VARIASI BAHASA KESEHATAN DI KALANGAN PEGAWAI PUSKESMAS BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peran bahasa mencakup segala bidang kehidupan karena segala sesuatu

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

VARIASI BAHASA. oleh. F P B S Universitas Pendidikan Indonesia

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

Kariman, Volume 02, No. 02, Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

CAMPUR KODE TUTURAN GURU PLAYGROUP BUAH HATI DESA TIRIPAN KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

ARTIKEL VARIASI BAHASA OLEH MAHASISWA DI KOST JAMBORE, KOST BAHAGIA DAN KOST DUA SUSUN OLEH SINTIA PATTIWAEL NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

ANALISIS JARGON DALAM GAME ONLINE FOOTBALL SAGA 2

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa. Melalui bahasa seseorang dapat mengetahui hakikat manusia. Dengan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

Analisis Kesalahan Menulis Karangan Narasi Ragam Krama pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Kabupaten Magelang

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM DIALOG INTERAKTIF KICK ANDY DI METRO TV EPISODE 06 MARET 24 APRIL

KAJIAN VARIASI BAHASA DALAM NOVEL SABDO PALON DAN NOYO GENGGONG KARYA ARDIAN KRESNA SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

GAYA BERBAHASA AKRAB RIDWAN KAMIL DALAM TWITTER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL

REGISTER BAHASA TRANSPORTASI ( STUDI PEMAKAIAN BAHASA KELOMPOK PROFESI)

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

ANALISIS VARIASI PENGGUNAAN BAHASA CAPTION DI INSTAGRAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Inggris yang sudah menjadi bahasa dunia. Namun peranan bahasa Indonesia. tetaplah sangat dibutuhkan, khususnya di dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

Proceeding IICLLTLC

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain, baik secara lisan maupun

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN MASYARAKAT DESA PANGKE KECAMATANMERAL BARAT KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, keinginan, dan perasaan. Hal tersebut

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu.

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologis (normal), sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentuk berdasarkan undang-undang RI tahun 1999 tentang pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

Transkripsi:

1

VARIASI BAHASA KESEHATAN DI KALANGAN PEGAWAI PUSKESMAS BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Dewi Djodjo, Supriyadi, Salam ABSTRAK Djodjo, Dewi. 2014. Variasi Bahasa Kesehatan di Kalangan Pegawai Puskesmas Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Supriyadi, M.Pd, Pembimbing II Salam S.Pd, M. Pd. Variasi bahasa terjadi karena adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana variasi pemakai bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas, dan bagaimana variasi bentuk bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas. Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh deskripsi tentang variasi pemakai dan bentuk bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sumber data berasal dari tuturan para pegawai puskesmas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik simak libat cakap dan teknik simak tak libat cakap. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara hasil peneltian yang diperoleh kemudian dikelompokan sesuai variasi pemakai dan bentuknya. Hasil penelitian ditemukan variasi pemakaian bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas diklafikasikan menjadi: (1) variasi bahasa dokter, (2) variasi bahasa bidan, dan (3) variasi bahasa tenaga administrasi. Sesuai variasi bentuk bahasa yaitu, (1) singkatan, (2) frasa, dan (3) istilah asing. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variasi bahasa di kalangan pegawai puskesmas mencakup variasi pemakai dan variasi bentuk bahasa. Kata kunci : Variasi Bahasa, Kesehatan, Puskesmas Batudaa Pantai. Dewi Djodjo, Sebagai Peneliti di Puskesmas Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo I Dr. Supriyadi M,Pd, II Salam, S.Pd, M,Pd, Sebagai Dosen Tetap di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo 2

