1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD OTANAHA KOTA GORONTALO Yunita Polapa, 1 Nim : 841410063 Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email : Yunitapolapa@yahoo.co.id ABSTRAK Yunita Polapa. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan Di RSUD Otanaha Gorontalo. Skripsi, Jurusan S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Rani Hiola, M.Kes dan Pembimbing II Abdul Wahab Pakaya, S.Kep.Ns.MM. Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan adalah bagian dari kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat setelah memberi asuhan kepada pasien. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Otanaha Kota Gorontalo Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Observasi dengan Pendekatan Crosss Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di RSUD Otanah Kota Gorontalo yang berjumlah 55 orang. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 27 responden yang diperoleh dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Untuk analisa univariat dan bivariat menggunakan uji fisher s exact test dengan derajat kemaknaan p< 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari tersedia format pendokumentasian (p value = 0,040), pengetahuan (p value = 0,11), dan motivasi (p value = 0,002) terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p<0,05 ; α = 0,05). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan telah dilaksanakan dengan baik. Namun demikian untuk meningkatkan pelaksanaan praktek pendokumentasian asuhan keperawatan pengetahuan dan motivasi perawat perlu ditingkatkan lagi. mengingat pentingnya dan bermanfaatnya proses pendokumentasian tersebut. Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Pendokumentasian 1 Yunita Polapa, 841410063. Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Dra. Hj. Rany Hiola, M.Kes, Abd. Wahab Pakaya, S.Kep, NS.MM
Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang maksimal apabila tidak didukung oleh proses asuhan keperawatan yang efektif dan efisien. Ruang Rawat inap di Rumah Sakit Otanaha Kota Gorontalo termasuk rumah sakit baru yang sudah di bangun 4 tahun dengan jumlah perawat sebanyak 55 orang yang tersebar di beberapa ruangan. Berkaitan dengan hal tersebut, RSUD Otanaha senantiasa berupaya untuk memenuhi kebutuhan terlaksananya proses keperawatan dan dokumen asuhan keperawatan yang baik, sebagaimana di tentukan dalam akreditas rumah sakit, yaitu menyediakan fasilitas terutama format standar asuhan keperawatan. Dari hasil survey awal di RSUD Otanaha dari 20 berkas rekam medis pasien, didapatkan hasil bahwa hanya 6 dokumen (30%) yang dokumentasi asuhan keperawatan diisi lengkap, 14 dokumen (70%) diisi tidak lengkap. Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pendahuluan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Otanaha Kota Gorontalo Pelaksaan Proses Asuhan Keperawatan Dokumentasi (%) Pengkajian 70 Diagnosa Keperawatan 63,6 Rencana Asuhan Keperawatan 57,5 Intervensi 68,8 Evaluasi 67,5 Catatan Perkembangan 93 Rata-rata 81,5 Dermawan, 2012 Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan adalah bagian dari kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat setelah memberi asuhan kepada pasien. Selain itu juga merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan yang dilaksanakan sesuai standar. Berdasarkan survey awal pendokumentasian asuhan keperawatan yang di laksanakan di ruang rawat inap RSUD Otanaha Kota Gorontalo maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Otanaha Kota Gorontalo I. Metode Penelitian 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di ruang rawat inap RSUD Otanaha Kota Gorontalo dengan waktu penelitian dari tanggal 23 mei sampai 18 juni 2014 1.2 Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study 1.3 Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di RSUD Otanaha yang berjumlah 55 orang, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive sampling dan di peroleh 27 responden 1.4 Teknik analisa Data 1.4.1 Analisa Univariat penelitian. untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel 1.4.2 Analisa Bivariat Untuk mengetahui hubungan tiap variable bebas dengan variable terikat yang diteliti dengan menggunakan uji statistika fisher s exact test uji statistika fisher s exact test 2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 HASIL PENELITIAN 2.1.1 Hubungan tersedianya format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan.
