BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yaya Sukarya, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

Efektivitas Pelatihan dan Efikasi Diri dalam Meningkatkan Perilaku Berwirausaha pada Masyarakat Transisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

P. S., 2016 PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PADA PELATIHAN KETERAMPILAN MEKANIK OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Secara keseluruhan penelitian ini telah mencapai tujuan umum dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model pelatihan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dengan proses pendidikan yang bermutu (Input) maka pengetahuan (output) akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shinta Yunita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

1 Elma Yutiani Hasanah, 2016 HUBUNGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE DENGAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wina Desi Fitriana Witarsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), yang menjelaskan bahwa pendidikan

2015 PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SMK NEGERI DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang termasuk di Indonesia (Caecilia, 2012). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cahyo Budi Santoso, 2015

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bangsa Indonesia merupakan sebuah sistem pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dengan atas dasar pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dan merupakan sistem layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Lebih lanjut dijelaskan dalam UU RI nomor 20 tahun 2003, bahwa: sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai suatu tujuan pendidikan nasional. Keseluruhan komponen yang saling terkait secara terpadu dalam satuan pendidikan itu merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan luar sekolah yang meliputi pendidikan nonformal dan informal diselenggarakan di luar pendidikan formal, bertanggung jawab secara bersamasama pendidikan formal untuk menyelenggarakan pendidikan yang menyeluruh dalam menjangkau setiap lapisan masyarakat dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan luar sekolah tersebut diselenggarakan secara mandiri di luar jalur pendidikan formal untuk melayani peserta didik dalam memenuhi kebutuhan belajar, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (2000, hlm.34) bahwa pendidikan luar sekolah merupakan: setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya. Yaya Sukarya, 2014 Pengaruh Hasil Pelatihan Dan Efikasi Diri Terhadap Perilaku Berwirausaha Peserta Pasca Pelatihan (Studi Pada Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

Lebih lanjut diungkapkan bahwa, Pelatihan merupakan bagian dari kegiatan pendidikan, pelatihan dapat dilakukan dalam jenis dan ruang lingkup pendidikan nonformal (Sudjana, 2007, hlm.3). Yaya Sukarya, 2014 Pengaruh Hasil Pelatihan Dan Efikasi Diri Terhadap Perilaku Berwirausaha Peserta Pasca Pelatihan (Studi Pada Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2

3 Pelatihan yang diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung sebagai lembaga penyelenggara pendidikan nonformal di masyarakat merupakan sebuah proses pembelajaran dengan sasaran masyarakat yang membutuhkan dan lemah dari segi taraf hidupnya, dengan tujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi peserta pelatihan yang tergabung dalam kelompok belajar, sehingga pada akhirnya peserta pelatihan dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya secara pribadi dan kelompok. Hal ini sesuai dengan pengertian mengenai pelatihan yang dikemukakan oleh Sudjana (2007, hlm.5) bahwa pelatihan adalah upaya pembelajaran, yang diselenggarakan oleh organisasi (instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, dan lain sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan atau untuk tujuan organisasi. PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung sebagai sebuah lembaga yang turut mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan pendidikan nonformal di masyarakat salah satunya melalui program pendidikan dan pelatihan. Program pelatihan yang dirancang oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung sebagai bentuk implementasi program pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui peningkatan pendapatan penghasilan adalah pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi setiap warga masyarakat yang belum mempunyai penghasilan maupun keterampilan hidup. Penyelenggaraan program pelatihan ini dirancang guna menyediakan hasil pelatihan berupa sumber daya manusia yang mampu berdaya saing, dan terampil dalam mencari dan memanfaatkan peluang usaha di lingkungan yang kompetitif. Sehingga pada akhirnya dapat mendukung terhadap efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran sebagai bentuk nyata dari dampak pelatihan yang diharapkan dan ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan output pelatihan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran berupa dampak yang dapat dilihat pasca kegiatan pelatihan berlangsung, akan mendapatkan pengaruh yang signifikan dari berbagai aspek baik dalam diri maupun lingkungan sekitar. Untuk menuju ke arah munculnya dampak (outcome)