PENDAHULUAN Peran bahasa mencakup segala bidang kehidupan karena segala sesuatu yang dihayati, dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh seseorang hanya dapat diketahui orang lain jika telah diungkapkan dengan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa memiliki tugas untuk memenuhi salah satu kebutuhan sosial manusia, untuk menghubungkan manusia satu dengan yang lain di dalam peristiwa sosial tertentu. Peran penting bahasa dalam kehidupan manusia disadari sebagai kebutuhan primer dalam kehidupan sosial. Dalam kegiatan kebahasaan, pemakaian suatu bahasa di antara kelompok satu dengan lainnya memiliki karakteristik kebahasaan berbeda. Perbedaan bahasa antar kelompok masyarakat dapat dibedakan berdasarkan: kelamin, umur, profesi atau pekerjaan, instrumen, lokasi, situasi, bentuk, isi dan tujuan (Pateda, 2008:34-38). Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Hudson (dalam Dwiraharjo, 1996) yang menyatakan adanya tingkat kosakata dalam suatu bahasa mencerminkan identitas sosial bagi penuturnya. Dengan kata lain tuturan merupakan tanda identitas sosial. Penggunaan bahasa di bidang sosial juga berkaitan dengan suatu profesi tertentu. Dalam hubungannya dengan profesi atau pekerjaan variasi bahasa yang digunakan berbeda-beda. Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis profesi, pekerjaan dan tugas para pengguna bahasa tersebut, Misalnya variasi yang digunakan oleh para buruh, guru, mubalik, dokter, polisi dan sebagainya. Variasi bahasa menurut profesi mempunyai perbedaan yang mencerminkan keadaan sosialnya. Chaer (2010:62) mengemukakan bahwa dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan, yakni (1) variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu, (2) variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Jadi variasi atau ragam bahasa terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa, andai kata penutur bahasa itu adalah kelompok yang homogen, baik etnis, status sosial maupun lapangan pekerjaannya. Variasi bahasa yang digunakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas tidak lepas dari situasi sosial yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, tenaga kesehatan memilih bahasa yang akan digunakannya untuk berkomunikasi. Namun, pilihan bahasa tersebut dapat saling mempengaruhi satu sama lain dalam penggunaannya. Dalam penggunaan bahasa kesehatan di Puskesmas Batudaa Pantai pada saat melayani pasien atau masyarakat tenaga kesehatan sering menggunakan bahasa yang tidak diketahui masyarakat seperti kata injeksi yang berarti suntikan. Berdasarkan uraikan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut antara lain, (1) Pemakai bahasa antara kelompok satu dan lainnya memiliki karakteristik kebahasaan yang berbeda, (2) Perbedaan bahasa antar kelompok masyarakat dibedakan berdasarkan: jenis kelamin, umur, profesi atau pekerjaan, instrumen, lokasi, situasi, bentuk, isi dan tujuan, sehingga menimbulkan variasi berbahasa, dan (3) Masyarakat belum mengetahui variasi pemakai dan variasi bentuk bahasa kesehatan. Berdasarkan identifikasi tersebut, penulis membatasi permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yakni variasi bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas Batudaa Pantai dari segi pemakai dan dari segi bentuk. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut antara lain, (1) Bagaimanakah variasi pemakai bahasa 3

