BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas. Desain pada penelitian ini berbentuk:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengukuran kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN O X O

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pendekatan Metacognitive Inner Speech terhadap dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimen dengan dua kelas yang setara. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretest-postest control group design. R O X O R O - O R : pemilihan sampel dilakukan secara random assigment O : pemberian tes kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy X : pembelajaran dengan model matematisasi berjenjang Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan dalam menganalisa kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy siswa dan melihat peningkatannya. Peneliti menginterpretasikan atau menterjemahkan data yang diperoleh dari subyek penelitian sebagai bahan dan wacana untuk kondisi yang terjadi. Siswa di kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan matematisasi berjenjang sedangkan siswa di kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Disini peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana proses pembelajaran yang terjadi di kelas eksperimen, aktivitas siswa dan bagaimana kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Dalam penelitian ini juga ingin mengkaji peningkatan kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy siswa. B. Populasi dan Sampel

45 Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Pagedangan. Dalam penelitian ini akan digunakan sampel dua kelas dimana satu kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model matematisasi berjenjang dan kelas yang lain sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Untuk selanjutnya kelas eksperimen disebut kelas Model Matematisasi Berjenjang (MBB) dan kelas kontrol disebut kelas konvensional (KONV). Sampel akan dipilih secara acak kelas. Sampel dipilih secara random assigment dalam penempatan model si kedua kelas karena peneliti tidak dapat menggunakan acak sampel, dikarenakan kelas sudah terbentuk sehingga peneliti tidak dapat mengubah kelas yang sudah terbentuk. Peneliti mengikuti kelompok kelas yang sudah ada. Sampel yang diambil merupakan bagian dari populasi dan sampel yang diambil mewakili populasi yang ada. Pemilihan sampel dilakukan dengan beberapa pertimbangan, salah satunya berdasarkan pertimbangan dari guru matematika yang mengajar di kelas VII SMPN 1 Pagedangan. Pertimbangan tersebut berdasarkan data lapangan yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai ulangan harian di kedua kelas berada di antara kelas-kelas yang lain. Selain itu nilai rata-rata dari kedua kelas dapat mewakili nilai rata-rata dari seluruh kelas yang ada. Pertimbangan dari guru telah disampaikan pada saat wawancara dengan peneliti sebelum penelitian dimulai. C. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah 1. observasi/ pengamatan Pengamatan dilakukan sebelum penelitian dan selama penelitian berlangsung. Pengamatan sebelum penelitian digunakan untuk melihat bagaimana keadaan siswa di kelas, bagaimana kebiasaan-kebiasaan siswa dan bagaimana kemampuan rata-rata siswa. Pengamatan selama penelitian berlangsung digunakan untuk melihat proses pembelajaran

46 yang terjadi dalam kelas yang nantinya digunakan dalam analisis data. Seluruh proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas akan direkam dengan mengunakan handy-cam. Proses pengamatan ini yang nantinya akan dianalisa sebagai bahan dalam tesis ini. 2. pemberian tes Tes digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa setelah mendapatkan pembelajaran matematisasi berjenjang. Tes ini dilakukan dua kali yaitu pre-test yang dilakukan sebelum pembelajaran dan post-test yang dilakukan setelah pembelajaran. Tes ini diberikan kepada siswa di kedua kelas yaitu kelas MBB dan kelas KONV. 3. penyebaran angket Angket digunakan untuk mengukur sejauh mana keyakinan diri dari siswa terhadap pembelajaran matematika. Angket yang akan digunakan ini juga akan divalidasi sebelum diberikan kepada subyek penelitian. Validasi angket ini hampir sama dengan validasi tes kemampuan pemahaman dan komunikasi. 4. wawancara Wawancara dilakukan kepada beberapa siswa guna mendapatkan informasi yang belum diperoleh dan mengecek informasi yang sudah kita peroleh kepada subyek penelitian. Semua proses pengumpulan data menggunakan dokumentasi audiovisual untuk mempermudah proses analisa. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu pembelajaran dengan model matematisasi berjenjang dan pembelajaran konvensional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy siswa.