4 terhadap peserta pelatihan dari penyelenggaraan pelatihan pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKM) di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung sesuai yang diharapkan dalam hal ini berupa perilaku berwirausaha peserta pasca pelatihan, tentunya tidak terlepas dari hubungan antara komponen-komponen pelatihan lainnya yang saling keterkaitan, sebagai salah satu bentuk dari satuan pendidikan nonformal maka pelatihan pun mempunyai beberapa komponen yang saling berhubungan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2007, hlm.5) bahwa komponen pelatihan terdiri dari: masukan mentah (raw input), masukan sarana (instrumental input), masukan lingkungan (environmental input), proses, keluaran (output), masukan lain (other input), dan pengaruh (outcome). Masukan lain (other input) merupakan daya dukung lain yang memungkinkan para peserta didik dan lulusan (output) pelatihan dapat menggunakan kemampuan yang telah dimiliki untuk kemajuan hidup dan meningkatkan penghasilan dan taraf kehidupannya. Dampak dari penyelenggaraan pelatihan PKM di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung dengan orientasi pada perubahan perilaku berwirausaha ke arah positif. Terdapat beberapa tahapan yang dilalui, sehingga peserta dapat mengalami perubahan perilaku, dalam hal ini perilaku berwirausaha pasca penyelenggaraan kegiatan pelatihan PKM di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Adapun tahap-tahap tersebut antara lain tahap mengetahui dan memahami secara teoritis mengenai keterampilan berwirausaha, mempraktekkan keterampilan (vokasi) sesuai dengan program pelatihan yang diberikan dan diselenggarakan oleh penyelenggara pendidikan non formal dalam hal ini PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, selanjutnya yaitu: merangkum pengalaman belajar serta mengevaluasi kemampuan dan keyakinan diri untuk melakukan usaha dan memanfaatkan peluang yang ada dalam rangka meningkatkan penghasilan dan taraf hidupnya. Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan

5 hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (Kourilsky dan Walstad, 1998). Lebih lanjut Bandura dalam Luthan (2005) merumuskan bahwa ekspektasi menentukan perilaku atau kinerja dilakukan atau tidak, oleh karena itu ekspektasi sangat menentukan kontribusi pada perilaku bahkan juga menjadi penentu lama tidaknya suatu perilaku dapat dipertahankan bila dihadapkan dengan masalah. Individu yang mempunyai ekspektasi efikasi diri yang rendah akan berpengaruh terhadap perilakunya yang rendah pula. Bandura (1977, hlm. 2) mendefinisikan efikasi diri sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya dari pada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan intensi seseorang. Efikasi diri yaitu kepercayaan (persepsi) individu mengenai kemampuan untuk membentuk suatu perilaku berwirausaha. Berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB) (Ajzen dalam Dharmmesta, 1998) bahwa sebuah perilaku dengan keterlibatan tinggi membutuhkan keyakinan dan evaluasi untuk menumbuhkan sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan dengan intensi sebagai mediator pengaruh berbagai faktor-faktor motivasional yang berdampak pada suatu perilaku. Keputusan berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan tinggi (high involvement) karena dalam mengambil keputusan akan melibatkan faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, pembelajaran (sikap), faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga dan lain sebagainya (norma subyektif). Kemudian mengukur kontrol keperilakuan yang dirasakan (efikasi diri) yaitu suatu kondisi bahwa orang percaya tindakan itu mudah atau sulit untuk dilakukan dengan memahami berbagai risiko atau rintangan-rintangan yang ada apabila mengambil tindakan tersebut (Ajzen, 2008). Keyakinan kepada kemampuan sendiri mempengaruhi motivasi pribadi, makin tinggi efikasi diri maka tingkat stres makin rendah. Sebaliknya, makin tinggi keyakinan kepada kemampuan sendiri, maka makin kokoh tekadnya untuk

