MAKALAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeroleh Gelar Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jenderal Achmad Yani

dokumen-dokumen yang mirip
PROPORSI DAN KARAKTERISTIK PENYEBAB PERDARAHAN SALURAN CERNA BAHAGIAN ATAS BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN ENDOSKOPI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

Gambaran Esofagogastroduodenoskopi Pasien Hematemesis dan atau Melena di RSUP M Djamil Padang Periode Januari Desember 2013

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh ENDAH FITRI NOVITASARI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

ABSTRAK Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL YANG DIRAWAT-INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JULI JUNI 2005

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA

Satuan Acara penyuluhan (SAP)

Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dari Tahun

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : karsinoma sel skuamosa, rongga mulut, prevalensi.

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

I KOMANG AGUS SETIAWAN

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN TUBERKULOSIS EKSTRA PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2013

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

PROPORSI INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI MALARIA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT KALIMANTAN TIMUR PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI PUSKESMAS SUNGAI AYAK III KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010

ANALISIS MANFAAT PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN DHF DI SMF PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

KARAKTERISTIK MOLA HIDATIDOSA DI RSUP Dr.KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :

Universitas Sumatera Utara-RSUP-HAM Medan

PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GEA DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran napas bawah masih tetap menjadi masalah utama dalam

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFERTILITAS WANITA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JANUARI 2011

GAMBARAN GEJALA KLINIK, HEMOGLOBIN, LEUKOSIT, TROMBOSIT DAN WIDAL PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DENGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

Dewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes dan Kiki Korneliani, SKM, M.Kes 2)

POLA PENYAKIT KULIT NON-INFEKSI PADA ANAK DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE

ABSTRAK PREVALENSI AMEBIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, JAWA BARAT PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

ABSTRAK INSIDENSI ANEMIA IBU HAMIL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2006

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN CRP (C-REACTIVE PROTEIN) DENGAN KULTUR URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2014.

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

Transkripsi:

KARAKTERISTIK DAN ETIOLOGI GASTRITIS EROSIF PADA PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS DI RUANG RAWAT INAP DAN ENDOSKOPI RUMAH SAKIT DUSTIRA PERIODE 2014-2016 MAKALAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeroleh Gelar Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jenderal Achmad Yani Oleh: Annisa Ramadhani 4111131131 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI MARET 2017

KARAKTERISTIK DAN ETIOLOGI GASTRITIS EROSIF PADA PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS DI RUANG RAWAT INAP DAN ENDOSKOPI RUMAH SAKIT DUSTIRA PERIODE 2014-2016 Annisa Ramadhani 1. Wahyu Harihadjaja 2. Rina Munirah B 3 1 Fakultas Kedokteran UNJANI Cimahi, 2Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Unjani Cimahi, 3 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unjani Cimahi ABSTRAK Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) merupakan kasus yang sering dijumpai di bagian gawat darurat rumah sakit dan dapat menimbulkan kematian yang cukup tinggi sebesar 26%. Manifestasi klinik perdarahan SCBA terdiri dari hematemesis dan melena. Dari beberapa etiologi perdarahan SCBA di Rumah Sakit Dustira penyebab paling banyak yaitu Gastritis erosif pada tahun 2009-2011 sebanyak 80 kasus (62%). Gastritis erosif dapat disebabkan oleh konsumsi obatobatan (OAINS,aspirin), infeksi Helicobacter pylori, riwayat gastritis dan alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan etiologi gastritis erosif pada perdarahan SCBA di Rumah Sakit Dustira periode 2014-2016. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional, yang diambil dari data rekam medik sebanyak 83 sampel. Hasil penelitian didapatkan distribusi tertinggi pada tahun 2015 sebanyak 35 kasus (42,20%) dan terendah pada tahun 2016 sebanyak 19 kasus (22,90%), kategori usia tertinggi pada usia lebih dari 65 tahun (39,80%) dan terendah pada kategori usia 17-25 tahun (1,20%), jenis kelamin pria sedikit lebih banyak (50,60%) dibandingkan wanita (49,40%), manifestasi klinik perdarahan tertinggi berupa melena (50,60%) dan terendah berupa hematemesis (4,80%), etiologi terbanyak OAINS (56,60%) dan paling sedikit akibat makanan asam dan pedas juga aspirin (2,80%), pasien perdarahan SCBA paling banyak mengalami anemia dengan Hb terendah pada wanita 5,5 g/dl dan pada pria 3,5 g/dl.pada penelitian ini didapatkan distribusi tertinggi pada tahun 2015, usia terbanyak lebih dari 65 tahun, jenis kelamin terbanyak pada pria, manifestasi klinik perdarahan tertinggi berupa melena, etiologi terbanyak OAINS, dan pasien paling banyak mengalami anemia. Perlu dilakukan edukasi kesehatan mengenai bahaya pemakaian obat anti nyeri serta diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan penyakit dengan karakteristik dan etiologi. Kata kunci: Gastritis erosif, hematemesis, melena, perdarahan saluran cerna atas 1

