BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Permainan bulutangkis adalah cabang olahraga yang banyak digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang banyak di

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

SISTEM RANKING PERSATUAN BULUTANGKIS SELURUH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erpan Herdiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 127/49 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Malaya. Sejak saat itu pemain bulutangkis Indonesia mulai di perhitungkan di

SISTEM RANKING PBSI PENGURUS BESAR PERSATUAN BULUTANGKIS SELURUH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bulutangkis yang dilakukan. Olahraga bulu tangkis dapat dimainkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

BAB II TINJAUAN TEORETIS

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rukita Ramdan, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa abad yang lalu pada waktu penduduk dunia belum sepadat

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Service adalah menyebrangkan bola/shuttle cock. permainan bulutangkis, Service merupakan modal awal untuk bisa memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan olahraga sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah

JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

BAB I PENDAHULUAN. Jenis Proyek : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Bulutangkis Di Maguwoharjo, Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk

I. PENDAHULUAN. Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga pendidikan yang bertugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. 1 Nama Indonesia di pentas olahraga dunia identik dengan olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. regional dari suatu masyarakat/bangsa (Nauright, 2004). Lippe (2002) & Horne

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PERBANDINGAN KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR PEMAIN TUNGGAL DENGAN PEMAIN GANDA DALAM CABOR BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

KEMAMPUAN PUKULAN PEMAIN BULUTANGKIS KLUB BINA SATRIA TANGKAS WONOSOBO TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang paling popular di masyarakat Indonesia dewasa ini, karena lewat

JURNAL. Oleh: KUKUH BAGUS KURNIAWAN NPM: Dibimbing oleh : 1. Drs. SLAMET JUNAIDI, M.Pd 2. MOH. NURKHOLIS, Sp.d,M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya? Orang

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

Gambar 3.1 Desain Penelitian

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

PETUNJUK TEKNIS Bulutangkis PEKAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET TIMELINE OLIMPIADE BADMINTON

Perilaku Konsumen Pengguna GOR Desa Pondokrejo Kecamatan Tempel dalam Bermain Bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah suatu serangkaian gerak yang dilakukan oleh orang yang dirangkai secara teratur dan terencana serta dilakukan dengan sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Melakukan olahraga dengan teratur maka akan memberikan suatu pengalaman, memperkaya dan meningkatkan kemampuan gerak dasar dalam melaksanakan kegiatan olahraga. Sasmita (2012:1) mengemukakan bahwa: Kegiatan olahraga pada umumnya dapat dipandang dari empat dimensi yaitu: (1) Olahraga rekreatif yang menekankan tercapainya kesehatan jasmani dan rohani dengan tema khas seperti pencapaian kesegaran jasmani pelepasan ketegangan sehari hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada aspek pendidikan, yaitu olahraga merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, (3) olahraga kompetitif menekankan kegiatan perlombaan dan pencapaian prestasi, dan (4) olahraga profesional yang menekankan tercapainya keuntungan material. Dari kutipan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan olahraga yaitu serangkaian gerak yang memberikan pengalaman gerak dasar yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh kebugaran jasmani. Selain itu di dalam kegiatan olahraga tujuannya untuk mendapatkan prestasi dan memperoleh keuntungan. Olahraga di Indonesia sendiri sudah cukup berkembang tidak hanya di salah satu olahraga saja melainkan dari beberapa cabang olahraga salah satunya cabang olahraga bulutangkis. Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah populer dan dikenal banyak orang di seluruh dunia, seperti negara-negara bagian Eropa, Amerika, dan Afrika tidak terkecuali di negara-negara Asia Seperti China, Korea, India, Malaysia dan termasuk di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kejuaraan-kejuaraan dimulai dari tingkat Rukun tetangga (RT) juga di angka sampai Internasional. Seperti Olimpiade, Sea Games, All England, Thomas dan Uber Cup. Di Indonesia permainan bulutangkis telah berkembang dari masa lalu

