BAB I PENDAHULUAN. luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan

dokumen-dokumen yang mirip
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki lahan pasir pantai seluas sekitar hektar atau

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

BAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

luar yang mempengaruhi laju fotosintesis dan peranannya masing-masing 2. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan faktorfaktor

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

STAF LAB. ILMU TANAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! Yang berlabel nomor 3 dan 5 berturut-turut adalah.

Fotosintesis menghasilkan O 2

yang dapat ditangkap lebih tinggi karena selain bidang tangkapan lebih besar, jumlah cahaya yang direfleksikan juga sedikit. Peningkatan luas daun

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENDAHULUAN. secara kimia (warna sintetis) dan warna yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang biasa.

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun Namun

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang sudah lama dikenal oleh

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) pada Tingkat Naungan yang Berbeda

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil

Tim Dosen : Dr.H.Saefudin, M.Si Drs.Amprasto,M.Si

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Sub-famili : Papilionoidae. Sub-genus : Soja

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. makanan pokok pengganti beras. Sentra produkasi jagung di Indonesia berada di

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.2. Stroma. Grana. Membran luar

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Ciri-ciri dari tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, sesuai dengan varietasnya. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu (Andrianto, 2007). Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim dimana setelah mengalami pembungaan dan pembuahan akan mengalami kerusakan ataupun kematian dan hanya dapat bermanfaat sekali panen. Walaupun demikian pemanfaatannya masih dapat dirasakan yaitu salah satu contoh sebagai makanan ternak. Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani, meskipun hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik. Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan yang lain, kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis, seperti: lebih tahan kekeringan, serangan hama penyakit lebih sedikit, dapat dipanen pada umur 55-60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayanya yang mudah. Dengan demikian kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan. 1

2 Selain itu, budidaya kacang hijau di Indonesia masih dijadikan sebagai tanaman sampingan sehingga belum dilakukan teknik budidaya yang baik dan optimal. Tanaman kacang hijau merupakan tanaman C3 yang mempunyai tingkat kejenuhan cahaya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman C4. Sehingga tanaman ini mempunyai peluang yang baik untuk dikembangkan pada kondisi intensitas cahaya rendah seperti dikembangkan dengan cara tumpangsari, baik dengan tanaman pangan seperti jagung, ubikayu maupun dengan tanaman perkebunan terutama di bawah tanaman perkebunan yang masih muda. Menurut Levitt (1980), yang menggolongkan adaptasi tanaman terhadap naungan melalui dua mekanisme yaitu mekanisme penghindaran terhadap cahaya (avoidance) dan mekanisme toleransi (tolerance). Mekanisme avoidance berhubungan dengan pertumbuhan anatomi dan morfologi daun untuk memaksimalkan penangkapan cahaya dan fotosintesis yang efisien, seperti peningkatan luas daun dan kandungan klorofil b, serta penurunan tebal daun, rasio klorofil a dan b, jumlah kutikula, lilin, bulu daun, dan pigmen antosianin. Mekanisme adaptasi terhadap kekurangan cahaya dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi penangkapan cahaya, berupa peningkatan penangkapan cahaya secara total melalui peningkatan luas daun, peningkatan proporsi luas daun per unit jaringan tanaman. Efisiensi maksimum dapat dicapai melalui peningkatan luas daun dan pengurangan penggunaan energi. Oleh karena itu, daun-daun yang ternaungi akan menjadi tipis dan kadar bahan keringnya rendah, hasil fotosintesis per unit bahan kering maksimum, peningkatan persentase cahaya terserap untuk proses fotosintesis, melalui pengurangan proporsi cahaya yang dipantulkan dan

3 ditransmisikan. Mekanisme tersebut digambarkan oleh peningkatan kandungan kloroplas dan pigmen-pigmen yang ada di dalamnya serta susunan grana, terhambatnya perkembangan kutikula, lapisan lilin, dan bulu daun. Menurut Salisbury dan Ross (1995), bahwa tanaman dikotil yang berkembang di bawah naungan mempunyai ukuran daun yang lebih tipis dibandingkan dengan daun yang berkembang pada kondisi tanpa naungan. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya distribusi fotosintat ke masing-masing sel, sehingga sel penyusun helaian daun mengalami pengurangan ketebalan daun. Menurut Santoso (1990), bahwa unsur radiasi matahari yang penting bagi tanaman ialah intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran. Bila intensitas cahaya yang diterima rendah, maka jumlah cahaya yang diterima oleh satuan luas permukaan daun dalam jangka waktu tertentu juga rendah. Cahaya yang rendah juga membuat tanaman memiliki daun berukuran lebih besar, lebih tipis, ukuran stomata lebih besar, lapisan sel epidermis tipis, jumlah daun lebih banyak dan ruang antar sel lebih banyak (Pantilu, dkk, 2012). Pemberian naungan pada tanaman berpengaruh mengurangi intensitas cahaya yang sampai ke tanaman. Penaungan mengakibatkan perubahan terhadap cahaya matahari yang diterima tanaman, baik intensitas maupun kualitasnya. Pengaruh cahaya terhadap tanaman sangat kompleks, yaitu mempengaruhi proses fotokimia dan juga bentuk dan ukuran tanaman, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil akhir tanaman (Santoso, 1990). Daun merupakan salah satu organ penentu tingkat produksi tanaman, karena perannya sebagai penyerap dan pengubah energi cahaya pada proses fotosintesis.

4 Terganggunya proses penangkapan cahaya matahari akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman (Gardner et al,1991). Selain itu juga, luas daun juga dapat mempengaruhi proses fotosintesis dan berdampak pula pada hasil produksi buah dan biji yang dihasilkan pada saat panen. Klorofil merupakan zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan hijau yang berfotosintesis. Menurut Fitter dan Hay (1991), bahwa daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90 % cahaya ungu dan biru, demikian pula untuk cahaya jingga dan merah. Pada membran tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu elektron dari karotenoid atau klorofil. Cahaya hijau, kuning, jingga dan merah dipantulkan oleh kedua pigmen ini. Namun hal ini juga berhubungan dengan peluasan permukaan daun yang berasosiasi dengan peningkatan jumlah dan ukuran kloroplas serta jumlah klorofil yang terdapat pada palisade dan spons parenkim maupun pada sel penutup stomata. Menurut Salisbury dan Ross (1995), bahwa intensitas cahaya yang tinggi meningkatkan kadar karotenoid serta kandungan nitrogen, sehingga mengakibatkan permukaan daun menjadi lebih terbuka. Namun di sisi lain, intensitas cahaya yang sangat tinggi dapat menurunkan kadar klorofil daun. Beberapa teknik budidaya yang menyangkut faktor cahaya adalah pengetahuan tanaman dan jaraknya, sistem tanaman ganda, penggunan penaungan dan pohon pelindung, penambahan cahaya dan pengaturan estage-bouw di pekarangan. Pemberian naungan menyebabkan terjadinya perubahan kandungan klorofil daun. Tanaman yang toleran memiliki kandungan klorofil a yang lebih tinggi dan rasio klorofil a/b yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang peka.

5 Naungan meningkatkan kandungan klorofil a sebanyak 20 %. Peningkatan kandungan klorofil a dan klorofil b ditunjukkan oleh tanaman yang beradaptasi pada defisit cahaya dengan tujuan memaksimalkan absorsi foton (Anggraeni, 2010). Proses fotosintensis yang terjadi di daun akan meninggalkan berat yang berupa hasil fotosintat atau penumpukan fotosintat akhir. Laju asimilasi bersih merupakan laju penimbunan berat kering per satuan luas daun per satuan waktu. Laju asimilasi bersih merupakan ukuran rata-rata efisiensi fotosintesis daun dalam suatu komunitas tanaman budidaya (Gardner et al., 1991). Laju asimilasi bersih dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah ketersediaan air, cahaya, suhu, karbon dioksida, umur daun, nutrisi, kandungan klorofil daun dan genotip. Menurut hasil penelitian Permanasari, (2013) menunjukkan bahwa pada lahan terbuka memiliki tingkat laju asimilasi bersih yang paling tinggi dan mengalami penurunan seiring dengan penurunan indeks luas daun. Bila laju asimilasi bersih naik maka laju pertumbuhan tanaman akan naik dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan waktu akan meningkatkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas lahan tiap satuan waktu (Kiswanto, 2012). Menurut Lakitan (2008) hasil fotosintat pada daun dan sel-sel fotosintetik lainnya harus diangkut ke organ atau jaringan lain agar dapat dimanfaatkan oleh organ atau jaringan tersebut untuk pertumbuhan atau ditimbun sebagai bahan cadangan. Telah diketahui sejak lama bahwa hasil fotosintesis diangkut dari daun ke organorgan lain seperti akar, batang, dan organ reproduktif melalui pembuluh floem.

6 Berat kering daun, batang, dan akar tertinggi pada agroforestri fase awal dan terrendah pada agroforestri fase lanjut. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sundari, dkk (2005) tentang uji penaungan pada beberapa varietas kacang hijau dengan perlakuan empat tingkat penaungan yaitu 0 %, 25 %, 50 % dan 75 % dengan naungan yang digunakan adalah naungan buatan (paranet hitam). Perlakuan naungan 50 % menyebabkan tingkat tebal sel epidermis dan tebal jaringan palisade mengalami pengurangan dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Selain itu juga, pemberian naungan yang berbeda dapat mempengaruhi morfologi bagian tanaman lainnya seperti jumlah klorofil, laju asimilasi bersih, berat akar, batang, dan buah (Kiswanto, 2012). Hasil penelitian tentang pengaruh naungan terhadap anatomi daun khususnya pada ketebalan kutikula dan tebal sel epidermis sudah dibuktikan. Akan tetapi data tentang pengaruh naungan terhadap kandungan klorofil dan laju asimilasi bersih pada tanaman kacang hijau (Vigna radiatus L.) belum ada. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang diformulasikan dengan judul Pengaruh pemberian naungan pada tanaman kacang hijau (Vigna radiatus L.) terhadap jumlah klorofil dan laju asimilasi bersih. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh pemberian naungan terhadap jumlah klorofil dan laju asimilasi bersih pada tanaman kacang hijau (Vigna radiatus L).

7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian naungan terhadap jumlah klorofil serta untuk mengetahui laju asimilasi bersih pada tanaman kacang hijau (Vigna radiatus L). 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya pada mahasiswa biologi tentang pengukuran jumlah klorofil pada tanaman kacang hijau pada fisiologi tumbuhan. 2. Sebagai informasi yang dapat dijadikan dasar untuk penelitian lanjutan. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan materi kuliah fisiologi tumbuhan.