dokumen-dokumen yang mirip

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

KUESIONER PENELITIAN

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV / AIDS. Oleh: KHOIRUL HARIS

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

HIV/AIDS dapat menyerang setiap orang tanpa membedakan usia, ras, latar belakang kebudayaan ataupun agama.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

KEWASPADAAN TERHADAP AIDS ( AIDS AWARENESS) AMAN NASUTION. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi Dan Sampel

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2009 pada Kelompok Remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Persoalan dan strategi penting

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu tahun (Depkes RI 2006).

Oleh: Logan Cochrane

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. masih sering terjadi. Seorang perempuan bernama Mairinda yang kini menjabat

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

Bab III Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah

KETERANGAN UMUM PRIA. MWM1. Nomor Klaster: MWM 2. Nomor Urut RumahTangga:

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan milenium atau sering disebut dengan millennium development goals (MDGs) adalah

KUISIONER PENELITIAN

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

Kuesioner. Responden yang terhormat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pelaku transeksual atau disebut waria (Wanita-Pria) belum

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA WANITA UTAMA SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam. penelitian ini dengan judul Hubungan Pelayanan Klinik IMS dengan Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan (Inform Concent)

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN HIPOTESIS

Sugiri Syarief, Ketua BKKBN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

Ibu rumahtangga merupakan istilah yang digunakan untuk. menggambarkan seseorang yang telah menikah serta menjalankan

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Perilaku seksual..., Yusi Mutia A., FKMUI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS

PERNYATAAN UNTUK MENGUKUR PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS

Transkripsi:

Berbicara Aids (lanjutan 5) http://www.blogbisin.wordpress.com, http://www.smartpri.com, http://www.formulabisnis.com/?id=bisnispri Pengantar : Cuplikan tulisan ini dikutip secara bebas dari sebuah buku Berbicara AIDS yang diterbitkan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia tahun 1994 atas terjemahan dari karangan Gill Gordon dan Tony Klouda, yang diilustrasi oleh Petra Rohr-Rouendal dari International Planned Parenthood Federation (IPPF). Dimaksudkan terbitan buku tersebut adalah sebagai Penuntun Untuk Petugas Masyarakat sebagai kepanjangan tangan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. TEST ANTIBODI HIV Bagi banyak orang, AIDS adalah penyakit yang menakutkan dan sangat sulit untuk ditanggulangi, karena infeksi HIV tak terhindarkan. Orang-orang tak mengetahui apakah diri mereka terinfeksi atau siapa yang terinfeksi dalam lingkaran hubungan mereka. Orang sering berpendapat bahwa tes antibody HIV dapat digunakan untuk mengetahui orang-orang yang terinfeksi dan mencegah mereka menulari orang lain, sehingga dapat menyelesaikan masalah AIDS bagi semua orang. Sangat penting menerangkan kepada orang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh tes tersebut, dan apa arti menjalani tes tersebut bagi pribadi-pribadi dan keluarga mereka sehingga mereka tidak hanya memusatkan pada tes sebagai suatu penyelesaian dan menunda membuat perubahan tingkah laku mereka saat ini. Bagaimana cara kerja tes tersebut? Ketika HIV memasuki tubuh, seseorang mulai membuat antibody untuk melawan infeksi tersebut. Setiap orang tampaknya memerlukan waktu tiga bulan untuk membuat antibody HIV setelah terinfeksi, tetapi beberapa yang lain memerlukan waktu yang lebih lama, bahkan bertahun-tahun. Kita belum tahun siapa yang memerlukan waktu lama untuk membuat antibody.