47 E. Instrumen Penelitian Instumen dalam penelitian ini ada dua jenis instrumen yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen tes terdiri dari soal tes kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa. Instrumen non tes yang digunakan adalah angket selfefficacy, lembar observasi dan pedoman wawancara. 1. Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa Instrumen tes kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa dikembangkan dari materi yang diajarkan. Tes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa akan diberikan pada saat awal dan akhir pembelajaran. Tes ini memuat soal yang mengukur kemampuan pemahaman dan komunikasi yang disesuaikan dengan indikator dari masing-masing kemampuan. Indikator tes beserta kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada lampiran A.1 dan A.2. Penyusunan instrumen secara bertahap dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, dosen lain yang berkompeten di bidangnya dan guru matematika yang mengajar di tempat penelitian. Sebelum tes ini diberikan kepada subyek penelitian, tes ini akan divalidasi terlebih dahulu. Validitas yang dilakukan adalah validitas muka dan validitas isi. Proses validasi akan dilakukan oleh beberapa ahli yang dianggap mampu memberikan pertimbangan dalam menyusun sebuah tes. Instrumen tes yang telah disusun divalidasi lanjut oleh lima dosen yang berkompeten di bidangnya, diantaranya Al Jupri, Ph.D., Dr. Stanley Dewanto, M. Pd., Rully Charitas Indra Prahmana, S. Si., M. Pd., Bobi Rahman, M. Pd., Joseph Hayon, M.Pd. Setelah dilakukan validasi, instrumen tes direvisi sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan. Peneliti melakukan revisi penyusunan tes sebelum diberikan kepada subyek penelitian. Hasil validasi dari beberapa ahli dapat dilihat pada lampiran A.5. Setelah melalui proses validasi oleh beberapa ahli dan proses revisi, instrumen tes di ujicobakan terlebih dahulu kepada siswa bukan subyek (one class) yang telah mempelajari materi persamaan linear satu

48 variabel. Ujicoba dilakukan pada hari Jumat, 27 Maret 2015 pukul 13.30-14.50 di kelas VII-5 SMPN 2 Pagedangan. Ujicoba dilakukan kepada siswa kelas VII, dimana siswa sudah memperoleh pembelajaran pada materi persamaan linear satu variabel. Ujicoba soal tes yang dilakukan terdiri dari 5 soal uraian dimana setiap soalnya ada 2 pertanyaan yang diberikan. Setelah dilakukan ujicoba kepada siswa SMPN 2 Pagedangan, peneliti memberikan penilaian berdasarkan rubrik penilaian yang telah disusun sebelumnya. Rubrik penilaian dapat dilihat pada lampiran A.6. Dari proses penilaian ini diperoleh skor siswa pada setiap butir soalnya. 2. angket self efficacy Angket diberikan kepada siswa setelah proses pengerjaan tes kemampuan pemahaman dan komunikasi. Angket juga diberikan kepada siswa di kedua kelas yaitu kelas MBB dan kelas KONV. Angket ini berisi pernyataan dengan 4 pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Kisi-kisi angket dapat dilihat pada lampiran A.3 dan A.4. Angket ini juga akan divalidasi oleh ahli seperti instrumen tes. Proses validasinya hampir sama dengan instrumen tes. Setelah melalui proses validasi oleh beberapa ahli, angket di ujicobakan terlebih dahulu kepada siswa bukan subyek (one class) seperti pada instrumen tes. Angket self-efficacy yang diujicobakan ada 20 pernyataan dengan 4 pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Pernyataan yang diberikan terdiri dari 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Setelah siswa melakukan pengisian angket, peneliti mencatat pengisian angket siswa dan menuliskan skor jawaban tiap pernyataan. 3. lembar observasi kegiatan pembelajaran Lembar pengamatan ini akan diisi oleh observer untuk melihat proses pembelajaran di kelas, aktivitas guru dan bagaimana aktivitas siswa yang menunjukkan indikator kemampuan pemahaman dan komunikasi

