1
VARIASI BAHASA KESEHATAN DI KALANGAN PEGAWAI PUSKESMAS BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Dewi Djodjo, Supriyadi, Salam ABSTRAK Djodjo, Dewi. 2014. Variasi Bahasa Kesehatan di Kalangan Pegawai Puskesmas Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Supriyadi, M.Pd, Pembimbing II Salam S.Pd, M. Pd. Variasi bahasa terjadi karena adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana variasi pemakai bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas, dan bagaimana variasi bentuk bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas. Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh deskripsi tentang variasi pemakai dan bentuk bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sumber data berasal dari tuturan para pegawai puskesmas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik simak libat cakap dan teknik simak tak libat cakap. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara hasil peneltian yang diperoleh kemudian dikelompokan sesuai variasi pemakai dan bentuknya. Hasil penelitian ditemukan variasi pemakaian bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas diklafikasikan menjadi: (1) variasi bahasa dokter, (2) variasi bahasa bidan, dan (3) variasi bahasa tenaga administrasi. Sesuai variasi bentuk bahasa yaitu, (1) singkatan, (2) frasa, dan (3) istilah asing. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variasi bahasa di kalangan pegawai puskesmas mencakup variasi pemakai dan variasi bentuk bahasa. Kata kunci : Variasi Bahasa, Kesehatan, Puskesmas Batudaa Pantai. Dewi Djodjo, Sebagai Peneliti di Puskesmas Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo I Dr. Supriyadi M,Pd, II Salam, S.Pd, M,Pd, Sebagai Dosen Tetap di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo 2
PENDAHULUAN Peran bahasa mencakup segala bidang kehidupan karena segala sesuatu yang dihayati, dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh seseorang hanya dapat diketahui orang lain jika telah diungkapkan dengan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa memiliki tugas untuk memenuhi salah satu kebutuhan sosial manusia, untuk menghubungkan manusia satu dengan yang lain di dalam peristiwa sosial tertentu. Peran penting bahasa dalam kehidupan manusia disadari sebagai kebutuhan primer dalam kehidupan sosial. Dalam kegiatan kebahasaan, pemakaian suatu bahasa di antara kelompok satu dengan lainnya memiliki karakteristik kebahasaan berbeda. Perbedaan bahasa antar kelompok masyarakat dapat dibedakan berdasarkan: kelamin, umur, profesi atau pekerjaan, instrumen, lokasi, situasi, bentuk, isi dan tujuan (Pateda, 2008:34-38). Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Hudson (dalam Dwiraharjo, 1996) yang menyatakan adanya tingkat kosakata dalam suatu bahasa mencerminkan identitas sosial bagi penuturnya. Dengan kata lain tuturan merupakan tanda identitas sosial. Penggunaan bahasa di bidang sosial juga berkaitan dengan suatu profesi tertentu. Dalam hubungannya dengan profesi atau pekerjaan variasi bahasa yang digunakan berbeda-beda. Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis profesi, pekerjaan dan tugas para pengguna bahasa tersebut, Misalnya variasi yang digunakan oleh para buruh, guru, mubalik, dokter, polisi dan sebagainya. Variasi bahasa menurut profesi mempunyai perbedaan yang mencerminkan keadaan sosialnya. Chaer (2010:62) mengemukakan bahwa dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan, yakni (1) variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu, (2) variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Jadi variasi atau ragam bahasa terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa, andai kata penutur bahasa itu adalah kelompok yang homogen, baik etnis, status sosial maupun lapangan pekerjaannya. Variasi bahasa yang digunakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas tidak lepas dari situasi sosial yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, tenaga kesehatan memilih bahasa yang akan digunakannya untuk berkomunikasi. Namun, pilihan bahasa tersebut dapat saling mempengaruhi satu sama lain dalam penggunaannya. Dalam penggunaan bahasa kesehatan di Puskesmas Batudaa Pantai pada saat melayani pasien atau masyarakat tenaga kesehatan