HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Metode Penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERSEBARAN TITIK PANAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MENGGUNAKAN PHPMAPSCRIPT IMAM PRASETIO UTOMO

Klik (berikan tanda checklist) pada text. box pilihan layer. yang akan dilakukan. perbesaran. pengecilan

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB III IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Integrasi dan Perancangan Antarmuka B. Kebutuhan Fungsional Perangkat Sistem Lunak Pengembangan Aplikasi Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

HASIL DAN PEMBAHASAN c. Karakteristik Pengguna Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem Perancangan Konseptual

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

Implementasi Identifikasi Kendala Sistem Identifikasi Pengguna Administrator Pengujian Sistem Member Pengunjung atau umum HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BUKU MANUAL APLIKASI DATA FISIK

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada semester Genap Tahun Pelajaran

Perangkat Lunak Pengolahan Data Survey Geografis Berbasis Smartphone Android

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis Web untuk Penyediaan Informasi Fasilitas dan Personalia di Universitas Lampung

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI AKUNTANSI MASJID BERBASIS WEB PORTAL

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Gambar 5 Kerangka penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

PEMROGRAMAN WEB. Agussalim

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

3.2. Analisa Masalah 3-1.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Pedagang Besar Farmasi sebagai produsen obat-obatan sering

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

BAB 4 IMPLEMENTASI. 1. Processor Intel Dual Core 2. Memory RAM 3 Gb 3. Harddisk 160 Gb 4. Modem GSM dan Wifi

HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi Awal

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu model sistem informasi

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, kondisi bumi. Teknologi Georaphic Information System mengintegrasikan


BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. antarmuka, menu yang tersedia pada sistem, form-form masukan, analisis kinerja

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan data spasial (peta vektor dan citra digital), atribut (tabel sistem

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BUKU MANUAL APLIKASI DATA PENYELIDIKAN

SISTEM INFORMASI KEBAKARAN HUTAN DI KALIMANTAN

1 BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data 2. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem 3. Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem 4. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 5. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem 6. Pengembangan Sistem 7. Pengujian Sistem Gambar 3 Metode Penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan penelitian terdiri atas deskripsi umum sistem dan fungsi produk. 1.1 Deskripsi Umum Sistem SIG Persebaran Titik Panas Provinsi Kalimantan Tengah adalah suatu Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menyajikan pemetaan persebaran titik panas Provinsi Kalimantan Tengah yang dilengkapi dengan fasilitas pencarian titik panas pada kecamatan dan waktu tertentu. Sistem juga memberikan informasi mengenai batas wilayah provinsi, garis kontur, titik tinggi, sungai, jalan, garis pantai, kota, danau, ibukota provinsi dan bandar udara. Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan dalam menganalisis data titik panas sebagai pendeteksian dini kebakaran hutan serta rencana penanggulangannya. 1.2 Fungsi Produk Fungsi umum yang dimiliki oleh sistem ini memiliki kesamaan dengan penelitian (Sari 2010) yaitu menampilkan informasi persebaran titik panas dan kebakaran hutan di Provinsi Kalimantan Tengah. Fungsi-fungsi operasi peta terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan. Fungsi yang memiliki kesamaan adalah : 1. Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer yang ingin ditampilkan. 2. Memilih layer aktif peta yang diinginkan pengguna. 3. Menampilkan menu peta referensi. 4. Menampilkan menu navigasi, seperti Zoom in, Zoom out, Re-center, Reset Zoom dan Query Point. Fungsi yang memiliki perbedaan adalah: 1. Melakukan proses searching titik panas berdasarkan tingkat kecamatan dan waktu tertentu. 2. Menyajikan data jumlah titik panas dalam bentuk grafik berdasarkan kecamatan dan tahun. Deskripsi lengkap kebutuhan fungsional sistem ditunjukkan pada Lampiran 1. 2 Perancangan Konseptual Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan database mengidentifikasikan data yang dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan data. Berdasarkan analisis kebutuhan sistem dapat disimpulkan bahwa data yang diperlukan dapat menggunakan data yang telah dianalisis oleh Sari (2010), yang berupa: 1 Data spasial dan atribut wilayah Provinsi Kalimantan Tengah sampai tingkat kabupaten, jalan, sungai, danau, kota, ibukota, bandara, titik kontur dan titik tinggi. 2 Data mengenai titik panas yang meliputi longitude, latitude, tanggal, kabupaten, kecamatan, nama HPH (Hak pengusaha Hutan), HTI (Hutan Tanaman Industri), perkebunan, lithology, dan jenis tanah Provinsi Kalimantan Tengah. 4

