LP3A TA 115 SENTRA TENUN ATBM MEDONO PEKALONGAN BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

LP3A TA 115 SENTRA TENUN ATBM MEDONO PEKALONGAN KATA PENGANTAR

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

PEKALONGAN BATIK CENTER

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Perindustrian Depperindagkop Kota Pekalongan). Begitu dalam pengaruh batik bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

SENTRA BATIK TULIS LASEM Nanda Nurani Putri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN 1 PAUD DAN SD ALAM DI SEMARANG TUGAS AKHIR 115 ALIZA MELINDA (L2B ) 1.1 Latar Belakang

RELOKASI SEKOLAH DASAR ISLAM PANGERAN DIPONEGORO SEMARANG

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI Jawa Tengah

TSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEMPAT REHABILITASI ANAK

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan Latar belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN Dengan Penekanan Desain Sustainable Settlement

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE SETTLEMENT

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MTs Al Munawaroh Kupu Sebagai Boarding School di Kabupaten Tegal BAB I PENDAHULUAN

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

Institut Seni Indonesia di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Umum dengan Konsep Edutainment di Yogyakarta Penekanan Desain Arsitektur Organik. 1.

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

WATERPARK DI PANTAI MARON SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Bab I Pendahuluan. Tabel 1.1. Tabel Hasil Penjualanan Sepeda Motor di Indonesia Tahun2013 Sumber: otonity.com (di unduh pada 1 Januari 2014)

APARTEMEN MAHASISWA DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Redesain Pusat Kegiatan Budaya Melayu di Pekanbaru 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

Tugas Akhir Periode 135 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

COMMUNITY CENTER di BSD City (Penekanan Desain GREEN ARCHITECTURE) TA-118 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B

GALERI BATIK DI SURAKARTA

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenun ATBM merupakan kerajinan yang berupa kain yang dibuat dari benang dengan cara memasuk-masukkan pakan secara melintang pada lungsin, yang dikerjakan dengan Alat Tenun Bukan Mesin.Indonesia sangat kaya akan hasil tenun tradisional yang beraneka ragam, masing-masing daerah mempunyai keunikan ragam hias yang dipengaruhi oleh adat istiadat budaya setempat, serta alat yang digunakan. Salah satu daerah penghasil tenun ATBM adalah Kota Pekalongan.Pemerintah Kota Pekalongan terus berusaha mengembangkan kerajinan tenun ATBM.Salah satu programnya adalah dengan sentralisasi industri tenun ATBM.Sentra industri tenun ATBM Kota Pekalongan berada di Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat. Kelurahan Medono ini berada tidak jauh dari pusat kota, sehingga relatif mudah dijangkau. Para pengrajin di Medono banyak memproduksi kain tenun berbahan dasar benang.ratusan tenaga kerja terserap dalam usaha tenun ini.industri di sentra tenun ATBM Medono ini termasuk kategori industri kecil menengah.para pengrajin yang rumahnya berada di jalan utama menciptakan sebuah showroom di rumah tinggalnya, jadi muncullah rumah-rumah produksi yang merupakan gabungan dari rumah tinggal, showroom, dan workshop (bengkel kerja). Sentra ini belum memiliki sarana dan fasilitas bersama.selain itu, belum ada pengembangan kawasan sehingga belum terbentuk kawasan industri terpadu yang memfasilitasi berbagai macam kegiatan.showroom dan penjualan hanya ada pada tiap-tiap rumah yang berada di tepi jalan utama.belum adanya showroom bersama, serta parkir kawasan yang belum memadai.masing-masing pengusaha dan pengrajin bergerak sendiri-sendiri, belum ada sebuah wadah komunikasi bersama berupa koperasi, paguyuban atau kelompok bersama.diperlukan pula wadah berupa ruang yang menjadi 1