2 Tes darah ELISA dan Western Blot mendeteksi antibody HIV, dan bukana mendeteksi virusnya sendiri. Tes ELESA dilakukan terlebih dahulu, dan apabila hasilnya positif tesnya haarus diulang dan diperkuat dengan tes western blot. Hal ini berarti seseorang harus menunggu paling tidak 3 bulan setelah diketahui beresiko sebelum menjalani tes. Kalau tidak, hasil yang negative berarti menyatakan dia belum membuat antibodi. Untuk lebih yakin, seorang dengan hasil tes negative perlu menjalani tes lain setelah 6 bulan tanpa tampak beresiko. Tes tersebut hanya member tahu orang apakah dia mempunyai antibody pada hari dia menjalani tes. Apabila mereka tampak beresiko selama 3 bulan sebelum menjalani tes, atau sesudah tes, atau apabila mereka belum membuat antibody, hasil tes yang negative akan tidak berarti apa-apa. Bagaimana jika hasil tes positif? Test ELISA dapat memperlihatkan hasil positif karena seseorang mempunyai antibody HIV. Tetapi kadang-kadang hasil test positif disebabkan oleh zat kimia bereaksi dengan protein sebagai hasil dari penyakit sebelumnya seperti malaria, dan bukan HIV. Kejadian ini disebut positif palsu. Oleh karena itu test ELISA perlu diulangi kemudian diperkuat dengan test westein blot. Kita sekarang akan melihat kegunaan test tersebut : Membantu para individu untuk membuat keputusan mengenai tingkah laku mereka. Menyaring darah. Mengetahui infeksi pada keseluruhan kelompok orang. Menggunakan test tersebut sebagai cara untuk mengontrol HIV. Verinica mengunjungi klinik penyakit seksual untuk pengobatan vaginanya yang bernanah. Dia juga menjalani test HIV. Dia dinyatakan positif dan dianjurkan untuk memakai kondom kembali untuk check up secara teratur. Ketika dia member tahu suaminya, dia diusir. Dia dipisahkan dari anakanaknya dan menjadi wanita tuna susila untuk menghidupi dirinya. Suaminya mencari istri lain.

3 Pada kasus di atas, apa akibat dari test bagi yang bersangkutan dan pasangan baru Veronica dan suaminya? Apakah hasil test membantu mencegah HIV? Apa yang seharusnya dilakukan untuk membuat test berguna bagi yang bersangkutan dan bagi pencegahan HIV secara umum? Test antibody HIV positif mempunyai akibat serius bagi yang bersangkutan dan orang terdekatnya. Karena alasan tersebut test perlu dilakukan secara suka rela dn mereka berembug sebelum maupun sesudah test. Konsultasi sebelum test. Orang perlu mengetahui, sebelum menjalani test, apa arti positif atau negative bagi kehidupan mereka dan memikirkan apakah menjalani test akan menolong mereka. Mereka perlu mengerti juga bahwa sejumlah test diperlukan untuk memperkuat hasil positif dan itu tidak menyatakan bahwa merreka akan menyebabkan AIDS. Hasil negative tidak mempunyai arti apabila seseorang tampaak beresiko sejak test atau selama 3 bulan sebelum test. Apakah seseorang bisa menerima hasil positif secara emosional? Bagaimana seseorang akan mengubah perilaku mereka seandainya hasil test positif atau negative? Perlukah mengetahui hasil test terlebih dahulu sebelum membuat perubahan? Apakah hasil positif dapat mengakibatkan hilangnya pekerjaan, rumah, pasangan atau keluarga? Siapa yang berada disekitar orang tersebut apabila diperlukan? Para penyuluh mempunyai beberapa tujuan : Membantu orang untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman baik dia memutuskan untuk menjalani test atau tidak. Hal itu akan melindungi mereka dan pasangan mereka dari terinfeksi atau terinfeksi kembali, tidak hanya oleh HIV tetapi juga penyakit seksual menular lainnya; Untuk yakin bahwa orang-orang memahami keterbatasan dan implikasi dari menjalani test sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak;