2 sampai masa kini, banyak digemari oleh kalangan dan lapisan masyarakat yang tidak dibatasi oleh usia dari anak-anak hingga dewasa bahkan sampai orang tua. Dilihat dengan banyaknya lapangan serta kejuaraan-kejuaraan daerah bahkan tingkat Rukun tetangga (RT), selain itu juga banyaknya klub-klub yang didirikan untuk mengembangkan potensi dan mencari bibit-bibit atlet yang ke depannya guna meraih prestasi setiap mengikuti kejuaraan serta mengharumkan nama negara di kancah olahraga, khususnya olahraga bulutangkis. Permainan Bulutangkis adalah cabang olahraga yang dimainkan satu lawan satu, dan dua lawan dua, yang mana masing-masing pemain berusaha memukul shuttle-cock sampai melewati batas lapangan permainan dan mampu menjatuhkan shuttle-cock di bidang pertahanan lawan. Hal ini sesuai dengan definisi bulutangkis menurut Subarjah dan Hidayat (2007:1) bahwa: Pada hakikatnya permainan bulutangkis adalah permainan yang saling berhadapan satu lawan satu orang maupun dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan shuttle-cock sebagai alat permainan. Olahraga bulutangkis menurut PB PBSI (1983) bahwa: di Indonesia semakin lama semakin pesat perkembangannya seiring berjalannya waktu. Sehingga pada tanggal 5 Mei 1951 di Indonesia didirikanlah organisasi cabang olahraga bulutangkis yang di kenal dengan nama Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal munculnya pebulutangkis handal yang berprestasi mengharumkan nama bangsa, seperti yang dibuktikan pebulutangkis tunggal yaitu Susi Susanti dan Alan Budikusuma yang meraih emas pada kejuaraan Olimpiade Barcelona tahun 1992, Taufik Hidayat yang meraih emas pada kejuaraan Olimpiade Athena tahun 2004, Ricky Subagja dan Rexy Mainaki berhasil menjuarai hampir seluruh turnamen bergengsi dunia, seperti Medali Emas Olimpiade (1996), Asian Games (1994, 1998), Juara Dunia (1995), Juara All England (1995, 1996), dan Markis Kiddo dan Hendra peraih emas ganda putra pada kejuaraan Olimpiade Beajing China 2008. Perlu di ingat juga pada tahun 1986 Indonesia mencetuskan ide untuk menyelenggarakan kejuaraan dunia Bulutangkis beregu campuran, kejuaraan ini diberi nama Sudirman Cup, Selain itu kejuaraan Thomas dan Uber Cup, Kejuaraan tersebut

3 sudah beberapa kali di menangkan tim Indonesia. Pemain Bulutangkis Indonesia seperti Rudi Hatono, Liem Swe King, Haryanto Arbi, Ricky Subagja, Rexy Mainaki, Hendra Gunawan, Chandra Wijaya, Taufik Hidayat, Ivana Lie, Susi Susanti, dan yang lainnya adalah sederetan pemain yang pernah meraih juara dunia pada jamannya dan tak akan pernah hilang dalam perjalanan bulutangkis Indonesia. Namun belakangan ini Indonesia mengalami pasang surut prestasi yang berhasil dicapai dalam setiap kejuaraan seperti Grand Prix, Super Series, All England, Thomas Cup, Uber Cup, Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Beregu Campuran, Kejuaraan Asia, dan Kejuaraan Dunia Junior. Atlet-atlet Indonesia belum mampu untuk mempersembahkan hasil yang terbaik, masih kalah didominasi pemain-pemain China, Korea, dan Denmark. Sumber: http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=userpage&menu=401&page_id=5. Pencapaian prestasi yang maksimal sangat ditunjang oleh proses pembinaan yang baik dan tentunya, faktor yang sangat mendukung adalah penguasaan keterampilan dasar bermain bulutangkis. Seperti pendapat Tohar dalam Subarjah (2007:31) yaitu: keterampilan dasar merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dipahami dan dikuasai oleh setiap pemain dalam melakukan kegiatan bermain bulutangkis, karena merupakan salah satu pendukung popok prestasi olahraga. Secara umum keterampilan dasar permainan bulutangkis dapat dikelompokkan ke dalam empat bagian yaitu cara memegang raket (grips), sikap siap (stance), gerakan kaki (footwork), dan gerakan memukul (strokes). Dari keempat keterampilan dasar permainan bulutangkis yang harus lebih di kuasai yaitu teknik pukulan (strokes). Salah satu jenis pukulan yaitu servis, servis merupakan pukulan pertama untuk memulai permainan. Servis adalah salah satu pukulan pertama untuk memulai sebuah permainan yang dilakukan dari bawah sampai ke atas yang memiliki peran penting, karena bila servis jelek atau mati lawan dapat memperoleh poin atau angka, maka servis harus dilakukan dengan baik, karena servis ini merupakan

