I. PENDAHULUAN. lahan basah yang meliputi lahan basah alami seperti hutan danau, sungai, serta

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai salah satu habitat alami bagi satwa liar. Habitat alami di

I. PENDAHULUAN. Burung merupakan salah satu jenis satwa liar yang banyak dimanfaatkan oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

III. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

1. PENDAHULUAN. Indonesia (Sujatnika, Jepson, Soeharto, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). terluas di Asia (Howe, Claridge, Hughes, dan Zuwendra, 1991).

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

Pengaturan Tata Guna Lahan dalam Mendukung Keberlanjutan Jasa Ekosistem di Provinsi Bali

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Lampung (Gambar 2).

I. PENDAHULUAN. Universitas Lampung (Unila) yang dikenal dengan sebutan Kampus Hijau (Green

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 4 No. 2, April 2016 ( )

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. alam dan jasa lingkungan yang kaya dan beragam. Kawasan pesisir merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

STUDI WISATA PENGAMATAN BURUNG (BIRDWATCHING) DI LAHAN BASAH DESA KIBANG PACING KECAMATAN MENGGALA TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG

BAB III. METODE PENELITIAN

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

PENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan salah satu di antara lima kelas hewan bertulang belakang,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

BAB I PENDAHULUAN. migran. World Conservation Monitoring Centre (1994) menyebutkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung adalah salah satu pengguna ruang yang cukup baik, dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

I. PENDAHULUAN. lebih dari jenis tumbuhan terdistribusi di Indonesia, sehingga Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rapat dan menutup areal yang cukup luas. Sesuai dengan UU No. 41 Tahun

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2012, di Kampus. Universitas Lampung (Unila) Bandar Lampung (Gambar 3).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

VI. PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELESTARIAN ELANG JAWA

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan Indonesia pada peringkat keempat negara-negara yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

BIOKONSERVASI DI GUNUNG MADU PLANTATIONS LAMPUNG TENGAH INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Keberadaan Burung Gosong Kaki-Oranye (Megapodius reinwardt) di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara

TINJAUAN PUSTAKA. Satwa burung (avifauna) merupakan salah satu satwa yang mudah. jenis memiliki nilai keindahan tersendiri. Burung memerlukan syarat

BIRD PREFERENCE HABITATS AROUND SERAYU DAM BANYUMAS CENTRAL JAVA

Sumber: & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

19 Oktober Ema Umilia

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian wilayahnya merupakan lahan basah yang meliputi lahan basah alami seperti hutan danau, sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan bakau, hutan rawa gambut, dan lahan basah buatan seperti waduk, sawah, tambak, dan parit. Lahan basah merupakan ekosistem penting karena berfungsi menyimpan air banjir, memperbaiki mutu air, dan menyediakan habitat bagi margasatwa (Cassel, 1997; Notohadiprawiro, 2006). Lahan basah yang terdapat di Provinsi Lampung salah satunya terletak di Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur. Kecamatan Menggala Timur merupakan kecamatan Pemekaran dari sebagian wilayah Kecamatan Menggala dan Gabungan Kecamatan Banjar Agung yang disahkan dalam Perda Kabupaten Tulang Bawang Nomor 04 Tahun 2009 pada tanggal 20 Agustus 2009 dengan luas wilayah 193, 53 km 2 terdiri dari 10 desa, salah satunya desa Kibang Pacing. Desa Kibang Pacing dengan luas wilayah 83,55 km 2 terletak di sebelah timur Kecamatan Menggala Timur merupakan daerah rawa pasang surut (Badan Pusat Statistik, 2013) yang sebagian besar luasan wilayahnya dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya dengan didominasi

2 oleh tanaman sawit. Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang memasukkan tanaman sawit sebagai tanaman komoditi potensi daerah. Pembagian lahan basah berdasarkan kegunaannya oleh pemerintah setempat menjadi kawasan budidaya merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mensejahterakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian, ekologi dan sosial. Alih fungsi lahan ini menyebabkan adanya perubahan pada tutupan vegetasi yang semula bersifat multi strata berupa pepohonan, pancang, tiang, semak belukar hingga padang rumput menjadi kawasan budidaya yang mono strata dan fungsi lahan ini juga menyebabkan terganggunya komponen habitat alami bagi berbagai jenis satwa. Menurut Alikodra (1990), satwa liar termasuk burung mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia baik ditinjau dari segi ekonomi, penelitian, pendidikan dan kebudayaan, maupun untuk kepentingan rekreasi dan pariwisata, serta sebagai penyeimbang ekosistem. Burung memegang peranan penting dalam suatu ekosistem yaitu sebagai agen penyebar biji, membantu penyerbukan bunga, dan mengendalikan populasi serangga hama. Kehadiran burung merupakan suatu indikator penting dalam ekosistem sehingga perlu dilakukan kegiatan konservasi sebagai upaya perlindungan dan pelestarian burung untuk mempertahankan keberadaan burung di alam. Upaya perlindungan dan pelestarian burung dapat dilakukan tidak hanya pada kawasan-kawasan konservasi yang telah ditetapkan pemerintah, namun juga dapat dilakukan di kawasan budidaya seperti kawasan perkebunan dan kawasan pertanian. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai biodiversitas

burung sebagai acuan dalam upaya perlindungan dan pelestarian burung pada kawasan budidaya di Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur. 3 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana biodiversitas burung di Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biodiversitas spesies burung yang terdapat di Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai sumber informasi tentang biodiversitas burung. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah bagi pelestarian dan perlindungan burung untuk dinas instansi terkait dan untuk dasar penelitian lanjutan. E. Kerangka Pemikiran Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang dengan luasan 83,55 km 2 merupakan daerah rawa pasang surut. Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat,

4 melakukan pembagian dan pembukaan lahan basah menjadi kawasan budidaya. Aktivitas pembagian dan pembukaan lahan tersebut mengakibatkan luasan lahan basah menjadi lebih sedikit. Terjadinya alih fungsi lahan tersebut menyebabkan perubahan pada struktur vegetasi yang semula bersifat multi strata menjadi kawasan budidaya yang mono strata, sehingga menimbulkan gangguan berupa berkurangnya habitat alami yang dapat mengancam keberadaan dan kelestarian berbagai jenis satwa liar terutama burung. Saat ini data mengenai biodiversitas burung di kawasan budidaya desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian dasar untuk mengetahui biodiversitas burung di dalam ekosistem tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan langsung (metode point count) (Bibby, Jones dan Marsden, 2000) yang dibagi menjadi 3 titik pengamatan berdasarkan kondisi lingkungannya. Waktu pengamatan dilakukan selama ±40 menit, 30 menit untuk pengamatan disetiap titik dan 10 menit adalah waktu untuk berjalan ke titik pengamatan selanjutnya. Pengamatan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-08.00 WIB dan pada sore hari pukul 16.00-18.00 WIB. Setiap jenis spesies burung yang ditemukan diidentifikasi menggunakan Buku Panduan Lapangan Indentifikasi Jenis Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan (MacKinnon, Philipps, and Balen, 1998). vegetasi diperoleh melalui metode rapid assessment. Komposisi penyusun Perhitungan populasi burung menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wienner, indeks kesamarataan, dan indeks kesamaan (Similarity index).

5 Hasil penelitian ini didapatkan data mengenai biodiversitas spesies burung dalam ekosistem di Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang. Diagram alir kerangka pemikiran disajikan pada (Gambar 1). Lahan Basah Kawasan Budidaya Satwa Liar Burung Perlu Penelitian Metode Point Count Rapid assessment Studi Pustaka Jumlah dan Jenis Spesies (Selama Pengamatan) -Indeks Keanekaragaman -Indeks Kesamarataan -Indeks Kesamaan Antar Habitat Komposisi Penyusun Vegetasi Biodiversitas Burung Identifikasi Jenis Burung Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran biodiversitas burung di Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.