KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA KIMIA OLEH GURU GURU IPA SMP NEGERI KELAS VII SE KOTA SOE BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

Selfi Ratnawati, Masjhudi, dan Sarwono Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

PERSEPSI GURU PENJASORKES TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI

ANALISIS KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS V PADA PEMBELAJARAN PENJASKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEKARBELA.

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

Analisis kesesuaian rpp dan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Madiun

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA SMA, SMK, MA, DAN MAK DI WILAYAH KOTA KEBUMEN

BAB I. I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

DESKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI SMA KELAS X KURIKULUM 2013DI KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

ANALISIS PROGRAM PJOK BERDASARKAN PENDEKATAN GOAL-ORIENTED EVALUATION MODEL

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA

P 75 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI INTERKONEKSI

BAB III METODE PENELITIAN

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017 Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017 KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA KIMIA OLEH GURU GURU IPA SMP NEGERI KELAS VII SE KOTA SOE BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) THE IMPLEMENTATION OF SCIENCE-CHEMISTRY LEARNING BY THE FIRST GRADE SCIENCE TEACHERS OF JUNIOR HIGH SCHOOL AT SOE CITY BASED ON EDUCATION LEVEL UNITS CURRICULUM Anselmus Boy Baunsele 1, Sudirman 2, Sabarmin Perangin-angin 2 1 Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Nusa Tenggara Timur 2 Universitas Nusa Cendana, Penfui Kupang, Nusa Tenggara Timur E-mail: anselmusbaunsele@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ketelaksanaan penyusunan perencanaan perangkat pembelajaran, proses dan evaluasi pembelajaran IPA-Kimia berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) oleh guru-guru IPA Kelas VII SMP Negeri Se-Kota Soe. Penelitian keterlaksanaan pembelajaran IPA-Kimia dikaji melalui pengumpulan data angket, pedoman wawancara dan dokumen pembelajaran. Wawancara dan dokumen pembelajaran digunakan untuk menguatkan data angket. Analisis data angket dilakukan dengan menentukan skor ideal tiap deskriptor pertanyaan, mencari persentase hasil penelitian (hasil maksimal), mendeskripsikan tiap deskriptor, indikator dan sub variabel dalam penelitian kemudian merubahnya dalam persen untuk memperoleh kualifikasi umumnya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kualifikasi sub variabel penyusunan perencanaan perangkat pembelajaran adalah baik dengan persentase keterlaksanaan 73%, kualifikasi sub variabel pelaksanaan pembelajaran tergolong baik dengan persentase sebesar 71%. Sedangkan untuk kualifikasi sub variabel evaluasi pembelajaran dikategorikan baik dengan tingkatan persentase 76%. Berdasarkan hasil kajian tersebut disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran IPA-Kimia oleh Guru-Guru IPA SMP Negeri Kelas VII se-kota Soe berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah baik. Kata kunci: angket, dokumen pembelajaran, deskriptor, sub variabel, indikator PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Proses penyelenggaran sistem pendidikan perlu dilaksanakan melalui suatu mekanisme yang tertata baik dalam suatu kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya 25

Anselmus Boy Baunsele,... Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Kimia... pencapaian tujuan pendidikan nasional (Hamalik, 2007: 18). Salah satu kurukulum yang diterapkan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Pada KTSP, pengembangan silabus dan RPP didasarkan pada potensi dan kondisi daerah masing-masing sekolah. Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan atau lokakarya sekolah/madrasah dan atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. Undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 7 ayat (1) poin (c) disebutkan bahwa profesi guru harus memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas dan poin (d) disebutkan bahwa profesi guru harus memililki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. berdasarkan Undang-undang tersebut diketahui bahwa guru yang mengajarkan materi kimia pada satuan pendidikan SMP adalah guru yang mempunyai latar belakang sarjana pendidikan kimia. Hasil observasi awal di tiga SMP Negeri di Kota SoE diperoleh bahwa dari 17 guru yang mengajarkan materi IPA tidak ada satu orang pun yang memiliki latar belakang sarjana pendidikan kimia. Deskripsi penyusunan perencanaan pelaksanaan, proses dan evaluasi pembelajaran menggambarkan keterlaksanaan pembelajaran IPA-Kimia oleh guru-guru yang mengajar mata pelajaran IPA materi Kimia di jenjang SMP. Dengan dilakukannya penelitian ini maka diharapkan untuk memberikan informasi mengenai penyusunan perangkat, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran sehingga perlu dilakukan langkah lanjutan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitasi pendidikan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif Waktu dan Tempat Penelitian Penelitan ini telah dilaksanakan di Kota SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur, pada bulan Januari 2011. Target/Subjek Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh SMP di Kota SoE dan sampel adalah seluruh SMP Negeri di Kota SoE. Subjek penelitian adalah guru-guru IPA SMP Negeri Kelas VII se-kota SoE yang mengajarkan materi kimia yang terdistribusi pada SMP Negeri di kota tersebut. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel random sederhana dengan mempertimbangkan sebaran wilayah. Prosedur Prosedur penelitian dilakukan dengan meminta ijin kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan para Kepala Sekolah yang memimpin sekolah sampel penelitian. Jika ijin penelitian telah diperoleh maka penelitian dapat dilakukan. Angket disebar kepada responden/subjek penelitian. Angket yang 26

Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017 Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017 telah diisi oleh responden kemudian diambil beserta dengan dokumen pembelajaran berupa kalender kegiatan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), hasil pengembangan silabus, program tahunan, program semester dan lain-lain. Selain data angket dan dokumen pembelajaran, dilakukan wawancara dengan responden. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data hasil penelitian berupa data angket. Data tersebut diperoleh dari tanggapan responden terhadap kuisioner yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan penyusunan perangkat, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Pengumpulan dokumen pembelajaran bertujuan untuk menganalisis kesesuaian antara data angket dengan bukti fisik penelitian yang dilakukan, serta hasil wawancara dilakukan untuk melihat kesesuaian dokumen dan proses pembelajaran tersebut. Teknik Analisis Data Data angket diperoleh melalui beberapa tahapan diantaranya: 1. Tahap persiapan. Tahap ini bertujuan untuk mengecek kelengkapan identitas responden dan instrument pengumpulan data, 2. Tahap tabulasi. Pada tahap ini dilakukan untuk mengelompokkan jawaban angket kedalam kelompok penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran kemudian dilakukan penentuan skor terhadap item-item jawaban dan menghitung frekuensi jawaban responden. 3. Tahap pengolahan data. Tahapan pengolahan data dilakukan dengan menentukan skor ideal setiap deskriptor pertanyaan, mencari persentase hasil penelitian menggunakan rumus: skorhasil penelitian % hasil penelitian = skorideal (Sugiyono, 2008: 246) Mendeskripsikan tiap desktiptor, indikator dan sub variabel dalam penelitian. Pada teknik ini dilakukan pembandingan skor yang diperoleh tiap responden dengan skor rata-rata harapan (Mh). Skor rata-rata harapan (Mh) diperoleh dengan rumus: Mh = Xrh Xrt 2 (Suryabarata dalam Ariani, 2006:19) Keterangan: Mh = skor rata-rata harapan Xrh = skor tertinggi harapan Xrt = skor terendah harapan Untuk mendapatkan pengklasifikasian yang lebih rinci dilakukan dengan dasar rumusan sesuai tabel konversi dalam tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Rentangan Skor Teoritik Rentangan skor Mh + 1,50 (σ) < X Mh + 0,50(σ) < X Mh + 1,50 (σ) Mh-0,50(σ)< X Mh + 0,50 (σ) Mh 1,50(σ) < X Mh 0,50 (σ) X - 1,50(σ) Sumber: (Azwar, 2003: 108) Kualifikasi Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik Nilai σ diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus: Xrt Xrh (Azwar, 2003: 108 ) 6 Setelah diperoleh perhitungan kualifikasi, selanjutnya hasil perhitungan tersebut diubah kedalam bentuk persen agar diperoleh kualifikasi yang berlaku umum 27

Persentase (%) Anselmus Boy Baunsele,... Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Kimia... untuk deskriptor, indikator dan sub variabel. Setelah diperoleh hasil kualifikasi dalam bentuk persen maka dapat ditentukan kualifikasi tiap deskriptor, indikator dan sub varibel berdasarkan persentase skor totalnya. Kualifikasi hasil perhitungan dengan rumus tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Rumus Perhitungan Hasil Kriteria Kriteria absorvasi Kualifikasi Teoritik Skor Persentase Mh + 1,5 (σ) < skor 58,5 < skor 81 % < skor Sangat baik Mh + 0,5 < 49,5 < 69% < skor Baik skor Mh + 1,5 σ skor 58,5 81 % Mh-0,50(σ)< 40,5 < 56% < skor Cukup baik X Mh + 0,50 (σ) skor 49,5 69% Mh 1,50(σ) 31,5 < 44% < skor Kurang baik < skor Mh skor 56% penting/ 0,50 (σ) 40,5 terhambat Skor - 1,50(σ) Skor 31,5 Skor 44% Sangat kurang baik HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian meliputi tiga jenis data atau tiga jenis sub variabel yaitu: (1) Penyusunan perencanaan perangkat pembelajaran, (2) Pelaksanaan pembalajaran, dan (3) Evaluasi pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Instrumen penelitian dibagikan kepada subjek penelitian di tiga SMP Negeri di Kota SoE sebagai sampel penelitian. Data dari angket kemudian ditambahkan dengan hasil wawancara dengan subjek penelitian dan mengumpulkan dokumen pembelajaran berupa kalender kegiatan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), hasil pengembangan silabus, program tahunan, program semester dan lain-lain. Sub variabel penyusunan perangkat pembelajaran dijelaskan dengan melibatkan 6 indikator yang terdiri dari 25 butir soal atau yang disebut desktriptor. Secara umum, gambaran mengenai keterlaksanaan pembelajaran dari aspek penyusunan perencanaan perangkat pembelajaran pada sub variabel yang telah dianalisis dari hasil perhitungan adalah 73%. Hal ini berarti bahwa penyusunan perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPA-Kimia oleh guru-guru IPA SMP Negeri se-kota Soe sesuai KTSP adalah baik. Indikator yang memiliki persentase paling tinggi keterlaksanaannya adalah indikator upaya untuk mengatasi kesulitan membuat perangkat pembelajaran dengan nilai persentase sebesar 100% sehingga kualifikasinya sangat baik sedangkan indikator yang paling rendah persentase keterlaksanaannya adalah indikator komponen dan langkah-langkah pengembangan RPP dengan persentase 65% dengan kualifikasi cukup baik. Hal ini juga dipengaruhi oleh hasil observasi bahwa dari 17 orang guru tidak ada guru yang memiliki latar belakang sebagai Sarjana Pendidikan Kimia. Hal ini menjadi kendala yang besar karena dari perbedaan latar belakang ilmu maka sangat sulit bagi para guru untuk bisa membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran IPA-Kimia yang baik, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan mengalami banyak kendala, diantaranya pemahaman guru terhadap materi IPA-Kimia di SMP. 100 80 60 40 20 0 A B C Gambar 1. Data Keterlaksanaan Penyusunan Perangkat (A), Pelaksanaan (B) dan Evaluasi Pembelajaran (C) 28

Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017 Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017 Dari hasil analisis diperoleh bahwa untuk sub variabel pelaksanaan pembelajaran, gambaran umum yang diperoleh bahwa pembelajaran IPA-Kimia oleh guru-guru IPA SMP Negeri kelas VII sekota SoE berdasarkan KTSP adalah baik dengan persentase sebesar 71%. Indikator yang memiliki persentase tertinggi adalah indikator pelaksanaan kegiatan awal pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran dengan persentase 100% sedangkan indikator yang memiliki persentase terendah adalah indikator penggunaan media pembelajaran dengan persentase keterlaksanaan 52%. Indikator kegiatan awal dan inti pembelajaran menjadi yang tertinggi karena semua langkah pembelajaran yang dihadirkan di dalam angket penelitian hampir semuanya dilakukan oleh para responden sedangkan penggunaan media sangat kurang bagus karena media yang digunakan hanya media visual. Berdasarkan data hasil penelitian, persentase sub variabel evaluasi pembelajaran IPA-Kimia oleh guru-guru IPA SMP Negeri kelas VII se-kota SoE adalah baik dengan persentase 76%. Mengenai evaluasi pembelajaran, banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik. Soal dan tugas yang diberikan harus mampu untuk dapat dimengerti dan diselesaikan oleh siswa, dengan melihat materi yang telah dipelajari serta berusaha mengaitkannya dengan masalah dunia nyata serta mata pelajaran lain agar pemahaman siswa dapat lebih luas serta lebih baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Keterlaksanaan pembelajaran IPA-Kimia oleh guru-guru IPA SMP Negeri Kelas VII se-kota SoE berdasarkan KTSP ditinjau dari segi Penyusunan Perencanaan Perangkat Pembelajaran adalah baik dengan persentase sebesar 73%, Pelaksanaan Pembelajaran dikategorikan baik dengan persentase sebesar 71% dan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran adalah baik dengan persentase sebesar 76%. Mengacu pada data yang diperoleh maka keterlaksanaan pembelajaran IPA- KIMIA oleh guru-guru IPA SMP Negeri Se-Kota SoE berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah baik. Saran Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini diharapkan agar perbaikan program serta kegiatan pembelajaran IPA- Kimia oleh guru-guru akan terlaksana lebih baik sehingga diperoleh hasil yang lebih baik pula. DAFTAR PUSTAKA Ariani, Ni K. D. 2006. Survai Implementasi Kurikulum 2004 Dalam Kegiatan Pembelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri Se- Kabupaten Sidoarjo. Skripsi ini tidak di terbitkan. Universitas Negeri Malang: Malang. Arifin, M. dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Penerbit Universitas Negeri Malang: Malang. Azwar, S. 2003. Penyusun Skala Psikologi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 29

Anselmus Boy Baunsele,... Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Kimia... Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. BSNP: Jakarta Hamalik, O. 1986. Media Pendidikan. Alumni: Bandung. Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta. Hamalik, O. 2007. Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. Kemp, J. E. 1994. Program Perencanaan Pengajaran. Penerbit ITB: Bandung. Muslich, M. 2007. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) Dasar Pemahaman Dan Pengembangan. Bumi Aksara: Jakarta. Rosetiyah, N. K. 1982. Didaktik Metodik. Bina Aksara: Jakarta. Subino. 1987. Konstruksi dan Analisis Tes. DEPDIKNAS: Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung. Sugiyono. 2009. Metode Metode Penelitian Administrasi dan R & D. Alfabeta: Bandung. 30