4 peranan penting bagi siswa/atlet maka servis dikhususkan sebagai teknik yang pertama kali yang harus dipelajari. Secara teoretis, agar dapat melakukan servis pendek yang baik serta akurat, harus dilatih secara sistematis dan berulang-ulang sehingga keterampilan teknik dasar tersebut bisa dikuasai dengan baik oleh para pemain pemula. Dari sekian banyak cara untuk melatih keterampilan servis pendek terdapat dua bentuk latihan yaitu bentuk latihan servis pendek dengan menggunakan metode drill menggunakan tali dan servis pendek tidak menggunakan tali terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Metode latihan drill menggunakan tali ialah suatu cara untuk mempermudah latihan keterampilan dasar servis pendek yang bertujuan agar siswa/atlet lebih terarah dan tidak terlalu tinggi melakukan servis pendek di atas net. Sugiyanto (1996:72) menyatakan, dalam metode drill siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukan secara berulang-ulang. Sedangkan metode latihan tidak menggunakan tali ialah latihan yang banyak dilakukan pada umumnya untuk melakukan servis pendek dengan ketinggian net tetap dengan tinggi 1,524 m di tengah lapangan. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai masalah tersebut dengan judul Pengaruh Latihan Metode Drill Menggunakan Tali dan Tidak Menggunakan Tali Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Servis Pendek Dalam Permainan Bulutangkis. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: kemampuan teknik dasar pukulan servis pendek (short servis) pemain pemula, tidak akan menunjukkan keakuratan yang berarti tanpa adanya suatu bentuk latihan yang sistematis dan berulang-ulang. Di samping itu prinsip-prinsip latihan yang dilakukan seperti overload principle atau prinsip beban lebih juga harus diterapkan.

5 Latihan atau training adalah satu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk meningkatkan kemampuan teknik servis pendek bagi pemain pemula. Teknik dasar melakukan pukulan servis pendek, konsentrasi pemain bukan hanya pada teknik memukul schuttle-cock saja, tetapi ketepatan arah sasaran juga menjadi pertimbangan teknis. Hal inilah yang perlu dilatih keakuratannya, oleh karena itu bentuk latihan servis dengan metode latihan drill menggunakan tali dan tidak menggunakan tali dilihat dari aspek geraknya merupakan dua dari sekian banyak bentuk latihan untuk melatih servis pendek yang menurut pertimbangan penulis kiranya dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan servis pendek pada pemain pemula cabang olahraga bulutangkis. Sesuai dengan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, maka muncullah permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah metode latihan drill menggunakan tali memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek dalam permainan bulutangkis siswa SMPN 2 Parigi? 2. Apakah metode latihan tidak menggunakan tali memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek dalam permainan bulutangkis siswa SMPN 2 Parigi? 3. Apakah metode latihan drill menggunakan tali dan tidak menggunakan tali memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek dalam permainan bulutangkis siswa SMPN 2 Parigi? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh fakta yang obyektif mengenai cara memberikan bentuk latihan untuk memperoleh hasil belajar keterampilan servis pendek dalam permainan bulutangkis.

