SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X.1 ICT DAN X.3 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maupun maksud keinginannya melalui bahasa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X.3 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

KIKIH DIAN FITRIANI, 2015 PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis bisa dilakukan oleh siapapun dibangku sekolah. Kemampuan menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan. Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Oleh SITI JULAEHA NIM A.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh: SRI REJEKI A. 310050013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Selain itu guru sebagai tenaga profesional memiliki kemampuan, antara lain mengaplikasikan teori, menerapkan metode pengajaran, melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif, memahami karakteristik siswa, dan mengelola kelas demi tercapainya tujuan pengajaran. Menulis termasuk salah satu keterampilan dalam berbahasa. Menulis berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang runtut sehingga mudah dipahami oleh orang lain. Adapun Akhadiah (2002:2), mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan menulis merupakan aktivitas atau kegiatan untuk mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman seseorang dengan menggunakan bahasa sebagai medianya sehingga orang lain atau pembaca dapat memahami makna yang ingin disampaikan oleh penulis. 1

2 Salah satu kegiatan menulis yang dikembangkan adalah paragraf narasi. Paragraf narasi merupakan tulisan yang menceritakan suatu peristiwa, tersusun secara teratur, atau menuturkan keadaan dalam bentuk cerita. Kemampuan menulis narasi (untuk selanjutnya disingkat KMN) sangat penting bagi siswa sebab melalui keterampilan menulis narasi siswa dapat menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran menulis ditujukan agar siswa mampu memahami dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Pembelajaran menulis narasi pada SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali kelas VII E masih mengalami berbagai masalah. Hal ini dibuktikan dengan kesulitan yang dialami siswa ketika menuangkan idenya dalam bentuk tulisan atau paragraf narasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, misalnya dapat dilihat pada kutipan hasil karangan siswa. Pada umumnya siswa belum secara maksimal menceritakan secara runtut rangkaian peristiwa yang terjadi, hal ini dapat dilihat dalam kutipan hasil karangan narasi siswa berikut ini. Data (1) TAHU KUPAT TELOR Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tahu kupat adalah kupat (dari beras), tahu, touge, kol, bakwan (dari tepung terigu), dan telur. Bu Ida tidak pernah jualan yang lain selain tahu kupat. Keuntungan yang diperolehnya kurang lebih Rp. 100.000. Bu Ida mempunyai satu anak laki -laki yang duduk di bangku TK. Setiap hari bu Ida harus bangun pagi -pagi, lalu belanja bahan kepasar, dan masak kemudian menjualnya.

3 Dan sebelum kepasar bu Ida harus mengurus keluarga. Dan terutama anaknya. (Ria Kusuma D.) Data (1) di atas terlihat jelas bahwa ide atau gagasan yang ingin disampaikan masih meloncat-loncat sehingga siswa belum mampu mengorganisasikan gagasannya secara runtut dan lancar. Penulisan kalimat pada paragraf ketiga dan keempat pada kalimat Bu Ida mempunyai satu anak laki -laki yang duduk di bangku TK. Setiap hari bu Ida harus bangun pagi -pagi, lalu belanja bahan kepasar, dan masak kemudian menjualnya. Dan sebelum kepasar bu Ida harus mengurus keluarga. Dan terutama anaknya. Kalimat-kalimat tersebut terlihat tidak memiliki kesatuan dan kepaduan, karena dalam menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf kurang diperhatikan oleh siswa. Permasalahan kedua, yang dialami siswa yaitu perbendaharaan kata yang dimliki siswa terbatas. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini. Data (2) SEORANG PENJUAL SOMAY Bapak Supar ternyata sudah berjualan sejak tahun 1989 sampai sekarang. Kira-Kira 19 tahun. Menurut Bapak Supar dengan berjualan somay bisa mencukupi Kebutuhan hidupnya. Untuk membuat somay Bapak Supar juga harus membeli semua bumbunya yang dibutuhkan Selain itu Bapak Supar Kadang- Kadang juga ikut memprihatinkan Kepada orang-orang yang tdk mampu meskipun Bapak Supar juga orang yang tidak mampu. Dia berjualan di SMP Negri I Ngemplak selain itu dia juga berkeliling di desa-desa. Dan dia membuka somaynya dalam satu hari mencapai 1000 biji dan keuntungannya juga tidak banyak Cuma 10.000 per hari. Rumah Bapak Supar di daerah dibal dan Bapak Supar berjualan juga untuk menghidupi putra-putrinya. (Siti Nur K.)

