BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian di Indonesia, Perbankan memiliki peran yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 38

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dimana sektor ekonomi menjadi tolok ukur kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. muslim dihadapkan pada sutu pilihan, yaitu penyimpanan dananya di bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan, bank harus melakukan pendekatan oprasional sampai berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Salah satu lembaga moneter ini adalah Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkain perjuangan yang cukup lama, yang pada awalnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

PT. : : : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian di Indonesia, Perbankan memiliki peran yang strategis dalam bidang moneter. Bank sentral merupakan institusi primer yang bertanggung jawab mengimplementasikan kebijakan Negara. Di Indonesia sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hanya ada satu bank sentral yaitu Bank Indonesia. 1 Menurut UU No 23 Tahun 1999 Bank Indonesia mempunyai tugas pokok pembantu pemerintah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, mengembangkan system perbankan dan system perkreditan yang sehat dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perbankan. 2 Bank menurut jenisnya antara lain adalah bank umum yang merupakan bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang dalam melakukan kegiatan usahanya dapat dilakukan secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari ah. 3 hlm. 56 1 Andri Soemitra, M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Jakarta: Kencana, 2009, 2 Ibid. 3 Malayu. SP. Dasar- Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm. 22 1

2 Prinsip syari ah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syari ah yaitu DSN - MUI. Sebelum era reformasi, industri keuangan syari ah sebenarnya telah beroperasi secara informal, Wajar jika pada tahun 1991 telah beroperasi 3 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bandung yang menjalankan prinsip opersionalnya berdasarkan prinsip bagi hasil, namun izin usahanya masih BPR konvensional. Sekitar satu tahun kemudian jumlah BPR semacam ini menjadi berlipat. 4 Berdirinya BPR Syari ah di Indonesia selain didasari oleh tuntutan mu amalah secara Islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar ummat Islam di Indonesia, juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai kebijaksanaan keuangan, moneter, perbankan secara umum. 5 Secara implisit, UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan membuka peluang kegiatan usaha perbankan syari ah dengan istilah bank bagi hasil. Perkembangan perbankan syari ah dalam lima tahun terakhir sangatlah menggembirakan, rata-rata pertumbuhan total aset perbankan syari ah mencapai 33% per tahun. Sampai dengan akhir Oktober 2010, total aset perbankan syari ah telah mencapai Rp.86 triliun. Secara kelembagaan, saat ini jumlah bank syariah telah mencapai 11 BUS, 23 UUS, dan 146 BPRS dengan jaringan kantor sebanyak 1.625 kantor pada akhir September 2010. 4 Awalil Rizky, BMT Fakta dan Prospek Baitul Maal Wat Tamwil, Yogyakarta :2007, hlm. 63-64 5 Ibid, hlm. 119

3 Secara geografis, sebaran jaringan kantor perbankan syari ah saat ini telah menjangkau masyarakat dilebih dari 89 kabupaten. 6 Perkembangan ini didukung adanya kejelasan legalitas, yakni Undang-Undang tentang perbankan. Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank Syari ah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syari ah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syari ah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah, sedangkan yang dimaksud Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah adalah bank syari ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 7 BPRS Artha Amanah Ummat merupakan lembaga intermediasi untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan. Dan salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat yang dapat dijadikan pilihan dalam berinvestasi salah satunya berupa Deposito Investasi Mudharabah, yaitu simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu (jatuh tempo) menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Deposito investasi mudharabah merupakan bentuk produk penghimpunan dana yang memiliki bagi hasil tinggi di BPRS Artha Amanah Ummat dibandingkan dengan tabungan, serta semakin lama waktu jatuh tempo deposito akan semakin besar nisbah bagi hasil yang akan diberikan. 6 http://www.bi.go.id/web/id/ruang+media/berita/outlook_perbankan_syariah2011.htm, Kamis 15 Maret 2012 7 Andri Soemitra, M.A, op.cit.hlm. 61-62

