BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ibu memberi Air Susu Ibu (ASI) tidak datang secara tiba-tiba. Ada

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

Melindungi kesehatan ibu :

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vitamin dan mineral yang merupakan zat-zat yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut RISKESDAS 2010, membagi pola menyusui menjadi tiga kategori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tim (Roesli, 2005). Menurut Institute of medicine, ASI eksklusif didefenisikan

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

II. TINJAUAN PUSTAKA. kandungan zat gizi yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

ARIS SETYADI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 6 bulan tanpa

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Bab 3 Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif sebagai Modal Pembangunan Sumber Daya Manusia

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan dan Pengetahuan Gizi 1. Pendidikan Pendidikan merupakan dasar dan landasan bagi segala ilmu pengetahuan, serta merupakan dasar yang penting untuk dimiliki semua orang. Karena pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah serta berlangsung seumur hidup (Subhardjo, 1997). Proses pendidikan seseorang mampu mempelajari sesuatu kalau mempunyai perhatian terhadap materi pendidikan tersebut ada kaitannya dengan kebutuhan. Dalam proses pelaksanaannya pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah yang dikenal dengan pendidikan sekolah yang teratur, bertingkat mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang dengan sadar dilakukan, tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat dan tetap. Pendidikan formal dapat digolongkan menurut jenjangnya yaitu : pendidikan dasar atau SD dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, pendidikan menengah atau Sekolah Lanjutan Atas, pendidikan tinggi atau Akademi / Universitas (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1989). Tingkat pendidikan formal membentuk nilai-nilai progresif bagi seseorang terutama dalam menilai hal-hal baru. Tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang ikut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang diperoleh (Syarif T, 1985). Tingkat pendidikan ibu banyak menentukan sikap tindak tanduknya dalam menghadapi berbagai masalah. Seorang ibu mempunyai peran cukup penting dalam kesehatan dan pertumbuhan anak. Hal ini dapat ditunjukkan oleh kenyataan antara lain anak-anak dari ibu yang memiliki latar belakang pendidikan lebih tinggi akan mendapatkan kesempatan 4

5 hidup serta tumbuh lebih baik dan mudah menerima wawasan lebih luas mengenai gizi (Sri Kardjati, 1985). 2. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan dapat diperoleh melalui belajar dan proses belajar sendiri terjadi melalui melihat, mendengar, rasa dan raga. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan kognitif sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dimana tingkat pengetahuan di dalam kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu : 1) tahu (know) artinya seseorang mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, 2) memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar, 3) aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya), 4) analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain, 5) sintesis (synthesis) adalah menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, 6) evaluasi (evaluation), penelitian terhadap suatu ateri/obyek penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau yang sudah ada.

6 B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif 1. Faktor Ibu a. Tingkat pendidikan ibu, pendidikan ibu berpengaruh terhadap pemberian ASI, walaupun tidak dapat dipisahkan dari sosial ekonomi. Terlihat bahwa ibu yang mendapat pendidikan formal dan yang berpendidikan perguruan tinggi dapat lebih lama menyusui bayinya daripada ibu yang tidak mendapatkan pendidikan formal termasuk ibu yang keadaan sosial ekonomi rendah sehingga terpaksa menyusui sendiri, sedangkan pada ibu yang berpendidikan tinggi karena sadar akan keunggulan ASI dan ibu yang berpendidikan menengah karena terpengaruh iklan makanan tambahan (Rulina, 1992). b. Tingkat pengetahuan ibu, pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI dan cara pemberian ASI yang benar dapat menunjang keberhasilan ibu dalam menyusui. Hal ini karena ketidaktahuan ibu tentang keunggulan ASI dan resiko pemberian makanan tambahan lebih awal dapat memberi pengaruh buruk pada bayi yaitu bayi rentan terhadap penyakit infeksi dan diare. Hal tersebut tidak perlu terjadi apabila ibu cukup mengetahui keunggulan ASI eksklusif sebagai makanan terbaik bagi bayi dan bahaya yang dapat timbul akibat penggantian ASI eksklusif dengan makanan tambahan lainnya. c. Pekerjaan ibu, Rulina Suradi dalam penelitiannya menyatakan bahwa faktor pekerjaan merupakan salah satu sebab utama penghentian ASI. Hal ini dapat dilihat bahwa alasan yang sering dikemukakan apabila ibu tidak menyusui adalah karena bekerja. Ibu yang bekerja ternyata juga mempengaruhi produksi ASI, walaupun ibu telah diajarkan bagaimana cara mempertahankan produksi ASI yaitu dengan cara mengeluarkan ASI pada saat bekerja dan malam hari lebih sering menetekkan pada bayinya tetapi ternyata untuk bayi usia 6 bulan lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

