BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Karanganyar. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. semua itu kita pahami sebagai komitmen kebijakan Pemerintah Daerah kepada. efisien dengan memanfaatkan sumber anggaran yang ada.

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali.

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 11 SERI D TENTANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. 2.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BANYUWANGI

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tugas Pokok dan Fungsi

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KANTOR DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN KARO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tugas Pokok dan Fungsi

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 29 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 793 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 5 TAHUN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dijadikan studi kasus adalah Dinas Pendapatan,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI

Paragraf 2 Bagian Kesatu Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 22. Pasal 23

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

Evaluasi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kab. Wonogiri (Tahun Anggaran 1999/2000, 2000/2001, dan 2002)

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

`BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan. Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DPPKA KOTA SURAKARTA. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 10 TAHUN 2011

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

II Luwu Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesia Nomor 3826 );

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

JURNAL TESIS. Oleh : RR. LAKSMI HANDAYANINGSIH NPM :

1 of 6 02/09/09 11:59

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

BUPATI PATI PERATURANDAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Karanganyar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah, peranan masyarakat atau publik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini menjadi semakin penting. Masyarakat bukan lagi sebagai obyek pembangunan, tetapi juga sebagai subyek pembangunan. Otonomi daerah akan berdampak pada semakin besarnya wewenang dan tanggungjawab yang diberikan kepada daerah dalam mengelola pembangunan dan keuangan di daerahnya masing-masing. Disa,ping hal ini akan berdampak pada sejumlah dampak positif, perlu diantisipasi kemungkinan timbulnya dampak negatif. Salah satu dampak negatif desentralisasi dalam pengelolaan pembangunan dan keuangan daerah adalah kemungkinan bergesernya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dari pusat ke daerah. Guna mengantisipasi hal ini dimensi partisipasi dan akuntabilitas publik dalam pengelolaan pembangunan dan keuangan daerah menjadi penting. Salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan pembangunan keuangan daerah adalah dengan diwajibkannya pimpinan unit kerja

digilib.uns.ac.id di Pemerintah Daerah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan di lingkungan kerja pada setiap akhir tahun anggaran. Disamping itu, dalam pengelolaan anggaran daerah telah terjadi perubahan pendekatan yang harus lebih menekankan pada pentingnya aspek kinerja (performance). Dengan menerapkan anggaran kinerja (performance budgeting), pihak eksekutif yang tidak saja dituntut untuk mempertanggungjawabkan beberapa dan kemana setiap sumber dana yang dimiliki daerah teralokasi, tetapi juga harus melihat apakah dana teralokasi tersebut sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. 2. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar a. Kedudukan Kedudukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar adalah sebagai pengelola sumber Pendapatan Daerah yang bertanggungjawab kepada Bupati Karanganyar. Dibentuk berdasarkan ketentuan Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 9 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar. b. Kewenangan Bidang kewenangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar adalah pengelola pendapatan daerah. 2

digilib.uns.ac.id 3 c. Visi Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang kemana Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar akan diarahkan atau dibawa agar dapat eksis dan apa yang akan dicapai pada masa depan. Visi DPPKAD Kabupaten Karanganyar adalah menjadi dinas yang profesional di bidang pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi dalam rangka mendukung Kabupaten Karanganyar menuju tingkat pendapatan terkemuka di Jawa Tengah. d. Misi Dalam rangka mendukung atau mewujudkan misi yang telah ditetapkan dan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, maka misi DPPKAD Kabupaten Karanganyar adalah meningkatkan daya pengelolaan pendapatn daerah,fungsi pelayanan ketatausahaan,pelayanan masyarakat, pendapatan setiap tahun anggaran dan meningkatkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait dalam upaya peningkatan pendapatan daerah. e. Tujuan Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu 1 sampai 5 tahun ke depan. DPPKAD Kabupaten Karanganyar menetapkan tujuan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola sumber pendapatan daerah yang profesional,pelaksanaan sistem pendapatan yang efektif,pelayanan masyarakat, pendapatan setiap tahun