ABSTRACT Upper gastrointestinal bleeding (UGIB) cases are commonly found in the emergency department in hospital. Upper gastrointestinal bleeding can lead to higher mortality rates by 26%. Clinical manifestations Upper gastrointestinal bleeding are hematemesis and melena. The most common etiology UGIB in Dustira Hospital is gastritis erosive as many 80 cases (62%) in periode 2009-2011. Erosive gastritis can be caused by drug consumption (NSAID, aspirin), traditional medicine, Helicobacter pylori, had gastritis historical and alcohol. The purpose of this study is to characteristics and etiology of erosive gastritis in patients with (UGIB) in Dustira Hospital 2014-2016 periode. This study used observasions descriptive design with 83 medical record patient as object. The result show that the highest of distribution cases in 2015 was 35 cases (42,20%) and the lowest cases in 2016 was 19 cases (22,90%), the highest age group was more than 65 years old (39,80%) and the lowest age group was 17-25 years old (1,20%), according to gender, men (50,60%) more than women (49,40%), most clinical manifestations of bleeding such as melena (50,60%) and the fewest such as hematemesis (4,80%), the most etiology was NSAID (56,60%) and the least was food contain taste sour and spicy and also aspirin (2,80%). UGIB patient most anemia, women (90,20%) and the men (97,60%). The lowest value of Hb was 3,5 g/dl in male and the lowest value of Hb was 5,5 g/dl in female The conclusion was the highest of distribution cases in 2015, the mostly age group was more than 65 years old, the mostly gender was male, the highest clinical manifestations of bleeding was melena, the mostly etiology was NSAID, the mostly patient anemia. The advice given is necessary promotion and health education in the community. For further research can be searched relationship with disease characteristics and etiologies Keywords: Erosive gastritis,hematemesis, melena, upper gastrointestinal bleeding PENDAHULUAN Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) adalah kehilangan darah dalam lumen saluran cerna yang berasal dari bagian proksimal ligamentum Treitz, merupakan suatu masalah yang dapat menimbulkan tingkat kematian cukup tinggi sebanyak 26%. 1 Manifestasi klinik perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) terdiri dari hematemesis dan melena. 1,2 Hematemesis merupakan muntah darah, sedangkan melena diartikan sebagai pengeluaran kotoran berwarna hitam dan lengket seperti ter. 1,2 Etiologi perdarahan SCBA yang sering dilaporkan di indonesia adalah pecahnya varises esofagus, gastritis erosif, tukak peptik, sindroma mallory weiss, 2