4 Untuk mempersiapkan orang menghadapi hasil test. Tujuan ini tampaknya lebih membantu orang-orang untuk menghadapi hasil positif. Beberapa studi kasus yang perlu direnungkan George adalah seorang bujangan dengan beberapa pacar. Dia ingin menjalani test sehingga dia akan tahu apa yang harus dilakukan sehubungan dengan kehidupan seksnya. Apabila hasil test positif, apa yang harus George lakukan? Apabila hasil test negative, apa yang harus George lakukan? Apakah mengetahui hasil test akan membantu dia untuk melakukan kegiatan seks yang lebih aman? Baik hasil test positif maupun negative, George perlu untuk melakukan seks yang lebih aman untuk menghindari infeksi atau terinfeksi. Kembali dan untuk melindungi pasangannya. Sejumlah orang dengan hasil negative merasa begitu bebas sehingga mereka melakukan lagi kegiatan seks beresiko, karena berpendapat mereka kebal. Sebagian orang dengan hasil positif menjadi kaget dan minum sampai mabuk dan berhubungan seks dengan banyak orang. Beberapa ingin untuk menulari orang lain sehingga mereka tidak sendiri dengan penderitaannya. Sebagian yang lain kapok dan mencoba untuk berperilaku dengan penuh tanggung jawab. Beberapa orang memerlukan hasil test sebagai motivasi untuk memilih cara hidup mereka. Penyuluhan dan dukungan yang baik dari keluarga dan teman tampaknya lebih dapat membuat orang untuk tetap melakukan seks yang lebih aman dengan efektif, daripada hasil test. Apakah situasinya berbeda seandainya George menikah? Mengapa?

5 Setiap orang perlu melakukan seks yang lebih aman, baik mereka yang terinfeksi maupun tidak Mary sangat khawatir tentang AIDS. Dia telah menjalani tranfusi darah setelah melahirkan bayi pertamanya dan dia merasa terinfeksi HIV. Dia tidak memikirkan hal lain dan dia dengan rasa khawatir memeriksakan diri dan bayinya, sekarang berumur enam bulan, untuk mengetahui tanda-tanda AIDS. Dia selalu bertanya pada suaminya apakah dia merasa sehat dan menolak berhubungan seks dengan suaminya. Perlukah Mary menjalani test? Seorang penyuluh harus menolong Mary untuk mengetahui kemungkinan beresiko melalui transfuse darah, tergantung keberadaan HIV di daerahnya dan prosedur di unit kesehatan dimana dia menjalani transfuse darah. Penyuluh juga harus menolong Mary untuk lebih menyelidiki apakah kekhawatirannya betul-betul mengenai AIDS atau dia menggunakan AIDS untuk mencari pertolongan bagi masalahnya yang lain. Apabila Mary mempunyai kekhawatiran yang realistic dan benartentang AIDS, maka test dapat membantunya. Apabila dia khawatir tentang hal yang lain, maka test tidak akan menolongnya sama sekali, meskipun hasilnya negative dan dia akan terus minta diperiksa sampai seseorang mengetahui apa yang ingin dia sampaikan dan apa yang sebenarnya membuatnya khawatir. Koti dan Kwek saling jatuh cinta dan berniat menikah. Kwek adalah perawan, tetapi dia tahun bahwa Koti pernah mempunyai beberapa pacar. Pasangan itu ingin segera mempunyai anak begitu mereka menikah. Pendeta mereka menyarankan untuk menjalaniu test HIV sebelum mereka menikah. Apa yang harus mereka lakukan? Apa yang akan anda lakukan? Bagaimana seandainya Kwek menginginkan mereka menjalani test, tetapi Koti tidak? Atau sebaliknya? Apa yang akan terjadi kalau Koti pisitif? Lihat di sub judul tentang bagaimana member saran dan dukungan pada orang yang diketahui terinfeksi HIV, di bagian belakang.

