III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. 1049,825±48,6097 gram yang berasal dari Pusat Breeding Itik Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. grower yaitu umur 14 minggu dengan rata-rata bobot badan 1043 gram ± 51,631

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang dipelihara sebanyak 48 ekor, berumur 14 minggu (fase grower) yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 48 ekor itik Cihateup fase grower dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan umur minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ±

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan berupa 48 ekor itik Cihateup berumur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Itik Cihateup yang dipelihara sebanyak 48 ekor baik jantan maupun betina,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Ternak Penelitian Ternak yang diamati adalah itik cihateup sebanyak 48 ekor dalam fase grower

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan adalah 100 ekor ayam lokal diperoleh

III MATERI DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Lampiran 1. Skema Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam Sentul yang diperoleh dari

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

Berdasarkan data nilai HU telur itik tegal pada Tabel 5 diperoleh perhitungan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

Transkripsi:

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3. Objek Penelitian 3.. Ternak Percobaan Itik Cihateup fase grower berumur 4 minggu dengan berat badan rata-rata 049,825±48,6097 gram yang berasal dari Pusat Breeding Itik Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran telah digunakan dalam penelitian ini. Itik Cihateup diberi empat perlakuan dan enam pengulangan dengan jumlah setiap ulangan dua ekor itik Cihateup. Total itik yang dipelihara sebanyak 48 ekor. 3..2 FOS (Fructooligosacharides) FOS yang digunakan berasal dari limbah kulit pisang dan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama dilakukan optimasi proses ekstraksi fruktooligosakarida sesuai dengan modifikasi prosedur Kaffi dkk., (200). Sebanyak 0 kg bahan direndam dalam 30 L larutan etanol 70% selama 4 hari. Selama perendaman setiap hari dilakukan pengadukan kurang lebih 0 menit. Selanjutnya filtrat disaring dengan menggunakan kain saring dan diuapkan dengan evaporator vakum hingga menjadi L. Filtrat pekat tersebut kemudian diekstrak dengan etil asetat (EtOAc) sehingga diperoleh fraksi air. Selanjutnya fraksi air tersebut diuapkan hingga kering kemudian dimasukkan dalam Diaion LH-20 kolom kromatografi. Fraksi yang mengandung FOS kemudian dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan menggunakan teknik pemurnian seperti kolom kromatografi,

20 Preparative Thin Layer Chromatography (PTLC), atau kristalisasi. Senyawa FOS yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan spektoskopi. Masing masing fraksi yang diperoleh diuji dengan metode TLC dengan cara meneteskan pada plate. Selanjutnya plate dikembangkan dengan kombinasi pelarut metanol-air untuk mendapatkan spot. Pengujian juga dilakukan dengan membandingkan retention time standar senyawa FOS dengan menggunakan metoda kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). 3..3 Kandang dan Perlengkapan Kandang yang digunakan dalam penelitian adalah sistem kelompok yang terdiri dari 4 ekor itik Cihateup. Kerangka kandang terbuat dari bambu dan kawat. Kandang berukuran x 0,75 x 0,5 m. 3..4 Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Tempat pakan dan minum. b. Timbangan skala 5 kg untuk menimbang ransum. c. Timbangan digital untuk menimbang itik. d. Ember plastik untuk tempat penyimpanan ransum. e. Pisau untuk memotong dan membedah itik. f. Gunting untuk memotong dan membedah itik. g. Spuit digunakan untuk memberikan FOS pada itik secara oral. h. Kertas label untuk menandakan itik. i. Baki digunakan untuk tempat membedah.

2 3..5 Ransum Percobaan Ransum yang digunakan selama penelitian berbentuk mash. Komposisi zat-zat bahan pakan dan energi metabolisme disajikan pada Tabel berikut : Bahan Pakan Tabel 2. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Bahan Pakan Penelitian EM PK LK SK Ca P Lisin Metionin Sistein Kkal/kg...%... Jagung 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,0 0,20 0,8 0,8 kuning Dedak 630 2,00 3,00 2,00 0,2 0,20 0,77 0,29 0,40 halus Bungkil 2240 45,00 0,90 6,00 0,22 0,29 2,90 0,65 0,67 kedelai Bungkil 220 2,00,80 5,00 0,20 0,20 0,64 0,29 0,30 kelapa Tepung 3080 60,00 9,00,00 5,50 2,80 5,00,80 0,94 ikan Tepung 0 0,00 0,00 0,00 24,00 2,00 0,00 0,00 0,00 tulang Minyak 8600 0,00 00,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 kelapa Premix 0 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,30 0,30 0,0 Sumber: Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 205. Keterangan : EM = Energi Metabolis PK = Protein Kasar LK = Lemak Kasar SK = Serat Kasar Ca = Calsium P = Phospor