49 siswa pada saat pembelajaran di kelas. Lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran A.7. 4. lembar wawancara Lembar ini digunakan peneliti sebagai pedoman pengajuan pertanyaan dalam melakukan proses wawancara dengan siswa. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran A.8. Selain instrumen penelitian, peneliti juga menyiapkan instrumen pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga Lembar Kerja Siswa (LKS). RPP yang dibuat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. RPP dibuat untuk kedua kelas yaitu kelas MMB dan kelas KONV. RPP selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.9. LKS yang dibuat hanya digunakan untuk kelas MBB saja. LKS digunakan sebagai pedoman siswa dalam melakukan diskusi kelompok. LKS selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.10. Instrumen tes diuji cobakan dan kemudian dilakukan analisis instrumen tes yaitu analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisis Validitas Soal Hasil Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa Validitas yang akan digunakan adalah validitas isi dan validitas muka. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2002). Instrumen ini akan divalidasi oleh ahli, dalam penelitian ini dosen pembimbing, dosen yang dianggap ahli dan guru matematika di sekolah tempat penelitian. Peneliti mengkonsultasikan semua instrumen pembelajaran kepada mereka yang dianggap ahli yaitu dosen pembimbing dan guru. Setelah dilakukan penyusunan instrumen, peneliti melakukan validitas empiris, dimana instrumen ini diujikan

50 kepada siswa selain subyek yang memiliki kemampuan yang hampir sama dengan subyek penelitian. Dalam menghitung validitas item soal peneliti menggunakan perhitungan dengan rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu sebagai berikut: n XY ( X)( Y) r xy = {n X 2 ( X) 2 }{n Y 2 ( Y) 2 } dimana: r xy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang dikorelasikan. X : skor siswa tiap item soal Y n : skor total yang dicapai siswa : banyaknya subyek (ujicoba) Setelah diperoleh hasil perhitungannya akan dilihat besar nilai korelasi dan akan dilakukan penafsiran. Penafsiran koefisien korelasi dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Membandingkan nilai r hitung dan r tabel. Jika nilai r hitung lebih kecil daripada r tabel maka soal tersebut tidak valid. Jika nilai r hitung lebih besar daripada r tabel maka soal tersebut valid. b. Menginterpretasikan nilai korelasi tersebut berdasarkan Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Interpretasi Nilai Korelasi No. Nilai r hitung Interpretasi 1. 0, 800 < r 1, 000 Sangat Tinggi 2. 0, 600 < r 0, 800 Tinggi 3. 0, 400 < r 0, 600 Cukup 4. 0, 200 < r 0, 400 Rendah 5. 0, 000 r 0, 200 Sangat Rendah (Arikunto, 2002) Dengan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil perhitungan dan klasifikasi tingkat kevalidan dilihat dari r tabel = 0,361 dengan n = 30 dan α = 0,05 sebagai berikut:

51 Tabel 3.2 Hasil Penghitungan Validitas Ujicoba Soal Tes Kemampuan Nomor Nilai Valid/tidak dan Keterangan Soal Korelasi interpretasi Pemahaman 1a 0,338 Tidak Valid dan Diperbaiki interpretasi rendah 2a 0,557 Valid dan interpretasi Digunakan cukup 2b 0,567 Valid dan interpretasi Digunakan cukup 3a 0,553 Valid dan interpretasi Digunakan cukup 3b 0,701 Valid dan interpretasi Digunakan tinggi Kemampuan Nomor Nilai Valid/tidak dan Keterangan Soal Korelasi interpretasi Komunikasi 1b 0,467 Valid dan interpretasi Digunakan cukup 4a 0,628 Valid dan interpretasi Digunakan tinggi 4b 0,523 Valid dan interpretasi Digunakan cukup 5a 0,655 Valid dan interpretasi Digunakan tinggi 5b 0,614 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan Berdasarkan Tabel 3.2 diperoleh hasil bahwa terdapat satu soal pemahaman matematis yang memiliki nilai korelasi yang lebih kecil dari r tabel yaitu nomor 1a dengan nilai korelasi 0,338. Soal nomor 1a dapat dikatakan tidak valid karena nilai korelasinya lebih kecil dari r tabel dan tingkat interpretasinya rendah. Meskipun demikian, soal tersebut akan tetap dipakai dalam penelitian, tetapi soal harus diperbaiki baik dari segi isi/materi maupun dari segi muka/redaksi-nya. Dari hasil perhitungan juga diperoleh lima soal yang valid dengan kriteria kevalidan cukup yaitu nomor 1b, 2a, 2b, 3a dan 4b. Selain itu terdapat empat soal yang valid dengan kriteria kevalidan tinggi, yaitu nomor 3b, 4a, 5a dan 5b. Hasil Output SPSS validitas butir soal secara lengkap dapat dilihat di

