PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA No. 41 / VI / 15 Agustus 2003 INDONESIA TRIWULAN II TAHUN 2003 TUMBUH 1,59 PERSEN! Indonesia pada triwulan II tahun 2003 meningkat sebesar 1,59 persen dibanding triwulan I tahun 2003. Peningkatan tersebut bersumber dari semua sektor ekonomi.! Indonesia pada triwulan II tahun 2003 dibanding triwulan yang sama tahun 2002 mengalami pertumbuhan sebesar 3,76 persen.! Secara kumulatif, semester pertama tahun 2003 dibandingkan dengan semester pertama tahun 2002 meningkat sebesar 3,62 persen.! Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2003 mencapai Rp.433,3 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 1993 pada triwulan II tahun 2003 adalah Rp.110,3 triliun.! Pengeluaran konsumsi rumahtangga pada triwulan II tahun 2003 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2003 meningkat secara riil sebesar 1,79 persen. Pada periode yang sama pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat sebesar 7,24 persen, pembentukan modal tetap bruto (investasi fisik) meningkat sebesar 0,49 persen dan ekspor meningkat sebesar 1,46 persen. Sebaliknya impor pada periode tersebut menunjukkan penurunan sebesar minus 5,76 persen.! Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, pada triwulan II tahun 2003 pengeluaran konsumsi rumahtangga dan pengeluaran konsumsi pemerintah secara riil meningkat masing-masing sebesar 4,68 persen dan 9,22 persen. Demikian pula pembentukan modal tetap bruto (investasi fisik) dan ekspor pada periode tersebut meningkat masing-masing sebesar 4,87 persen dan 0,16 persen. Sementara itu impor triwulan II tahun 2003 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2002 mengalami penurunan sebesar minus 2,19 persen.! Dibandingkan dengan semester yang sama tahun 2002, pada semester pertama tahun 2003 semua komponen penggunaan mengalami peningkatkan terutama komponen pengeluaran kosumsi pemerintah yang meningkat sebesar 8,11 persen. Peningkatan besar lainnya yaitu pembentukan modal tetap bruto (investasi fisik), pengeluaran konsumsi rumahtangga, impor dan ekspor masing-masing sebesar 5,86 persen, 4,27 persen, 3,46 persen dan 0,41 persen. Berita Resmi Statistik No.41 / VI / 15 Agustus 2003 1

I. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II TAHUN 2003 Kinerja perekonomian Indonesia yang digambarkan oleh perkembangan atas dasar harga konstan 1993, pada triwulan II tahun 2003 meningkat sebesar 1,59 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan ini terjadi pada semua sektor ekonomi. Sektor pertanian pada triwulan II tahun 2003 mengalami pertumbuhan sebesar 2,98 persen setelah terjadi peningkatan sebesar 16,84 persen pada triwulan I tahun 2003. Pada triwulan II, pertumbuhan sektor ini disebabkan oleh tumbuhnya subsektor tanaman perkebunan sebesar 71,84 persen dan subsektor perikanan sebesar 4,78 persen. Sektor industri pengolahan mengalami kenaikan sebesar 0,97 persen. Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan II ini bersumber pada kenaikan sub sektor industri pengolahan bukan migas sebesar 1,45 persen dan penurunan pada subsektor migas sebesar minus 3,87 persen. Sektor listrik-gas-air bersih meningkat sebesar 4,40 persen pada triwulan II 2003, sedangkan pada triwulan I tahun 2003 mengalami penurunan sebesar minus 4,87 persen. Sektor bangunan meningkat pada triwulan II sebesar 1,45 persen sedang pada triwulan I sebelumnya mengalami penurunan sebesar minus 1,62 persen. Sektor perdagangan-hotel-restoran menunjukan kenaikan sebesar 1,53 persen pada triwulan II dan pada triwulan I 2003 sebesar 1,27 persen. Sektor pengangkutan-komunikasi meningkat sebesar 1,60 persen pada triwulan II dan pada triwulan sebelumnya meningkat sebesar 0,88 persen. Sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa masingmasing meningkat sebesar 0,98 persen dan 0,77 persen pada triwulan II, sedang pada triwulan I tumbuh sebesar 1,33 persen untuk sektor keuangan dan 0,31 persen untuk sektor jasa-jasa. Indonesia pada triwulan II tahun 2003 bila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2002 dapat mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi faktor musim. Hasil perbandingan kedua angka triwulan ini menunjukkan peningkatan pada semua sektor ekonomi. Secara total Indonesia meningkat sebesar 3,76 persen. Sektor pertanian meningkat sebesar 1,60 persen, sektor pertambangan-penggalian sebesar 4,42 persen, sektor industri pengolahan sebesar 2,78 persen, listrik-gas-air bersih 7,49 persen, bangunan 5,23 persen, perdagangan-hotelrestoran 4,61 persen, pengangkutan-komunikasi 7,34 persen, keuangan dan jasa-jasa masingmasing sebesar 5,78 persen dan 2,19 persen. 2 Berita Resmi Statistik No.41 / VI / 15 Agustus 2003