sering menggunakan bahasa yang tidak diketahui masyarakat seperti kata injeksi yang berarti suntikan. Berdasarkan uraikan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut antara lain, (1) Pemakai bahasa antara kelompok satu dan lainnya memiliki karakteristik kebahasaan yang berbeda, (2) Perbedaan bahasa antar kelompok masyarakat dibedakan berdasarkan: jenis kelamin, umur, profesi atau pekerjaan, instrumen, lokasi, situasi, bentuk, isi dan tujuan, sehingga menimbulkan variasi berbahasa, dan (3) Masyarakat belum mengetahui variasi pemakai dan variasi bentuk bahasa kesehatan. Berdasarkan identifikasi tersebut, penulis membatasi permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yakni variasi bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas Batudaa Pantai dari segi pemakai dan dari segi bentuk. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut antara lain, (1) Bagaimanakah variasi pemakai bahasa 3
kesehatan di kalangan pegawai puskesmas Batudaa Pantai? (2) Bagaimanakah variasi bentuk bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas Batudaa Pantai? Tujuan penelitian ini adalah Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Sementara secara khusus penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) variasi pemakai bahasa kesehatan yang digunakan pegawai puskesmas Batudaa Pantai; dan (2) variasi bentuk bahasa kesehatan yang digunakan pegawai puskesmas Batudaa Pantai. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak beriku: (1) Manfaat bagi masyarakat Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat, lebih khususnya pengetahuan tentang variasi bahasa kesehatan yang terbagi dari segi pemakai dan segi bentuk. (2) Manfaat bagi peneliti Penelitian ini bukan sekedar mengukur peneliti dalam menerapkan teori dalam mengkaji bahasa, tetapi melalui penelitian ini akan lebih memperluas wawasan ilmu pengetahuan tentang kebahasaan khususnya bahasa kesehatan. (3) Manfaat bagi pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta kontribusi dasar bagi pembaca, terutama bagi mahasiswa guna penelitian lanjutan yang sejenis. KAJIAN PUSTAKA Variasi Bahasa Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Karena tanpa bahasa manusia tidak dapat melakukan hubungan sosial secara sempurna. Menurut Djojosuroto (2007: 92) bahasa merupakan sarana komunikasi antarmanusia, tanpa bahasa tiada komunikasi. Hakikat Variasi Bahasa Secara leksikografis, variasi adalah (i) tindakan atau perubahan dari keadaan semula, (ii) bentuk atau rupa yang lain, (iii) hiasan tambahan, (iv) dalam bidang biologi, perubahan lingkungan, sedangkan dalam bidang linguistik wujud berbagai manifestasi bersyarat dari suatu satuan Depdikbud (dalam Pateda, 2008: 79). Poedjosoedarmo (Aslinda, 2007: 17) variasi bahasa adalah bentuk-bentuk atau bagian varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya. Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat/kelompok yang sangat beragam oleh penuturnya yang tidak homogen. Timbulnya variasi/ragam bahasa karena penggunaan bahasa sebagai media atau alat perhubungan (komunikasi tidak terlepas dari penuturnya atau masyarakat bahasanya) yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Hal ini menimbulkan suatu masyarakat bahasa dengan ragam yang berbeda tetapi terdapat saling pengertian, dan atau sebahasa tetapi tidak terdapat saling pengertian, dan kemungkinan ketiga ialah bahasa yang dipergunakan berbeda tetapi terdapat saling pengertian (Alwasilah, 1985: 41-44). 4
Klasifikasi Variasi Bahasa Dalam penggunaan bahasa terdapat empat kegiatan berbahasa, (i) berbicara; (ii) mendengar; (iii) membaca; (iv) menulis. Dari empat kegiatan tersebut, dapat dibagi dua berdasarkan bentuk bahasa, yakni (i) bahasa lisan, (ii) bahasa tertulis. Chaer dan Agustina (2010: 62) membedakan variasi-variasi bahasa antara lain sebagai berikut. (a) Variasi Bahasa dari Segi Penutur, (b) Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian, (c) Variasi Bahasa dari Segi keformalan, (d) Variasi Bahasa dari Segi Sarana, dan (e) Variasi Bahasa dari Segi Tulis. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah variasi pemakai dan variasi bentuk bahasa kesehatan yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Sumber data adalah tuturan bahasa yang digunakan oleh pegawai puskesmas Batudaa Pantai (dokter, perawat, bidan, dan tenaga administrasi). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, teknik simak libat cakap, dan teknik simak tak libat cakap. Teknik Anaslisis Data Adapun cara menganalisis data dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Mengklasifikasikan variasi pemakai bahasa. 2) Mengklasifikasikan variasi bentuk bahasa kesehatan yang digunakan oleh pegawai puskesmas. 3) Menganalisis dan menguraikan data variasi bahasa berdasarkan variasi pemakai dan variasi bentuk bahasa. 4) Menyimpulkan hasil analisis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Variasi Pemakai Bahasa Kesehatan di Kalangan Pegawai Puskesmas Batudaa Pantai 1) Variasi Bahasa Dokter Pada saat berbicara agar rahasianya tidak diketahui oleh orang lain atau pasien, maka digunakanlah variasi bahasa oleh dokter sebagai sarana untuk berkomunikasi tanpa menyinggung pasien atau orang lain. Variasi bahasa dokter dalam bentuk singkatan biasanya digunakan untuk menghemat atau mempersingkat waktu berbicara. Misalnya singkatan yang dipakai oleh Dokter Bradikardi. Bradi artinya lambat, sedang Kardi artinya jantung sehingga Bradikardi artiannya denyut jantungnya melambat. Sedangkan Takhikardi, Takhi artinya cepat sehingga Takhikardi berarti denyut jantungnya bertambah cepat. Terdapat pula singkatan yang dipakai oleh dokter seperti kata Perikarditis peri adalah sesuatu yang di tepi atau melingkupi, kard adalah jantung dan itis adalah peradangan. Jadi perikarditis adalah peradangan pada jaringan yang melingkupi jantung. 2) Variasi Bahasa Bidan Bahasa Kesehatan oleh bidan meliputi singkatan dan bahasa asing yang dipakai oleh bidan pula untuk menghemat atau mempersingkat waktu. Misalnya kata ANC (antenatal Care) yang artinya pemeriksaan kehamilan. Hal ini mengefisienkan waktu dengan tidak berkata pemeriksaaan kehamilan dan dapat digunakan secara rahasia di depan ibu-ibu hamil, ketika mereka menemui hal-hal yang tidak sesuai. 5
Selain itu terdapat pula bentuk singkatan lainnya misalnya dalam penjelasan kepada ibu-ibu hamil pada saat posyandu. 3) Variasi Bahasa Tenaga Administrasi Pegawai puskesmas yang mempunyai variasi bahasa yakni tenaga administrasi, seperti singkatan Jamkesmas yang berarti jaminan kesehatan masyarakat. Ada pula singkatan Jamkesda yang berarti jaminan kesehatan daerah, jamkesda berbeda dengan jaminan yang sudah ada, jamkesda hanya dapat dipakai di daerah tersebut yakni di Rumah sakit Dunda. Variasi Bentuk Bahasa Kesehatan di Kalangan Pegawai Puskesmas Batudaa Pantai (1) Variasi Bentuk Singkatan Dalam berkomunikasi sesama pegawai puskesmas sering menggunakan variasi bahasa dalam bentuk singkatan. Variasi bahasa dalam bentuk singkatan digunakan oleh pegawai puskesmas untuk menghemat atau mempersingkat waktu berbicara. Singkatan berfungsi untuk memperhalus makna, misalnya singkatan KTD kehamilan yang tidak diinginkan, singkatan berfungsi pula untuk efektifitas/efisiensi ketika berkomunikasi sesama pegawai kesehatan. Singkatan dibentuk dengan cara semua singkatan yang digunakan yaitu menghubungkan huruf awal pada setiap kata. (2) Variasi Bentuk Frasa Variasi bahasa kesehatan tidak hanya menggunakan bentuk singkatan, adapula variasi bahasa yang menggunaan frasa. Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa, yang tidak melampaui batas subjek atau predikat dengan kata lain sifatnya tidak predikatif. (3) Variasi Bentuk Istilah Asing Variasi bahasa kesehatan tidak hanya menggunakan bentuk singkatan dan frasa, adapula variasi bahasa yang menggunakan istilah asing. Istilah asing yang digunakan oleh pegawai puskesmas adalah kata-kata yang diserap dari bahasa latin. Variasi dalam bentuk istilah asing merupakan variasi terbatas karena memiliki sifat terbatas dan hanya digunakan oleh pegawai kesehatan. Pembahasan Pemakai variasi bahasa yang digunakan oleh pegawai puskesmas mencakup dokter, perawat, bidan, dan tenaga administrasi sesuai penggunaannya memunculkan variasi bahasa. Variasi bahasa yang digunakan oleh dokter pada saat bertutur dengan pegawai puskesmas adalah bahasa Indonesia baku seperti dalam kalimat saat ini yang berfungsi hanyalah TPS saja, jadi terlihat perutnya membesar. Variasi bahasa kesehatan dalam singkatan TPS dan TPA adalah tempat pembuangan sementara dan tempat pembuangan akhir. Dalam artiannya secara umum masyarakat ketahui bahwa TPS adalah tempat pemungutan suara dan TPA adalah tempat pengajian Al-Qur an atau tempat penitipan anak. Dokter juga kadang-kadang menggunakan bahasa Gorontalo seperti dalam kalimat mailo dung ga lo diabetes ati boyito ti ayahanda, dalam artiannya sudah terkena diabetes itu ayahanda. Variasi bahasa kesehatan yang digunakan oleh bidan pada saat bertutur antara sesama pegawai dan melayani pasien yakni ibu-ibu hamil banyak menggunakan 6