dan keganasan. 1,2 Menurut hasil penelitian Yachimski PS dan Friedman LS (2008) menyatakan, di Amerika Serikat perdarahan karena tukak peptik menempati urutan terbanyak. 3 Hasil penelitian Kaliamurthy M, Lee MG, Mills M, Murphy T (2011) menyatakan, angka kejadian perdarahan akut saluran cerna bagian atas di Jamaika, Amerika Tengah sekitar 50 150 per 100.000 penduduk per tahunnya. 4 Berdasarkan hasil penelitian Siregar L, Rani AA, Manan C, Simadibrata M, Makmun D (2011) di RSCM tahun 2008 didapatkan jumlah kasus perdarahan SCBA sebanyak 40 kasus dengan 21 kasus melena (52,5%) dan 19 kasus hematemesis (47,5%). 5 Hasil penelitian menurut Indian Journal of Research (2011) penyebab umum dari perdarahan saluran cerna bagian atas adalah gastritis erosif. 4 Kasus perdarahan saluran cerna akibat gastritis erosif di RSUP M. Djamil padang pada tahun 2010 2013 sering ditemukan pada kelompok umur 61 70 tahun dan berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada jenis kelamin pria sebanyak 23 pasien (51%) dibandingkan wanita sebanyak 22 pasien (49%). 6 Hasil penelitian Prabawati I (2012) di Rumah Sakit Dustira didapatkan jumlah kasus perdarahan SCBA periode 2009 2011 sebanyak 129 kasus dengan etiologi yang paling sering ditemukan adalah gastritis erosif sebanyak 80 kasus (62%). 7 Berdasarkan data epidemiologi Rumah Sakit Dustira, terdapat peningkatan kasus perdarahan saluran cerna bagian atas pada Januari 2013 September 2015. Gastritis erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosif. 7 Etiologi tersering gastritis erosif adalah obat anti inflamasi non steroid sekitar 45,83%. 8 Namun, menurut Siregar L, Rani AA, Manan C, Simadibrata M, Makmun D (2011) etiologi terbanyak selain obat OAINS (obat anti inflamasi non steroid) yaitu obat obatan tradisional. 5 Penelitian mengenai etiologi gastritis erosif pada perdarahan saluran cerna bagian atas belum pernah dilakukan, mengingat gastritis erosif merupakan penyebab paling banyak terjadinya perdarahan saluran cerna atas (80 kasus dari 162 kasus perdarahan saluran cerna atas). Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik dan etiologi gastritis erosif pada pasien perdarahan saluran cerna atas di Rumah Sakit Dustira periode 2014 2016. 3

METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional. Objek penelitian ini adalah rekam medik penderita perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif di Rumah Sakit Dustira periode 2014-2016. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah semua pasien yang sudah di endoskopi dan didiagnosis menderita perdarahan SCBA akibat gastritis erosif, semua pasien perdarahan SCBA akibat gastritis erosif berdasarkan gambaran klinis dan hasil laboratorium. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah kasus perdarahan SCBA akibat gastritis erosif yang tertulis di buku kunjungan tetapi tidak ditemukan berkas rekam mediknya dan rekam medik perdarahan SCBA akibat gastritis erosif dengan data anamnesis yang tidak lengkap khusunya mengenai etiologi. Cara pengambilan sampel dengan cara total sampling. Variabel penelitian yang diteliti meliputi usi, jenis kelamin, manifestasi klinis perdarahan, etiologi dan hasil laboratorium. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari 2016 sampai Februari 2017. Data dianalisis secara univariat menggunakan software statistik. Pengambilan data didahului dengan izin ke bagian rekam medik RS Dustira kemudian akan dilakukan pengambilan data rekam medik sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan, setelah itu dilakukan pengolahan data dan analisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN Penderita perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif di Ruang rawat inap dan endoskopi Rumah Sakit Dustira periode 2014-2016 terdapat 128 pasien. Namun, rekam medis yang tersedia sebanyak 106 dengan 83 data termasuk kriteria inklusi sementara 23 data termasuk kriteria ekslusi karena pada bagian anamnesis khususnya mengenai etiologi tidak tercantumkan pada rekam medik tersebut. 4