kesehatan di kalangan pegawai puskesmas Batudaa Pantai? (2) Bagaimanakah variasi bentuk bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas Batudaa Pantai? Tujuan penelitian ini adalah Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Sementara secara khusus penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) variasi pemakai bahasa kesehatan yang digunakan pegawai puskesmas Batudaa Pantai; dan (2) variasi bentuk bahasa kesehatan yang digunakan pegawai puskesmas Batudaa Pantai. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak beriku: (1) Manfaat bagi masyarakat Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat, lebih khususnya pengetahuan tentang variasi bahasa kesehatan yang terbagi dari segi pemakai dan segi bentuk. (2) Manfaat bagi peneliti Penelitian ini bukan sekedar mengukur peneliti dalam menerapkan teori dalam mengkaji bahasa, tetapi melalui penelitian ini akan lebih memperluas wawasan ilmu pengetahuan tentang kebahasaan khususnya bahasa kesehatan. (3) Manfaat bagi pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta kontribusi dasar bagi pembaca, terutama bagi mahasiswa guna penelitian lanjutan yang sejenis. KAJIAN PUSTAKA Variasi Bahasa Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Karena tanpa bahasa manusia tidak dapat melakukan hubungan sosial secara sempurna. Menurut Djojosuroto (2007: 92) bahasa merupakan sarana komunikasi antarmanusia, tanpa bahasa tiada komunikasi. Hakikat Variasi Bahasa Secara leksikografis, variasi adalah (i) tindakan atau perubahan dari keadaan semula, (ii) bentuk atau rupa yang lain, (iii) hiasan tambahan, (iv) dalam bidang biologi, perubahan lingkungan, sedangkan dalam bidang linguistik wujud berbagai manifestasi bersyarat dari suatu satuan Depdikbud (dalam Pateda, 2008: 79). Poedjosoedarmo (Aslinda, 2007: 17) variasi bahasa adalah bentuk-bentuk atau bagian varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya. Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat/kelompok yang sangat beragam oleh penuturnya yang tidak homogen. Timbulnya variasi/ragam bahasa karena penggunaan bahasa sebagai media atau alat perhubungan (komunikasi tidak terlepas dari penuturnya atau masyarakat bahasanya) yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Hal ini menimbulkan suatu masyarakat bahasa dengan ragam yang berbeda tetapi terdapat saling pengertian, dan atau sebahasa tetapi tidak terdapat saling pengertian, dan kemungkinan ketiga ialah bahasa yang dipergunakan berbeda tetapi terdapat saling pengertian (Alwasilah, 1985: 41-44). 4

Klasifikasi Variasi Bahasa Dalam penggunaan bahasa terdapat empat kegiatan berbahasa, (i) berbicara; (ii) mendengar; (iii) membaca; (iv) menulis. Dari empat kegiatan tersebut, dapat dibagi dua berdasarkan bentuk bahasa, yakni (i) bahasa lisan, (ii) bahasa tertulis. Chaer dan Agustina (2010: 62) membedakan variasi-variasi bahasa antara lain sebagai berikut. (a) Variasi Bahasa dari Segi Penutur, (b) Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian, (c) Variasi Bahasa dari Segi keformalan, (d) Variasi Bahasa dari Segi Sarana, dan (e) Variasi Bahasa dari Segi Tulis. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah variasi pemakai dan variasi bentuk bahasa kesehatan yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Sumber data adalah tuturan bahasa yang digunakan oleh pegawai puskesmas Batudaa Pantai (dokter, perawat, bidan, dan tenaga administrasi). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, teknik simak libat cakap, dan teknik simak tak libat cakap. Teknik Anaslisis Data Adapun cara menganalisis data dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Mengklasifikasikan variasi pemakai bahasa. 2) Mengklasifikasikan variasi bentuk bahasa kesehatan yang digunakan oleh pegawai puskesmas. 3) Menganalisis dan menguraikan data variasi bahasa berdasarkan variasi pemakai dan variasi bentuk bahasa. 4) Menyimpulkan hasil analisis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Variasi Pemakai Bahasa Kesehatan di Kalangan Pegawai Puskesmas Batudaa Pantai 1) Variasi Bahasa Dokter Pada saat berbicara agar rahasianya tidak diketahui oleh orang lain atau pasien, maka digunakanlah variasi bahasa oleh dokter sebagai sarana untuk berkomunikasi tanpa menyinggung pasien atau orang lain. Variasi bahasa dokter dalam bentuk singkatan biasanya digunakan untuk menghemat atau mempersingkat waktu berbicara. Misalnya singkatan yang dipakai oleh Dokter Bradikardi. Bradi artinya lambat, sedang Kardi artinya jantung sehingga Bradikardi artiannya denyut jantungnya melambat. Sedangkan Takhikardi, Takhi artinya cepat sehingga Takhikardi berarti denyut jantungnya bertambah cepat. Terdapat pula singkatan yang dipakai oleh dokter seperti kata Perikarditis peri adalah sesuatu yang di tepi atau melingkupi, kard adalah jantung dan itis adalah peradangan. Jadi perikarditis adalah peradangan pada jaringan yang melingkupi jantung. 2) Variasi Bahasa Bidan Bahasa Kesehatan oleh bidan meliputi singkatan dan bahasa asing yang dipakai oleh bidan pula untuk menghemat atau mempersingkat waktu. Misalnya kata ANC (antenatal Care) yang artinya pemeriksaan kehamilan. Hal ini mengefisienkan waktu dengan tidak berkata pemeriksaaan kehamilan dan dapat digunakan secara rahasia di depan ibu-ibu hamil, ketika mereka menemui hal-hal yang tidak sesuai. 5