TABEL 1. LAJU PERTUMBUHAN MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Laju Pertumbuhan Berantai Triw I 2003 Triw II 2003 LAPANGAN USAHA Triw I 2003 Triw II 2003 Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Triw I 2002 Triw II 2002 Triw IV 2002 Triw I 2003 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Persh. 9. Jasa-jasa 16,84-3,83-0,47-4,87-1,62 1,27 0,88 1,33 0,31 2,98 1,87 0,97 4,40 1,45 1,53 1,60 0,98 0,77 4,32-0,80 2,28 5,70 5,28 4,28 6,81 6,22 1,96 1,60 4,42 2,78 7,49 5,23 4,61 7,34 5,78 2,19 TANPA MIGAS 2,08 2,79 1,59 1,93 3,47 4,50 3,76 4,66 semester pertama tahun 2003 dibandingkan dengan semester pertama tahun 2002 menunjukkan kenaikan sebesar 3,62 persen. Pertumbuhan ini ditunjang oleh sektor pertanian yang meningkat sebesar 2,92 persen; sektor pertambangan-penggalian meningkat 1,77 persen; sektor industri pengolahan meningkat 2,53 persen, sektor listrik-gas-air bersih meningkat 6,61 persen, bangunan sebesar 5,26 persen, perdagangan-hotel-restoran sebesar 4,45 persen, pengangkutan-komunikasi sebesar 7,07 persen, keuangan sebesar 6,00 persen dan jasa-jasa sebesar 2,08 persen. II. NILAI HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 1993 TRIWULAN I DAN II TAHUN 2003 Pada triwulan I tahun 2003 atas dasar harga berlaku mencapai Rp.426,6 triliun, kemudian pada triwulan II tahun 2003 mencapai Rp. 433,3 triliun. Atas dasar harga konstan 1993, triwulan I tahun 2003 mencapai Rp.108,6 triliun dan triwulan II tahun 2003 adalah Rp.110,3 triliun. Berita Resmi Statistik No.41 / VI / 15 Agustus 2003 3

TABEL 2. MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 1993 (Triliun Rupiah) Harga Berlaku Harga Konstan 1993 LAPANGAN USAHA Tr I 2003 Tr II 2003 Tr I 2003 Tr II 2003 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Persh. 9. Jasa-jasa 78,5 44,2 105,3 8,3 25,1 69,7 27,2 28,1 40,1 77,3 44,2 106,3 9,1 25,7 71,4 28,3 28,5 42,4 17,4 9,9 28,6 1,9 6,4 17,7 8,8 7,8 10,0 18,0 10,1 28,9 2,0 6,5 18,0 8,9 7,9 10,1 TANPA MIGAS 426,6 384,8 433,3 392,5 108,6 100,8 110,3 102,7 Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan II tahun 2003 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp. 106,3 triliun atau mempunyai andil sebesar 24,54 persen terhadap total, kemudian sektor pertanian Rp. 77,3 triliun (17,85%), disusul perdagangan sebesar Rp.71,4 triliun (16,48%). Sektor ekonomi lainnya masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto dibawah Rp. 50 triliun. Pada perhitungan harga konstan 1993, ketiga sektor diatas, memberikan nilai tambah bruto berturutturut sebesar Rp.28,9 triliun, Rp.18,0 triliun dan Rp.18,0 triliun. Nilai tambah bruto sektor pertambangan-penggalian serta jasa-jasa masing-masing sebesar Rp. 10,1 triliun. Sektor ekonomi lainnya masing-masing menghasilkan nilai dibawah Rp. 9 triliun. III. STRUKTUR MENURUT LAPANGAN USAHA TRIWULAN II TAHUN 2002 DAN TRIWULAN II TAHUN 2003 Perbandingan peranan antar sektor ekonomi pada triwulan II tahun 2003 menunjukkan bahwa hampir separoh (42,39%) dari atas dasar harga berlaku berasal dari sektor pertanian dan industri pengolahan. Masing-masing sektor ini memberikan kontribusi 17,85 persen dan 24,54 persen terhadap. 4 Berita Resmi Statistik No.41 / VI / 15 Agustus 2003