Analisis kebutuhan fungsional yang telah dilakukan sebelumnya akan menjadi acuan untuk melakukan pengembangan pemodelan kebutuhan fungsional. 2.1 Pemodelan Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional dimodelkan dengan menggunakan Use Case Diagram yang digunakan untuk memodelkan fungsi atau fasilitas yang disediakan oleh sistem. Gambaran sistem secara umum dapat dilihat pada Gambar 4. Melakukan pencarian persebaran titik panas berdasarkan tingkat kecamatan Melakukan pencarian persebaran titik panas berdasarkan waktu tertentu Menampilkan jumlah persebaran titik api dalam bentuk grafik Melihat informasi persebaran titik panas Gambar 4 Use Case Diagram Sistem. Aliran data yang terdapat pada penelitian ini digambarkan menggunakan Sequence Diagram yang dapat dilihat pada Lampiran 2. 3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data Survei ketersediaan dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan perancangan konseptual yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari tahap survei ketersediaan data berasal dari data spasial yang digunakan pada penelitian (Sari 2010). Hasil survei disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil survei ketersediaan data No Data yang dibutuhkan 1 Data administrasi batas wilayah 2 Data administrasi garis pantai 3 Data administrasi garis kontur 4 Data administrasi sungai 5 Data administrasi jalan 6 Data administrasi danau 7 Data administrasi ibu kota 8 Data administrasi kota 9 Data administrasi bandara 10 Data persebaran titik panas Kalimantan Tengah 4 Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem Hasil pengumpulan informasi perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengolah data dan membangun aplikasi adalah sebagai berikut: Perangkat keras yang dapat digunakan untuk membangun sistem pada penelitian ini memiliki spesifikasi berikut: 1 Intel Core TM 2 Duo CPU T8300, 2 memori 2GB, DDR2, 3 HDD 160 GB. Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membangun sistem informasi geografis berbasis web, di antaranya sistem operasi Windows, Mapserver, PostgreSQL, web browser (Mozilla Firefox), PHPMapscript dan framework Pmapper. 5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem Tahapan ini berguna untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem. Kriteria pengujian perangkat lunak pada PHPMapscript dan framework Pmapper meliputi kelengkapan tools, kemudahan dalam melakukan modifikasi baik dari segi pemrograman maupun segi tampilan, kecocokan dengan web browser. Hasil pengujian perangkat lunak dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil pengujian perangkat lunak Pengujian Framework PHPMapscript Pmapper Tools Lengkap Kurang Modifikasi Sulit Mudah Compatible Baik Baik browser Dokumentasi Lengkap Lengkap Tingkat kesulitan dalam melakukan perubahan terhadap implementasi baris pemrograman dapat dilihat pada contoh baris program berikut: 5

<searchitem name= hostpot description= Pencarian Titik Panas > <layer type= postgis name= hotspot > <field type= s name= kabupaten description= kabupaten wildcard= 2 > </layer> </searchitem> Baris program tersebut merupakan contoh untuk membuat sebuah textbox pada framework Pmapper dengan menggunakan format XML. Sedangkan baris program berikut merupakan contoh untuk membuat sebuah textbox menggunakan format HTML biasa jika menggunakan PHPMapscript. Pembangunan database pada PostgreSQL dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pgadmin III. Perangkat lunak pgadmin III dilengkapi tampilan antarmuka Graphical User Interface (GUI) sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan operasi-operasi terkait manajemen pada database PostgreSQL. Database baru dapat diciptakan dengan mengakses menu New Database. Kemudian akan muncul form seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. <input type= text name= hostpot value= > Sistem operasi yang digunakan pada pengujian yaitu Windows Vista dengan menggunakan aplikasi Mapserver dan PostgreSQL yang akan menampilkan hasilnya pada sebuah web browser (Mozilla Firefox). 6 Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang diakuisisi berdasarkan hasil pengujian adalah sistem operasi Windows Vista, aplikasi Mapserver, PostgreSQL, dan web browser (Mozilla FIrefox) dan bahasa pemrograman PHPMapscript. PHPMapscript lebih memudahkan pengembang untuk melakukan modifikasi baik dari segi tampilan maupun dari segi pemrograman sehingga waktu yang dapat digunakan untuk mengembangkan suatu sistem dapat dipersingkat. 7 Perencanaan dan Perancangan Database Pada tahap ini tidak dilakukan perencanaan dan perancangan database karena menggunakan database dari penelitian Sari (2010). 8 Pembangunan Database Pembangunan database terdiri atas dua tahapan, yaitu pembuatan database pada PostgreSQL dan melakukan impor data dari shapefile. Database yang dibangun merupakan database penelitian Sari (2010), sehingga pada tahap ini tidak dilakukan pembangunan dari awal. Gambar 5 Pembangunan database pada aplikasi pgadmin III. Setelah database dibuat selanjutnya dilakukan impor data dari shapefile ke dalam database yang telah dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Quantum GIS. Hasil impor data yang dilakukan akan tersimpan ke dalam database yang sudah dibuat sebelumnya. 9 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Tahap integrasi dan perancangan antarmuka sistem terdiri atas dua bagian, yaitu arsitektur sistem dan perancangan antarmuka. 9.1 Arsitektur Sistem Sistem dikembangkan dengan menggunakan arsitektur client-server. Penggunaan arsitektur ini telah mencukupi kebutuhan fungsional sistem karena aplikasi yang dikembangkan berbasis web sederhana. Arsitektur client-server setidaknya memiliki user interface pada sisi client dan data terdistribusi yang disimpan pada sisi server. 6