digilib.uns.ac.id anggaran serta meningkatkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait dalam upaya peningkatan pendapatan daerah. f. Sasaran Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dalam DPPKAD. Berdasarkan pengertian tersebut, DPPKAD Kabupaten Karanganyar menetapkan sasaran sebagai berikut : 1) Tersedia data potensi sumber-sumber pendapatan daerah khususnya pajak dan retribusi daerah melalui pendataan, penelitian, dan pengkajian. 2) Terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana sumber-sumber pendapatan daerah yang memadai. 3) Makin efektif dan efisien pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah. 4) Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah setiap tahun anggaran. 5) Terjalin hubungan atau kerjasama yang harmonis dengan semua pihak yang terkait dalam pengelolaan pendapatan daerah. 6) Terselenggaranya koordinasi yang mantap antar unit kerja pengelolaan pendapatan daerah dan dengan daerah tetangga di bidang pendapatan daerah. 7) Makin bertambahnya jenis sumber pendapatan daerah yang menunjang peningkatan pendapatan daerah. 4

digilib.uns.ac.id 5 3. Struktur Organisasi

digilib.uns.ac.id 4. Deskripsi dan Tupoksi Jabatan a. Kepala Dinas Kepala dinas memiliki tugas untuk membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasarkan asaz otonomi dan tugas pembantuan, merumuskan program kegiatan dinas berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas. b. Sekretariat Bagian sekretariat memiliki tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan perencanaan, keuangan, umum, dan kepegawaian di lingkungan Dinas serta merumuskan program kegiatan Sekretariat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. 1) Sekretariat terdiri atas : a) Kepala Sub Bagian Perencanaan Kepala Sub Bagian Perencanaan memiliki tugas untuk menyusun program kegiatan Sub Bagian Perencanaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan menjabarkan perintah 6

digilib.uns.ac.id 7 atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundangundangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b) Kepala Sub Bagian Keuangan Kepala Sub Bagian Keuangan memiliki tugas untuk menyusun program kegiatan Sub Bagian Keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksaan kegiatan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi petunjuk dan arahan secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas. c) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas untuk menyusun program kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan serta menyiapkan konsep naskah dinas bidang administrasi umum dan kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan memiliki tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan dibidang Pendaftaran dan Pendataan serta melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di

digilib.uns.ac.id lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal. 1.) Bidang Pendaftaran dan Pendataan terdiri atas : a) Kepala Seksi Pendaftaran Kepala Seksi Pendaftaran memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Pendaftaran dan mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas. b) Kepala Seksi Pendataan Kepala Seksi Pendataan memiliki tugas untuk menyusun rencana kegiatan dibidang pendataan, mencatat data obyek dan subyek serta menghimpun, mengelola, dan mencatat data obyek dan subyek pajak dan retribusi daerah. d. Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan memiliki tugas untuk merumuskan program kegiatan dibidang Penetapan dan Penagihan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, merekomendasi surat perjanjian yang ada hubungannya dengan tontonan untuk Pemberian saran teknis pembayaran pajaknya. 8

digilib.uns.ac.id 9 1.) Bidang Penetapan dan Penagihan terdiri atas : a) Kepala Seksi Penetapan Kepala Seksi Penetapan memiliki tugas untuk mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas dan menyiapkan blangko penerbitan surat ketetapan guna mendapatkan penetapan pajak dan retribusi dari Kepala Seksi Penetapan untuk diproses lebih lanjut. b) Kepala Seksi Penagihan Kepala Seksi Penagihan memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Penagihan serta menyusun program kegiatan di Seksi Penagihan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. e. Kepala Bidang Anggaran Kepala Bidang Anggaran memiliki tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan di Bidang Anggaran serta merumuskan program kegiatan di Bidang Anggaran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan. 1.) Bidang Anggaran terdiri atas : a.) Kepala Seksi Pengendalian Anggaran

digilib.uns.ac.id Kepala Seksi Pengendalian Anggaran memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran serta menyusun program kegiatan di Seksi Pengendalian Anggaran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. b.) Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran serta menyusun program kegiatan di Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. f. Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas memiliki tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan di Bidang Perbendaharaan dan Kas serta merumuskan program kegiatan di Bidang Perbendaharaan dan Kas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan. 1.) Bidang Perbendaharaan dan Kas terdiri atas : 10

digilib.uns.ac.id 11 a.) Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran serta menyusun program kegiatan di Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. b.) Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Penerimaan dan Pengeluaran serta menyusun program kegiatan di Seksi Penerimaan dan Pengeluaran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. g. Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah memiliki tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan di Bidang Akuntansi dan Aset Daerah serta merumuskan program kegiatan di Bidang Akuntansi dan Aset Daerah

