III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3. Objek Penelitian 3.. Ternak Percobaan Itik Cihateup fase grower berumur 4 minggu dengan berat badan rata-rata 049,825±48,6097 gram yang berasal dari Pusat Breeding Itik Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran telah digunakan dalam penelitian ini. Itik Cihateup diberi empat perlakuan dan enam pengulangan dengan jumlah setiap ulangan dua ekor itik Cihateup. Total itik yang dipelihara sebanyak 48 ekor. 3..2 FOS (Fructooligosacharides) FOS yang digunakan berasal dari limbah kulit pisang dan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama dilakukan optimasi proses ekstraksi fruktooligosakarida sesuai dengan modifikasi prosedur Kaffi dkk., (200). Sebanyak 0 kg bahan direndam dalam 30 L larutan etanol 70% selama 4 hari. Selama perendaman setiap hari dilakukan pengadukan kurang lebih 0 menit. Selanjutnya filtrat disaring dengan menggunakan kain saring dan diuapkan dengan evaporator vakum hingga menjadi L. Filtrat pekat tersebut kemudian diekstrak dengan etil asetat (EtOAc) sehingga diperoleh fraksi air. Selanjutnya fraksi air tersebut diuapkan hingga kering kemudian dimasukkan dalam Diaion LH-20 kolom kromatografi. Fraksi yang mengandung FOS kemudian dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan menggunakan teknik pemurnian seperti kolom kromatografi,
20 Preparative Thin Layer Chromatography (PTLC), atau kristalisasi. Senyawa FOS yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan spektoskopi. Masing masing fraksi yang diperoleh diuji dengan metode TLC dengan cara meneteskan pada plate. Selanjutnya plate dikembangkan dengan kombinasi pelarut metanol-air untuk mendapatkan spot. Pengujian juga dilakukan dengan membandingkan retention time standar senyawa FOS dengan menggunakan metoda kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). 3..3 Kandang dan Perlengkapan Kandang yang digunakan dalam penelitian adalah sistem kelompok yang terdiri dari 4 ekor itik Cihateup. Kerangka kandang terbuat dari bambu dan kawat. Kandang berukuran x 0,75 x 0,5 m. 3..4 Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Tempat pakan dan minum. b. Timbangan skala 5 kg untuk menimbang ransum. c. Timbangan digital untuk menimbang itik. d. Ember plastik untuk tempat penyimpanan ransum. e. Pisau untuk memotong dan membedah itik. f. Gunting untuk memotong dan membedah itik. g. Spuit digunakan untuk memberikan FOS pada itik secara oral. h. Kertas label untuk menandakan itik. i. Baki digunakan untuk tempat membedah.
2 3..5 Ransum Percobaan Ransum yang digunakan selama penelitian berbentuk mash. Komposisi zat-zat bahan pakan dan energi metabolisme disajikan pada Tabel berikut : Bahan Pakan Tabel 2. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Bahan Pakan Penelitian EM PK LK SK Ca P Lisin Metionin Sistein Kkal/kg...%... Jagung 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,0 0,20 0,8 0,8 kuning Dedak 630 2,00 3,00 2,00 0,2 0,20 0,77 0,29 0,40 halus Bungkil 2240 45,00 0,90 6,00 0,22 0,29 2,90 0,65 0,67 kedelai Bungkil 220 2,00,80 5,00 0,20 0,20 0,64 0,29 0,30 kelapa Tepung 3080 60,00 9,00,00 5,50 2,80 5,00,80 0,94 ikan Tepung 0 0,00 0,00 0,00 24,00 2,00 0,00 0,00 0,00 tulang Minyak 8600 0,00 00,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 kelapa Premix 0 0,00 0,00 0,00 0,00 5,00 0,30 0,30 0,0 Sumber: Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 205. Keterangan : EM = Energi Metabolis PK = Protein Kasar LK = Lemak Kasar SK = Serat Kasar Ca = Calsium P = Phospor
22 Tabel 3. Formula Ransum Penelitian Bahan Pakan Jumlah (%) Jagung kuning 65,00 Dedak halus 2,00 Bungkil kedelai 8,00 Bungkil kelapa 3,00 Tepung ikan 8,00 Tepung tulang 2,00 Minyak kelapa,50 Premix 0,50 Total 00 Sumber : Hasil Perhitungan berdasarkan Tabel 2. Tabel 4. Kandungan Nutrien Ransum Penelitian dan Kebutuhan Itik Grower Nutrien Ransum Penelitian* ) Kebutuhan Itik Grower** ) EM (Kkal/kg) 3004 2800 PK (%) 6,06 6,00 Ca (%),03 0,60 P (%) 0,6 0,60 Lisin (%) 0,88 0,90 Metionin (%) 0,35 0,56*** ) Keterangan : * ) Hasil Perhitungan berdasarkan Tabel dan 2. ** ) NRC (984) *** ) ARC (984) 3.2 Metode Penelitian 3.2. Prosedur Kerja a. Tahapan persiapan, yaitu sanitasi kandang yang meliputi pencucian tempat pakan dan minum, pengapuran lantai dan dinding kandang. b. Pemberian ransum dilakukan dua kali sehari sesuai kebutuhan yaitu 25 g/ ekor/ hari pada umur 4 7 minggu dan 30 g/ekor/hari pada umur 8 20 minggu pada pagi dan sore hari. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum.