7 2. Faktor Bayi Keberhasilan menyusui juga dipengaruhi oleh reflek hisap bayi. Hal ini terganggu apabila bayi mengalami keadaan sebagai berikut : Bayi dengan berat badan lahir rendah, sindrom gangguan pernafasan, kelainan jantung bawaan, celah bibir (bibir sumbing), bayi lahir dengan sectio caesaria. 3. Faktor Lain a. Sosial Budaya Kemajuan teknologi, urbanisasi dan pengaruh kebudayaan barat telah menyebabkan pergeseran nilai-nilai sosial budaya masyarakat. Adanya perubahan sosial budaya seperti : Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya, meniru teman atau tetangga atau orang yang terkemuka yang memberikan susu botol. Merasa ketinggalan zaman bila menyusui bayinya. b. Keadaan Ekonomi Tekanan ekonomi mengakibatkan ibu terpaksa bekerja di luar rumah, hal ini akan mempengaruhi produksi ASI. c. Kebiasaan Masyarakat Kebiasaan atau kondisi masyarakat dimana ibu bertempat tinggal ikut mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Dimana kebiasaan memberikan makanan tambahan lebih awal dengan alasan agar bayi cepat gemuk. d. Petugas Kesehatan Bantuan utama dari petugas kesehatan adalah memberikan keyakinan dan dorongan emosi pada ibu tentang pemberian ASI eksklusif dan ikut menentukan keberhasilan ibu menyusui. Tetapi ada juga penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng (Soetjiningsih, 1997).

8 C. Praktek Pemberian ASI (Menyusui) Menyusui merupakan metode pemberian makanan terpilih bagi semua bayi karena banyak hal yang menguntungkan bagi kesehatan bayi dan kesehatan ibu (Akre J, 1994). Menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi. Sedangkan ASI adalah : sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindungi dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. (Yahya, 2007). 1. Pemberian ASI Eksklusif ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, air teh dan tanpa tambahan makanan padat (Roesli U, 2000 ). Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya 4 bulan tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. 2. Manfaat Pemberian ASI Secara Eksklusif Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua yaitu : bagi bayi, ibu, perusahaan (Majikan), lingkungan dan masyarakat. a. Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi (Roesli U, 2000) Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat dirasakan. Berikut manfaat terpenting yang diperoleh bayi : 1) ASI eksklusif sebagai nutrisi. ASI eksklusif merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tubuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. 2) ASI eksklusif

9 meningkatkan kecerdasan. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan yaitu Genetik, diturunkan oleh orang tua, lingkungan adalah faktor yang menentukan apakah faktor genetik akan dapat tercapai secara optimal. Secara garis besar terdapat tiga jenis kebutuhan untuk faktor lingkungan (Roesli U, 2000). ASI eksklusif meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat Imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui placenta. Setelah bayi dilahirkan kekebalan akan berkurang. Apabila bayi diberi ASI eksklusif, zat-zat kekebalan yang terkandung di dalamnya akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, parasit dan jamur. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik (Roesli U, 2000). b. Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi ibu (Roesli U, 2000) Beberapa manfaat menyusui bagi ibu : mengurangi pendarahan setelah melahirkan, mengurangi terjadinya anemia, mengecilkan rahim lebih cepat, lebih cepat langsing, lebih ekonomis, tidak merepotkan, memberi kepuasan bagi ibu sebagai KB alamiah. c. Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi majikan (Roesli U, 2000) Penelitian Cohen dan kawan-kawan di Amerika pada tahun 1995 menunjukkan bahwa ibu bayi ASI eksklusif lebih jarang panas (25%) dibandingkan ibu bayi susu formula (75%) dibandingkan ASI eksklusif lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi susu formula. d. Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi lingkungan Air susu ibu akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia. Dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan

10 kaleng susu, karton dan kertas pembungkus, botol plastik dan alat dari karet (dot). 3. Komposisi ASI a. Perbedaan komposisi ASI eksklusif dari hari ke hari (stadium laktasi) sebagai berikut (Roesli U, 2000) : 1) kolostrum (susu jolong) yaitu : ASI yang keluar dari hari 1 sampai hari ke-4/ke-7 berupa cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Karbohidrat dan lemak lebih rendah dibandingkan dengan susu matur. 3) Air susu transisi (peralihan) yaitu : ASI yang keluar sejak hari ke- 4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14. ASI transisi kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volume makin meningkat. 4) Air susu matang (mature) yaitu : ASI yang keluar setelah hari ke-14 pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. b. Perbedaan komposisi ASI eksklusif dari menit ke menit (Roesli U, 2000) ASI yang keluar pada 5 menit pertama dinamakan Faremilk. Faremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Faremilk lebih encer, hindmilk mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding faremilk. Diduga hidmilk inilah yang mengenyangkan bayi. c. Komposisi ASI secara umum ASI yang pertama kali keluar adalah kolostrum, yang menjamin bayi baru lahir dapat beradaptasi dan berhasil melewati masa transisi menuju kehidupan pasca lahir yang mandiri. Kolostrum merupakan makanan yang kepekatannya tinggi dan volumenya sedikit. Mengandung lebih sedikit laktosa, lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam air, tetapi banyak akan protein, vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K) dan mineral (sodium, seng), juga mengandung Imunoglobulin (Akre J, 1994).