Tabel 2.1 Hubungan tersedianya format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Pendokumentasian Tersedianya Tidak Format dilaksanakan dilaksanakan total p Tidak Tersedia 7 3 10 0,040 25,9% 11,1% 37,0% Tersedia 4 14,8% 13 48,1% 17 63,0% jumlah 25 40,7% 16 59,3% 32 100% Sumber: Data Primer, 2014 hasil uji fisher s exact test diperoleh nilai p = 0,040 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tersedianya format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan 2.1.2 Hubungan Pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan. Tabel 2.2 Hubungan pengetahuan pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Pendokumentasian Pengetahuan dilaksanaka total p Tidak dilaksanakan n Kurang 7 2 9 0,011 25,9% 7,4% 33,3% Baik 4 14,8% 14 51,9% 18 66,7% jumlah 11 40,7% Sumber: Data Primer, 2014 16 59,3% 27 100% Hasil uji fisher s exact test diperoleh nilai p = 0,011 yang berarti lebih besar dari nilai α (0,05). Dengan demikian tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Otanaha Kota Gorontalo
2.1.3 Hubungan motivasi dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan. Tabel 2.3 Hubungan Motivasi pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan Pendokumentasian Motivasi total p Tidak dilaksanakan dilaksanakan Kurang 7 25,9% Baik 4 14,8% jumlah 11 40,7% Sumber: Data Primer, 2014 1 3,7% 15 55,6% 16 59,3% 8 29,6% 19 70,4% 32 100% 0,002 Hasil uji fisher s exact test diperoleh nilai p = 0,002 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian ada hubungan yang bermakna antara motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Otanaha Kota Gorontalo 2.2. PEMBAHASAN 2.2.1 Hubungan Tersedianya format dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Otanaha Kota Gorontalo Dari hasil uji statistic dengan uji fisher s exact test hubungan tersedianya format dengan pendokumentasian asuhan keperawatan diperoleh hasil bahwa p-velue sebesar 0,040. Oleh karena nilai p-velue < 0.05 artinya terdapat hubungan antara tersedianya format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Otanah Kota Gorontalo. Hasil uji berdasarkan tabel 4.8 menyatakan bahwa format pendokumentasian sebagian besar sudah tersedia yaitu 17 orang (63%). Sehingga peneliti simpulkan bahwa Semakin tersedianya format pendokumentasian asuhan keperawatan maka semakin terlaksana pula pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSU RSUD Otanaha. Menurut A. Aziz Alimul Hidayat (2000) dalam bukunya dokumentasi proses asuhan keperawatan yang menyatakan bahwa sistem dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data kedalam format, catatan dan prosedur tetap yang dapat memberikan gambaran secara lengkap.
2.2.2. Hubungan Pengetahuan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Otanaha Kota Gorontalo Dari hasil uji statistic dengan uji fisher s exact test hubungan tersedianya format dengan pendokumentasian asuhan keperawatan diperoleh hasil bahwa p-velue sebesar 0,011. Oleh karena nilai p-velue < 0.05 artinya terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Otanah Kota Gorontalo Dari hasil analisa bivariat ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Otanaha Kota Gorontalo. Maka semakin baik pengetahuan perawat pelaksana di RSUD Otanaha Kota Gorontalo,akan semakin terlaksana pula pendokumentasian proses asuhan keperawatan oleh perawat tersebut. Berdasarkan hal tersebut hipotesa yang disajikan oleh peneliti diterima, karena ada hubungan yang positif antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan. Menurut Peter F. Drucker dalam The New Realities, pengetahuan adalah informasi yang dapat merubah seseorang atau sesuatu, dimana pengetahuan itu menjadi dasar dalam bertindak, atau pengetahuan itu menjadikan seorang individu atau suatu institusi memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan yang benar. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang pernah di lakukan oleh Rahmat Yusuf (2013) yang berjudul Analisisi Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan asuhan keperawatan di ruang interna RSUD Prof.Dr.H Aloei Saboe Kota Gorontalo. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi penerapan asuhan keperawatan dengan menggunakan uji fisher s exact test didapatkan p = 0,004 2.2.3 Hubungan Motivasi dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Otanaha Kota Gorontalo Dari hasil uji statistic dengan uji fisher s exact test hubungan motivasi dengan pendokumentasian asuhan keperawatan diperoleh hasil bahwa p-velue sebesar 0,002. Oleh karena nilai p-velue < 0.05 artinya terdapat hubungan antara motivasi terhadap pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Otanah Kota Gorontalo Hasil Penelitian menunjukan bahwa tingkat motivasi responden mengenai pendokumentasian asuhan keperawatan Baik. Motivasi yang baik menandakan bahwa motivasi perawat itu tinggi untuk melaksanan pendokumentasian. Semakin tinggi motivasi perawat maka semakin baik pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Untuk itu seorang perawat harus memiliki dorongan atau motivasi dari dalam dirinya
untuk melaksanakan tugas-tugas sehingga dapat tercapainya pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik dan dapat memberikan pelayanan yang baik pula bagi pasien. Menurut Nursalam (2001),permasalahan yang sudah sejak dulu melekat pada pelayanan keperawatan adalah perawat merasakan tugas sehari-harinya hanya sebagai suatu rutinitas dan merupakan sebuah intuisi semata. Oleh karenanya perawat yang mempunyai motivasi tinggi dalam melaksanakan asuhan keperawatan mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pelayanan. 3 SIMPULAN DAN SARAN 3.1 KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Analisisi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di RSUD Otanah Kota Gorontalo yang telah dilakukan peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di peroleh hasil tersedianya format dengan kategori tersedia sebanyak 17 orang (63%) dan tidak tersedia sebanyak 10 orang (37%), Pengetahuan dengan kategori baik 18 orang (66,7%) dan kurang 9 orang (33,3), Motivasi dengan kategori baik 19 orang (70,4%) dan kategori kurang 8 orang(29,6%) 2. Berdasarkan penelitian di peroleh hasil dari pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan dengan kategori dilaksanakan sebanyak 16 orang (59,3%) dan tidak dilaksanakan sebanyak 11 orang (40,7%) 3. Ada hubungan yang bermakna antara tersedianya format pendokumentasian dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan di RSUD Otanah Kota Gorontalo 4. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Otanah Kota Gorontalo 5. Ada hubungan yang bermakna antara motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses asuhan keperawatan di RSUD Otanah Kota Gorontalo 3.2 SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Rumah Sakit Agar pihak manajemen RSUD Otanah Kota Gorontalo dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi perawat khusunya perawat pelaksana memperhatikan ketersediaan format pendokumentasian demi kelancaran pelaksanaan proses pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat tidak dilaksanakannya proses pendokumentasian proses asuhan keperawatan.