23 c. Mempersiapkan FOS dengan konsentrasi 50% d. Tahap penelitian, yaitu pemberian FOS perlakuan P sebanyak 50 μl, P2 sebanyak 75 μl, P3 sebanyak 00 μl yang diberikan secara oral menggunakan spuit selama 5 minggu. Proses tersebut berlangsung awal periode grower dengan pemberian 3 kali dalam seminggu pada setiap hari senin, rabu dan jumat. e. Tahap Pengambilan Sampel Sampel diambil dengan cara dibedah pada akhir minggu kelima untuk memperoleh plak peyeri (plaque patch) ileum itik. f. Tahap Analisis Sampel Analisis jumlah dan ukuran plak peyeri (plaque patch) ileum itik sesuai dengan peubah yang diukur. Analisis dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran. 3.2.2 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah dan ukuran plak peyeri (plaque patch) ileum itik. Prinsip penentuan jumlah dan ukuran plak peyeri (plaque patch) ini menggunakan Metoda Paraffin Pewarnaan Haemotoksilin Eosin. Prosedur analisis dapat dilihat pada Lampiran 3. 3.2.3 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan berdasarkan metode eksperimental dengan rancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4 macam perlakuan FOS, setiap perlakuan diulang 6 kali. Setiap pengulangan terdiri dari 2 ekor itik. Pengaruh perlakuan akan diuji menggunakan analisis ragam Polinomial
24 orthogonal dilanjutkan dengan uji Contrast orthogonal dengan menggunakan SPSS. Perlakuan terdiri dari : K : Kontrol (tanpa perlakuan) F.A : Pemberian FOS 50 µl F.B : Pemberian FOS 75 µl F.C : Pemberian FOS 00 µl Hipotesis yang akan diuji adalah : H 0 : K = FA= FB= FC= 0 artinya tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. H : K FA FB FC 0 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama. Kaidah keputusan : Jika F hitung F tabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H 0 dan tolak H. Jika F hitung > F tabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H 0 dan terima H. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode ortogonal polinomial. Suatu derajat polynomial ke-n digunakan untuk mengetahui hubungan antara peubah respon Y dan peubah predictor X diujikan sebagai berikut : Y = α + β X + β 2 X 2 +. + β n X n Perhitungan untuk mendapatkan koefisien orthogonal polynomial untuk derajat polynomial pertama (linier), derajat polynomial kedua (kuadratik) dan derajat polynomial ketiga (kubik), sebagai berikut : L = a + X 2 Q = b + cx + X i 2 3 C = d + ex + f X + X
25 Tabel 5. Analisis Ragam Sesuai dengan Perbandingan Polinomial Orthogonal Sumber Keragaman Perlakuan Linier Kuadratik Kubik Kuartik Derajat Bebas (db) t Jumlah Kuadrat (JK) JKP JKP JKP 2 JKP 3 JKP 4 Kuadrat Tengah (KT) KTP KTP KTP 2 KTP 3 KTP 4 Galat Percobaan Sisa JKG KTG Total n - JKT Statistik Uji F F F F 2 F 3 F 4 Pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis. Penentuan derajat polinomial didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata, sehingga akan didapatkan hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai dengan derajat polinomial yang signifikan.