11 Kolostrum akan berubah menjadi ASI matang antara 4-14 hari pasca lahir. ASI matang mempunyai banyak komponen yang dikenali. Perbandingan komposisi ASI dan susu sapi juga perbedaan ini mempunyai arti yang besar bagi bayi. Zat-zat yang terkandung dalam ASI eksklusif : 1) Air, jumlah air yang dibanding susu sapi dan ASI kurang lebih sama yaitu antara 87-87,5% dengan berat jenis antara 1.030-1.032. 2) Kalori, terdapat sedikit sekali perbedaan variasi di dalam hal kalori diantara kedua susu tersebut akan tetapi praktis dapat dianggap sama. 3) Protein, terdapat perbedaan kualitas dan kuantitas dari kedua susu. Pada ASI laktoglobulin 60% dan casein 40% dan 85% protein lain yang terdapat pada ASI adalah lyzozym dan laktoferin yang berperan sebagai anti infeksi, kedua protein tersebut tidak terdapat pada susu sapi. 4) Karbohidrat, Lactose merupakan gula yang terkandung di kedua susu tetapi kandungan lactose ASI lebih tinggi yaitu 6,5-7% daripada susu sapi yaitu 4,5%. 5) Lemak, kadar rata-rata lemak pada kedua susu adalah 3,5%. Akan tetapi kadar lemak dalam ASI berubah sesuai dengan diet ibu dan terdapat juga perubahan kadar sewaktu yang merupakan mekanisme pengaman untuk mengendalikan nafsu minum dari bayi untuk mencegah terjadinya obesitas. 6) Mineral, kadar total mineral dalam ASI jauh lebih rendah daripada susu sapi. Kadar mineral ASI yang lebih tinggi hanya besi dan tembaga. Sedangkan seng kurang lebih sama. Akan tetapi perbandingan seng dan tembaga yang lebih rendah dalam ASI sangat penting untuk mencegah penyakit jantung dikemudian hari. 7) Vitamin, kadar vitamin ASI tergantung pada vitamin yang dimakan oleh ibu. ASI mengandung vitamin A yang tinggi dan vitamin D yang rendah. ASI mengandung vitamin C lebih banyak dari jumlah susu sapi, kecuali jika makanan ibu kekurangan vitamin C. Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Di dalam ASI eksklusif juga terdapat vitamin E, terutama kolostrum. ( Akre J, 1994 ).

12 D. Keberhasilan ASI Eksklusif 1. Meningkatkan Produksi ASI Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor yang terluas. Sensasi sentuh/raba adalah indra yang aktif berfungsi sejak dini, karena bayi telah merasakan sejak masa janin. Saat itu janin dikelilingi dan dibelai oleh cairan hangat ketuban. Ujung-ujung saraf yang terdapat pada permukaan kulit akan bereaksi terhadap sentuhan-sentuhan dan selanjutnya mengirimkan pesan-pesan ke otak melalui jaringan saraf yang berada di tulang belakang.( Roesli U,2000 ) Pada penelitian Cynthia Marsmanu, bila bayi dipijat terutama oleh ayah atau ibu, ternyata akan menyebabkab produksi ASI perah menjadi lebih banyak. Jadi dengan meningkatnya volume ASI perah, pijat bayi juga dapat meningkatkan periode pemberian ASI secara eksklusif oleh ibuibu karyawati.( Roesli U, 2000 ) Pijat bayi selain berguna untuk meningkatkan volume ASI juga bermanfaat untuk menaikkan berat badan, nafsu makan, daya tahan tubuh terhadap infeksi dan mengeratkan ikatan batin antara bayi dengan orang tua. Demikianlah pijat bayi bukan saja mudah dan murah, tetapi juga akan melipatgandakan keuntungan pemberian ASI secara eksklusif. 2. Langkah-langkah penting Langkah-langkah yang terpenting dalam persiapan keberhasilan mentusui secara eksklusif. Langkah-langkah ini sangat penting terutama bagi ibu bekerja. Keberhasilan menyusui memang akan mempengaruhi seluruh keluarga, idealnya suami, kakak, nenek, kakek dilibatkan dalam langkah-langkah ini, karena dukungan mereka sangat berarti. Terdapat tujuh langkah untuk keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif yaitu : mempersiapkan payudara bila perlu, mempelajari ASI dan tata laksana menyusui, menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya, memilih tempat melahirkan yang sayang bayi seperti Rumah Sayang Bayi atau Rumah Bersalin Sayang Bayi, memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif, mencari ahli persoalan

13 menyusui seperti klinik laktasi dan atau konsultasi laktasi (lactaria consultan) untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran, menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI eksklusif. (Roesli U, 2000) E. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, dapat digambarkan kerangka teori sebagai berikut : Faktor ibu Pendidikan Pengetahuan Pekerjaan Faktor Bayi Faktor lain Sosial budaya Kebiasaan Masyarakat Petugas kesehatan Keluarga Sumber : Notoatmodjo, (2002) Praktek Pemberian ASI Eksklusif F. Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori tersebut, maka disusun kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut : Tk. Pendidikan Ibu Tk. Pengetahuan Ibu Praktek Pemberian ASI Eksklusif G. Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. 2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.