PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Semester 2 MIA. SMA N 1 Pringsewu Semester Genap Tahun Ajaran

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X SMA Negeri 12

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Henni Susiani (1), Agus Suyatna (2), Undang Rosidin (3)

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang

Kata kunci: inkuiri terbimbing, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah.

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

Kata kunci: keterampilan metakognitif, model problem based learning (PBL), hasil belajar, motivasi belajar.

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Gajah

Keywords: science communication skills, increasing mastery of concepts, and mastery of concepts.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

BAB III METODE PENETILIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester

PENGARUH AKTIVITAS PADA PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PENGGUNAAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR

METODE PENELITIAN. Rumbia Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 102 siswa dan tersebar

METODE PENELITIAN. SMA Persada Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA RANAH KOGNITIF

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1. Gedongtataan semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 7 SMP Negeri 8

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh kelas VII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Bangunrejo Lampung Tengah pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013

III. METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada semester genap tahun ajaran

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

III. METODE PENELITIAN. Shot Case Study (Sugiono 2010: 110) menjelaskan bahwa terdapat suatu

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

Abstract

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung. pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata kunci: umpan balik (feedback), model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), penguasaan konsep.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

METODOLOGI PENELITIAN. tujuan yang diantaranya adalah menemukan, mengembangkan, dan menguji

METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun

PENGARUH SKILL REPRESENTASI HANDS ON ACTIVITY TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG SISWA SMP

HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PENDEKATAN NILAI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Oleh. Deo Valente Sukma, I Dewa Putu Nyeneng, Abdurrahman

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : NETI BETRIA SARI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 11 PEKANBARU

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP KEMAMPUAN BERTANYA DAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

PENGARUH KETERAMPILAN PENGGUNAAN MEDIA TIK TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

III. METODE PENELITIAN. One-Shot Case Study Sugiono (2010: 110) menjelaskan bahwa terdapat suatu

Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Menulis Siswa Kelas X. Oleh

PENGARUH BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

Kata kunci : asesmen, e-portofolio, facebook, hasil belajar

III. METODE PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IXSMP Negeri 5Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas XI SMA PGRI 2 Pringsewu

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo pada semester

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI 1 LAMPUNG TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

Keywords : Critical Thinking Skills, Learning Outcome, Empirical Inductive Learning Cycle, and Modified Free Discovery Inquiry.

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

III. MODEL PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

METODE PENELITIAN. dilakukan dengan teknik purposive sampling (Nasution, 2011), sehingga

Transkripsi:

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Febrianti. M (1), I Dewa Putu Nyeneng (2), Nengah Maharta (3) (1) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, mfwbriant@yahoo.com; (2) Dosen Pendidikan Fisika Unila, Idewaputunyeneng@yahoo.com; (3) Dosen Pendidikan Fisika Unila, Nengahmaharta@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research to determine: (1) the linear positively and significantly influence of learning motivation toward understanding concept by using Learning Cycle 5E (LC 5E); (2) the linear positively and significantly influence of skill process science toward understanding concept by using LC 5E; (3) the linear positively and significantly influence of study motivation and skill process science toward understanding concept by using LC 5E. The population is all of students in class X SMAN 1 Natar. The sample are students of class X 2 amount 36 students. The sample class is selected by cluster random sampling. Design of this research is one-shot case study. The results are: (1) there are a linear positively and significantly influence of learning motivation toward understanding concept by using LC 5E and it contributed 35,1%; (2) there are linear positively and significantly influence of skill process science toward understanding concept by using LC 5E and it contributed 53,5%; (3) there are linear positively and significantly influence of study motivation and skill process science toward understanding concept linear positively and significantly by using LC 5E and it contributed 58,8%. Keywords : Learning Motivation, Skill Process Science, Understanding Physics Concepts, and LC 5E PENDAHULUAN Pembelajaran fisika dengan suasana yang menyenangkan dan menggembirakan dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dan keterampilan proses sains dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Mata pelajaran fisika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami, tidak menyenangkan, menakutkan bahkan sebagian menganggapnya sebagai momok, sehingga kebanyakan siswa kurang tertarik akan pelajaran fisika. Metode monoton seperti metode ceramah masih ditemukan di dalam proses pembelajaran, 55

dimana guru hanya bercerita tanpa melibatkan siswa dalam suatu masalah untuk menemukan sendiri konsep pemecahan dari masalah. Hal ini pun berdampak tidak terjalin interaksi yang baik antara guru dan siswa. Tidak terjalinnya interaksi yang baik antara guru dan siswa mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menggembirakan dan tidak menyenangkan. Siswa cepat merasa bosan dan terkadang memilih untuk tidak memperhatikan pelajaran. Hal tersebut mengakibatkan tidak membangkitnya motivasi siswa. Dengan motivasi siswa rendah, timbul tidak keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan memiliki sifat pasif. Sifat pasif yang dimiliki siswa membuat guru kurang mengerti apakah materi pelajaran yang diberikan dapat dipahami siswa atau belum. Keterampilan proses sains yang masih kurang ditonjolkan mengakibatkan siswa tidak berperan aktif di dalam pembelajaran. Hal ini berdampak pada kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi siswa. Siswa menjadi kurang rasa ingin tahunya dan kurang untuk berpikir kritis, sehingga siswa hanya menerima pelajaran begitu saja dan lebih memperhatikan rumus-rumus yang diberikan guru tanpa diberi kesempatan dalam menemukan fakta dan membangun konsep sendiri. Padahal, keberhasilan proses belajar juga dipengaruhi oleh penggunaan keterampilan proses sains siswa. Pembelajaran yang menggunakan keterampilan proses sains dirancang agar siswa mempunyai kesempatan dalam menemukan fakta dan membangun konsep sendiri melalui proses. LC 5E sebagai salah satu model pembelajaran untuk menciptakan kesempatan untuk memberi pengalaman fisik, interaksi sosial, dan pengaturan diri yang dapat menimbulkan minat dan rasa ketertarikan siswa, sehingga membangkitkan motivasi pada siswa dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran yaitu mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis, menumbuhkan keterampilan-keterampilan sains siswa serta membiarkan siswa menemukan gagasan/ide sendiri, sehingga terbentuknya sebuah pemahaman konsep yang baik khususnya dalam pembelajaran fisika, dan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya motivasi tidak akan mungkin siswa ada kemauan untuk belajar. Perubahan suatu motivasi dalam proses pembelajaran akan mengubah pula wujud, bentuk, dan hasil belajar. Motivasi dapat ditingkatkan dengan cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa mendapatkan kesenangan dari pelajaran atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2002: 239) yaitu motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar 56

pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. A- gar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan. Keterampilan proses sains merupakan skill yang harus dimiliki anak sebagai modal dasar memahami sains. Melalui keterampilan proses sains ini, siswa diharapkan mampu memaksimalkan perannya agar dapat terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran sehingga kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki dan dikuasainya dapat dipahami sendiri dengan mencari dan menemukan konsep serta prinsip berdasarkan dari pengalaman yang dilakukannya. Hal ini didukung pendapat Indrawati (1999) dalam Nuh (2010: 1) yang mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Sanjaya (2010: 126) mengungkapkan bahwa pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna arti suatu konsep. Menjadi jelaslah bahwa pemahaman merupakan suatu proses yang membangun kemampuan untuk menangkap dan mengartikan bahan yang diajarkan serta dapat direfleksikan dalam pengetahuan baru, sehingga siswa mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan serta dapat memanfaatkan informasi yang diterimanya. Sedangkan konsep menurut Sagala (2011: 71) adalah pemikiran seseorang atau kelompok o- rang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Menurut Wena (2009: 173) tahap-tahap model LC 5E adalah: 1) membangkitkan minat dan motivasi (engage); 2) menyelidiki (explore); 3) menjelaskan (explain); 4) memperluas (extend); dan 5) evaluasi (evaluate). Terlihat bahwa proses pembelajaran bukan lagi sekedar proses transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan proses yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa dapat mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir, pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa me- 57