52 lampiran B.1. Perubahan soal yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B.2. Selain soal tes yang dihitung validitasnya, instrumen angket juga akan dilihat validitasnya. Hasil output SPSS dapat dilihat pada lampiran B.3. Hasil penghitungannya sebagai berikut: Tabel 3.3 Hasil Penghitungan Validitas Angket Self-Efficacy Pernya Nilai korelasi Valid/tidak dan interpretasi Keterangan taan 1 0,445 Valid dan interpretasi cukup Digunakan 2 0,414 Valid dan interpretasi cukup Digunakan 3 0,476 Valid dan interpretasi cukup Digunakan 4 0,412 Valid dan interpretasi cukup Digunakan 5 0,680 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan 6 0,436 Valid dan interpretasi cukup Digunakan 7 0,482 Valid dan interpretasi cukup Digunakan 8 0,124 Tidak valid dan interpretasi sangat rendah Tidak Digunakan 9 0,527 Valid dan interpretasi cukup Digunakan 10 0,590 Valid dan interpretasi cukup Digunakan Pernya Nilai korelasi Valid/tidak dan interpretasi Keterangan taan 11 0,365 Valid dan interpretasi rendah Digunakan 12 0,552 Valid dan interpretasi cukup Digunakan

53 13 0,678 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan 14 0,529 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan 15 0,086 Tidak valid dan interpretasi sangat rendah Tidak Digunakan 16 0,412 Valid dan interpretasi cukup Digunakan 17 0,483 Valid dan interpretasi cukup Digunakan 18 0,618 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan 19 0,702 Valid dan interpretasi tinggi Digunakan 20 0,369 Valid dan interpretasi rendah Digunakan Dari hasil perhitungan terdapat dua pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 8 dan nomor 15, sehingga kedua pernyataan tidak digunakan dalam penelitian ini. 2. Analisis Reliabilitas Soal Hasil Tes Prestasi Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan (Arikunto, 2002). Artinya apabila tes tersebut diberikan lagi kepada orang yang sama dalam waktu yang berlainan, maka akan menunjukkan hasil yang hampir sama atau bila terjadi perubahan dapat dikatakan tidak berarti. Perhitungan reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach: r 11 = n n 1 {1 σ i σ 2 } t dimana: r 11 : reliabilitas tes yang dicari σ 2 i : jumlah varian dari skor tes tiap item 2 σ t : varian total dari skor tes i : 1, 2, 3,.. n : banyak item (butir soal) Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas No. Nilai r hitung Interpretasi 1. 0, 900 r 11 1, 000 Sangat Tinggi 2. 0,700 r 11 <0,900 Tinggi 3. 0,400 r 11 <0,700 Cukup 2

54 4. 0,200 r 11 <0,400 Rendah 5. r 11 <0, 200 Sangat Rendah Hasil penghitungan reliabilitas soal dan angket dengan menggunakan SPSS 15 secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B.4. Hasil penghitungan reliabilitas soal ditunjukkan sebagai berikut: Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Menggunakan SPSS Cases Case Processing Summary Valid Excluded a Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. N % 30 100.0 0.0 30 100.0 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.732 11 Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Menggunakan SPSS Cases Case Processing Summary Valid Excluded a Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. N % 31 100.0 0.0 31 100.0 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.732 19 Dari perhitungan SPSS dapat dilihat nilai reliabilitas dari soal ujicoba dan angket yaitu 0,732. Hasil ini termasuk dalam kategori tinggi. 3. Analisis Daya Pembeda

55 Daya pembeda soal merupakan suatu kemampuan soal untuk membedakan siswa dengan kemampuan tinggi dan rendah (Arikunto: 2002). Dalam menghitung daya pembeda akan digunakan rumus berikut: D s = S A S B I A dimana: D s = indeks daya pembeda suatu butir soal S A = jumlah skor yang dicapai siswa pada kelompok atas S B = jumlah skor yang dicapai siswa pada kelompok bawah I A = jumlah skor ideal salah satu kelompok Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda No. Nilai r hitung Interpretasi 1. DP 0,000 Sangat Kurang Baik 2. 0,000<DP 0,200 Kurang Baik 3. 0,200 <DP 0,400 Cukup 4. 0,400 < DP 0,700 Baik 5. 0,700 < DP 1,000 Sangat Baik Perhitungan secara rinci dapat dilihat pada lampiran B.5. Hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3.6 Hasil Penghitungan Daya Pembeda No. Soal Daya Pembeda Kriteria 1a 0,2 Kurang baik 1b 0,133 Kurang baik 2a 0,32 Cukup 2b 0,35 Cukup 3a 0,32 Cukup 3b 0,35 Cukup 4a 0,307 Cukup 4b 0,2 Kurang baik 5a 0,493 Baik 5b 0,333 Cukup Diperoleh tiga soal yang kurang baik yaitu nomor 1a, 1b dan 4b; enam soal kategori cukup yaitu nomor 2a, 2b, 3a, 3b, 4a, 5b; dan satu soal kategori baik yaitu nomor 5a. 4. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

56 Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa derajad kesukaran suatu soal (Arikunto: 2002). Suatu tes yang baik hendaknya tidak terlalu sukar maupun tidak terlalu mudah. Untuk menganalisis tingkat kesukaran soal digunakan rumus berikut: T k = SA + SB N Skor Maks dimana: T k = Tingkat kesukaran SA= jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas SA= jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah n = jumlah siswa pada kelompok atas dan bawah Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal No. Nilai r hitung Interpretasi 1. 0,000<TK 0,300 Soal sukar 2. 0,300<TK 0,700 Soal sedang 3. 0,700<TK 1,000 Soal mudah Perhitungan secara rinci dapat dilihat pada lampiran B.5. Hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3.8 Hasil Penghitungan Tingkat Kesukaran Soal No. Soal Tingkat Kesukaran Kriteria 1a 0,233 Sukar 1b 0,133 Sukar 2a 0,307 Sedang 2b 0,258 Sukar 3a 0,307 Sedang 3b 0,325 Sedang 4a 0,473 Sedang 4b 0,407 Sedang 5a 0,487 Sedang 5b 0,273 Sukar Dari hasil perhitungan diperoleh enam soal kategori sedang yatu nomor 2a, 3a, 3b, 4a, 4b dan 5a; empat soal kategori sukar yaitu nomor 1a, 1b, 2b dan 5b. Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Uji coba Soal No. Soal Validitas Reliabilitas Daya Tingkat

57 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b Pembeda Kesukaran Tidak Valid dan interpretasi rendah Kurang baik Sukar Valid dan interpretasi cukup Kurang baik Sukar Valid dan interpretasi cukup Reliabel, Cukup Sedang Valid dan kategori interpretasi cukup tinggi Cukup Sukar Valid dan interpretasi cukup Cukup Sedang Valid dan interpretasi tinggi Cukup Sedang Valid dan interpretasi tinggi Cukup Sedang Valid dan interpretasi cukup Kurang baik Sedang Valid dan interpretasi tinggi Baik Sedang Valid dan interpretasi tinggi Cukup Sukar Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Uji coba Angket No. Validitas Reliabilitas Pernyataan 1 Valid dan interpretasi cukup Reliabel dengan 2 Valid dan interpretasi cukup kategori tinggi 3 Valid dan interpretasi cukup 4 Valid dan interpretasi cukup 5 Valid dan interpretasi tinggi 6 Valid dan interpretasi cukup 7 Valid dan interpretasi cukup 9 Valid dan interpretasi cukup 10 Valid dan interpretasi cukup 11 Valid dan interpretasi rendah 12 Valid dan interpretasi cukup 13 Valid dan interpretasi tinggi 14 Valid dan interpretasi tinggi 16 Valid dan interpretasi cukup 17 Valid dan interpretasi cukup 18 Valid dan interpretasi tinggi 19 Valid dan interpretasi tinggi 20 Valid dan interpretasi rendah