4 Data (2) di atas terlihat perbendaharaan kata (kosa kata) yang dimiliki siswa terbatas sehingga siswa banyak mengulang kata-kata yang sama dalam satu alenia. Pengulangan tersebut, misalnya pada kata-kata Bapak Supar yang diulang tiga kali dalam satu alenia, sedangkan perbendaharaan kata yang terbatas terlihat pada paragraf kedua yaitu kata membuka. Kata membuka disini seharusnya ditulis menjual atau mampu menjual. Kata Cuma seharusnya diganti dengan kata hanya. Permasalahan ketiga, yaitu siswa belum mampu memilih kata atau pemilihan diksi, penulisan ejaan, dan tanda baca secara tepat. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini. Data (3) PENJUAL SIOMAY Bapak Marno ternyata sudah berjualan disini 4 tahun. Akan tetapi buatan siomeynya sangat enak sekali. Bahan untuk membuat siomay sangat lengkap yaitu patikanji, daging, onggok, dan bumbu-bumbunya. Selain itu Bapak Marno tidak berjualan disekolah saja tetapi juga keliling kampung. Bapak itu membuat siomanya dalam satu hari 1500 biji, Sebelum Bapak berjualan siomay Bapak berjualan es puter, dan untungnya dalam satu hari 50.000 ribu rupiah. (Rohmatun Andriani) Data (3) di atas terlihat siswa belum mampu memilih kata atau pemilihan diksi secara tepat hal ini terlihat pada paragraf pertama, yaitu kalimat Bapak Marno ternyata sudah berjualan disini 4 tahun. Akan tetapi buatan siomeynya sangat enak sekali. Kalimat tersebut tidak tepat, diksi yang dipilih atau digunakan seharusnya Bapak Marno berjualan siomay sudah 4 tahun lamannya dan siomay

5 buatannya terkenal enak sekali. Penulisan ejaan dan tanda baca yang tidak tepat terlihat pada kalimat ketiga dan keempat. Kalimat ketiga dan keempat seharusnya ditulis Bapak Marno tidak hanya berjualan disekolah tetapi beliau berkeliling kampung untuk menjajakan dagangannya. Bapak Marno membuat siomaynya dalam satu hari mencapai 1500 biji. Sebelum berjualan siomay beliau berjualan es putar dan keuntungan yang diperoleh dalam satu hari sebesar Rp 50. 000 (lima puluh ribu rupiah). Kemampuan menulis narasi siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali termasuk rendah atau kurang. Hasil menulis narasi siswa pada saat menuangkan ide atau gagasan terlihat masih meloncat-loncat. Siswa secara umum memang mampu menuangkan ide atau gagasannya melalui menulis narasi, namun mereka kurang memiliki ekspresi gagasan yang berkesinambungan, kesatuan, dan kepaduan dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi alenia atau paragraf kurang diperhatikan. Siswa belum menuangkan gagasannya secara logis dengan menggunakan kosakata dan tatabahasa atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga tidak dapat menceritakan peristiwa yang diekspresikan secara runtut dan jelas. Akibatnya nilai ketrampilan menulis narasi siswa SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali kelas VII E masih tergolong rendah. Hal ini dapat teridentifikasi dari nilai hasil karangan siswa pada kegiatan pretes atau pratindakan yang telah dilakukan. Melalui hasil nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran menulis narasi yang hanya

6 mencapai angka 6,9 (standar ketuntasan belajar minimal untuk Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali adalah 7,0). Menurut hasil wawancara peneliti dengan guru rendahnya kualitas pembelajaran menulis narasi di kelas VII E SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali tersebut disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama dari pihak siswa, yaitu (1) siswa belum mampu mengorganisasikan gagasan secara runtut dan lancar; (2) perbendaharaan kata (kosa kata) yang dimiliki siswa terbatas, sehingga banyak siswa yang mengulang kata-kata yang sama dalam satu alenia; dan (3) siswa belum mampu memilih kata atau pemilihan diksi, penulisan ejaan, dan tanda baca secara tepat. Sedangkan faktor ke dua dari pihak guru, yaitu metode pembelajaran yang selama ini dilakukan masih bersifat konvensional, kurang membangkitkan minat dan motivasi siswa agar terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kedua faktor dalam proses pembelajaran di atas, berdampak pada kualitas proses dan hasil pembelajaran yang kurang optimal. Akibatnya, keterampilan menulis narasi tidak terkembangkan dengan baik. Padahal, kegiatan mengarang merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Pentingnya keterampilan ini diungkapkan oleh Akhadiah, (1992:64), menyatakan kemampuan mengarang perlu dimiliki oleh siswa dasar. Dengan memiliki dan menerapkan kemampuan mengarang, siswa dapat