Model arsitektur client-server dapat dilihat pada Gambar 6. Client - Web browser Request Response Server - Web server - MapServer - DBMS PostgreSQL Gambar 6 Arsitektur client-server. Client mengirimkan request melalui antarmuka aplikasi (web browser) ke sebuah web server dengan bantuan protokol sebagai penghubung. Web browser menampilkan antarmuka bagi pengguna untuk melakukan request informasi dan menampilkan informasi tersebut. Web server menerima request pengguna dan mengirimkannya melalui Uniform Resources Locator (URL). HTTP membangkitkan koneksi antara client dan server. Koneksi tersebut akan terputus setelah server memenuhi permintaan client dan server melupakan seluruh data yang telah dikeluarkan. Dalam sistem ini request peta yang dikirimkan pengguna melalui web browser akan diterima terlebih dahulu oleh Web Server. Kemudian web server akan meneruskannya untuk diproses oleh bahasa pemrograman PHP yang menerima paramater melalui URL. Paramater yang diterima oleh PHP akan dilanjutkan kepada MapServer melalui modul PHPMapscript. PHPMapscript adalah modul yang menghubungkan antara bahasa pemrograman PHP dengan MapServer. MapServer berfungsi untuk mengolah data berdasarkan konfigurasi yang tertulis pada mapfile dan menghasilkan file gambar. File gambar inilah yang akan diterima oleh client yang dikirim oleh MapServer melalui Web Server dengan memberikan HTTP response. 9.2 Perancangan Antarmuka Perancangan antarmuka dilakukan untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada pengguna dalam mengoperasikan sistem yang dikembangkan. Perancangan antarmuka sistem terdiri atas lima bagian, yaitu legenda, filter titik api dan grafik, peta referensi, tools, dan grafik yang dapat dilihat pada Gambar 7 dan diagram hierarki antarmuka halaman peta dapat dilihat pada Lampiran 3. Gambar 7 Perancangan Antarmuka. Bagian filter titik panas dan grafik merupakan fungsi yang ditambahkan untuk melakukan pencarian. Bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Bagian Filter Titik Panas dan Grafik. Hasil pencarian yang didapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 9. Gambar 9 Penyajian Grafik. 10 Pengembangan Sistem Berdasarkan tahap akuisisi perangkat keras dan perangkat lunak, maka sistem ini dikembangkan dengan menggunakan 7