lalui penyelidikan dan penemuan untuk memecahkan masalah, kemudian siswa dapat mengungkapkan konsep yang sesuai dengan pengalamannya dan menggunakan pemahaman yang telah diperoleh untuk memecahkan permasalahan lain yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Ada tidak pengaruh yang positif linier dan signifikan motivasi belajar terhadap pemahaman konsep fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E; 2. Ada tidak pengaruh yang positif linier dan signifikan keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E; 3. Ada tidak pengaruh yang positif linier dan signifikan motivasi belajar dan keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan dilakukan di SMA Negeri 1 Natar pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 dengan populasi seluruh siswa kelas X yang terdiri dari sembilan kelas. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling, karena setiap kelas memiliki kemampuan yang hampir sama, sehingga dipilih secara acak dan diambil satu yaitu siswa kelas X 2 yang berjumlah 36 siswa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah oneshot case study yang menjelaskan bahwa terdapat suatu kelompok diberi perlakuan dan selanjutnya dilakukan observasi mengamati keterampilan proses sains siswa, diberikan angket motivasi, dan diberikan tes akhir (posttest) pemahaman konsep siswa. Variabel-variabel pada penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas, yaitu motivasi belajar (X 1 ) dan keterampilan proses sains (X 2 ) yang berbasis pembelajaran LC 5E serta satu variabel terikat yaitu pemahaman konsep fisika siswa (Y). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi belajar menggunakan instrumen angket berbentuk skala likert. Keterampilan proses sains siswa menggunakan lembar observasi. Sedangkan pemahaman konsep menggunakan instrumen soal berbentuk pilihan jamak disertai kolom alasan sebagai tempat untuk memberikan alasan memilih jawaban tersebut. Analisis instrumen menggunakan validitas dan reliabilitas sedangkan analisis pengujian data menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sebelum melakukan penelitian dilakukan pengujian validitas dan reli- 58

abilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian bersifat baik dan tepat dalam pengukurannya sebagaimana fungsinya. Pengujian dilakukan kepada objek di luar sampel penelitian. Instrumen yang diuji berupa angket motivasi belajar dan soal pemahaman konsep fisika siswa. Analisis validitas soal angket motivasi belajar dan pemahaman konsep fisika siswa menggunakan program SPSS versi 17.0. Butir soal pada angket motivasi dan pemahaman konsep fisika siswa dinyatakan valid jika Pearson Correlation > 0,304 untuk motivasi dan Pearson Correlation > 0,312 untuk pemahaman konsep. Hasil uji validitas angket motivasi tidak menunjukkan semua butir soal valid, dari 18 soal angket terdapat dua soal yang tidak valid sedangkan soal pemahaman konsep dari 15 soal terdapat tiga soal yang tidak valid. Uji reliabilitas angket motivasi belajar diambil dari 42 siswa dengan jumlah soal 18 butir sedangkan pemahaman konsep fisika siswa diambil dari 40 siswa dengan jumlah soal 15 butir. Butir soal angket motivasi dan pemahaman konsep fisika siswa dikatakan reliabel jika nilai Cronbach s Alpha > 0,6. Hasil reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa nilai Cronbach s Alpha untuk motivasi belajar sebesar 0,787 dan pemahaman konsep sebesar 0,851 yang berarti kedua instrumen bersifat reliabel. Pada penelitian ini data yang diperoleh adalah data motivasi belajar, data keterampilan proses sains dan data hasil posttest pemahaman konsep. Data kriteria penilaian motivasi belajar dan keterampilan proses sains siswa dapat dilihat pada Tabel 1 sedangkan data kriteria hasil pemahaman konsep siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Data Perolehan Kriteria Motivasi Belajar dan KPS Kriteria Sangat Baik Motivasi Belajar Jumlah Siswa Keterampilan Proses Sains 0 Siswa 4 Siswa Baik 21 Siswa 22 Siswa Cukup 15 Siswa 10 Siswa Kurang 0 Siswa 0 Siswa Sangat Kurang 0 Siswa 0 Siswa 59