Distribusi Pasien dengan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas akibat Gastritis Erosif Berdasarkan Tahun Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) adalah salah satu penyakit yang sering dijumpai dibagian gawat darurat rumah sakit. 1 Perdarahan saluran cerna bagian atas juga dapat didefinisikan sebagai perdarahan saluran makanan proksimal dari ligamentum Treitz. Distribusi pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif di Rumah Sakit Dustira pada tahun 2014 2016 adalah sebanyak 83 pasien. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Distribusi pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif berdasarkan tahun. No. Tahun Jumlah (n) Persentasi (%) 1. 2014 29 34,9 2. 2015 35 42,2 3. 2016 19 22,9 Total 83 100,0 Berdasarkan hasil penelitian Pada Tabel 1 didapatkan bahwa distribusi tertinggi pada pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif terdapat pada tahun 2015 sebanyak 35 pasien (42,20%) dan terendah pada tahun 2016 sebanyak 19 pasien (22,90%). Hal ini dikarenakan jumlah pasien perdarahan saluran cerna bagian atas tahun 2016 tidak sebanyak pada tahun 2015. Sedangkan, pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prabawati I (2012) di Rumah sakit Dustira tahun 2009 2011 yang menyatakan bahwa angka kejadian perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif pada tahun tersebut sebanyak 80 kasus (62%). 7 Maka, dapat diketahui bahwa angka kejadian perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif pada tahun 2014 2016 lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2009 2011. Alasan tersebut kemungkinan berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam mencari pengobatan. 9 Menurut Notoatmodjo S (2010) tidak semua penderita yang sudah terdiagnosis suatu penyakit akan bertindak mencari pengobatan yang terdiri dari mencari pengobatan modern atau profesional (rumah sakit,puskesmas, poliklinik, 5

dan sebagainya), pengobatan tradisional (dukun), tidak melakukan sesuatu (no action), dan mengobati sendiri (selftreatment). Namun, ada pula respon penderita yang tidak melakukan apa apa (no action), penderita beranggapan bahwa kondisi tersebut tidak mengganggu kegiatan sehari hari, serta penderita juga beranggapan bahwa tanpa bertindak apapun gejala yang diderita akan sembuh dengan sendirinya. Selain alasan tersebut, terdapat alasan lain seperti takut pergi ke rumah sakit, tidak memiliki biaya dan fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya. Adapun perilaku pasien yang sudah mulai mencari pengobatan modern atau profesional seperti ke rumah sakit, poliklinik, atau puskesmas sehingga distribusi pasien yang datang ke rumah sakit lebih banyak. 9,10 Distribusi Pasien dengan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas akibat Gastritis Erosif Berdasarkan Karakteristik Usia dan Jenis kelamin Karakteristik yang didapatkan dari hasil rekam medik pada bagian endoskopi meliputi usia dan jenis kelamin. Berdasarkan data dari rekam medik pada tahun 2014 2016 didapatkan data sebanyak 83 pasien yang mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif. Distribusi pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif berdasarkan karakteristik usia di Rumah Sakit Dustira pada tahun 2014 2016 disajikan dalam bentuk Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Distribusi pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif berdasarkan karakteristik usia No. Kategori usia Usia Jumlah(n) Persentase (%) 1. Masa remaja akhir 17 25 tahun 1 1,20 2. Masa dewasa awal 26 35 tahun 4 4,80 3. Masa dewasa akhir 36 45 tahun 12 14,50 4. Masa lansia awal 46 55 tahun 17 20,50 5. Masa lansia akhir 56 65 tahun 16 19,30 6. Masa manula Lebih dari 65 tahun 33 39,80 Total 83 100,0 6

Diketahui pada Tabel 2 bahwa kategori usia dengan distribusi tertinggi yaitu pada kategori usia lebih dari 65 tahun sebanyak 33 orang (39,80%) dan kategori usia dengan distribusi terendah yaitu pada kategori usia 17-25 tahun sebanyak 1 orang (1,20%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUP M. Djamil Padang didapatkan bahwa penderita perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif sering ditemukan pada kelompok umur 61 70 tahun yaitu sebanyak 12 pasien (26,6%). 7 Penelitian tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Nottingham City Hospital tahun 2009 dan Yachimski PS dan Friedman LS (2008) yaitu tertinggi pada kelompok usia lebih dari 65 tahun sebanyak 70%. 4,11 Hasil penelitian ini juga serupa dengan yang dilaporkan oleh Closkey M di University of Glasgow Crosshouse Hospital UK tahun 2011, bahwa penyebab akibat non varises lebih sering ditemukan pada kelompok usia lebih dari 65 tahun. 12 Hal ini dapat disebabkan karena, pada kelompok umur tersebut dianggap sebagai faktor resiko karena terjadi peningkatan konsumsi obat anti inflamasi non steroid (OAINS) jangka panjang dan konsumsi aspirin karena penyakit degeneratif yang diderita dan adanya interaksi penyakit komorbid yang menyebabkan terjadinya berbagai macam komplikasi pada usia tersebut. 6,13 Karakteristik lain yang diteliti pada penelitian ini yaitu jenis kelamin pasien perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif yang dibagi menjadi laki laki dan perempuan. Hasil karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Distribusi pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif berdasarkan jenis kelamin. No. Jenis kelamin Jumlah Persentase (%) 1. Pria 42 50,60 2. Wanita 41 49,40 Total 83 100,0 Berdasakan hasil penelitian pada Tabel 3 didapatkan bahwa pasien dengan jenis kelamin pria merupakan pasien yang lebih banyak mengalami perdarahan 7

saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif sebnayak 42 orang (50,60%) dibandingkan dengan pasien wanita yaitu 41 orang (49,40%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Siregar L, Rani AA, Manan C, Simadibrata M, Makmun D (2011) di RSCM Jakarta menyatakan, penderita saluran cerna bagian atas terbanyak pada pria (52,5%) dibandingkan wanita (47,5%) dari 40 kasus perdarahan saluran cerna bagian atas. 5 Hasil Penelitian ini juga sesuai dengan yang diteliti oleh Effendi J, Waleleng B,dan Sugeng C (2016) di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado periode 2013-2015 didapatkan bahwa pasien perdarahan saluran cerna bagian atas banyak terjadi pada jenis kelamin pria sebanyak 87 pasien (63%), sedangkan pada wanita sebanyak 52 pasien (37%). 14 Hal ini dapat disebabkan karena pria cenderung mempunyai berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya hematemesis dan atau melena seperti faktor gaya hidup yang dipenuhi oleh kesibukan dan stress pekerjaan, konsumsi rokok dan alkohol. 6 Distribusi Pasien dengan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas akibat Gastritis Erosif Berdasarkan Manifestasi Klinis Perdarahan Pada pasien yang mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif dapat ditemukan gambaran manifestasi klinis perdarahan yang berbeda beda pada setiap pasien tersebut. Berdasarkan data rekam medik pasien terdapat 3 manifestasi klinik perdarahan berupa hematemesis, melena, dan keduanya. Distribusi pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif berdasarkan manifestasi klinis perdarahan disajikan dalam bentuk Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4 Distribusi pasien dengan perdarahan pada saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif berdasarkan manifestasi klinis perdarahan No. Manifestasi klinik perdarahan Jumlah(n) Persentase (%) 1. Hematemesis 4 4,80 2. Melena 42 50,60 3. Hematemesis Melena 37 44,60 Total 83 100,0 8

Diketahui pada Tabel 4 Manifestasi klinis perdarahan yang paling banyak ditemukan pada pasien yang menderita penyakit perdarahan SCBA akibat gastritis erosif di Rumah Sakit Dustira pada tahun 2014 2016 yaitu, melena sebanyak 42 pasien (50,60%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Siregar L, Rani AA, Manan C, Simadibrata M, Makmun D (2011) di RSCM pada tahun 2008 didapatkan bahwa manifestasi klinik perdarahan paling banyak adalah melena sebanyak 21 kasus (52,5%) dan hematemesis sebanyak 19 kasus (4,75%). 5 Gejala perdarahan seperti melena biasanya menunjukan perdarahan dari bagian saluran cerna atas yang dapat mengeluarkan darah sebanyak 50 100 ml atau lebih. 1,2 Perdarahan yang ditandai dengan adanya hematemesis maupun kombinasi antara hematemesis dan melena dapat menunjukan adanya perdarahan akut dalam jumlah yang besar. 2,5 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yachimski PS dan Friedman LS (2008) bahwa presentase tertinggi pada manifestasi perdarahan SCBA yaitu hematemesis 50% dibandingkan dengan melena 30% dan hematemesis melena 20%. Hal ini dapat disebabkan karena, biasanya pasien langsung datang ke instalasi gawat darurat (IGD) begitu terjadi hematemesis selanjutnya, langsung dilakukan tindakan bilas lambung sehingga tidak ada darah yang menuju ke duodenum. 3 Distribusi pasien dengan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas akibat Gastritis Erosif Berdasarkan Karakteristik Etiologi Pada pasien yang mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif dapat ditemukan berbagai macam etiologi yang menyebabkan penyakit tersebut. Berdasarkan data rekam medik yang didapatkan dari hasil anamnesis pada pasien terdapat beberapa etiologi seperti obat anti inflamasi non steroid (OAINS), alkohol, riwayat gastritis sebelumnya, jamu, makanan pedas dan asam yang dapat meningkatkan kadar keasaman lambung, dan obat obatan warung. Etiologi pada pasien perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif pada tahun 2014 2016 disajikan dalam bentuk Tabel 5 di bawah ini. 9