digilib.uns.ac.id berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan. 1.) Bidang Akuntansi dan Aset Daerah terdiri atas : a.) Kepala Seksi Akuntansi Kepala Seksi Akuntansi memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daeerah dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Pengendalian Akuntansi serta menyusun program kegiatan di Seksi Akuntansi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. b.) Kepala Seksi Aset daerah Kepala Seksi Aset daerah memiliki tugas untuk membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daeerah dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Aset Daerah serta menyusun program kegiatan di Seksi Aset Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. 12

digilib.uns.ac.id 13 B. LATAR BELAKANG MASALAH Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan atau yang biasa dikenal BPHTB telah diresmikan menjadi pajak daerah (local tax) oleh Kementerian Keuangan pada 1 Januari 2011. Pengalihan wewenang pemungutan BPHTB dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) sudah tidak lagi melayani pengelolaan pelayanan BPHTB mulai tanggal 1 Januari 2011. Wajib pajak yang akan melaporkan pembayaran BPHTB sehubungan dengan proses transaksi properti yang dilakukannya akan langsung ditangani oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota setempat. Pelayanan BPHTB sangat tergantung dari kesiapan Kabupaten/ Kota untuk menentukan, apakah pengelolaan BPHTB di wilayahnya akan dilaksanakan atau tidak.dengan pengalihan ini diharapkan BPHTB akan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup potensial bagi daerah tertentu, dibandingkan dari keseluruhan penerimaan pajak lain selama ini. Pemerintah Daerah yang bersangkutan harus terlebih dahulu memiliki Peraturan Daerah (Perda) yang mengaturnya, jika tidak memiliki Perda maka Pemerintah Daerah tidak boleh memungut BPHTB. Masyarakat juga perlu menyadari bahwa kedepannya akan terjadi keberagaman sistem dan pola pemungutan BPHTB di 492 Kabupaten/ Kota, dimana setiap Pemerintah Daerah diberikan kebebasan untuk mengelola sesuai dengan kemampuannya.

digilib.uns.ac.id Hasil survey kesiapan daerah yang dilakukan oleh Kemenkeu per tanggal 23 Desember 2010, dari 492 daerah yang akan memungut BPHTB, terdapat sekitar 160 daerah yang sudah siap memungut pajak tersebut. Salah satu daerah yang sudah siap memungut BPHTB adalah Kabupaten Karanganyar. Saat ini indikator kesiapan di Kabupaten Karanganyar adalah Perda Nomor 8 Tahun 2010. Kantor yang diberikan wewenang untuk melayani pengelolaan pelayanan BPHTB adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar. Dalam melaksanakan wewenang tersebut, terdapat persoalan umum yang timbul antara lain, dari segi kemampuan aparat daerah dalam menentukan basis pajak dan pelayanan kepada masyarakat. Masalah lain yang terjadi adalah masih terbatasnya pengalaman daerah dalam pengembangan sistem informasi dan pengembangan infrastruktur penunjang. Salah satu permasalahan yang terjadi di Kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar berada pada fungsi pelayanan (Surat Setoran Pajak Daerah) SSPD- BPHTB. Pelayanan yang dimaksud mengenai sistem verifikasi BPHTB terutama pada pelaksanaan prosedur permohonan penelitian SSPD-BPHTB beserta data/ dokumen pendukung lainnya. Pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemungutan BPHTB antara lain, DPPKAD, Pejabat pembuat Akta Tanah (PPAT) dan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Peran PPAT adalah menyediakan data/ dokumen yang akan diajukan untuk diverifikasi oleh DPPKAD. Data yang diajukan oleh PPAT tidak semuanya dapat langsung diverifikasi. Hal ini karena adanya ketidakakuratan data dari PPAT baik data perhitungan maupun data pendukung. Ketidakakuratan data tersebut disebabkan 14