jumlah Siswa Jumlah Siswa Tabel 2. Data Perolehan Kriteria Pemahaman Konsep Nilai Siswa Kategori Jumlah Siswa 70 Lulus 29 < 70 Tidak Lulus 7 Adapun data motivasi belajar dan keterampilan proses sains dapat dilihat pada diagram yang ditampilkan pada Gambar 1 sedangkan data pemahaman konsep dapat dilihat pada diagram yang ditampilkan pada Gambar 2. 25 20 15 10 5 Motivasi Belajar KPS 0 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kategori Gambar 1 Diagram Data Motivasi Belajar dan Keterampilan Proses Sains 35 30 25 20 15 10 5 0 29 7 Lulus Tidak Lulus Kategori Pemahaman Konsep Lulus Tidak Lulus Gambar 2 Diagram Data Pemahaman Konsep Fisika Siswa 60

Uji normalitas dilakukan sebelum melakukan uji regresi, untuk melihat apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Kolmogrov-Smirnov. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari data motivasi belajar, ketermpilan proses sains, dan pemahaman konsep yang diperoleh lebih dari 0,05. Hal ini berarti data motivasi belajar, keterampilan proses sains, dan pemahaman konsep berdistribusi normal. Uji Linieritas digunakan untuk melihat apakah data yang diperoleh linear atau tidak. Dua variabel dikatakan mempunyai pengaruh yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05. Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa nilai Sig. linearity dari data motivasi belajar dan pemahaman konsep siswa serta data keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi belajar dan pemahaman konsep serta variabel keterampilan proses sains dan pemahaman konsep terdapat hubungan yang linear. Uji regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas dan variabel terikat. Hasil dari uji regresi dengan menggunakan program SPSS 17.00 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Persamaan Regresi Pengaruh Motivasi Belajar dan Keterampilan Proses Sains terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pemahaman Konsep Konstanta 36,878 Motivasi Belajar 0,502 X 1 Pemahaman Konsep Konstanta 40, 496 KPS 0,488 X 2 Persamaan regresi motivasi belajar terhadap pemahaman konsep yang diperoleh dari Tabel 6 adalah Y = 36,878 + 0,502X 1. Sedangkan persamaan regresi keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep yang diperoleh dari Tabel 3 adalah Y = 40,496 + 0,488X 2. Pengujian hipotesis dapat dilihat dari perolehan F hitung yang diperoleh juga dari uji regresi. Nilai F hitung yang diperoleh ditampilkan pada Tabel 4. 61

Tabel 4 Hasil Uji Regresi Pengaruh Motivasi Belajar dan Keterampilan Proses Sains terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Data F hitung Sig. R R Square Motivasi Belajar- Pemahaman Konsep 18,416 0,000 0,593 0,351 Keterampilan Proses Sains - Pemahaman Konsep 39,113 0,000 0,731 0,535 Uji regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Hasil dari uji regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 17.0 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Uji Persamaan Regresi Pengaruh Motivasi Belajar dan Keterampilan Proses Sains terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pemahaman Konsep Konstanta 30,390 Motivasi Belajar 0,232 X 1 KPS 0,387 X 2 Persamaan regresi motivasi belajar dan keterampilan proses sains secara bersama-sama terhadap pemahaman konsep yang diperoleh dari Tabel 5 adalah Y = 30,390 + 0,232X 1 + 0,387X 2. Pengujian hipotesis dapat dilihat dari perolehan F hitung yang diperoleh juga dari uji regresi berganda. Nilai F hitung yang diperoleh ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Uji Regresi Pengaruh Motivasi Belajar dan Keterampilan Proses Sains terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Data F hitung Sig. R R Square Motivasi Belajar dan KPS - Pemahaman Konsep 23,516 0,000 0,767 0,588 2. Bila nilai F hitung > F tabel maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah: 1. Bila nilai F hitung < F tabel maka hipotesis nol diterima dan hipotesis satu ditolak. Hipotesis pertama Ho : Tidak ada pengaruh yang positif 62