PHPMapscript sehingga terdapat perbedaan antara perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dengan penelitian sebelumnya. Tetapi sistem yang dikembangkan menggunakan perancangan konseptual yang serupa dengan penelitian sebelumnya, sehingga beberapa fasilitas yang ada memiliki fungsi yang serupa. Perbedaan konsep terdapat pada fasilitas untuk melakukan pencarian. Pencarian lokasi titik panas berdasarkan kecamatan dan jumlah titik panas setiap kecamatan disajikan dalam bentuk grafik. Antarmuka yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 4 beserta dengan penjelasannya. PHPMapscript merupakan modul yang dapat menghubungkan bahasa pemrograman PHP dengan aplikasi MapServer. Struktur direktori letak modul PHPMapscript dapat dilihat pada Gambar 10. if(!extension_loaded("mapscript")) dl("php_mapscript.$dlext"); if(!extension_loaded("dbase")) dl("php_dbase.$dlext"); Setelah proses pemanggilan berhasil, lakukan inisialisasi sebuah objek baru dari class PHPMapScript terhadap sebuah variabel, dimana dalam proses inisialisasi dikirimkan juga paramater dari nama mapfile yang akan digunakan dengan menggunakan perintah berikut: $gpomap = ms_newmapobj("hotspot.map"); Semua fungsi yang dibuat akan dijalankan menggunakan objek yang diinisialisasikan oleh class PHPMapscript yang dapat dilihat struktur class diagram PHPMapscript pada Lampiran 5. Setiap request peta yang dikirimkan melalui web server akan diterima oleh PHP yang akan disimpan ke dalam variabel pada file kalteng.inc.php seperti pada baris program berikut: if (sizeof($http_post_vars) > 0) $HTTP_FORM_VARS = $HTTP_POST_VARS; elseif (sizeof($http_get_vars) > 0) $HTTP_FORM_VARS = $HTTP_GET_VARS; else $HTTP_FORM_VARS = array(""); Gambar 10 Struktur direktori letak modul PHPMapscript. Untuk dapat menggunakan modul ini kita harus melakukan pemanggilan terlebih dahulu seperti yang terlihat pada baris program berikut: if(php_os == "WINNT" PHP_OS == "WIN32") $dlext = "dll"; else $dlext = "so"; Variabel yang dibuat akan menyimpan request atau parameter yang dikirim untuk selanjutnya diproses berdasarkan kebutuhannya. Berikut adalah salah satu fungsi yang digunakan dalam menampilkan peta. $img = $gpomap->draw(); Hasil dari fungsi tersebut akan ditampilkan kembali melalui web browser berupa sebuah gambar peta. 11 Pengujian Sistem Pada penelitian ini dilakukan dua buah pengujian. Pengujian fungsionalitas menggunakan metode black-box yang terdapat pada Lampiran 6 dan pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi. Beberapa tampilan proses hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 7 sampai dengan Lampiran 11, Pengujian fungsionalitas dilakukan pada tiga buah web browser yaitu Mozilla Firefox 3.6.3 pada Lampiran 12, Opera 10.63 pada Lampiran 13, dan Google Chrome 6.0.472.63 8

pada Lampiran 14. Hasil dari pengujian pada umumnya ketiga web browser tersebut sudah dapat menjalankan semua fungsi dengan baik seperti fungsi pencarian yang terlihat pada Gambar 11, hasil peta berdasarkan pencarian kecamatan pada Gambar 12 dan hasil grafik berdasarkan kecamatan pada Gambar 13. Gambar 11 Fungsi Pencarian. Gambar 12 Hasil peta berdasarkan pencarian. Gambar 13 Hasil grafik berdasarkan pencarian. Pengujian kinerja menggunakan uji t 2 populasi dengan membandingkan dua kelompok mean dari dua contoh yang berbeda antara penelitian sebelumnya dan penelitian saat ini dengan mengukur waktu load. Jumlah contoh yang digunakan untuk masing-masing kelompok sebanyak 15 dengan nilai yang digunakan sebesar 0,05. Hipotesis yang pertama adalah hipotesis 0 (h0) bahwa waktu load antara menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript tidak ada perbedaan sedangkan hipotesis kedua adalah hipotesis 1 (h1) bahwa terdapat perbedaan waktu load antara menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript. Pada penelitian ini digunakan 2 buah populasi yaitu menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript. Waktu load dihitung dengan menggunakan sebuah plugin yang terdapat pada web browser Mozilla Firefox yaitu Firebug. Dari percobaan yang telah dilakukan pada Lampiran 15, diperoleh nilai t hitung sebesar 1,74 yang akan digunakan untuk dibandingkan dengan nilai t tabel. Nilai t tabel digunakan untuk menentukan batasan sebuah nilai yang harus dilampaui agar h0 ditolak. Dalam pengujian kali ini t tabel sebesar 2,05 berdasarkan 0,05 dengan degree of freedom (df) sebesar 28, sehingga nilai t tabel lebih besar dari t hitung. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa h0 diterima yaitu waktu load antara menggunakan framework Pmapper dan PHPMapscript tidak berbeda signifikan. 12 Penggunaan dan Perawatan Database Database yang digunakan sistem ini masih tersimpan dalam sebuah komputer lokal. Perawatan dan pengembangan aplikasi di masa yang akan datang memerlukan petunjuk. Untuk itu dibuat sebuah pedoman yang memuat informasi tentang proses sistem, pembuatan database dan penjelasan teknis yang berkaitan dengan konfigurasi aplikasi. Salah satu dokumentasi petunjuk adalah tulisan ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sistem persebaran titik panas di provinsi Kalimantan Tengah telah berhasil dibuat dan dikembangakan sesuai dengan metode penelitian. Pada penelitian ini telah berhasil ditambahkan fasilitas pencarian dan penyajian data titik panas berupa grafik berdasarkan pada tingkat kecamatan dan tahun. Semua fungsi yang ada pada sistem ini dapat berjalan dengan baik pada semua web browser yang diuji. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji t 2 populasi diperoleh hasil bahwa t hitung < t tabel maka h0 9