Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang digunakan untuk

Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Firmansyah, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES (Science Proccess Skill Approach) SUSILOWATI, M.Pd.

PENERAPAN SEVEN JUMP METHOD (SJM) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA. Sabar Nurohman. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

II. KERANGKA TEORITIS. dalam aktivitas belajar yang menentukan tingkat keberhasilan pemahaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Praktikum adalah pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan materi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Siklus belajar 5E (The 5E Learning Cycle Model) (Science Curriculum Improvement Study), suatu program pengembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut Sardiman (1994), aktivitas adalah

I. PENDAHULUAN. Rasionalitas atau kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesimpulan (Hohenberg, 2010). Langkah-langkah metode ilmiah ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembentukkan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pendapat Witherington dalam Sukmadinata (2007: 155) Berdasarkan pendapat Witherington, belajar selalu dikaitkan dengan

UPI. PDF created with pdffactory Pro trial version

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

II. KERANGKA TEORETIS. menjadi pasif dan malas untuk mengembangkan keterampilannya.

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PRAKTIKUM. KELAS..

KEEFEKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains (KPS) dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan kecakapan untuk melaksanakan suatu

PENERAPAN MODEL POE MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMA N 1 BAE KUDUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas belajar melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai

PENGEMBANGAN INTEGRATED ASSESSMENT UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA KELAS VII SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pendapat Witherington dalam Sukmadinata (2007: 155) Berdasarkan pendapat Witherington, belajar selalu dikaitkan dengan

FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA

Analisis Keterampilan Proses Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Konsep Sains

EduSains Volume 1 Nomor 2 ISSN PENGEMBANGAN RPP BERBASIS INKUIRI DENGAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purnama (2008: 115) sikap ilmiah merupakan sikap yang. pembentukan sikap ilmiah. Sikap ilmiah siswa dalam proses

FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA

Integrated Science Worksheet Pembelajaran IPA SMP Dalam Kurikulum 2013

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

MAKALAH HALAMAN SAMPUL SCIENTIFIC SKILLS

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS LKPD SEL DI SMA NEGERI KOTA BEKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

II. LANDASAN TEORI. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode. bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

BIDANG STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PORTOFOLIO SISWA SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas

I. PENDAHULUAN. Keterampilan proses sains sangat penting dimiliki oleh siswa untuk. menghadapi persaingan di era globalisasi yang menuntut persaingan

KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA SD. Ridwan Efendi, M.Pd

ILMU ALAMIAH DASAR. Sulistyani, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa untuk menemukan pengetahuan memerlukan suatu keterampilan. mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan data

ILMU ALAMIAH DASAR. Dosen Pengampu: DR. TIEN AMINATUN, S.Si., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

II. TINJAUAN PUSTAKA. kita sendiri (Matthews dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu: 2001).

PENGEMBANGAN LKPD GERAK MELINGKAR: HUBUNGAN KECEPATAN SUDUT Ω DAN KECEPATAN LINIER V, BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Menurut Nuraeni (2010),

JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk metode yang berpangkal pada pembuktian hipotesa. Sebagian filosof

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan

Modul Mata Kuliah IPA 2 SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian yang Relevan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Arikunto (2006:124) observasi adalah mengumpulkan data atau

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang

I. PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

II. TINJAUAN PUSTAKA. indikator pembelajaran. Keterampilan yang diperoleh melalui pendekatan

2016 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

BAB II METODE ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eidelweis Dewi Jannati, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 1 TENGGARONG (Materi Suhu dan Kalor)

BAB I PENDAHULUAN. menentukan proses keberhasilan siswa. efektif untuk proses pembelajaran berlangsung. Bahan ajar mutlak

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMA Negeri 1. Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan cara mempelajari tentang alam secara sistematis untuk menguasai

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

Transkripsi:

1 Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains I. Hakekat Sains Ada apa di dalam atom? bagaimana cara ikan paus berenang? Bagaimana terjadinya fosil? Pertanyaan-pertanyaan tersebut baru sekelumit pertanyaan yang telah terjawab oleh ilmuan. Ketiga pertanyaan tersebut merupakan contoh dari tiga pertanyaan dasar dalam sains yaitu : What is there, How does it work?, How did it come to be this way? Untuk menjawab ada apa di dalam atom manusia tidak mungkin masuk ke dalam atom, kalau begitu bagaimana caranya manusia tahu bahwa di dalam atom ada elektron dan inti atom? Bagaimana manusia tahu ada 9 planet dalam tata surya? Bagaimana manusia tahu tentang umur fosil? Bagaimana manusia tahu karakter ikan paus? Hukum-hukum dan teori dalam Sains hanyalah produk dari serangkaian aktivitas manusia yang dikenal dengan penyelidikan ilmiah (Scientific Inquiry). Awal dari penyelidikan ilmiah ini adalah rasa ingin tahu tentang fenomena alam, kemudian menjadi permasalahan dan pertanyaan untuk dicari pemecahannya melalui pengamatan dan percobaan, hingga diperoleh kesimpulan. Saat kini Penyelidikan ilmiah (scientific inquiry) telah menjadi primadona dalam Sains dan ilmu-ilmu lainnya. Seiring dengan perkembangannya, proses yang terdapat dalam penyelidikan ilmiah dikemas lebih sistematis berupa keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan penyelidikan secara ilmiah, keterampilan ini disebut sebagai Keterampilan Proses Sains (KPS). Metode untuk melakukan penyelidikan ilmiah yang menggunakan Keterampilan Proses Sains tersebut dikenal sebagai Metode Ilmiah (Scientific Method), namun Kedua istilah ini (keterampilan proses

2 sains dan metode ilmiah) sering digunakan dalam pengertian yang sama, demikian juga antara scientific inquiry dan scientific method, waloaupun sebenarnya Penyelidikan ilmiah (scientific inquiry) lebih fleksibel dari metode ilmiah (scientific method). Proses untuk menghasilkan pengetahuan sangat bergantung pada pengamatan teliti terhadap suatu fenomena, dan teori yang mendasari pengamatan, yang pada gilirannya akan memberi peluang munculnya teori baru yang dapat menggugurkan teori lama atau diperoleh teori yang lebih memperkuat teori yang sudah ada, dengan perkataan lain hukum-hukum dan teori dalam sains bukan suatu kebenaran mutlak dan sempurna. Teori yang menyatakan Matahari sebagai pusat tata surya (Heliosentris) berhasil menggugurkan teori lama yang menyatakan bumi sebagai pusat tatasurya (Geosentris), sebaliknya rumusan teori relativitas yang dikemukakan oleh Einstein tidak mengenyampingkan hukum gerak Newton. II. Pembelajaran Sains Kerja dalam sains sangat spesifik Selaras dengan hakekat Sains yang telah diuraikan di atas, maka pembelajaran sains seyogiyanya lebih menekankan pada proses, siswa aktif selama pembelajaran untuk membangun pengetahuannya melalui serangkaian

3 kegiatan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Dalam pembelajaran sains, siswa berperan seolah-olah sebagai ilmuan, menggunakan metode ilmiah untuk mencari jawaban terhadap suatu permasalahan yang sedang dipelajari. Peran siswa seolah-olah sebagai ilmuan dalam pembelajaran sains mengandung arti bahwa dalam pembelajaran sains menggunakan pendekatan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu: A. Keterampilan dasar (Basic Skills) Mengamati (observing), mengklasifikasi (classifying), mengukur (measuring), menyimpulkan (inferring), meramalkan (predicting), dan mengkomunikasikan (communicating). B. Keterampilan terintegrasi (Integrated Skills) Membuat model (Making Models), mendefinisikan secara operasional (Defining Operationally), mengumpulkan data (Collecting Data), menginterpretasikan data (Interpreting Data), Mengidentifikasi dan mengontrol variabel (Identifying and Controlling Variables), merumuskan hipotesis (Formulating Hypotheses), melakukan percobaan (Experimenting). Pada prinsipnya keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi memiliki kesamaan dalam hal merumuskan permasalahan, mengumpulkan data dan mengajukan solusi pemecahan masalah. A. Keterampilan-keterampilan Dasar (Basic Skills) 1). Mengamati (observing) Menggunakan indera untuk mengamati objek dan kejadian, serta karakteristiknya. ( sebaiknya hasil pengamatan dicatat). 2). Mengklasifikasi (classifying) Mengelompokkan objek-objek dan kejadian berdasarkan persamaan dan perbedaannya. ( dibuat dalam bentuk daftar, tabel dan grafik) 3). Mengukur (measuring)

4 Membandingkan kuantitas yang belum diketahui dengan standar (satuan panjang, waktu, suhu). ( dicatat dalam tabel, kemudian dibuat grafiknya secara manual maupun menggunakan software) 4). Menyimpulkan (inferring) Membuat kesimpulan berdasarkan data-data hasil pengamatan. 5). Meramalkan (predicting) Meramalkan sesuatu yang belum dibuktikan (bukan menebak) dengan keyakinan bahwa yang akan terjadi didasarkan pada pengetahuan dan pemahaman, pengamatan serta kesimpulan. yang yang telah diperoleh. ( dinyatakan dalam tulisan dan atau lisan) 6). Mengkomunikasikan (communicating) Mengkomunikasikan hasil secara lisan (presentasi) maupun tertulis (dalam bentuk laporan, grafik, tabel, gambar dll). B. Keterampilan Terintegrasi (Integrated Skills) 1). Membuat Model (Making Models) Mengkonstruksi model untuk mengklarifikasi gagasan 2). Mendefinisikan secara operasional Membuat definisi tentang apa yang dilakukan dan diamati 3). Mengumpulkan data (Collecting Data) Mengumpulkan dan mencatat informasi dari hasil pengamatan dan pengukuran dengan cara sistematis. 4). Menginterpretasi data (Interpreting Data) Mengorganisasi, menganalisis, dan mensistesis data dengan menggunakan tabel, grafik, dan diagram hingga terlihat pola yang pada gilirannya dapat digunakan dalam mengkonstruksi kesimpulan, prediksi atau hipotesis. 5). Mengidentifikasi dan mengkontrol variabel ( Identifying and Controlling Variables) Kemungkinan banyak variabel yang mempengaruhi hasil penyelidikan, untuk itu perlu dimanipulasi variabel yang mempengaruhi sedangkan variabel lainnya dibuat konstan. 6). Merumuskan hipotesis (Formulating Hypotheses ) Membuat dugaan berdasarkan bukti yang dapat diuji melalui percobaan 7). Melakukan percobaan (Experimenting) Merancang sendiri percobaan dan melakukannya sesuai prosedur untuk memperoleh data yang terpercaya., sebagai bahan untuk menguji hipotesis.

5