6 menyelesaikan tugas dengan baik. Keyakinan kepada efikasi mempengaruhi tingkat tantangan dalam menyelesaikan tugas. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bukan hanya kemampuan kerja yang menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas, melainkan juga ditentukan oleh tingkat keyakinan pada kemampuan sehingga dapat menambah intensitas motivasi dan kegigihan kerja seseorang. Defenisi tersebut dikaitkan dengan pengambilan keputusan atas kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menghadapi situasi di masa mendatang. Hal ini didukung oleh pandangan Bandura dalam (Luthans, 2005) yang menyatakan bahwa efikasi diri merupakan penilaian atau keyakinan pribadi tentang seberapa baik seseorang dapat melakukan tindakan yang diperlukan untuk berhubungan dengan situasi prospektif. Definisi yang lebih luas dan lebih tepat untuk perilaku organisasi positif diberikan oleh Stajkovic dan Luthans dalam (Luthans, 2005), bahwa efikasi diri mengacu pada keyakinan individu mengenai kemampuannya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar berhasil melaksanakan tugas dalam konteks tertentu. Berdasarkan hal tersebut di atas efikasi diri didefinisikan sebagai keyakinan seseorang dengan kemampuannya untuk melaksanakan suatu tugas yang spesifik. Efikasi diri sangat mempengaruhi motivasi seseorang dalam mengembangkan potensinya, mengejar prestasi yang ingin diraih dan juga mempengaruhi kepercayaan diri dalam bersosialisasi di kehidupan masyarakat. Individu akan semakin meningkatkan kualitas dirinya bila ia meyakini potensi yang dimilikinya. Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah mencakup keluaran (output) berupa hasil pelatihan, efikasi diri sebagai bentuk keyakinan diri dengan kemampuannya untuk mulai melakukan usaha pasca pelatihan, dan dampak (outcome) berupa perilaku berwirausaha peserta pasca pelatihan pada pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai seberapa besar pengaruh hasil penelitian dan efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha

7 peserta pasca pelatihan sebagai dampak pelatihan pada pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. B. Identifikasi Masalah Penelitian Peran pendidikan luar sekolah pada pengembangan sektor peningkatan kapabilitas dan usaha masyarakat selain untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup juga menjadi salah satu penggerak proses modernisasi masyarakat. Peningkatan kapabilitas dan usaha masyarakat salah satunya dilakukan melalui penyelenggaraan pelatihan keterampilan tentang kewirausahaan yang diselenggarakan secara simultan bagi masyarakat secara berkelanjutan melalui lembaga penyelenggara pendidikan non formal di masarakat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan luasnya permasalahan maka identifikasi masalah penelitian meliputi: 1. Penguasaan materi pelatihan bagi peserta dalam meningkatkan kemampuan mereka untuk merencanakan kegiatan usaha mandiri serta memasuki dunia usaha dan dunia industri (DUDI), secara variatif yang tercermin dalam hasil pelatihan, dan laporan bulanan program kegiatan pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. 2. Efikasi diri berupa keyakinan peserta pasca pelatihan mengenai kemampuannya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar berhasil dalam berwirausaha pasca pelatihan program PKM di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, yang cukup beragam dari setiap individunya. Hal ini berdasarkan evaluasi hasil pendampingan terhadap peserta pasca pelatihan, yang merekomendasikan pelaksanaan pendampingan dan pembinaan hendaknya dilakukan secara kontinue untuk terus memupuk kepercayaan dan keyakinan peserta akan kemampuannya untuk merintis usaha mandiri. 3. Kreatifitas dan upaya yang ditunjukan oleh peserta pasca pelatihan dalam memanfaatkan peluang atau kerjasama yang ditawarkan lembaga penyelenggara program kegiatan, lembaga mitra atau lembaga lainnya untuk meningkatkan penghasilan dan taraf hidupnya sebagai dampak dari pendidikan kewirausahaan masyarakat.

8 Dampak pelatihan yang ditunjukan diasumsikan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu hasil pelatihan dan efikasi diri peserta pelatihan pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Sehingga penulis memandang perlu adanya pengujian tentang seberapa besar pengaruh hasil pelatihan dan efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha peserta pasca pelatihan sebagai dampak hasil pelatihan, dalam hal ini pada pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. C. Rumusan Masalah Penelitian Pembatasan masalah penelitian dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini, penulis memfokuskan pengkajian pada aspek pasca pelaksanaan pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung ditinjau dari hasil pelatihan dan efikasi diri dengan perilaku berwirausaha peserta pasca pelatihan sebagai dampak dari pendidikan kewirausahaan masyarakat tersebut. Rumusan masalah yang dikemukakan peneliti meliputi: 1. Hasil pelatihan berupa output Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) yang digambarkan pada hasil evaluasi yang dilakukan lembaga penyelenggaran yaitu PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai cukup bervariasi dari yang tergolong tinggi, biasa, sampai yang tergolong rendah, hal ini tergambar pula pada perilaku berwirausaha peserta pasca pelatihan yang berbeda, ada yang merintis wirausaha mandiri sesuai dengan keterampilan yang diperoleh sebesar 50% dari lulusan, 35% menjadi pekerja dibidang keterampilan yang diperoleh, dan 15% menjadi pekerja di luar bidang keterampilan yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari laporan kegiatan dan laporan bulanan pihak penyelenggara program pelatihan PKM. Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh hasil pelatihan terhadap perilaku berwirausaha peserta pasca pelatihan, program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang

9 diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. 2. Gambaran mengenai keyakinan peserta pelatihan mengenai kemampuannya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar berhasil dalam berwirausaha pasca kegiatan pelatihan yang cukup variatif. Hal ini berdasarkan hasil studi lapangan dan wawancara dengan pihak penyelenggara dan peserta pelatihan pasca kegiatan mengenai alasan dan motivasinya untuk memutuskan untuk berwirausaha secara mandiri sesuai dengan keterampilan yang diterima dalam pelatihan, ataupun menjadi pekerja pada orang atau perusahaan lain sesuai dengan keterampilan yang diterima dalam pelatihan ataupun menjadi pekerja pada orang atau perusahaan lain di luar dari keterampilan yang diterima dalam pelatihan. Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha peserta pasca pelatihan, program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. 3. Hasil pelatihan berupa output PKM yang digambarkan pada hasil evaluasi mengenai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang cukup bervariasi mulai denganyang tergolong tinggi, biasa, sampai yang tergolong rendah. Selain hal tersebut gambaran mengenai keyakinan peserta pelatihan mengenai kemampuannya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar berhasil dalam berwirausaha pasca kegiatan pelatihan yang cukup variatif tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya pengalaman belajar yang diperoleh dari pelatihan PKM yang diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh hasil pelatihan dan efikasi diri penyelenggara terhadap perilaku berwirausaha peserta pasca pelatihan, program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

10 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang merupakan arah yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui seberapa besar pengaruh hasil pelatihan terhadap perilaku berwirausaha peserta sebagai dampak pelatihan, pasca pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha peserta sebagai dampak pelatihan, pasca pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh hasil pelatihan dan efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha peserta sebagai dampak pelatihan, pasca pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diselenggarakan oleh PKBM Jelita Masa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis, hal tersebut sebagaimana diuraikan sebagai berikut: Secara teoritis memberikan masukan terhadap penguatan teori dan konsep pendidikan luar sekolah secara umum, dalam kaitannya dengan hasil pelatihan, efikasi diri peserta pelatihan dan dampak pelatihan. Secara praktisnya: 1. Bagi pihak lembaga penyelenggara pendidikan kewirausahaan masyarakat, dalam merancang dan menentukan orientasi tujuan pelatihan untuk mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan akan terlebih dahulu mengetahui untuk mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhinya, sehingga nantinya akan berimbas pada dampak yang baik bagi peserta pelatihan. 2. Bagi diri penulis sebagai perluasan pengetahuan dan wawasan tentang program pelatihan, termasuk di dalamnya mengenai cara merancang,

11 menentukan tujuan, memilih strategi dan pendukung lainnya untuk keberhasilan program. F. Struktur Organisasi Tesis Sistematika penulisan atau struktur organisasi tesis dalam penelitian ini penulis mendeskripsikannya ke dalam beberapa bab yang diuraikan menjadi sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan dari penelitian ini yang mencantumkan isi berupa, latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, dan struktur organisasi penelitian tesis. Bab II merupakan kajian pustaka dari penelitian ini yang mencantumkan landasaran teoritis dan konseptual yang serta turunannya dalam bidang yang sedang dikaji oleh penulis dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis, adapun dalam kajian pustaka penulis mencantumkan diantaranya landasan teori mengenai konsep dan teori pelatihan, efikasi diri, dan kewirausahaan, selain itu juga terdapat hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis, kerangka pemikiran penelitian dan hipotesis penelitian. Bab III merupakan bagian yang mencantumkan tentang metode penelitian, adapun pada bab ini penulis mencantumkan mengenai populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penellitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang akan digunakan oleh penulis dan penelitian ini. Bab IV merupakan bab yang membahas mengenai hasil penelitian serta pembahasannya, penulis dalam bab ini mencantumkan berupa pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penellitian, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian serta mengenai uraian pembahasan atau analisis temuan yang berasal dari analisis hitungan statistik yang kemudian diterjemaahkan kedalam deskripsi bahasa hasil penelitian. Bab V merupakan simpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Adapun saran dan rekomendasi yang ditulis oleh

12 peneliti setelah simpulan ditujukan kepada berbagai pihak yang terkait dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.