sarana komunikasi dan pengembangan bagi para pengrajin dan pengusaha tenun ATBM di Medono. Pengrajin tenun ATBM awalnya berasal dari daerah Comal, kemudian warga Medono juga ikut serta mempelajari tentang pembuatan tenun.warga Kota Pekalongan dan sekitarnya pun, kurang mengetahui tentang tenun dan pembuatannya.pengetahuan tentang tenun tidak banyak diketahui orang, hanya menjadi pengetahuan dan keahlian bagi para pengrajin tenun. Oleh karena itu, diperlukan juga sarana yang memfasilitasi dalam hal pengenalan, pendidikan, serta pelestarian tenun ATBM itu sendiri, agar informasi tentang proses, produk serta perkembangan tenun ATBM Pekalongan dikenal dan diketahui oleh masyarakat umum. Saranasarana ini alangkah baiknya jika terintegrasi dengan sentra industri yang sudah ada, serta masih ada korelasi dengan pengrajin-pengrajin. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satu solusinya adalah mengembangkan dan menata kawasan sentra tenun ATBM Medono Pekalongan. Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan ini mengangkat konsep paket wisata berupa sentra yang berupa fasilitas bersama atau kolektif yang mengangkat fungsi promosi dan informasi, komersial/perdagangan, pendidikan dan pelatihan, serta komunikasi dan pengembangan bagi para pengrajin. Fasilitas bersama atau kolektif ini terintegrasi dengan kawasan dan pengrajin-pengrajin setempat. Ketersediaan fasilitas bersama atau kolektif, yang dilengkapi dengan sarana umum, serta integrasi dengan pengrajin-pengrajin dapat menjadi paket wisata dan pengembangan perdagangan di Kota Pekalongan umumnya, di Medono khususnya Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya adanya sebuah Perencanaan dan Perancangan Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan yang merupakan penataan kawasan sentra industri tenun ATBM Pekalongan di Medono, dengan mengusung konsep paket wisata dan pengembangan perdagangan, yaitu dengan cara penyediaan fasilitas bersama atau kolektif yang terintegrasi dengan pengusaha atau 2

pengrajin-pengrajin tenun ATBM setempat. Sehingga, dapat mengakomodasi kebutuhan kapasitas ruang, kelengkapan fasilitas, maupun dari segi kualitas arsitekturnya yang mengangkat citra arsitektur setempat dan menyampaikannya dengan bahasa baru.maka, penekanan desain yang sesuai adalah arsitektur neo-vernakular.perencanaan dan perancangan ini lebih terfokus pada Sentra, yang merupakan bangunan fungsi bersama atau kolektif. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Memperoleh suatu landasan perencanaan dan perancangan Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan yang representatif ditinjau dari segi pemenuhan kebutuhan ruang beserta persyaratan teknisnya sekaligus dari segi keamanan dan kenyamanan bagi pengguna dengan konsep dan sistem yang jelas, serta dari sisi arsitektural dengan penekanan desain yang dipilih. 1.2.2 Sasaran Tersusunnya langkah-langkah kegiatan penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ()Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect). 1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat Secara Subyektif Tersusunnya sebuah Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang dapat digunakan sebagai acuan untuk proses perancangan grafis Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan. 1.3.2 Manfaat Secara Obyektif Perencanaan dan perancangan Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan dengan konsep keterpaduan antara fasilitas bersama dan pengrajin-pengrajin setempat secara langsung, sehingga berpotensi 3

menjadi sebuah paket wisata tenun ATBM, serta dengan penekanan desain Arsitektur Neo-Vernakular ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan kawasan sentra tenun ATBM di Pekalongan. 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup pada penyusunan studi ini adalah pembahasan mengenai perencanaan dan perancangan Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan sebagai sebuah bangunan sentra tenun ATBM yang memfasilitasi fungsi penjualan, promosi dan informasi, pendidikan dan pelatihan, serta sebagai wadah komunikasi dan pengembangan bagi para pengrajin,dimana fasilitas ini terintegrasi dengan pengrajin-pengrajin, sehingga dapat menjadi salah satu alternatif wisata belanja dan wisata budaya di Kota Pekalongan, dengan penerapan konsep paket wisata dan pengembangan perdagangan, serta penerapanarsitektur neo-vernakular yang memperhatikan lingkungan sekitar dan budaya setempat.perencanaan dan perancangan lebih terfokus pada bangunan Sentra sebagai fasilitas bersama di kawasan industri kerajinan tenun ATBM di Medono. 1.4.2 Ruang Lingkup Spasial Meliputi aspek kontekstual tapak dengan memperhatikan potensi, kendala dan prospek perencanaan dan perancangan Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan.Secara administratif adalah daerah perencanaan Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan yang terletak di Kota Pekalongan, khususnya kawasan sentra tenun ATBM Medono di Kelurahan Medono Kecamatan Pekalongan Barat. 1.5 Metode Pembahasan Metode pembahasan dilakukan dengan mengadakan pengumpulan data primer dan sekunder untuk kemudian dianalisa untuk memperoleh dasar- 4