7 mengkomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya secara berkesinambungan. Berdasarkan paparan di atas, dibutuhkan perbaikan dalam pembelajaran mengarang yang mendorong siswa secara keseluruhan agar terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengarang. Pengembangan kegiatan kreatif berbahasa, seperti dalam kegiatan menulis atau mengarang ternyata memerlukan pembinaan yang khusus dan intensif terutama dari tenaga pendidik. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar mengarang adalah menerapkan metode pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (untuk selanjutnya disingkat STAD) dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Metode pembelajaran kooperatif STAD yang menekankan pada pembentukan tim atau kelompok belajar secara heterogen menurut tingkat kemampuan akademik masing-masing siswa. Dalam hal ini, siswa yang memiliki prestasi tinggi dalam mengarang diharapkan dapat membantu temannya yang masih menemui kendala dalam mengarang. Metode ini memungkinkan siswa untuk belajar mengarang melalui praktik mengarang secara berkelompok dengan memanfaatkan potensi, interaksi, dan kerjasama antar siswa. Ketika proses belajar mengajar, siswa saling bertukar ide atau gagasan dengan cara berdiskusi dan saling mengoreksi hasil karangan temannya. Siswa dapat menemukan dan menyadari kekurangannya sendiri,

8 kemudian memperbaikinya agar tidak mengulangi lagi kesalahan dalam penulisan. Berangkat dari inilah, siswa dapat berfikir kritis dan memiliki daya nalar yang tinggi dalam menganalisis atau mengoreksi hasil karangan temannya. Metode pembelajaran kooperatif STAD lebih menekankan pada keterampilan belajar bersama atau belajar dengan membentuk tim yang terdiri dari 4-5 siswa yang lebih menitikberatkan pada pembagian tugas yang saling membantu dalam pembelajaran untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara baik dan penuh tanggungjawab. Dengan demikian, setiap anggota tim diharapkan dapat menyelesaikan materi pelajaran dalam hal ini siswa mampu menyelesaikan tugas mengarang atau menulis narasi. Dipilihnya metode pembelajaran kooperatif STAD untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis narasi karena berdasarkan sharing idea peneliti bersama dengan guru Bahasa Indonesia SMP Negeri I Ngemplak Boyolali penerapan metode STAD belum pernah diterapkan oleh guru dalam mengajarkan menulis khususnya menulis narasi. Dengan demikian diharapkan tingkat kesulitan siswa dalam mengembangkan tulisan narasi dapat diatasi. C. Pembatasan Masalah Suatu penelitian perlu dibatasi masalahnya. Pembatasan masalah bertujuan agar kajiannya dan analisis di dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terfokus. Berdasarkan latar belakang tersebut pembatasan masalah ini dibatasi

9 pada penerapan metode pembelajaran kooperatif STAD untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di rumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan kualitas proses kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali? 2. Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan kualitas hasil kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan yang menjadi dasar dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Memaparkan peningkatan kualitas proses kemampuan menulis narasi dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif STAD pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

10 2. Memaparkan peningkatan kualitas hasil kemampuan menulis narasi dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif STAD pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah manfaat yang memperkaya khazanah ilmu pengetahuan pembelajaran bahasa khususnya aspek metode alternatif pembelajaran menulis narasi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain. a. Bagi Siswa 1) Memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk belajar bersama sehingga memudahkan siswa menyelesaikan tugas mengarang dengan baik. 2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis khususnya menulis narasi. b. Bagi Guru 1) Mampu meningkatkan kinerja guru.

11 2) Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif. 3) Mengatasi permasalahan pembelajaran menulis yang dialami oleh guru. c. Bagi Peneliti 1) Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti. 2) Pengaplikasian teori yang telah diperoleh.