Selain itu terdapat pula bentuk singkatan lainnya misalnya dalam penjelasan kepada ibu-ibu hamil pada saat posyandu. 3) Variasi Bahasa Tenaga Administrasi Pegawai puskesmas yang mempunyai variasi bahasa yakni tenaga administrasi, seperti singkatan Jamkesmas yang berarti jaminan kesehatan masyarakat. Ada pula singkatan Jamkesda yang berarti jaminan kesehatan daerah, jamkesda berbeda dengan jaminan yang sudah ada, jamkesda hanya dapat dipakai di daerah tersebut yakni di Rumah sakit Dunda. Variasi Bentuk Bahasa Kesehatan di Kalangan Pegawai Puskesmas Batudaa Pantai (1) Variasi Bentuk Singkatan Dalam berkomunikasi sesama pegawai puskesmas sering menggunakan variasi bahasa dalam bentuk singkatan. Variasi bahasa dalam bentuk singkatan digunakan oleh pegawai puskesmas untuk menghemat atau mempersingkat waktu berbicara. Singkatan berfungsi untuk memperhalus makna, misalnya singkatan KTD kehamilan yang tidak diinginkan, singkatan berfungsi pula untuk efektifitas/efisiensi ketika berkomunikasi sesama pegawai kesehatan. Singkatan dibentuk dengan cara semua singkatan yang digunakan yaitu menghubungkan huruf awal pada setiap kata. (2) Variasi Bentuk Frasa Variasi bahasa kesehatan tidak hanya menggunakan bentuk singkatan, adapula variasi bahasa yang menggunaan frasa. Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa, yang tidak melampaui batas subjek atau predikat dengan kata lain sifatnya tidak predikatif. (3) Variasi Bentuk Istilah Asing Variasi bahasa kesehatan tidak hanya menggunakan bentuk singkatan dan frasa, adapula variasi bahasa yang menggunakan istilah asing. Istilah asing yang digunakan oleh pegawai puskesmas adalah kata-kata yang diserap dari bahasa latin. Variasi dalam bentuk istilah asing merupakan variasi terbatas karena memiliki sifat terbatas dan hanya digunakan oleh pegawai kesehatan. Pembahasan Pemakai variasi bahasa yang digunakan oleh pegawai puskesmas mencakup dokter, perawat, bidan, dan tenaga administrasi sesuai penggunaannya memunculkan variasi bahasa. Variasi bahasa yang digunakan oleh dokter pada saat bertutur dengan pegawai puskesmas adalah bahasa Indonesia baku seperti dalam kalimat saat ini yang berfungsi hanyalah TPS saja, jadi terlihat perutnya membesar. Variasi bahasa kesehatan dalam singkatan TPS dan TPA adalah tempat pembuangan sementara dan tempat pembuangan akhir. Dalam artiannya secara umum masyarakat ketahui bahwa TPS adalah tempat pemungutan suara dan TPA adalah tempat pengajian Al-Qur an atau tempat penitipan anak. Dokter juga kadang-kadang menggunakan bahasa Gorontalo seperti dalam kalimat mailo dung ga lo diabetes ati boyito ti ayahanda, dalam artiannya sudah terkena diabetes itu ayahanda. Variasi bahasa kesehatan yang digunakan oleh bidan pada saat bertutur antara sesama pegawai dan melayani pasien yakni ibu-ibu hamil banyak menggunakan 6