dasar program perencanaan dan perancangan. Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain : 1. Metode deskriptif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Data yang diperoleh merupakan data yang terdiri dari : Data Primer : Wawancara dengan narasumber untuk mendapatkan informasi. Observasi lapangan. Data Sekunder : Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan pusat penelitian, juga berkaitan dengan pengembangan dari lokasi yang akan digunakan. 2. Metode dokumentatif, yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan membuat gambar dari kamera digital. 3. Metode komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap Sentra Tenun Troso Jepara, Sentra Ukir Tahuna Jepara, Sentra Industri Seni Patung dan Ukir Desa Mulyoharjo Jepara, serta Kampung Batik Laweyan Solo. Selanjutnya dari data - data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan. 1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur disusun dengan urutan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 5

Penjabaran mengenai Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Manfaat, Ruang Lingkup, Metode Pembahasan, Sistematika Pembahasan, dan Alur Pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penjabaran mengenai Tinjauan Tentang Sentra Industri, Tinjauan Tentang Tenun ATBM, dan Tinjauan Perencanaan Sentra Tenun ATBM Medono, Tinjauan Studi Banding, serta kajian pustaka lain yang diperlukan. BAB III TINJAUAN DATA Berisi tentang Tinjauan Kelurahan Medono secara umum, sertatinjauan Sentraindustri Tenun ATBM Medono secara khusus. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi hasil kesimpulan, batasan dan anggapan mengenai perencanaan dan perancangan Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan yang akan dilakukan. BAB V PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang proses pengkajian, penilaian, analisis tentang teori, konsep, kriteria dan standar untuk mendapatkan sebuah perencanaan dan perancangan yang mempertimbangkan aspekaspek yang berkaitan meliputi Aspek Fungsional, Aspek Kontekstual, Aspek Kinerja, Aspek Teknis dan Aspek Arsitektural. BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi hasil akhir dari pendekatan perencanaan dan perancangan Sentra Tenun ATBM Medono Pekalongan, seperti program ruang dan program tapak. 6

1.7 Alur Pikir Aktualita Medono merupakan sentra Industri tenun di Kota Pekalongan Di sentra Industri Medono tidak ada wadah fasilitas bersama/kolektif Tidak ada pengelolaan bersama berupa koperasi/paguyuban/kelompok usaha Proses produksi dilakukan di rumah, begitu pula dengan showroom, dengan akses langsung ke showroom, kemudian rumah tinggal, workshop di belakang Urgensi Kebutuhan sebuah sarana yang mewadahi para pengrajin untuk mengenalkan produk, promosi dan menjualkan secara kolektif, serta untuk pengembangan kelompok usaha Kebutuhan sarana bagi warga Medono, warga Pekalongan, serta masyarakat pada umumnya untuk mempelajari/mengetahui tentang tenun dan cara pembuatannya Kebutuhan akan sarana perbelanjaan kolektif. SENTRA TENUN ATBM Perencanaan dan Perancangan sebuah sentra berupa fasilitas bersama/kolektif tetapi masih menjadi satu kesatuan di dalam sentra industri tersebut dan masih memiliki korelasi dengan pengrajin-pengrajin setempat Penataan Kawasan dengan menghubungkan fasilitas bersama dengan sentra industri, danpengrajin-pengrajin setempat Sebuah Sentra sebagai suatu fasilitas bersama/kolektif Sentra Industri Peta kelurahan Medono Persebaran pengrajin Fasus dan fasum Kelurahan Medono Kondisi Fisik Aksesibilitas antara fasilitas bersama dengan pengrajin Data produk Data pengrajin. Model dan sistem showroom dan ruang pamer Jenis-jenis produk Alat dan bahan Model pelatihan Kegiatan kelompok/paguyuban/koper asi pengrajin Fungsi: Informasi dan Promosi: pengenalan produk, informasi pasar, dsb. Perdagangan Pendidikan (edukasi): pengetahuan tentang tenun dan pelatihan pembuatan tenun Komunikasi dan pengembangan: bagi para pengrajin. Usulan desain rumah produksi Studi Banding Studi Literatur Wawancara 7

Perencanaan Pengguna Aktivitas Kebutuhan ruang Standar Kapasitas Program ruang Perancangan Data tapak Penekanan desain Struktur bangunan dan kawasan Efisiensi lahan LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR () SENTRA TENUN ATBM 8