6 Menyeleksi darah untuk transfusi Menguji darah sebelum digunakan untuk transfuse adalah penting. Di beberapa Negara, lebih dari 25% penderita HIV disebabkan oleh transfuse darah. Darah untuk transfuse dapat di test dengan ELISA, apabila positif, akan dibuang, baik benar-benar positif atau positif palsu. Apabila donor diberitahu, perlu diperkuat dahulu dengan hasil test westein blot dan member pengarahan serta dukungan pada orang tersebut. Memeriksa kelompok masyarakat Memeriksa kelompok masyarakat akan membantu pemahaman kita tentang bagaimana wabah tersebut menyebar dalam masyarakat. Tindakan tersebut dapat menghasilkan rencana dan pengawasan pencegahan dan menjalankannya dengan lebih mudah. Sayangnya, ketakutan terhadap AIDS sering menghasilkan penolakan terhadap orang yang terinfeksi HIV oleh orang-orang dan keluarganya dan menimbulkan kekhawatiran dan depresi penderitanya. Bagaimana dengan memeriksa setiap orang dqan mengucilkan mereka yang positif? Sebagian orang berpendapat bahwa AIDS dapat dibasmi dengan cara memeriksa setiap orang dan mengucilkan mereka yang terinfeksi. Anda dapat membahasnya bersama-sama tentang alasan praktis dan manusiawi mengapa cara ini hanya menyakitkan bagi masyarakat dan tidak dapat untuk mengontrol AIDS. Terdapat sejumlah masalah sehubungan dengan memeriksa banyak orang. Test dan penyuluhan yang sangat mahal. Juga, tingkat positif semu yang tinggi tidak dapat diterima. Tindakan tersebut menimbulkan penderitaan yang tidak perlu dan mengacaukan kehidupan. Di banyak Negara test hanya akan dilakukan pada orang dengan situasi tertentu. Memeriksa setiap orang untuk mengendalikan penularan HIV adalah tidak praktis dan manusiawi, karena :

7 (i) Tidak praktis Hasil test hanya menunjukkan apakaah seseorang mempunyai antibody HIV pada suatu waktu tertentu. Apabila hasilnya negative, orang tersebut dapat betul-betul bebas dari infeksi. Tetapi dia dapat terinfeksi, hanya belum membuat antibodinya, atau antibodinya menghilang tepat sebelum serangan AIDS. Oleh karena itu sejumlah orang dengan hasil negative dapat menginfeksi orang lain. Apabila hasilnya positif, orang tersebut mungkin betul-betul terinfeksi atau hasil tersebut mungkin positif palsu (yang berarti test menyatakan seseorang terinfeksi padahal tidak). Terdapat lebih banyak lagi positif palsu (relative atau betul-positif) apabila hanya sedikit dari kelompok masyaraklat tersebut yang terinfeksi pada kasus ini, dikarenakan testnya sendiri mempunyai kelemahan tertentu. Apabila terdapat 30 orang yang diketahui positif dari 100.000 orang yang disaring, maka hanya 10 orang yang betulbetul terinfeksi. Hasil tersebut khas terjadi di sebagian besar Negara di dunia pada saat ini. Kemudian timbul kesulitan dalam mencoba untuk menentukan diantara 30 orang itu yang betul-betul terinfeksi. (ii) Tidak manusiawi Mengisolasi orang yang diketahui terinfeksi adalah tidak praktis dan tidak manusiawi. Ketakutan untuk ditest, dan pengucilan apabila hasilnya positif, akan membuat orang makin merahasiakan kehidupan seks mereka, disaat orang memerlukan bicara secara terbuka dan jujur satu dengan yang lainnya. Orang akan takut meminta orang lain memakai kondom karena mereka akan dikucilkan dari keluarga dan masyarakatnya. Juga, strategi seperti itu menjadikan orang menghindari kekuatan dan control disaat mereka memerlukan kekuatan tambahan untuk mengontrol kehidupan mereka. Mereka yang terinfeksi tidak akan menulari orang lain kecuali dengan cara yang dapat diketahui dan apabila mereka diberi penyuluhan yang tepat mereka akan berhati-hati untuk menghindari mendonorkan darah mereka akan melakukan kegiatan seks yang tidak aman.

8 Seorang yang suatru saat terinfeksi HIV, tidak akan tampak jelas bahwa dia mengidap AIDS. Rata-rata masa inkubasi adalah 8 tahun. Selama masa itu para individu yang terinfeksi akan sehat dan mampu menjalani kehidupan dengan produktif, bahkan mampu menanggung keluarga yang miskin. Baahkan seorang pengidap AIDS, dimana periode sakitnya mungkin kadang-kadang muncul, maka mereka masih dapat diraway dirumah selama masa sakit itu. Mengucilkan mereka yang diketahui positif, hanya akan menimbulkan kesusahan yang mendalam, memporak porandakan keluarga, kerugian ekonomi, dan merusak struktur masyarakat.