Tabel 5 Distribusi pasien perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis Erosif berdasarkan karakteristik etiologi NO. Etiologi Jumlah Persentasi (%) 1. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) 47 56,60 2. Aspirin 3 3,60 3. Obat warung 3 3,60 4. Alkohol 1 1,20 5. Jamu 5 6,00 6. Obat warung, makanan asam dan pedas 1 1,20 7. OAINS dan alkohol 5 6,00 8. Riwayat gastritis dan OAINS 7 8,40 9. OAINS, makanan asam dan pedas 1 1,20 10. Riwayat gastritis dan jamu 1 1,20 11. OAINS dan jamu 7 8,40 12. Jamu, makanan asam dan pedas 1 1,20 13. Riwayat gastritis dan obat warung 1 1,20 Total 83 100,0 Diketahui pada Tabel 5 Etiologi terbanyak pada pasien yang menderita penyakit perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif di Rumah Sakit Dustira pada tahun 2014 2016 yaitu, obat anti inflamasi non steroid (OAINS) tunggal sebanyak 47 data (56,60%) dan etiologi terendah seperti konsumsi Alkohol, obat warung dengan pola makan, kombinasi OAINS dan konsumsi makanan asam pedas, dan kombinasi riwayat gastritis dengan konsumsi jamu (1,20%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Zainal Andi (2007) di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Arifin Achmad Riau didapatkan bahwa etiologi tersering gastritis erosif adalah obat anti inflamasi non steroid (OAINS) sekitar 45,83% dari kasus gastritis erosif yang sudah teliti. 12 Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mannan di Amerika pada tahun 2006 berdasarkan hasil endoskopi ditemukan lesi pada mukosa lambung berupa erosi maupun ulkus pada 70 75% pengguna obat anti inflamasi non steroid (OAINS) di Amerika. 15 Hal ini disebabkan karena, konsumsi OAINS banyak digunakan untuk mengobati penyakit degeneratif pada usia tua seperti sebagai obat anti nyeri, salah satunya pada penyakit gout artritis yang paling sering mengenai usia tua. 6,14 Pada rekam medik di Rumah Sakit 10

Dustira tahun 2014 2016 bahwa sebanyak 12 pasien memiliki riwayat penyakit artritis dan 3 pasien memiliki riwayat penyakit jantung, hal ini berhubungan dengan banyaknya riwayat dari pemakaian obat anti inflamasi non steroid sebagai etiologi pada perdarahan saluran cerna atas akibat gastritis erosif. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang Siregar L dkk (2011) di RSCM didapatkan bahwa etiologi terbanyak dari perdarahan saluran cerna bagian atas yaitu akibat obat tradisional (jamu) sebanyak 18 data (45,00%) selain jamu etiologi seperti konsumsi OAINS sebanyak 5 data (12,5%), dan aspirin sebanyak 2 data (5,00%). 5 Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan yang dilakukan Ohmann C dkk pada tahun 2008 didapatkan bahwa pada pasien yang menderita penyakit perdarahan saluran cerna bagian atas paling sering disebabkan oleh konsumsi obat obatan anti nyeri yang terdiri dari 45% mengkonsumsi jamu tradisional dan 12,5% mengkonsumsi obat anti inflamasi non steroid (OAINS) yang biasanya terkait dengan usia lanjut. 16 Hal ini disebabkan karena, kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya dari mengkonsumsi obat tradisional secara tidak terkontrol, baik dosis maupun dari cara penggunaan nya dan tingginya konsumsi obat tradisional seperti, jamu pada beberapa masyarakat karena kepercayaan akan efeknya yang dirasakan cepat pada tubuh. 17 Pengobatan tradisional masih banyak digunakan sebagai alternatif dalam masyarakat, hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat masih mengakui khasiat dari pengobatan tradisional karena sudah dikenal masyarakat, mudah diperoleh, harga relatif murah, serta merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat. Tingkat pemakaian yang tinggi dapat juga disebabkan karena tradisi nenek moyang juga informasi dari keluarga, sehingga masyarakat masih banyak yang menggunakan obat tradisional. 9,17 Berdasarkan pada penelitian tersebut pada beberapa sampel jamu tradisional banyak ditemukan bahan kimia, bahan kimia obat tersebut yaitu prednison yang sering digunakan pada beberapa sediaan jamu rematik. 17 11