bahasa Gorontalo. Bahasa Gorontalo ini ciri-cirinya banyak memakai vokal o. Variasi bahasa yang digunakan dalam contoh kalimat ibu, u gaga boyito ASI daripada motali susu, hitung-hitung hemat doi o lo pada artinya kata o lo adalah penambahan kata di akhir kalimat, dalam penggunaanya kata o lo sering digunakan pada waktu santai oleh pegawai puskesmas. Contoh lainnya pada kata ko u, kata ko u ini sama pula dengan kata o lo sama-sama menjadi penambahan kata di akhir kalimat. Pegawai bidan ketika melakukan percakapan menggunakan variasi bahasa istilah asing seperti dalam kalimat bodipo owalao?bo blight ovum uwty, artinya belum ada anak? hanya kehamilan kosong ini. Dalam bahasa inggris blight adalah kebinasaan atau kerusakan sedangkan ovum dari bahasa asing yang berarti sel telur. Jadi blight ovum dapat diartikan menjadi kerusakan pada sel telur, tetapi di kalangan pegawai khususnya bidan kurang menggunakan kata blihgt ovum. Saat ini pegawai bidan mengganti dengan istilah hamil anggur. Selain itu terdapat pula istilah asing implant yang sering digunakan oleh pegawai puskesmas. Kata implant yang artinya alat kontrasepsi yang ditanam dalam kulit. Karena adanya perubahan waktu maka pegawai kesehatan saat ini mereka lebih menggunakan kata KB, artinya keluarga berencana. Seperti dalam contoh kalimat pegawai Ibu, delo po KB lo?, pegawai kesehatan lebih banyak menggunakan kalimat ini dalam menyampaikan kepada ibu-ibu masyarakat yang telah lanjut usia dan pada ibu-ibu yang anaknya tidak jauh rentan waktu lahirnya. Variasi bahasa oleh pegawai puskesmas adalah variasi bahasa Gorontalo. Kata ma tungio?lo dalam contoh di atas adalah kata yang biasa digunakan oleh pegawai puskesmas dalam berkomunikasi dengan pasien. Pada kata ma tungio?lo adalah bahasa Gorontalo yang artinya menanyakan kesiapan untuk disuntik. Variasi pemakai bahasa yang muncul pada kalangan pegawai puskesmas mencakup dokter, bidan, dan tenaga administrasi. Variasi bahasa kesehatan yang sering dipakai oleh pegawai puskesmas adalah bahasa Gorontalo, dan memunculkan variasi bentuk bahasa kesehatan yang dalam bentuk singkatan, frasa, dan istilah asing. Namun bahasa yang sering digunakan oleh kalangan pegawai puskesmas adalah bahasa Gorontalo, karena sebagian besar pegawai puskesmas adalah masyarakat Gorontalo. PENUTUP Simpulan Berdasarkan uraian dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pemakai bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas mencakup dokter, perawat, bidan, dan tenaga administrasi. Variasi bahasa yang muncul pada keempat pemakai bahasa kesehatan yakni bahasa Indonesia dan bahasa Gorontalo. Hal ini dikarenakan sebagian besar pegawai puskesmas adalah masyarakat Gorontalo. 2) Variasi bentuk bahasa kesehatan terbagi dalam tiga bentuk yaitu, berbentuk singkatan, istilah asing, dan bentuk frasa. Saran Peneliti mengharapkan bahwa penelitian variasi bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas ini tidak berakhir sampai di sini saja, akan tetapi penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 7
DAFTAR RUJUKAN Aslinda, dan Leni Syafyahya 2007. Pengantar Sosiolingustik. Bandung: PT. Refika Aditama Chaer, Abdul dan Leonie Agustina 2010 Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta Djojosuroto, Kinayati 2007 Filsafat Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher Dwiraharjo, Maryono. 1996. Fungsi Bentuk Krama Dalam Masyarakat Tutur Jawa Studi Kasus di Kota Surakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.(http//registerpengamen.com) diakses tanggal 3 setember 2012 1993. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia Pateda, Mansoer 2010 Sosiolinguistik. Gorontalo: Viladan 8