TABEL 3. STRUKTUR MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2001-2003 (Persentase) Triwulan II LAPANGAN USAHA 2001 2002 2002 2003 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 16,99 13,23 24,98 1,46 5,88 16,16 5,23 6,31 9,75 17,47 11,91 25,01 1,81 5,74 16,08 6,05 6,56 9,38 17,81 13,03 24,55 1,73 5,64 15,77 5,82 6,52 9,14 17,85 10,20 24,54 2,09 5,94 16,48 6,53 6,57 9,80 TANPA MIGAS 87,03 88,30 87,09 90,59 Pada triwulan II tahun 2003 peranan sektor pertanian terhadap adalah sebesar 17,85 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 24,54 persen. Ini berarti peranan sektor pertanian pada harga berlaku triwulan II tahun 2003 meningkat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2002, sedangkan sektor industri mengalami sedikit penurunan. Urutan peranan masing masing sektor ekonomi dari yang terbesar hingga yang terkecil sampai dengan triwulan II tahun 2003 tidak mengalami perubahan yaitu; (1) industri pengolahan, (2) pertanian, (3) perdagangan-hotel-restoran, (4) pertambangan dan penggalian, (5) jasa-jasa, (6) keuangan-persewaan-jasa perusahaan, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) bangunan dan (9) listrik-gas-air bersih. IV. MENURUT PENGGUNAAN TRIWULAN II TAHUN 2003 Ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, Indonesia triwulan II tahun 2003 digerakkan oleh semua komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumahtangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik, dan ekspor maupun impor. Pengeluaran konsumsi rumahtangga secara riil (atas dasar konstan 1993) meningkat dari Rp. 76,9 triliun pada triwulan I tahun 2003 menjadi Rp. 78,2 triliun pada tiwulan II tahun 2003 Berita Resmi Statistik No.41 / VI / 15 Agustus 2003 5

atau naik sekitar 1,79 persen. Pengeluaran konsumsi rumahtangga atas dasar harga berlaku naik dari Rp. 306,1 triliun pada triwulan I tahun 2003 menjadi Rp. 310,8 triliun pada triwulan II tahun 2003 atau naik sekitar 1,52 persen. Pada triwulan II tahun 2003 pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I tahun 2003. Besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan 1993 meningkat dari Rp. 8,5 triliun pada triwulan I tahun 2003 menjadi Rp. 9,1 triliun pada triwulan II tahun 2003 atau tumbuh sebesar 7,24 persen. Atas dasar harga berlaku, pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat dari Rp. 33,0 triliun pada triwulan I tahun 2003 menjadi Rp. 37,5 triliun pada triwulan II tahun 2003 atau meningkat sebesar 13,73 persen. TABEL 4. LAJU PERTUMBUHAN KOMPONEN-KOMPONEN PENGGUNAAN (Persentase) Laju Pertumbuhan Berantai JENIS PENGGUNAAN Triw I 2003 Terhadap Triw IV 2002 Triw II 2003 Terhadap Triw I 2003 Triw II 2003 Terhadap Triw II 2002 (1) (2) (3) (4) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4. Ekspor Barang dan Jasa 5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -1,23-15,46-4,41 1,57-6,96 1,79 7,24 0,49 1,46-5,76 4,68 9,22 4,87 0,16-2,19 2,08 1,59 3,76 Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada triwulan II tahun 2003 atas dasar harga konstan 1993 mencapai sebesar Rp 24,5 triliun meningkat sekitar 0,49 persen bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2003 yang sebesar Rp. 24,4 triliun. Atas dasar harga berlaku, PMTB mengalami peningkatan dari Rp. 86,0 triliun pada triwulan I tahun 2003 menjadi Rp. 88,2 triliun pada triwulan II tahun 2003 atau meningkat sekitar 2,54 persen. Nilai ekspor pada triwulan II tahun 2003 berdasarkan harga konstan 1993 naik sebesar 1,46 persen dibandingkan triwulan I tahun 2003, yaitu dari Rp. 29,0 triliun menjadi Rp. 29,5 triliun. Atas dasar harga berlaku, ekspor turun dari Rp.136,9 triliun pada triwulan I 2003 menjadi Rp. 135,2 triliun pada triwulan II 2003 atau turun sekitar minus 1,23 persen. Dilihat 6 Berita Resmi Statistik No.41 / VI / 15 Agustus 2003