Distribusi Pasien dengan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas akibat Gastritis Erosif Berdasarkan Hasil Laboratorim (Kadar Hb dan Ht) Menurut pedoman interpretasi data klinik kementrian kesehatan pada tahun 2011 menyebutkan bahwa nilai normal hemoglobin pada orang dewasa dengan jenis kelamin pria adalah 13 18 g/dl (SI unit = 8,1 11,2 mmol/l) dan nilai normal hemoglobin pada orang dewasa dengan jenis kelamin wanita adalah 12 16 g/dl (SI unit = 7,4 9,9 mmol/l). Sedangkan, nilai normal hematokrit pada orang dewasa dengan jenis kelamin pria adalah 40% 50% dan nilai normal hematokrit pada orang dewasa dengan jenis kelamin wanita adalah 35% 45%. 18 Gambaran hasil interpretasi dari kadar hemoglobin dan hematokrit pasien perdarahan SCBA akibat gastritis erosif yang dikelompokan menjadi pasien anemia dan pasien tidak anemia, hasil penelitian tersebut disajikan dalam bentuk Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6 Interpretasi kadar Hb dan Ht Manifestasi klinik Jumlah Presentasi (%) Jumlah Presentasi (%) (pria) (wanita) Anemia 41 97,60 37 90,20 Tidak anemia 1 2,40 4 9,80 Total 42 100,0 41 100,0 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6 didapatkan bahwa hasil laboratorium pada pasien perdarahan SCBA akibat gastritis erosif lebih banyak yang mengalami anemia akibat adanya perdarahan. Data tersebut dikelompokan berdasarkan manifestasi klinik dan jenis kelamin, hasil laboratorium untuk jenis kelamin pria didapatkan 41 pasien mengalami anemia (97,60%) sedangkan, pada pasien dengan jenis kelamin wanita didapatkan 37 pasien mengalami anemia (90,20%). Pada pasien perdarahan saluran cerna bagian atas sering ditemukan tanda tanda anemia yang dapat dilihat dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada pemeriksaan darah rutin yang ditandai dengan adanya penurunan hemoglobin dan hematokrit sebagai akibat dari adanya perdarahan. 1,2 12

Konsentrasi Hemoglobin (Hb) dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan anemia, respon terhadap terapi pada anemia atau perkembangan penyakit yang berhubungan dengan anemia. Pada hasil laboratorium, kadar hemoglobin dan hematokrit yang menurun merupakan indikator adanya anemia. Bila penurunan hematokrit (Ht) mencapai 30% menunjukan pasien mengalami anemia sedang hingga parah. 18 Hasil deskripsi lebih lanjut pada penelitian ini didapatkan hasil seperti pada tabel 7 yang menunjukan bahwa rerata kadar hemoglobin (Hb) pada pria adalah 9,10 g/dl (95% CI:8,54-9,67) dengan standar deviasi 1,81 untuk kadar hemoglobin terendah pada pria 3,5 g/dl dan kadar tertinggi 14 g/dl. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rerata kadar Hb pria adalah 8,54 sampai dengan 9,67 g/dl. Sedangkan rerata kadar Hb pada wanita 9,36 g/dl (95% CI:8,71-10,01) dengan standar deviasi 2,06 untuk kadar Hb terendah pada wanita 5,5 g/dl dan kadar tertinggi 14,9 g/dl. Tabel 7 Rerata Kadar Hemoglobin Variabel Mean SD Minimal Maksimal 95%CI Kadar Hb Pria 9,10 1,81 3,5 14 8,54-9,67 Kadar Hb Wanita 9,36 2,06 5,5 14,9 8,71-10,01 Hasil laboratorium lain yang diteliti pada penelitian ini yaitu hematokrit. Pada tabel 8 menunjukan bahwa rerata kadar hematokrit (Ht) pada pria adalah 28,32% (95% CI: 26,61-30,02) dengan standar deviasi 5,46 untuk kadar Ht tertinggi pada pria 42,1% dan kadar Ht terendah 13,7%. Sedangkan rerata pada Ht wanita yaitu 28,19% (95% CI: 26,37-30,08) dengan standar deviasi 5,75 untuk kadar Ht tertinggi pada pasien wanita 42,7% dan kadar Ht terendah 16,7%. Tabel 8 Rerata Kadar Hematokrit Variabel Mean SD Minimal Maksimal 95%CI Kadar Ht Pria 28,32 5,46 13,7 42,1 26,61-30,02 Kadar Ht Wanita 28,19 5,75 16,7 42,7 26,37-30,08 13