linier dan signifikan motivasi belajar terhadap pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E. H₁ : Ada pengaruh yang positif linier dan signifikan motivasi belajar terhadap terhadap pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E. Hipotesis kedua Ho : Tidak ada pengaruh yang positif linier dan signifikan keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E. H₁ : Ada pengaruh yang positif linier dan signifikan keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep fisika siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E. Hipotesis ketiga Ho :Tidak ada pengaruh yang positif linier dan signifikan motivasi belajar dan keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep fisika siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E. H₁ : Ada pengaruh yang positif linier dan signifikan motivasi belajar dan keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E. F hitung yang diperoleh dari Tabel 4 dan Tabel 6 sebesar 18,416, 39,113 dan 23,516 lebih besar dari F tabel yaitu 4,13 sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian hipotesis yang diterima adalah: (1) ada pengaruh yang positif linier dan signifikan motivasi belajar terhadap pemahaman konsep fisika siswa pada pembelajaran LC 5E; (2) ada pengaruh yang positif linier dan signifikan keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep fisika siswa pada pembelajaran LC 5E; dan (3) ada pengaruh yang positif linier dan signifikan motivasi belajar dan keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep siswa pada pembelajaran LC 5E. Pembahasan Berdasarkan uji menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh positif linier dan signifikan terhadap pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E pada kelas X 2 di SMAN 1 Natar. Dari hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = 36,878 + 0,502X 1, dimana peningkatan satu skor motivasi belajar siswa, siswa akan dapat meningkatkan skor pemahaman konsep fisika siswa sebesar 37,38. Dengan nilai r sebesar 0,593 mengindikasikan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang sedang dengan arah positif 63

linier. Artinya, semakin tinggi motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E, maka akan semakin tinggi pula pemahaman konsep fisika siswa. Adapun nilai r 2 sebesar 0,351 mengindikasikan bahwa variabel motivasi belajar siswa memberikan kontribusi secara tunggal kepada pemahaman konsep fisika siswa sebesar 35,1 %. Suatu motivasi belajar untuk belajar fisika meningkat salah satunya dengan menggunakan pembelajaran LC 5E. Hal ini mempengaruhi pemahaman konsep fisika siswa, karena dalam model pembelajaran ini motivasi belajar siswa dibangkitkan sehingga siswa mau belajar dan menghasilkan pemahaman konsep yang baik. Motivasi belajar yang baik akan mempengaruhi sistem belajar siswa sehingga pemahaman konsep juga bisa meningkat, motivasi yang baik bukan datang dari orang lain namun dari diri siswa itu sendiri namun dengan bantuan guru maupun cara-cara yang diterapkan sekolah diharapkan mampu membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar dan membuat siswa lebih tertarik untuk memahami dan mengerti akan suatu materi sehingga baik guru maupun siswa akan merasa puas dengan hasil yang didapat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Fadila (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap pemahaman konsep fisika siswa. Berdasarkan uji menggunakan analisis regresi pun menunjukkan bahwa keterampilan proses sains berpengaruh positif linier dan signifikan terhadap pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E pada kelas X 2 di SMAN 1 Natar. Dari hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = 40,496 + 0,488X 2, dimana peningkatan satu skor keterampilan proses sains siswa akan dapat meningkatkan skor pemahaman konsep fisika siswa sebesar 40,984. Dengan nilai r sebesar 0,731 mengindikasikan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang kuat dengan arah positif linier. Artinya, semakin tinggi keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E, maka akan semakin tinggi pula pemahaman konsep fisika siswa. Adapun nilai r 2 sebesar 0,535 mengindikasikan bahwa variabel keterampilan proses sains memberikan kontribusi secara tunggal kepada pemahaman konsep fisika siswa sebesar 53,5 %. Melaksanakan pembelajaran yang berorientasi proses akan meningkatkan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa sehingga siswa mampu menemukan dan mengemukakan gagasan/ide sendiri kemudian mendapatkan suatu pemahaman konsep secara optimal. Dengan demikian, setiap proses yang dilalui dengan baik akan mempermudah siswa dalam mengingat, memahami, menerapakan, menganalisis, dan mengevaluasi sendiri 64