2. Bagi pihak akademik/institusi Adanya penyedian buku ataupun literatur yang berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa serta pembaca pada umunya mengenai pelaksana pendokumentasian asuhan keperawatan 3. Bagi Perawat Demi meningkatkan keilmuan dan mutu asuhan keperawatan yang diberikan, diharapkan dapat diperhatikan pengembangan informasi, khususnya pengembangan informasi tentang manajemen pendokumentasian asuhan keperawatan. Sehingga baik pasien sebagai konsumen jasa dan perawat sebagai pemberi pelayanan masing-masing mendapat kepuasan akan apa yang diperoleh. 4. Bagi Peneliti Untuk peneliti selanjutnya yang berminat meneliti tentang pelaksanaan pendokumnentasian asuhan keperawatan agar penelitian tersebut dapat dilakukan dalam skala besar dengan jumlah sampel yang besar dan tempat penelitian diperluas ke rumah sakit lain, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi. Daftar Pustaka Aziz, A.2001. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan, Jakarta : EGC. Aziz, A. 1999. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika Aditama, T. 2002. Pelaksana Administrasi Rumah Sakit. Universitas Indonesia Pers. Jakarta Agung Pribadi, 2009 Analisis pengaruh faktor pengetahuan, motivasi, dan persepsi perawat tentang supervisi kepala ruangan terhadap pelaksanaan dokumentasi Asuhan Keperawatan di ruang rawat inap RSUD kelet provinsi jawa tengah di jepara. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Dalami, Ermawati.2011.Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media Dermawan. D, 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja. Yogyakarta:Goysen Publishing Depkes.RI, 2001. Instrumen Evaluasi Penerapan Askep di Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI Hidayat, A. 2004 Pengantar konsep Dasar Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Handoko, M. 1992, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Yogyakarta: Kanisius Keraf, S., & Dua, M (2001) Ilmu Pengetahuan Sebuah Tujuan Filosofis, Yogyakarta: Kanisius Lismindar, 2000. Proses Keperawatan. Jakarta: Universitas Indonesia
Leideker. Joel K dan Hall. James J, 1999. Motivasi: Teori baik-tapi penerapan buruk. Dalam: Timple. A dale, ed. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Motivasi Pegawai. Elex Media Komputindo Kelompok Jakarta: Gramedia Muninjaya,A.A.Gde,2004. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC Martini, 2007. Hubungan karakteristik perawat, sikap, beban kerja, Ketersediaan fasilitas dengan pendokumentasian Asuhan Keperawatan di rawat inap RSUD Kota Salatiga. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Notoadmojo.S, 1993. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 2012. Metode Penelitan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktik, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Medika 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika Perry. P, 2009. Fundamenatals of Nursing Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika Riyanto, A.2011. Aplikasi Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Simajatun, 2010. Konsep Dasar menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media Setiadi, 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu Sondan P.S, 1996. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta S. Suarli, Bahtiar Y. Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga Sugiono.2006. Statistik Untuk Penelitian. Alfa Beta. Bandung: Alfa Beta Sugianto, Zaenal. 2005.Perilaku Dokter Dalam Mengisis Kelengkapan Data Rekam Medis, RSU Ungaran Swansburg. Russel C, 1996. Management an Leadership for Nurse Managers 2nded. Massachusetts: Jones and Bartlet Publisher Yahyo Diyanto, 2007. Analisis faktor-faktor pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugerejo. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Yusuf, Rahmat. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Asuhan Keperawatan Di Ruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Zaidin A.H, 2010. Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta: EGC