Hasil penelitian pada tabel 7 dan pada tabel 8 menunjukan bahwa hasil laboratorium pada pasien perdarahan SCBA akibat gastritis erosif di Rumah Sakit Dustira periode 2014-2016 yaitu kadar hemoglobin terendah pada pasien pria dengan nilai rerata 9,10 ± 1,81 g/dl dan pada wanita 9,36±2,06 g/dl. Sedangkan kadar hematokrit pada pria dengan nilai rerata 28,32±5,46% dan wanita 28,19±5,75%. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan Siregar L dkk (2011) di RSCM didapatkan bahwa hasil laboratorium kadar hemoglobin rendah pada pasien perdarahan saluran cerna bagian atas dengan nilai rata rata 7 ± 2,7 g/dl, hematokrit 21,9 ± 7,9%. 5 Kadar hemoglobin pada penelitian tersebut kadarnya lebih rendah dibandingkan dengan hasil yang ditemukan dalam penelitian Gisbert (2009), yang menemukan bahwa pada pasien perdarahan saluran cerna bagian atas banyak yang mengalami anemia dengan kadar hemoglobin rata rata 10 ± 3 g/ dl dan nilai rata rata hematokrit 29 ± 8%. 19 Kondisi ini dapat terjadi karena pasien mengunjungi rumah sakit di beberapa hari setelah pendarahan atau mereka memiliki pengobatan tetapi tidak dirawat di rumah sakit dan hanya dirawat di rumah sakit ketika tidak ada perbaikan. 5,20 4.6 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan pada penelitian ini yaitu catatan rekam medik yang tersedia tidak begitu banyak dikarenakan rekam medis yang diambil pada penelitian diambil pada kurun waktu lebih dari satu tahun sehingga, sudah tidak ada dibagian rekam medis atau sudah dimusnahkan oleh bagian rekam medik Rumah Sakit Dustira. Rekam medik dimusnahkan apabila dalam waktu satu tahun pasien tidak berobat kembali maka rekam medik dimusnahkan sebelum 2 tahun.selain itu, catatan rekam medik berupa etiologi perdarahan SCBA akibat gastritis erosif khususnya pada bagian anamnesis pasien sehingga data yang diambil banyak masuk ke kriteria eksklusi. 14

SIMPULAN Jumlah kasus perdarahan saluran cerna bagian atas akibat gastritis erosif di Rumah Sakit Dustira periode 2014 2016 sebanyak 83 data dan angka kejadian tertinggi pada tahun 2015 sebesar (42,20%). Usia terbanyak pada usia lebih dari 65 tahun (39,80%). Berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada pria (50,60%). Manifestasi klinis perdarahan paling banyak mengalami gejala melena (50,60%). Etiologi paling banyak akibat pemakaian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) tunggal (56,60%). Hasil laboratorium pasien paling banyak mengalami anemia (97,60%) pada pria dan (90,20%) pada wanita. Saran yang direkomendasikan setelah dilakukannya penelitian ini, yaitu diharapkan masyarakat yang sering mengonsumsi obat anti nyeri dalam jangka panjang dapat lebih memperhatikan dosis dan kegunaannya secara tepat berdasarkan resep dari dokter