4 BPRS Artha Amanah Ummat telah menerapkan akad mudharabah untuk produk deposito investasi mengacu pada Himpunan Fatwa Dewan Syari ah Nasional MUI Edisi Revisi Tahun 2006 No: 03/DSN-MUI/IV/2000. Deposito investasi mudharabah pada BPRS Artha Amanah Ummat berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat), kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis tertentu. Produk Deposito Investasi Mudharabah pada BPRS Artha Amanah Ummat, yang merupakan pilihan investasi yang menguntungkan bagi nasabah karena keamanannya, bila diperlukan dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan, bagi hasil yang kompetitif, serta fasilitas perpanjangan waktu jatuh tempo secara otomatis atau Automatic Roll Over (ARO). Pembukaan dan saat jatuh tempo juga dapat menjadi salah satu masalah bagi nasabah, menjadikan nasabah mengalami keuntungan atau bahkan kerugian. Sesuai dengan karakteristik bank syari ah yang berbeda dengan bank konvensional, dalam Usahanya BPRS Artha Amanah Ummat berbagi hasil atas pendapatan atau hasil usaha yang dilakukan, Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha, dalam hal ini nasabah (deposito) bertindak sebagai shahibul maal dan bank selaku mudharib keuntungan antara kedua

5 belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam tentang produk pendanaan yang dimiliki oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah Ummat (BPRS) Artha Amanah Ummat, Oleh karena itu penulis ingin menjadikan produk Deposito Investasi Mudharabah sebagai objek penulisan tugas akhir dengan judul PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA DEPOSITO INVESTASI MUDHARABAH DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka penulis fokus merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah prosedur pembukaan dan penutupan Deposito Investasi Mudharabah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran? 2. Bagaimana perhitungan bagi hasil Deposito Investasi Mudharabah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini diantarannya adalah 1. Untuk mengetahui prosedur dalam pembukaan dan penutupan Deposito Investasi Mudharabah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran.

6 2. Untuk mengetahui perhitungan bagi hasil pada Deposito Investasi Mudharabah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Melatih bekerja dan berfikir kreatif dengan mencoba mengaplikasikan teori- teori yang didapat selama studi, serta menambah wawasan dan informasi bagi penulis. 2. Bagi BPRS (Artha Amanah Ummat Ungaran) Penelitian ini dapat memperkenalkan eksistensi bank di masyarakat luas dan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi secara syari ah. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitan merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. 8 Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan berbagai metode penelitian. 1. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan. 9 Dengan data ini penulis mendapatkan 8 Husain Umar, Research Methods In Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, cet.ke-2,2002, hlm 46

7 gambaran umum tentang BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran dan Prosedur dan Perhitungan bagi hasil pada Deposito Investasi Mudharabah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran, data lampiran slip angsuran, modul gambaran umum tentang BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran, modul panduan tentang BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran dan brosur-brosurnya. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. 10 2. Metode Pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang relevan dengan topik penelitian tersebut maka digunakan metode pengumpulan data yaitu : a. Observasi Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek tertentu yang terjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran serta mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan Perhitungan bagi hasil pada Deposito Investasi Mudharabah di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran. 9 Ibid, hlm 82 10 Ibid

8 b. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab kepada bagian-bagian yang terkait dengan tema yang diangkat di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran, hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan atau salah pengertian mengenai permasalahan yang diangkat. c. Dokumentasi Pengumpulan data relevan melalui arsip-arsip, catatan-catatan, pendapat- pendapat dan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Metode Analisis data Metode Analisis yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah metode deskriptif. Deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat- sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 11 Data kualitatif tidak berdasarkan pada angka-angka atas perhitungan perhitungan akan tetapi berupa keterangan, pendapat, dan pandangan pemikiran yang dapat menunjang kesimpulan yang diinginkan. Berdasarkan metode ini, penulis ingin menggambarkan 11 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, hlm 54

9 bagaimana prosedur, proses dan transaksi- transaksi yang terjadi Deposito Investasi Mudharabah di Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah Artha Amanah Ummat Ungaran. 1.6 Sistematika Penelitian Sistematika pembahasan berguna untuk memudahkan proses kerja dalam penyusunan TA ini serta untuk mendapatkan gambaran dan arah penulisan yang baik dan benar. Secara garis besar TA ini dibagi menjadi 4 bab yang masing-masing terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menerangkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini penulis memberikan gambaran umum tentang BPRS Artha Amanah Ummat, mulai dari sejarah ringkas BPRS Artha Amanah Ummat, struktur organisasi, Visi, Misi, produk produk yang dimiliki, dan perkembangan BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran. BAB III PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan, penulis bagi dalam beberapa sub bab yaitu: pengertian Deposito Investasi Mudharabah, landasan syari ah, prosedur pembukaan dan penutupan Deposito Investasi

10 Mudharabah, perhitungan pembagian bagi hasil saat jatuh tempo, dan Analisis SWOT. BAB IV PENUTUP Pada bab penutup berisi kesimpulan dari penyusunan tugas akhir ini, saran- saran yang disampaikan oleh penulis, dan penutup. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN