BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan perekonomian suatu negara uang merupakan peranan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Maka dari itu apabila

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat

BABI PENDAHULU~ Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada. berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara lain di

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang mengatur persediaan akan

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

melindamelindo.wordpress.com Page 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA TAHUN ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat pembayaran dengan menggunakan sistem non cash

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter merupakan salah satu bentuk kebijakan stabilisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan perekonomian suatu negara uang merupakan peranan yang penting untuk melakukan seluruh kegiatan ekonomi. Uang yang berperan sebagai alat pembayaran yang sah dapat memperlancar kegiatan ekonomi seharihari. Namun di sisi lain uang juga bisa menjadi penghambat kegiatan ekonomi secara keseluruhan, hal ini bisa terjadi apabila jumlah uang beredar di masyarakat tidak dapat dikendalikan dengan baik sehingga akan menimbulkan dampak yang buruk bagi perekonomian. Pengendalian jumlah uang beredar di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang memiliki wewenang untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Selain mengendalikan jumlah uang beredar Bank Indonesia mempunyai peran dalam mencetak dan menyalurkan uang. Sehingga Bank Indonesia harus bertanggung jawab dalam memelihara kestabilan nilai uang yang diedarkan. Secara teroritis jumlah uang beredar berpengaruh terhadap nilai uang yang diimplementasikan pada tingkat harga dan produk. Jika jumlah uang beredar lebih besar dibandingkan dengan produksi barang dan jasa, maka akan membawa dampak pada meningkatnya harga-harga sekaligus berarti nilai uang turun. Sebaliknya, jika jumlah uang beredar lebih kecil dibandingkan dengan produksi barang dan jasa, maka akan membawa akibat pada menurunnya tingkat harga. Inilah yang akan kemudian mempengaruhi banyak atau sedikitnya jumlah uang 1

2 beredar di masyarakat (Budhi dalam Luwihadi, 2017). Keterkaitan antara jumlah uang beredar dan inflasi dijelaskan dalam teori kuantitas yang dikemukakan oleh Irving Fisher. Dalam teori tersebut, Fisher menyatakan kenaikan jumlah uang beredar akan menstimulus terjadinya inflasi, dengan asumsi kecepatan jumlah uang beredar dan volume produksi perekonomian bersifat konstan (Nugroho dalam Aini, 2016). Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan akan menyebabkan peningkatan harga. Selain itu jumlah uang beredar yang berlebihan juga dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dari tahun ke tahun adalah melalui perkembangan sektor keuangan yang semakin pesat dewasa ini. Tetapi seiring perkembangan moneter menyebabkan hubungan atara jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekonomi maupun inflasi cenderung kurang stabil. Bahkan bagi Indonesia hal ini berlanjut pada krisis ekonomi dan politik yang telah menyebabkan kerusakan yang cukup siginifikan terhadap sendi-sendi perekonomian nasional (Prayitno dalam Samosir, 2012). Indikator yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi adalah Product Domestic Bruto (PDB). Indikator ini memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas ekonomi yang terjadi pada suatu periode tertentu telah berhasil memberi perubahan pendapatan bagi masyarakat (Soebagiyo, 2016). Keynes menyatakan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi tergantung dari pendapatan. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar keinginan akan uang

3 kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi lebih banyak dibandingkan seseorang atau masyarakat yang berpendapatan rendah. Penduduk yang tinggal di kota besar cenderung melakukan transaksi lebih besar dibandingkan penduduk yang tinggal di kota kecil atau perdesaan (Nopirin, 2016). Seiring dengan perkembangan ekonomi yang sangat pesat, masyarakat memerlukan alat pertukaran yang lebih praktis dibandingkan dengan uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral. Selain uang kertas dan logam yang diciptakan oleh Bank Sentral ada alat pertukaran lain seperti kartu kredit, cek, giro bilyet. Namun alat pembayaran tersebut tidak dapat diterima secara umum. Kebutuhan uang menunjukan permintaan uang tunai oleh masyarakat dan volume uang yang diciptakan oleh Bank Sentral merupakan penawaran uang atau jumlah uang beredar di pasar uang (Mangkoesoebroto, 1998). Jumlah uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian, yaitu jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) merupakan uang yang paling likuid, karena uang ini dapat langsung dipergunakan dengan cepat. Sedangkan Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) juga merupakan likuiditas perekonomian, namun M2 mencangkup deposito berjangka maka likuiditasnya lebih rendah dibanding M1 (Sukirno, dalam Aprileven, 2015). Berdasarkan data dari Bank Indonesia jumlah uang beredar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data jumlah uang beredar M1 dan M2 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

4 Tabel 1.1 Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun 1987-2016 Tahun M1 (Miliar Rupiah) M2 (Miliar Rupiah) 1987 12.685 33.885 1988 14.392 41.998 1989 20.114 58.705 1990 23.819 84.630 1991 26.342 99.059 1992 28.779 119.053 1993 37.036 145.599 1994 45.374 174.512 1995 53.339 223.300 1996 64.089 288.632 1997 78.343 355.643 1998 101.197 577.381 1999 124.633 646.205 2000 162.186 747.028 2001 177.731 844.053 2002 191.939 883.908 2003 223.799 955.692 2004 245.946 1.033.877 2005 271.140 1.202.762 2006 347.013 1.382.493 2007 450.055 1.649.662 2008 456.787 1.895.839 2009 515.824 2.141.384 2010 605.411 2.471.206 2011 722.991 2.877.220 2012 841.652 3.307.508 2013 887.084 3.730.409 2014 942.221 4.173.327 2015 1.055.440 4.548.800 2016 1.237.643 5.004.977 Sumber: Bank Indonesia, 2017 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat jumlah uang beredar dari tahun 1987-2016 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan masyarakat akan uang semakin bertambah, pada tahun 1987 jumlah uang beredar (M1) sebesar 12.685 miliar rupiah mengalami peningkatan sebesar 1.707 miliar rupiah pada tahun 1988, sedangkan jumlah uang