6 2. Tujuan Khusus a) Ingin mengetahui lebih jauh pengaruh bentuk latihan servis pendek dengan metode latihan drill menggunakan tali terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek pemain bulutangkis. b) Ingin mengetahui lebih jauh pengaruh bentuk latihan servis pendek dengan tidak menggunakan tali terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek pemain bulutangkis. c) Ingin mengetahui pengaruh mana yang lebih berarti antara bentuk latihan servis pendek dengan metode latihan drill menggunakan tali dan tidak menggunakan tali terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek pemain bulutangkis. D. Manfaat Penelitian Apabila peneliti terbukti berarti pada tarap signifikan, yang di harapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis Memberikan informasi kepada guru penjaskes, pembina olahraga dan pelatih tentang kegunaan bentuk latihan drill menggunakan tali dan tidak menggunakan tali terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek bagi pemain bulutangkis. 2. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan penulis serta bisa dijadikan referensi untuk pelatih, pembina ataupun guru penjaskes dalam rangka menciptakan hasil belajar keterampilan servis pendek bagi pemain bulutangkis. E. Batasan Penelitian Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan penelitian tidak terlalu luas ruang lingkupnya maka penulis membatasi penelitian seperti yang tertera pada halaman 7.

7 1. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas dari bentuk latihan servis dengan menggunakan tali dan tidak menggunakan tali terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek bagi pemain bulutangkis. 2. Penelitian ini hanya dilakukan di lingkungan sekolah SMPN 2 Parigi, dengan anggota ekstrakurikuler sebagai obyeknya. 3. Lamanya penelitian dibatasi selama enam minggu dari tanggal 7 Oktober s.d. 18 November 2013 di lapangan SMPN 2 Parigi dengan frekuensi latihan tiga kali seminggu untuk masing-masing bentuk latihan. 4. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan bulutangkis SMPN 2 Parigi. 5. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen. F. Batasan Istilah Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini diperlukan batasan yang jelas untuk menghindari penafsiran yang keliru. Adapun istilah yang harus didefinisikan adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh dikemukakan oleh Purwadarminta (1954:664) mengemukakan tentang pengertian pengaruh sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu (Orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dalam penelitian ini adalah dua perlakuan yang berbeda yaitu metode drill menggunakan tali dan metode tidak menggunakan tali terhadap hasil belajar keterampilan servis pendek dalam permainan bulutangkis. 2. Drill menggunakan tali Pengertian drill menurut Sugiyanto (1996:72) menyatakan, dalam metode drill siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukan secara berulang-ulang. Pengulangan gerakan ini dimaksudkan untuk mempermudah latihan keterampilan dasar servis pendek yang

8 bertujuan agar siswa/atlet lebih terarah dan tidak terlalu tinggi melakukan servis pendek di atas net. 3. Metode latihan tidak menggunakan tali Adalah latihan yang banyak dilakukan pada umumnya untuk melakukan servis pendek dengan ketinggian net tetap dengan tinggi 1,524 m di tengah lapangan. 4. Latihan Pengertian latihan dikemukakan oleh Harsono (1988:101) bahwa latihan atau training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. 5. Keterampilan Keterampilan menurut Mahendra (2007:25) adalah kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum. 6. Servis Pendek Servis pendek adalah teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis, dengan cara servis diarahkan pada bagian depan lapangan lawan,biasanya dilakukan dalam permainan ganda. tetapi akhir-akhir ini pemain tunggal juga banyak yang melakukan servis pendek dengan asumsi bahwa dengan melakukan servis pendek maka kita berada dalam posisi menyerang. Subarjah (2007:55). 7. Bulutangkis permainan bulutangkis adalah permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai objek pukul, melewati net dengan tinggi tertentu dan memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Subarjah (2007:103).

9 8. Peraturan Permainan Bulutangkis Definisi : a. Pemain (Player) : Seseorang yang bermain bulutangkis. b. Pertandingan (Match) : Perbandingan di bulutangkis antara dua sisi berlawanan yang masing-masing terdiri atas 1 atau 2 pemain. c. Tunggal (Singles) : Suatu pertandingan dimana ada 1 pemain di masingmasing sisi yang berlawanan. d. Ganda (Doubles) : Suatu pertandingan dimana ada 1 pemain di masingmasing sisi yang berlawanan. e. Sisi servis (Serving Side) : Sisi atau pihak yang berhak untuk melakukan servis. f. Sisi penerima (Receiving Side) : Sisi atau pihak yang berlawanan dengan sisi servis. g. Reli (Rally) : Rangkaian pukulan yang diawali dengan servis sampai shuttle-cock tidak dalam permainan. h. Pukulan (Stroke) : Gerakan raket pemain ke arah depan.