22 Tabel 3. Formula Ransum Penelitian Bahan Pakan Jumlah (%) Jagung kuning 65,00 Dedak halus 2,00 Bungkil kedelai 8,00 Bungkil kelapa 3,00 Tepung ikan 8,00 Tepung tulang 2,00 Minyak kelapa,50 Premix 0,50 Total 00 Sumber : Hasil Perhitungan berdasarkan Tabel 2. Tabel 4. Kandungan Nutrien Ransum Penelitian dan Kebutuhan Itik Grower Nutrien Ransum Penelitian* ) Kebutuhan Itik Grower** ) EM (Kkal/kg) 3004 2800 PK (%) 6,06 6,00 Ca (%),03 0,60 P (%) 0,6 0,60 Lisin (%) 0,88 0,90 Metionin (%) 0,35 0,56*** ) Keterangan : * ) Hasil Perhitungan berdasarkan Tabel dan 2. ** ) NRC (984) *** ) ARC (984) 3.2 Metode Penelitian 3.2. Prosedur Kerja a. Tahapan persiapan, yaitu sanitasi kandang yang meliputi pencucian tempat pakan dan minum, pengapuran lantai dan dinding kandang. b. Pemberian ransum dilakukan dua kali sehari sesuai kebutuhan yaitu 25 g/ ekor/ hari pada umur 4 7 minggu dan 30 g/ekor/hari pada umur 8 20 minggu pada pagi dan sore hari. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum.

23 c. Mempersiapkan FOS dengan konsentrasi 50% d. Tahap penelitian, yaitu pemberian FOS perlakuan P sebanyak 50 μl, P2 sebanyak 75 μl, P3 sebanyak 00 μl yang diberikan secara oral menggunakan spuit selama 5 minggu. Proses tersebut berlangsung awal periode grower dengan pemberian 3 kali dalam seminggu pada setiap hari senin, rabu dan jumat. e. Tahap Pengambilan Sampel Sampel diambil dengan cara dibedah pada akhir minggu kelima untuk memperoleh plak peyeri (plaque patch) ileum itik. f. Tahap Analisis Sampel Analisis jumlah dan ukuran plak peyeri (plaque patch) ileum itik sesuai dengan peubah yang diukur. Analisis dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran. 3.2.2 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah dan ukuran plak peyeri (plaque patch) ileum itik. Prinsip penentuan jumlah dan ukuran plak peyeri (plaque patch) ini menggunakan Metoda Paraffin Pewarnaan Haemotoksilin Eosin. Prosedur analisis dapat dilihat pada Lampiran 3. 3.2.3 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan berdasarkan metode eksperimental dengan rancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4 macam perlakuan FOS, setiap perlakuan diulang 6 kali. Setiap pengulangan terdiri dari 2 ekor itik. Pengaruh perlakuan akan diuji menggunakan analisis ragam Polinomial

24 orthogonal dilanjutkan dengan uji Contrast orthogonal dengan menggunakan SPSS. Perlakuan terdiri dari : K : Kontrol (tanpa perlakuan) F.A : Pemberian FOS 50 µl F.B : Pemberian FOS 75 µl F.C : Pemberian FOS 00 µl Hipotesis yang akan diuji adalah : H 0 : K = FA= FB= FC= 0 artinya tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. H : K FA FB FC 0 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama. Kaidah keputusan : Jika F hitung F tabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H 0 dan tolak H. Jika F hitung > F tabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H 0 dan terima H. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode ortogonal polinomial. Suatu derajat polynomial ke-n digunakan untuk mengetahui hubungan antara peubah respon Y dan peubah predictor X diujikan sebagai berikut : Y = α + β X + β 2 X 2 +. + β n X n Perhitungan untuk mendapatkan koefisien orthogonal polynomial untuk derajat polynomial pertama (linier), derajat polynomial kedua (kuadratik) dan derajat polynomial ketiga (kubik), sebagai berikut : L = a + X 2 Q = b + cx + X i 2 3 C = d + ex + f X + X

25 Tabel 5. Analisis Ragam Sesuai dengan Perbandingan Polinomial Orthogonal Sumber Keragaman Perlakuan Linier Kuadratik Kubik Kuartik Derajat Bebas (db) t Jumlah Kuadrat (JK) JKP JKP JKP 2 JKP 3 JKP 4 Kuadrat Tengah (KT) KTP KTP KTP 2 KTP 3 KTP 4 Galat Percobaan Sisa JKG KTG Total n - JKT Statistik Uji F F F F 2 F 3 F 4 Pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis. Penentuan derajat polinomial didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata, sehingga akan didapatkan hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai dengan derajat polinomial yang signifikan.