By Rita Patriasih

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konstruktivisme a. Sejarah Konstruktivisme Menurut Von Glaserfield (1988), pengertian konstruktif kognitif

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

II. TINJAUAN PUSTAKA

TEORI BELAJAR PIAGET

Jean Piaget salah seorang ahli psikologi perkembangan. Skema (struktur), asimilasi, akomodasi, ekuilibrium, organisasi,adaptasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Belajar menurut pandangan konstruktivisme adalah proses. pengkonstruksian pengetahuan oleh individu pembelajar sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

E.E.L. THORNDIKE Belajar merupakan peristiwa asosiasi antara stimulus (S) dengan respon (R) Supaya tercapai hubungan antara S dengan R, dibutuhkan kem

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

JURNAL BELAJAR BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DosenPengampuDr. Hj. Sri EndahIndriwati, M.Pd

(Mahasiswa Magister Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Tadulako) 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan Gain yang signifikan antara keterampilan proses sains awal. dengan keterampilan proses sains setelah pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional Indonesia menyatakan

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang harus dimiliki individu dan tujuan yang akan dicapai dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Teori Konstruktivistik

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN TEKNIK THIK- TALK-WRITE (TTW) Oleh: Usep Kuswari. Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI BERORIENTASI FILOSOFI KONSTRUKTIVISTIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KEPERYAAN DIRI (SELF EFICCACY) MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

BAB II KAJIAN TEORI. aplikasi dari konsep matematika. Pengenalan konsep-konsep matematika

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

Joko Widodo 1. Kata kunci: pembelajaran konstruktif; struktur logis; proses berpikir; dan relevansi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

Pemanfaatan Teknologi Jaringan Rufi i

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME. Kata kunci : konstruktivisme, pengetahuan, proses belajar, guru, siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD. Pembelajaran matematika pada tingkat SD berbeda dengan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang pendidikan. Dalam era globalisasi ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut teori belajar konstruktivis, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu

BAB I PENDAHULUAN. menarik bagi guru dan siswa. Banyak permasalahan-permasalahan dalam

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PARADIGMA BARU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH. Oleh :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paham konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASAR KONSEP KONFLIK KOGNITIF PIAGET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glasersfeld dalam Sardiman ( 2007 ) konstruktivisme adalah salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

Teori Belajar. Oleh : Putri Siti Nadhiroh Putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Konstruktivisme a. Sejarah Konstruktivisme Revolusi konstruktivisme mempunyai akar yang kuat dalam sejarah

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada Bab II ini akan dikaji pustaka yang relevan dengan penelitian yang

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

MAKALAH PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS SOSIAL

BAB II KAJIAN TEORITIK

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita

PENDIDIKAN KIMIA (Kode : A-14) FALSAFAH KONSTRUKTIVISME SEBAGAI ALTERNATIF LANDASAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DI FKIP UNS

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu matematika sampai saat ini, seperti Pythagoras, Plato,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

Transkripsi:

By Rita Patriasih 0809002

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis

Gagasan pokok Konstruktivistik sudah dimulai oleh : Giambatissta Vico Cikal Bakal konstruktivistik (Vico,1710 ) : Tuhan adalah pencipta alam semesta, manusia adalah tuan dari ciptaanya. Pengetahuan selalu menunjukkan kepada struktur konsep yg dibentuk dan tidak lepas dari orang (subjek) yang tahu Dikembangkan secara luas oleh Jean Piaget (1896-1980) Yamin, 2006

ada dua perspektif teori belajar konstruktivistik : kognitif-konstruktivism, Jean Piaget (1896-1980) dilihat dari perspektif individu : manusia membangun pengetahuannya secara internal dlm diri individu, melalui proses adaptasi dan organisasi terhadap segala peristiwa eksternal menjadi pengetahuan dan ketika pengetahuan lama dan pengetahuan baru di organisasikan menjadi pengetahuannya yang lebih kompleks maka pengetahuannya akan terbangun secara terus menerus. Sosio-kultural konstruktivism, Lev Vigotsky (1896-1934). Pengetahuan terbangun karena adanya interkasi sosial antara satu individu dengan individu lainnya. Terdapat kesamaan ide yang jelas : pengetahuan harus dibangun bukan diajarkan & pemelajar itu harus didorong untuk membangun pengetahuan baik secara individu maupun dalam konteks sosial.

pengetahuan adalah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Belajar dilihat sebagai penyusunan pengetahuan dr pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Mengajar berarti menata lingkungan agar siswa termotivasi dlm menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka siswa akan memiliki pemahaman yg berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.