digilib.uns.ac.id 15 tidak adanya transparansi dalam hal pajak BPHTB antara PPAT dengan DPPKAD. Selain itu, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengetahui peraturan juga menyebabkan ketidakakuratan data. Dampak dari tidak adanya transparansi adalah munculnya (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) SPPT palsu dan pencantuman harga transaksi dalam pengalihan hak yang tidak sesuai dengan harga sebenarnya. Pihak DPPKAD perlu mencari kebenaran pencantuman data baik itu data perhitungan maupun data pendukung. Masyarakat (Wajib Pajak dan PPAT) juga perlu menyadari arti pentingnya pajak sebagai sumber penerimaan untuk pelaksanaan pemerintahan dalam pembangunan daerah. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul EVALUASI KETIDAKAKURATAN DATA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) TAHUN 2011-2012 DI KABUPATEN KARANGANYAR

digilib.uns.ac.id C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penulisan yang berkaitan dengan judul sebagai berikut :. 1. Apa saja bentuk ketidakakuratan data di Kabupaten Karanganyar? 2. Apa saja upaya yang telah dilakukan oleh pihak DPPKAD dalam menghadapai permasalahan ketidakakuratan data yang terjadi di Kabupaten Karanganyar?. 3. Bagaimana proses penerapan upaya yang telah dilakukan hingga saat ini? D. Tujuan Penelitian Dari permasalahan di atas, maka secara keseluruhan tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Menelusuri bentuk dari ketidakakuratan data di Kabupaten Karanganyar. 2. Mencari solusi yang telah dilakukan oleh pihak DPPKAD dalam menghadapi permasalahan ketidakakuratan yang terjadi di Kabupaten Karanganyar. 3. Mengevaluasi sejauh manakah penerapan solusi yang dilakukan oleh DPPKAD hingga saat ini. E. Manfaat Penelitian 1. Berdasarkan Teori Manfaat penulisan berdasarkan teori yaitu dapat menambah informasi, pengetahuan dan wawasan tentang dunia perpajakan, khususnya mengenai kasus ketidakakuratan data dari PPAT yang sangat memperngaruhi proses pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan di Kabupaten Karanganyar. 16

digilib.uns.ac.id 17 2. Berdasarkan Praktek Manfaat penulisan berdasarkan praktek yaitu untuk menambah pengalaman dalam hal perpajakan, khususnya mengenai pengalaman penulis dalam hal verifikasi BPHTB yang sesuai dengan prosedur dan ketetapan dalam Undang Undang Perpajakan. F. Metode Penelitian Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan profesional lainnya. Kerlinger (1986) 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Karanganyar,dengan lokasi pengambilan data di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar sebagai kantor yang diberikan wewenang untuk melayani pengelolaan pelayanan BPHTB adalah Jenis Data. 2. Jenis Data a. Menurut sifatnya : 1.) Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka. 2.) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. b. Menurut sumber data : 1.) Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisai.

digilib.uns.ac.id 2.) Data eksternal adalah data yang menggambarkan di luar suatu organisasi. c. Menurut waktu pengumpulannya : 1.) Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan pada waktu tersebut. 2.) Data berkala time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan/ pertumbuhan. 3. Sumber Data a. Data Primer Data Primer yaitu teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian atau karya ilmiah yang diperoleh dari sumber pertama dan biasanya belum diolah (Ketut, 2009). Sumber data yang digunakan pada data primer ini mengenai pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam Jual-Beli Tanah dan atau Bangunan di Kabupaten Karanganyar. b. Data Sekunder Data Sekunder yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari sumber lain atau pihak kedua dan data ini biasanya sudah dalam keadaan diolah (Ketut, 2009). Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari buku-buku, makalah-makalah, undangundang pajak. 18

digilib.uns.ac.id 19 4. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan langsung terhadap sesuatu yang dijadikan objek penelitian (Korrie Layun, 2000). Dalam teknik pengumpulan data ini penulis melakukan pengamatan terhadap pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam Jual-Beli Tanah dan atau Bangunan di Kabupaten Karanganyar. b. Metode Wawancara Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan yang dilakukan antara dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai (E. Zaenal dan Amran, 2000). Penulis melakukan wawancara dengan staf yang bertugas melayani transaksi pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam Jual- Beli Tanah dan atau Bangunan di Kabupaten Karanganyar. c. Metode Pustaka Metode pengumpulan data atau informasi dengan cara menelaah buku-buku literature, peraturan perundang-undangan perpajakan, keputusan dan surat edaran di bidang perpajakan, serta literature lain yang berkaitan dengan penyusunan Tugas Akhir ini.