bahasa Gorontalo. Bahasa Gorontalo ini ciri-cirinya banyak memakai vokal o. Variasi bahasa yang digunakan dalam contoh kalimat ibu, u gaga boyito ASI daripada motali susu, hitung-hitung hemat doi o lo pada artinya kata o lo adalah penambahan kata di akhir kalimat, dalam penggunaanya kata o lo sering digunakan pada waktu santai oleh pegawai puskesmas. Contoh lainnya pada kata ko u, kata ko u ini sama pula dengan kata o lo sama-sama menjadi penambahan kata di akhir kalimat. Pegawai bidan ketika melakukan percakapan menggunakan variasi bahasa istilah asing seperti dalam kalimat bodipo owalao?bo blight ovum uwty, artinya belum ada anak? hanya kehamilan kosong ini. Dalam bahasa inggris blight adalah kebinasaan atau kerusakan sedangkan ovum dari bahasa asing yang berarti sel telur. Jadi blight ovum dapat diartikan menjadi kerusakan pada sel telur, tetapi di kalangan pegawai khususnya bidan kurang menggunakan kata blihgt ovum. Saat ini pegawai bidan mengganti dengan istilah hamil anggur. Selain itu terdapat pula istilah asing implant yang sering digunakan oleh pegawai puskesmas. Kata implant yang artinya alat kontrasepsi yang ditanam dalam kulit. Karena adanya perubahan waktu maka pegawai kesehatan saat ini mereka lebih menggunakan kata KB, artinya keluarga berencana. Seperti dalam contoh kalimat pegawai Ibu, delo po KB lo?, pegawai kesehatan lebih banyak menggunakan kalimat ini dalam menyampaikan kepada ibu-ibu masyarakat yang telah lanjut usia dan pada ibu-ibu yang anaknya tidak jauh rentan waktu lahirnya. Variasi bahasa oleh pegawai puskesmas adalah variasi bahasa Gorontalo. Kata ma tungio?lo dalam contoh di atas adalah kata yang biasa digunakan oleh pegawai puskesmas dalam berkomunikasi dengan pasien. Pada kata ma tungio?lo adalah bahasa Gorontalo yang artinya menanyakan kesiapan untuk disuntik. Variasi pemakai bahasa yang muncul pada kalangan pegawai puskesmas mencakup dokter, bidan, dan tenaga administrasi. Variasi bahasa kesehatan yang sering dipakai oleh pegawai puskesmas adalah bahasa Gorontalo, dan memunculkan variasi bentuk bahasa kesehatan yang dalam bentuk singkatan, frasa, dan istilah asing. Namun bahasa yang sering digunakan oleh kalangan pegawai puskesmas adalah bahasa Gorontalo, karena sebagian besar pegawai puskesmas adalah masyarakat Gorontalo. PENUTUP Simpulan Berdasarkan uraian dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pemakai bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas mencakup dokter, perawat, bidan, dan tenaga administrasi. Variasi bahasa yang muncul pada keempat pemakai bahasa kesehatan yakni bahasa Indonesia dan bahasa Gorontalo. Hal ini dikarenakan sebagian besar pegawai puskesmas adalah masyarakat Gorontalo. 2) Variasi bentuk bahasa kesehatan terbagi dalam tiga bentuk yaitu, berbentuk singkatan, istilah asing, dan bentuk frasa. Saran Peneliti mengharapkan bahwa penelitian variasi bahasa kesehatan di kalangan pegawai puskesmas ini tidak berakhir sampai di sini saja, akan tetapi penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 7

DAFTAR RUJUKAN Aslinda, dan Leni Syafyahya 2007. Pengantar Sosiolingustik. Bandung: PT. Refika Aditama Chaer, Abdul dan Leonie Agustina 2010 Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta Djojosuroto, Kinayati 2007 Filsafat Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher Dwiraharjo, Maryono. 1996. Fungsi Bentuk Krama Dalam Masyarakat Tutur Jawa Studi Kasus di Kota Surakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.(http//registerpengamen.com) diakses tanggal 3 setember 2012 1993. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia Pateda, Mansoer 2010 Sosiolinguistik. Gorontalo: Viladan 8