kegiatan yang mereka lakukan sehingga mereka dapat menyimpulkan sendiri proses pembelajaran yang mereka lakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nuh (2010) yang menyatakan bahwa keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmi-ah yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Berdasarkan uji menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa motivasi belajar dan keterampilan proses sains secara bersamasama berpengaruh positif linier dan signifikan terhadap pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E pada kelas X 2 di SMAN 1 Natar. Dari hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = 30,390 + 0,232X 1 + 0,387X 2, dimana peningkatan satu skor motivasi belajar dan satu skor keterampilan proses sains siswa secara bersama-sama akan dapat meningkatkan skor pemahaman konsep fisika siswa sebesar 31,009. Dengan nilai korelasi berganda (r) sebesar 0,767 mengindikasikan bahwa secara bersama-sama kedua variabel bebas, motivasi dan keterampilan proses sains, memiliki hubungan yang kuat dengan arah positif linier. Artinya, semakin tinggi motivasi belajar dan keterampilan proses sains siswa secara bersama-sama dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E pada mata pelajaran fisika, maka akan semakin tinggi pula pemahaman konsep fisika siswa. Adapun nilai r 2 sebesar 0,588 mengindikasikan bahwa kedua variabel bebas tersebut secara bersama-sama memberikan kontribusi kepada pemahaman konsep fisika siswa sebesar 58,8%. Jika model pembelajaran LC 5E diterapkan dengan baik dan dimanfaatkan dengan tepat serta seoptimal mungkin, maka siswa akan memiliki motivasi belajar dan keterampilan proses sains yang tinggi untuk belajar dengan sungguh-sungguh sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien serta siswa mampu menghasilkan pemahaman konsep yang baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Ada pengaruh yang positif linier dan signifikan antara motivasi belajar terhadap pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E dan memberikan kontribusi sebesar 35,1%; (2) Ada pengaruh yang positif linier dan signifikan antara keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E dan memberikan kontribusi sebesar 53,5%; dan (3) Ada pengaruh yang positif linier dan signifikan antara motivasi belajar dan keterampilan proses sains terhadap pemahaman konsep fisika siswa kelas dengan menggunakan 65

model pembelajaran LC 5E dan memberikan kontribusi sebesar 58,8%. Adapun saran yang diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah: (1) Bagi guru fisika yang ingin menerapkan model pembelajaran LC 5E sebagai salah satu alternatif upaya untuk meningkatkan motivasi belajar, keterampilan proses sains, dan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran fisika, sebaiknya terlebih dahulu dianalisis kembali untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran dan materi yang diajarkan; (2) Pemahaman tentang karakteristik siswa harus lebih awal diketahui oleh guru karena dalam pembelajaran yang melibatkan siswa untuk melakukan kegiatan percobaan, terkadang ada siswa yang masih tidak serius melakukannya. Oleh karena itu, perlu adanya stimulasi berupa ketegasan, perhatian dan pengawasan yang baik dari guru; dan (3) Banyaknya faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep fisika siswa, khususnya dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pemahaman konsep fisika siswa tersebut. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Nuh, Usep. 2010. Fisika SMA Online: Keterampilan Proses Sains. [On line] tersedia: http://fisikasmaonline.blogspot.com. 04/11/2012. Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group Wena. 2009. Pembelajaran Kurikulum Sains. Bandung: Kaifa. 66