Proses pembelajaran : berlaku berdasarkan pengalaman seseorang. Pengetahuan yang mereka peroleh itu adalah hasil interpretasi pengalaman tersebut yang disusun dalam pikiran/otak seseorang. Pengetahuan yang diterima para peserta didik secara formal di sekolah tidak boleh 100% (seluruhnya) dipindahkan guru kepada peserta didik tersebut. Dengan kata lain, guru harus berupaya untuk membina para siswa dalam upaya membentuk pengetahuan tersebut berdasarkan pengalamannya masing-masing. (Janassen et.al, 1999)

adaptasi (adaptation), konsep pada lingkungan (the concept of envieronmet), pembentukan makna (the construction of meaning). J. Piaget : adaptasi thdp lingkungan dilakukan melalui 2 proses : Asimilasi Proses kognitif yg menempatkan & mengklasifikasikan kejadian/ rangsangan baru dlm skema yg telah ada dlm fikirannya. (struktur kognitif) Proses ini berjalan terus. Tidak akan menyebabkan perubahan/ pergantian skemata perkembangan skemata. Salah satu proses individu dlm mengadaptasikan & mengorganisasikn diri dg lingkungan baru perngertian orang itu berkembang. (equilibrium). akomodasi bila pengalaman baru seseorang tidak dapat diasimilasikan krn tidak sama dgn skemata yang telah dipunyai (tidak cocok ) mengadakan akomodasi untuk membentuk skema baru yang cocok dg rangsangan yg baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu (kesetimbangan) (equilibrasi). (disequilibrium).

karakteristik pembelajaran konstruktifistik Ciri utama pembelajaran konstruktivistik adalah adanya partisipasi aktif siswa misalnya dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, dan lain-lain terkait dengan aktifitas belajar yang relevan, kontekstual dan otentik serta menarik buat dirinya. Mereka membangun pengetahuan dengan cara menguji ide-ide dan pendekatan-pendekatan mereka sendiri berdasarkan atas pengetahuan dan pengalaman awal mereka yang kemudian diaplikasikan dengan situasi baru yang menantang sehingga terintegrasi menjadi pengalaman dan pengetahuan/keterampilan baru.

Ada setidaknya delapan karakteristik pembelajaran konstruktivistik (Jonassen,1994) : 1. Menyediakan representasi realitas yang beragam; 2. Representasi realitas yang beragam tersebut jangan terlalu disederhanakan, tapi sebaliknya merepresentasikan kompleksitas dunia senyatanya. artinya tidak direka-reka apalagi dibuat-buat. 3. Menekankan pada pembangunan pengetahuan dari pada sekedar reproduksi pengetahuan. Apalagi menghapal pengetahua 4. Menekankan pada tugas-tugas otentik yang kontekstual dan bermakna bagi siswa dari pada hanya menyampaikan pengetahuan yang abstrak dan tidak kontekstual. 5. Menyediakan seting lingkungan dunia senyatanya atau pembelajaran bedasarkan kasus (case-based learning). Daripada hanya sekedar mengikuti instruksi pengajaran yang kebanyakan disampaikan oleh guru 6. Mendorong berpikir reflektif terhadap pengalaman baru yang dia rasakan. 7. Mampu membangun pengetahuan baik dari sisi konten maupun konteks. 8. Mendukung konstruksi pengetahuan kolaboratif melalui interaksi sosial. Jadi mendorong untuk saling menjadi mitra belajar satu sama lain (communitybased knoswledge building).

Implikasi konstrukstivisme terhadap pembelajaran adalah: pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, jika peserta didik tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. murid tidak hanya dibekali dengan fakta, tapi juga diarahkan pada kemampuan penguasaan dlm proses berfikir dan berkomunikasi, Guru hanya merupakan salah satu sumber pengetahuan, bukan orang yang tahu segala-galanya. Jadi guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing belajar peserta didik. Guru harus mengakui bahwa peserta didik membentuk dan menstruktur pengetahuannya berdasarkan modalitas belajar yang dimilikinya, seperti bahasa, matematika, musik dan lain-lain. Pada akhir proses pembelajaran, peserta didik memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda sesuai dengan kemampuannya. D Dalam penilaian pun harus mencakup cara-cara penyelesaian masalah dengan berpatokan pada aturan yang berlaku. Teknik-teknik tersebut dapat berbentuk peta konsep, diagram ven, portopolio, uji kompetensi, dan ujian komprehensip.

.