Auditor Internal. (Studi Survai atas Persepsi Auditor Internal pada lima perusahaan BUMN Persero di Kota Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pemahaman auditor internal atas redefinisi audit internal. 2. Bagaimana kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi Auditor Internal. 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara redefinisi audit internal dengan kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi Auditor Internal. 1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan latar belakang serta identifikasi masalah diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah auditor internal memahami redefinisi audit internal.

4 2. Untuk mengetahui apakah auditor internal mematuhi Standar Profesi Auditor Internal. 3. Untuk membuktikan apakah terdapat hubungan yang signifikan antara redefinisi audit internal dengan peningkatan kepatuhan Standar Profesi Auditor Internal. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis akan lebih dapat memahami penerapan dari teori-teori yang didapat selama dibangku kuliah, terutama berkaitan dengan judul yang dipilih. 2. Bagi profesi auditor internal, sebagai masukan yang bermanfaat untuk mengetahui kekurangan, kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan Kepatuhan Auditor Internal. 3. Pembaca pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya untuk dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dan sebagai masukan lainnya. 1.5 Rerangka Pemikiran Pada Juni tahun 1999 Institue of Internal Auditors (IIA) mengesahkan definisi baru audit internal. Definisi tersebut tidak hanya mengubah arti dari audit internal, melainkan juga pada penugasan audit internal itu sendiri. Perubahan itu sendiri tidak secara tiba-tiba tejadi, perubahan tersebut secara perlahan-lahan terjadi selama enam dekade terakhir semenjak definisi pertama audit internal dalam Statement of Responsibilities of Internal Audit. Selama itu penugasan penilaian-penilaian dan evaluasi atas efektivitas pengendalian menjadi lebih luas atas berbagai aktivitas. Selama enam dekade audit internal jelas sekali mengalami berbagai perkembangan yang sangat berarti. Sebelum definisi baru tercetus pada tahun 1995 menurut Institute of Internal Auditor (IIA), dijelaskan bahwa definisi audit internal adalah sebagai berikut :

5 Internal auditing is an independent appraisal function established within organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. Pada definisi tersebut dijelaskan bahwa audit internal adalah sebagai fungsi internal perusahaan yang dilakukan secara independen oleh orang yang independen pula (auditor internal) dalam suatu organisasi dalam penugasannya adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Perkembangan audit internal tidak hanya berhenti sampai saat itu, seperti yang telah disebutkan diatas bahwa pada bulan Juni 1999, terjadi redefinisi audit internal. Definisi terdahulu, menurut Institute of Internal Auditors (1995:3) adalah sebagai berikut : Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. The objective of internal auditing is to assist members of the organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal auditing furnishes them to the analysis, appraisal, recommendations, counsel and includes promoting effective control at reasonable cost. berikut: Definisi tersebut diartikan oleh Hiro Tugiman (1997:11), sebagai Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevalusi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanankan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksa internal akan melakukan analisis, penilaian, dan cara mengajukan saran-saran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar. Dari definisi tersebut dapat diuraikan kata-kata kunci audit internal, sebagai berikut : 1) Fungsi penilaian independen; 2) Fungsi penilaian;

6 3) Mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi; 4) Usaha menjalankan tanggungjawab; 5) Memberikan hasil analisis; penilaian; rekomendasi; konseling; informasi; menciptakan pengendalian efektif. Definisi audit internal mengalami perkembangan, seperti yang telah ditetapkan oleh IIA S Board Of Directors pada bulan Juni 1999. Definisi baru tersebut tidak hanya merefleksikan perubahan yang telah terjadi dalam profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju peran yang lebih luas dan berpengaruh pada masa yang akan datang. Seperti yang dikutip dari Amin W. Tunggal (2005:3), definisi baru tersebut adalah : Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s operation. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a sistematic, disclipined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Adapun pengertian audit internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (KOPAI) (2004:5), sebagai berikut : Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya melalui suatu pendekatan yang sistematis yang teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. Dari definisi tersebut dapat diuraikan kata-kata kunci audit internal, sebagai berikut : 1) Aktivitas Independen dan objektif; 2) Kegiatan assurance dan konsultasi; 3) Memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi; 4) Usaha pencapaian tujuan; 5) Pendekatan yang sistematis dan teratur; Pengelolaan risiko; Pengendalian; Pengaturan; Proses Governance.

7 Berdasarkan definisi di atas jelas terlihat perbedaan pengertian audit internal antara definisi lama dan baru, seperti tampak pada tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1 Perbandingan Konsep-konsep Inti Definisi Audit Internal Lama dan Baru LAMA 1. Fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi. BARU 1. Suatu aktifitas independen objektif. 2. Fungsi penilaian. 2. Aktifitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi. 3. Mengkaji dan mengevaluasi 3. Dirancang untuk memberikan aktifitas organisasi sebagai suatu nilai tambah serta bentuk jasa yang diberikan bagi meningkatkan kegiatan organisasi operasi organisasi. 4. Membantu agar para anggota organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. 5. Memberi hasil analisis, penilaian, rekomendasi, konseling, dan informasi yang berkaitan dengan aktifitas yang dikaji dan menciptakan pengendalian efektif dengan biaya yang wajar. Sumber : Hiro Tugiman (2004:13) 4. Membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya. 5. Memberikan suatu pendekatan disiplin yang sitematis untuk mengevaluasi keefektifan manajemen risiko, pengendalian, dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi. Redefinisi audit internal menyebabkan peran auditor internal meningkat dimana definisi yang lama yang melukiskan internal auditing as an independent appraisal function established within an organization yang sempit tersebut telah diperluas, yaitu outsourcing sekarang merupakan tanggapan yang sah atau diakui terhadap pasar. Kalimat appraisal function dalam definisi lama sudah tidak melukiskan jasa yang diberikan departemen audit internal, dalam definisi baru konsep assurance menyatakan bahwa profesi dapat memberi nilai tambah dengan memberikan penilaian keandalan dan relevansi dari data dan operasi. Konsultasi (consulting) berbeda dengan assurance baik sifat maupun konteksnya. Melalui metodologi pemecahan masalah, konsultasi mencari jalan untuk melakukan perbaikan langsung dalam keadaan atau kondisi suatu organisasi atau