58 F. Analisa Data Metode analisa yang akan digunakan adalah analisa kuantitatif untuk menganalisa penerapan model pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi dan self-efficacy. Analisa kuantitatif yang digunakan adalah perhitungan statistik manual dengan Microsoft Excel dan perhitungan dengan menggunakan SPSS 15. Selain penghitungan statistik yang dilakukan, peneliti juga akan melihat hasil observasi aktivitas siswa dan hasil wawancara siswa mengenai penerapan model pembelajaran matematisasi berjenjang. 1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa Data hasil tes yang diperoleh meliputi data hasil pre-test, posttest dan N-gain. Analisa data didahului dengan memeriksa hasil pengerjaan siswa. Di sini peneliti melakukan pemeriksaan jawaban berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat dan menghitung skor tes kemampuan pemahaman dan komunikasi. Setiap siswa memperoleh dua nilai yaitu skor sebelum dan sesudah diadakan pembelajaran. Selain itu juga diperoleh data N-gain ternormalisasi dengan rumus: berikut: g = S pos S pre SMI S pre dimana: S pre : Skor pre-test S pos : Skor post-test SMI : Skor Maksimal Ideal Kategori skor N-gain menurut Hake (1999) adalah sebagai Tabel 3.11 Kriteria N-gain N-Gain Interpretasi g 0,7 Tinggi 0,3 g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah

59 Dari data tersebut akan dilihat apakah ada peningkatan nilai siswa. Sebelumnya harus diperiksa dulu apakah data berdistribusi normal dan homogen. Pengujian normalitas dilakuan dengan uji Shapiro-Wilk. Langkah-langkah pengujian: a. Menentukan hipotesis yang akan diuji H 0 = data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 = data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal b. Menentukan α c. Signifikansi : Apabila Sig. < α maka H 0 diterima, H 1 ditolak dan dan apabila Sig. > α maka H 0 ditolak, H 1 diterima. Pengujian homogenitas dengan menggunakan uji Levene. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis H 0 = σ 2 2 1 = σ 2 2 2 H 1 = σ 1 σ 2 b. Menentukan α c. Signifikansi: Apabila Sig. < α maka H 0 diterima, H 1 ditolak dan apabila Sig. > α maka H 0 ditolak, H 1 diterima. Setelah pengujian normalitas dan homogenitas, dilanjutkan dengan uji kesamaan rerata dengan menggunakan uji t, yaitu Independent Sample Test. Apabila data normal dan tidak homogen maka akan dilakukan uji t. Namun, apabila data diketahui tidak normal maka digunakan uji nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney. Pengujian data di atas dapat digambarkan dalam diagram alur berikut: Data pre-test Data post-test Selisih pre-test dan post-test Uji Normalitas PENERAPAN MATEMATISASI Data BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN Data Tidak Normal Non Parametrik Mann -Whitney Data Normal dilanjutkan Uji Homogenitas

60 Gambar 3.1 Diagram Alur Pengujian Data Kuantitatif 2. Analisa Data Angket Self-Efficacy Untuk menganalisa self-efficacy siswa, peneliti menggunakan lembar pengamatan dan angket self-efficacy. Lembar pengamatan ini akan diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung dan angket akan diisi oleh siswa sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan. Dari jawaban yang diberikan siswa dalam angket tersebut diberi skor berdasarkan jawaban siswa. Untuk pernyataan positif bila jawaban siswa Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Pernyataan negatif bila jawaban siswa Sangat Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Dari jawaban siswa peneliti mencatat dan memberikan skor sesuai dengan ketentuan sebelumnya. Data yang