dari kontribusinya terhadap atas dasar harga berlaku, kontribusi nilai ekspor triwulan II tahun 2003 sebesar 31,21 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2003 sebesar 32,08 persen dan dengan triwulan yang sama (triwulan II) tahun 2002 sebesar 35,21 persen. Impor Indonesia atas dasar harga konstan 1993 turun sebesar minus 5,76 persen, dari Rp. 24,6 triliun pada triwulan I tahun 2003 menjadi Rp. 23,2 triliun pada triwulan II tahun 2003. Demikian pula impor atas dasar harga berlaku turun dari Rp. 114,9 pada triwulan I tahun 2003 menjadi Rp. 102,2 triliun pada triwulan II tahun 2003, atau turun sebesar minus 11,06 persen. Kontribusi nilai impor terhadap pada triwulan II tahun 2003 sebesar 23,59 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2003 sebesar 26,94 persen dan dengan triwulan yang sama (triwulan II) tahun 2002 sebesar 27,01 persen. Pada komponen-komponen penggunaan terlihat adanya percepatan laju pertumbuhan bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2003. Laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumahtangga naik dari minus 1,23 persen pada triwulan I tahun 2003 menjadi 1,79 persen pada triwulan II tahun 2003; pengeluaran konsumsi pemerintah dari minus 15,46 persen (triwulan I/2003) menjadi 7,24 persen (triwulan II/2003); dan pembentukan modal tetap bruto dari minus 4,41 persen (triwulan I/2003) menjadi 0,49 persen (triwulan II/2003). Tetapi laju pertumbuhan ekspor melambat dari 1,57 persen (triwulan I/2003) menjadi 1,46 persen (triwulan II/2003), dan impor laju pertumbuhan penurunannya berkurang dari minus 6,96 persen pada triwulan I tahun 2003 menjadi minus 5,76 persen pada triwulan II tahun 2003. TABEL 5. PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 (Triliun Rupiah) Harga Berlaku Harga Konstan 1993 JENIS PENGGUNAAN Tr I 2003 Tr II 2003 Tr I 2003 Tr II 2003 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4. Perubahan Stok 5. Ekspor Barang dan Jasa 6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 306,1 33,0 86,0-20,5 136,9 114,9 310,8 37,5 88,2-36,2 135,2 102,2 76,9 8,5 24,4-5,6 29,0 24,6 78,2 9,1 24,5-7,8 29,5 23,2 426,6 433,3 108,6 110,3 Berita Resmi Statistik No.41 / VI / 15 Agustus 2003 7

TABEL 6. DISTRIBUSI KOMPONEN-KOMPONEN PENGGUNAAN TAHUN 2002-2003 (Persentase) Triwulan I Triwulan II JENIS PENGGUNAAN 2002 2003 2002 2003 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4. Perubahan Stok 5. Ekspor Barang dan Jasa 6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 68,62 7,35 19,77-5,30 36,41 26,86 71,75 7,74 20,16-4,80 32,08 26,94 68,77 7,56 19,71-4,23 35,21 27,01 71,73 8,67 20,36-8,36 31,21 23,59 V. PERTUMBUHAN PDRB PROPINSI TAHUN 2002 Berdasarkan perkiraan sangat sementara, pertumbuhan ekonomi secara regional atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut propinsi, dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok. TABEL 7. PERTUMBUHAN PDRB PROPINSI TAHUN 2002 P R O P I N S I Nanggroe Aceh Darussalam, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Dista Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku, Maluku Utara Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Pertumbuhan (Persen) 0 3,65 3,66 Pada tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa ada 12 propinsi yang pertumbuhannya dibawah pertumbuhan nasional (3,66 persen) yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Dista Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku dan Maluku Utara. Sementara lainnya diatas yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua. 8 Berita Resmi Statistik No.41 / VI / 15 Agustus 2003