8 pelanggan. Konsep adding value and improving ditambahkan pada definisi baru sehingga audit internal dipandang dapat menciptakan nilai tambah. Aktivitas internal auditing membantu organisasi mencapai tujuannya. Audit internal merupakan pendekatan yang sistematis dan disiplin dan harus memberikan jasa mutu yang tinggi sesuai dengan standar. Audit internal yang tradisional memfokus pada pengendalian dan operasi. Definisi yang baru menyadari bahwa pengendalian ada untuk membantu organisasi mengelola risiko, dan meningkatkan proses pengelolaan. Guna mengetahui perkembangan audit internal secara lebih lanjut peneliti menggunakan Standar Profesi Auditor Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (KOPAI) yang berisikan Standar Profesi sebagai pedoman auditor internal dalam melaksanakan tugasnya, diantaranya : a. Standar Atribut 1) Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung jawab; 2) Independensi dan Objektifitas; 3) Keahlian dan Kecermatan Profesional; 4) Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi Audit Internal. b. Standar Profesi 1) Pengelolaan Fungsi Audit Internal; 2) Lingkup penugasan; 3) Perencanaan Penugasan; 4) Pelaksanaan Penugasan; 5) Komunikasi Hasil Penugasan; 6) Pemantauan Tindak lanjut; 7) Resolusi penerimaan Risiko oleh Manajemen. Hal tersebut dikarenakan Standar Profesi Auditor Internal menjadi acuan dalam pelaksanaan audit internal, sehingga kepatuhan atas Standar Profesi Auditor Internal memberikan suatu jaminan tentunya akan baiknya kinerja audit internal yang dilakukan. Menurut Hiro Tugiman (1997:29), kepatuhan atas standar profesi dijelaskan sebagai berikut : para pemeriksa internal harus mematuhi standar profesional dalam melakukan pemeriksaan.

9 Kepatuhan terhadap Standar Profesi Auditor Internal juga seringkali menjadi alat mengukur kinerja audit internal. Kinerja diartikan sebagai suatu hasil pelaksanaan kerja dari karyawan yang dapat dinilai perkembangannya melalui evaluasi yang sistematis oleh pihak yang berwenang untuk menilai, dan juga merupakan gambaran secara lengkap dan jelas mengenai kondisi yang mampu dikerjakan seseorang atau kelompok yang terkait dalam tugas pekerjaan tertentu dengan tingkat keberhasilan tertentu. Untuk mengetahui apakah kinerja tersebut memuaskan atau tidak, maka perlu adanya suatu penilaian atas aktivitas yang dilakukan. Pada dasarnya penilaian kinerja merupakan penilaian secara periodik perilaku manusia dalam menjalankan peran atas pekerjaan manusia tersebut dengan juga mengacu pada standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Mangkunegara (2000:67) istilah kinerja berasal dari kata Job Performance. Pengertian kinerja adalah : Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mulyadi (2001:415) pengertian penilaian kinerja adalah sebagai berikut : Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pencapaian tujuannya, audit internal haruslah menunjukkan kinerja yang baik sesuai dengan Standar Profesi Auditor Internal. Karena Standar Profesi Auditor Internal memberikan gambaran dengan jelas mengenai penugasan yang dilakukan auditor internal dan tujuan yang dicapai melalui audit internal yang dilakukan.

10 Berdasarkan uraian-uraian serta rerangka pemikiran tersebut di atas, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian bahwa: Redefinisi audit internal mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi Auditor Internal. 1.6 Metode Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahannya, agar data dan informasi yang diperoleh cukup lengkap untuk digunakan sebagai dasar dalam membahas masalah yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan pendekatan survai. Menurut Sugiyono (2004:11), yang dimaksud dengan metode penelitian asosiatif adalah: Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan demikian metode penelitian asosiatif bertujuan untuk mencari hubungan antar fenomena yang diselidiki secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan survai. Metode survai menurut Moh. Nazir (2003; 56) adalah: Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Metode survai membedah serta menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian dan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Lapangan (field research). Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data primer dengan cara meninjau secara langsung ke perusahaan BUMN yang ada di kota Bandung, data

11 primer diperoleh melalui wawancara, penyebaran kuesioner dan observasi dengan pihak yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti. 2. Penelitian Kepustakaan (library research) Penelitian kepustakaan yaitu teknik berdasarkan literatur guna memperoleh dasar teoritis dalam pemecahan masalah yang diteliti. Data dari literatur berguna sebagai bahan pertimbangan atas data yang diperoleh dari penelitian. Data yang diperoleh akan diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sehingga akhirnya dapat disimpulkan yang akan menjawab permasalahan. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan analisis agar lebih mudah dipahami dan ditindaklanjuti. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan oleh peneliti pada beberapa perusahaan BUMN Persero yang berlokasi di kota Bandung, dan waktu penelitian dilakukan sejak bulan April 2006 sampai bulan Oktober 2006.