61 diperoleh merupakan data ordinal sehingga pengujian dilakukan dengan Uji Mann-Whitney. (Siegel, 1985). Peneliti menghitung banyaknya pernyataan yang diisi dengan respon yang positif oleh siswa. Dalam angket ini pernyataan yang bernilai 3 dan 4 merupakan respon yang positif. Dari proses ini, peneliti memperoleh data frekuensi siswa yang memberikan respon positif. Data inilah yang akan diolah dengan pengujian statistik Mann-Whitney. 3. Analisa Data Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi siswa. Selain itu juga diperoleh data hasil wawancara dengan siswa. Data ini akan diolah secara deskriptif. Untuk memudahkan analisa deskriptif secara menyeluruh tentang pelaksanaan pembelajaran matematika, peneliti dapat melihat lembar observasi dan rekaman hasil pembelajaran maupun hasil wawancara. Dari video tersebut akan dilihat bagaimana peneliti menerapkan model matematisasi berjenjang dan dapat dilihat bagaimana situasi kelas saat pembelajaran berlangsung. Selain itu video akan membantu dalam proses analisa hasil wawancara. G. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian memuat beberapa langkah yaitu: 1. Penyusunan Proposal Penelitian Peneliti membuat proposal dengan judul Penerapan Matematisasi Berjenjang Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa SMP. 2. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Setelah proposal diseminarkan dan disetujui, peneliti mulai membuat ijin ke sekolah dan menyusun apa saja yang diperlukan dan hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penelitian yaitu instrumen pembelajaran. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan uji validitas soal tes kemampuan pemahaman, komunikasi dan angket self-efficacy. Selain itu

62 peneliti juga melakukan observasi di sekolah dan membuat rancangan skenario pembelajaran dengan model Matematisasi Berjenjang. 3. Pelaksanaan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan: a. Peneliti mengadakan pre-test bagi siswa untuk mengukur kemampuan awal mereka sebelum mengikuti pembelajaran dengan matematisasi berjenjang b. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan model matematisasi berjenjang di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. c. Peneliti mengadakan tes akhir bagi siswa untuk mengukur kemampuan mereka setelah mengikuti pembelajaran dengan matematisasi berjenjang. d. Peneliti membagikan angket self-efficacy kepada siswa. e. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa. 4. Analisis Data Setelah memperoleh data, peneliti menganalisa data yang sudah terkumpul. Peneliti mengumpulkan dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan analisa proses pembelajaran di kelas, transkrip wawancara, men-scaning tes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik, menyusun hasil angket siswa. Data yang sudah terkumpul dipersiapkan dengan baik agar memudahkan proses analisa data. Peneliti mentranskip data berupa video pembelajaran maupun data skor siswa pada tes kemampuan pemahaman, komunikasi maupun selfefficacy. Peneliti menganalisis lebih detail dan analisis secara statistik seperti dilakukannya pengujian dari data yang diperoleh. Dalam analisa data ini peneliti juga menarik kesimpulan, menginterpretasi atau memaknai beberapa kesimpulan yang diperoleh dari data yang ada. 5. Penyusunan Hasil Penelitian

63 Setelah peneliti menganalisa data dan menarik kesimpulan, kegiatan selanjutnya adalah menyusun hasil laporan penelitian. H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian: Tabel 3.12 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No. Kegiatan 1. Penulisan proposal 2. Sidang Proposal dan Pencarian Dosen Pembimbing Tesis 3. Penyusunan dan Uji Validitas Instrumen 3. Pelaksanaan Penelitian 4. Penulisan Hasil Penelitian 5. Ujian/Sidang Tesis 6. Revisi dan Pengesahan Nov 14 Des 14 Jan 15 Feb 15 Mar 15 Apr 15 Mei 15 Jun 15 Jul 15 Agu 15