5 beredar (M2) pada tahun 1987 sebesar 33.885 dan mengalami peningkatan sebesar 8.115 miliar rupiah pada tahun 1988. Peningkatan jumlah uang beredar (M1) terbesar terjadi pada tahun 2016 sebesar 1.237.643 miliar rupiah, sedangkan untuk jumlah uang beredar (M2) sebesar 5.004.977 miliar rupiah pada tahun 2016. Pertumbuhan uang dalam arti luas ternyata lebih cepat dibanding dengan uang arti sempit, hal ini disebabkan karena adanya kenaikan yang pesat dari deposito berjangka dan tabungan di bank-bank yang berada Indonesia dengan suku bunga yang relatif besar (Prawoto dalam Hasan, 2009). Selain itu peningkatan jumlah uang beredar juga disebabkan oleh masyarakat yang membutuhkan uang lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam kondisi seperti ini tingkat suku bunga diharapkan dapat mengurangi konsumsi masyarakat. Tingkat suku bunga yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk menabungkan uangnya, sehingga jumlah uang beredar akan berkurang. Namun jika sebaliknya tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank rendah maka keinginan masyarakat untuk meminjam uang semakin tinggi, hal ini akan memicu jumlah uang beredar di masyarakat semakin banyak. Indonesia sebagai penganut perekonomian terbuka, proses pemintaan dan penawaran uang selain dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu perilaku bank-bank umum dan masyarakat di negaranya, juga dipengaruhi oleh masyarakat luar negeri serta neraca pembayaran sebagai faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut merupakan kendala dalam proses penawaran uang. Fenomena ini mengarahkan pada pendekatan yang menganggap bahwa penawaran uang tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh otoritas moneter, melainkan juga dipengaruhi oleh semua

6 partisipan di pasar uang dan pasar kredit. Permintaan uang pada perekonomian terbuka akan sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan, nisbah perdagangan melalui nilai tukar, suku bunga internasional dan pengaruh dari kecenderungan meningkatnya tingkat harga umum secara terus menerus sepanjang waktu dari suatu negara (Dhani dalam Damayanti, 2010). Mengingat fungsi uang sebagai alat tukar menukar barang dan jasa dalam kegiatan perdagangan termasuk perdagangan internasional. Kegiatan ekspor dan impor sangat mempengaruhi banyak sedikitnya jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar jika terlalu banyak akan mengakibatkan neraca perdagangan mengalami surplus, segitu sebaliknya jika neraca perdagangan mengalami defisit maka jumlah uang beredar di masyarakat sedikit. Permasalahan jumlah uang beredar di Indonesia dapat menganggu berbagai aspek makro ekonomi di antaranya inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga serta neraca perdagangan. Dalam permasalahan ini kebijakan moneter dari Bank Indoneisa sangat diperlukan untuk menangani jumlah uang beredar. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menjaga keadaan ekonomi yang stabil dengan harapan masyarakat bisa hidup lebih kesejahtera. Berdasarkan uraian serta pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mendalami tentang Analisis Determinan Jumlah uang Beredar di Indonesia Tahun 1987-2016. B. Rumusan Masalah Banyak faktor menyebabkan jumlah uang beredar di Indonesia. Namun dalam penelitian ini penulis mengambil variabel independen, inflasi, tingkat suku

7 bunga, pertumbuhan ekonomi, dan neraca perdagangan, dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Pengaruh Inflasi terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia? 2. Bagaimana Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia? 3. Bagaimana Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia? 4. Bagaimana Pengaruh Neraca Perdagangan terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia? C. Tujuan Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar ini bertujuan: 1. Mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia. 3. Mengetahui pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia. 4. Mengetahui pengaruh Neraca Perdagangan terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia. D. Manfaat Penelitian Hal penting dari penelitian adalah kemanfaatan yang diperoleh atau diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

8 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini berguna dalam mengaplikasikan ilmu yang diterima selama masa perkuliahan. 2. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan keilmuan di bidang ekonomi khususnya mengenai jumlah uang beredar di Indonesia dan dapat digunakan sebagai referensi penelitian yang lebih lanjut. 3. Bagi Pengambilan Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan agar meningkatkan kinerja otoritas moneter sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah-masalah moneter, khususnya tentang jumlah uang beredar. E. Metode Penelitian E.1. Alat dan Model Analisis Alat penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS). Adapun Model yang dipakai adalah: Di mana: JUB INF SB PDB BOT : Jumlah Uang Beredar (M2) : Inflasi : Tingkat Suku Bunga : Produk Domestik Bruto (Pertumbuhan Ekonomi) : Neraca Perdagangan

9 : Konstanta,,, : Koefisien regresi variabel independen u : Variabel pengganggu t : Periode waktu 1987-2016 E.2. Data dan Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data time series, yang meliputi data jumlah uang beredar (M2), inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, dan neraca perdagangan selama periode 1987-2016. Data akan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). F. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, sehingga disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal-hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun penelitian ini dibagi menjadi 5 bab dengan sistematika penelitian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, motode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang tinjauan teori yang relevan dengan penelitan yang dilakukan dan tinjauan terhadap penelitan yang dilakukan terdahulu dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi jenis data dan sumber pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan metode analisis data.

10 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pembahasan. Dijelaskan mengenai analisis deskriptif dari objek penelitian serta analisis data pengujian hipotesis dan pembahasan yang memaparkan hasil dari pengujian dan pembahasan keseluruhan penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang sesuai dengan hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN