KAJIAN KEPUSTAKAAN. berdaptasi pada lingkungan setempat (Nataamijaya, 2000). Rose (1997)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam lokal merupakan jenis ayam yang banyak dipelihara orang di

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Rose (1997), ayam diklasifikasikan ke dalam:

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

I PENDAHULUAN. satu jenis ayam lokal di antaranya adalah ayam sentul yang merupakan ayam asli

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiharto (2002) a yam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

II KAJIAN KEPUSTAKAN. macam yaitu tipe ringan dengan ciri warna bulu putih bersih, badan ramping serta

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

BOBOT BADAN BERBAGAI JENIS AYAM SENTUL DI GABUNGAN KELOMPOK TANI TERNAK CIUNG WANARA KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam ordo Galliformes, famili Phasianidae, genus Gallus dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

Oleh: Suhardi, SPt.,MP

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

1. PENDAHULUAN. Salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi. menghasilkan telur sepanjang tahun yaitu ayam arab.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 49/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL YANG BAIK (GOOD NATIVE CHICKEN BREEDING PRACTICE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras adalah jenis ayam-ayam unggul impor yang telah dimuliabiakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai bobot badan optimum dalam pemeliharaan 8 minggu dibandingkan

PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat, Populasi ayam lokal pada tahun 2014

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail,

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bagi kesehatan. Pengobatan tradisional telah banyak digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Ayam Sentul Ayam lokal merupakan salah satu potensi sumber daya genetik peternakan yang mempunyai variasi genetik cukup tinggi. Ayam lokal merupakan aset yang sangat berharga dalam pembentukan bibit unggul ayam lokal dan terbukti mampu berdaptasi pada lingkungan setempat (Nataamijaya, 2000). Rose (1997) mengklasifikasikan ayam pada taksonomi: Kingdom : Animalia Subkingdom : Metazoa Phylum Subphylum Class Family Genus Species : Chordata : Vertebrata : Aves : Phasinadae : Gallus : Gallus atau disebut juga domestic fowl Ayam lokal terdiri dari berbagai rumpun atau galur, salah satu jenis ayam lokal yang berasal dari daerah Ciamis Jawa Barat adalah Ayam Sentul. Ayam sentul mempunyai bulu yang didominasi warna abu-abu serta memiliki beberapa variasi warna yaitu abu-abu tua, abu-abu muda, abu-abu kecoklatan, abu-abu kemerahan, dan abu-abu keputihan (Sulandari dkk, 2007). Sartika dan Iskandar (2007) mengklasifikasikan Ayam Sentul menjadi lima jenis yaitu sentul kelabu, sentul geni, sentul batu, sentul debu, dan sentul emas. Beberpa ciri khas dari ayam sentul yaitu jengger pada jantan umumnya single comb atau jenggel tunggal,

9 warna bulu pada betina dewasa umumnnya abu-abu sedangkan jantan umumnya berwarna abu-abu dengan dihiasi warna merah dan jingga di daerah leher, punggung, pinggang dan sayap. Sisik kaki betina berwarna putih dan abu-abu. Pada jantan berwarna hitam dan abu-abu (Nataamijaya, 2005). Ayam Sentul mempunyai karakteristik perototan yang padat sehingga mempunyai daging yang cukup banyak. Selain itu potensi ayam sentul mempunyai produksi telur yang tinggi dengan bobot badan yang cukup besar (dwiguna), sehingga ayam ini bisa menjadi sumber telur ataupun sumber daging. Karakter lain yang menguntungkan ayam Sentul sebagai ayam potong adalah kulitnya berwarna putih (Nataamijaya, 2005). Diwyanto, dkk, (2011) menjelaskan bahwa ayam sentul mempunyai keunggulan yaitu sebagai penghasil daging dan telur (dwiguna), dengan bobot badan ayam jantan 3,5 kg dan ayam sentul betina 0,8-2,2 kg, kemudian produksi telur 118 butir/tahun. 2.2 Pemeliharaan Semiorganik Hewan ternak yang dipelihara untuk produksi organik harus menjadi bagian integral dari unit usaha tani organik dan harus dikelola sesuai dengan kaidah-kaidah dalam standar organik. Pengelolaan peternakan organik harus dilakukan dengan menggunakan metode pembibitan yang alami, meminimalkan stress, mencegah penyakit, secara progresif menghindari penggunaan obat hewan jenis kemotrafika (termasuk anitibiotik) alopati kimia, mngurangi pakan ternak yang berasal dari binatang serta menjaga kesehatan dan kesejahtraannya (SNI, 2002). Penelitian tidak menggunakan vaksin dan obat-obatan serta mengurangi bahan kimia yang digunakan dalam pakan komersil. Untuk menjaga kebugaran

10 ternak agar tidak terserang penyakit maka digunakan tanaman herbal berupa buah mengkudu. Sistem pemeliharaan semiorganik yang diterapkan pada penelitian ini mengikuti beberapa persyaratan yang ditetapkan dalam SNI Sistem Pangan Organik (2002), diantaranya DOC yang digunakan bukan hasil rekayasa genetik, selama pemeliharaan tidak dilakukan vaksinasi dan pengobatan tetapi memberikan feed additive dari sari buah mengkudu, pakan yang digunakan tidak selamanya menggunakan pakan komersil yang seringkali menggunakan bahan kimia sintetis tetapi hanya digunakan selama dua minggu pertama selanjut menggunakan pakan hasil campuran sendiri dari tim ALG sehingga tidak menggunakan bahan kimia. 2.3 Performa Performa ternak adalah produktivitas ternak selama masa hidupnya. Produktivitas biasanya ditunjukkan dari kemampuan pertumbuhan serta kinerja reproduksinya. Nilai produktivitas pada ayam dapat diukur dari kecepatan pertumbuhan dan perkembangan dalam mencapai bobot badan tertentu pada waktu yang singkat. Indikator performa dapat dilihat melalui konsumsi ransum, petambahan bobot badan, dan konversi ransum (Hidayat dan Sopiyan, 2010). 2.3.1 Konsumsi Ransum Ransum adalah pakan yang diberikan pada ternak untuk periode 24 jam yang mempengaruhi pertumbuhan dan pencapaian ukuran tubuh yang maksimal (Anggorodi, 1994). Tujuan mengkonsumsi ransum pada ternak adalah untuk hidup, tumbuh dan bereproduksi (Scott dkk., 1982). Kartasudjana dan Supriajatna

11 (2006) menyatakan bahwa konsumsi ransum merupakan faktor penting yang menjadi dasar untuk menentukan produksi. Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi ransum adalah jenis dan umur ternak, kulaitas ransum yang diberikan serta lingkungan tempat ternak tersebut dipelihara. Alamsyah (2005) menyatakan bahwa ayam yang diberi ransum starter bentuk crumble akan mengkonsumsi ransum lebih banyak dibandingkan yang diberi bentuk mash. Kelebihan ransum bentuk crumble adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga kehilangan nutrisi dapat dicegah serta tidak tercecer pada waktu dikonsumsi. Widjastuti (1996) konsumsi ransum ayam Sentul sekitar 80 gram/ekor/hari dengan kebutuhan (protein dan energi metabolis) yaitu protein 15,44% dan EM 2756,325 kkal/kg pada sistem cage. Nataamijaya dkk (1995) konsumsi ransum pada setiap jenis ayam lokal berbeda-beda, ayam Sentul betina umur 42 minggu diketahui sebesar 100 gram/ekor, dengan konsumsi protein kasar harian mencapai 9,94 gram/ekor, dan energi metabolis mencapai 272,98 kkal/ekor. Sedangkan ayam Arab pada umur 1-2 bulan kebutuhan ransumnya berkisar 25-45 gram/hari/ekor dengan kandungan protein 18-19% dan energi metabolis 2.500 kkal/kg dan umur 2-3,5 bulan kebutuhan ransum 45-60 gram/hari/ekor dengan kandungan protein 16-17% dan energi metabolis 2.500 kkal/kg (Sarwono,2002). 2.3.2 Pertambahan Bobot Badan Pertumbuhan adalah suatu penambahan jumlah protein dan mineral yang tertimbun dalam tubuh, proses pertumbuhan tersebut memerlukan energi dan substansi penyusun sel atau jaringan yang diperoleh ternak melalui ransum yang

12 dikonsumsinya (Wahju, 2004). Kecepatan pertumbuhan unggas dapat diukur dengan melihat adanya pertambahan bobot badan selama kurun waktu tertentu (Soeharsono, 1976). Tilman dkk., (1991) nenyatakan bahwa pertambahan bobot badan diperoleh dari pengukuran kenaikan bobot badan melalui penimbangan dalam waktu tertentu misalnya tiap hari, minggu, bulan atau taun. Iskandar dkk., (1998) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ayam buras pada umur 12 minggu sebesar 704 gram. Pertambahan bobot badan pada jenis ayam lokal bervariasi tergantung pada umur, genetik, kualitas dan kuantitas makanan yang diberikan (Rasyaf, 2008). Sutardi (1995) menerangkan bahwa ternak ayam kampung akan dapat tumbuh secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya bila mendapatkan zat-zat makanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Pertambahan bobot badan ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi ransum, makin tinggi konsumsi makin tinggi bobot tubuhnya (Kartadisastra, 1997). 2.3.3 Konversi Ransum Konversi ransum adalah perbandingan antara jumlah konsumsi ransum dengan pertambahan bobot badan dalam jangka waktu tetentu (Rasyaf, 1999). Konversi ransum merupakan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu satuan berat badan atau produksi telur (NRC, 1994). Konversi ransum digunakan untuk melihat besaran ransum yang diberikan sehingga dapat diubah menjadi daging oleh ternak. Rendahnya konversi ransum tidak memberikan jaminan pemeliharaan akan memperoleh keuntungan tinggi apabila tidak didukung oleh pertambahan bobot badan yang tinggi pula. North dan Bell (1990) menyatakan bahwa semakin rendah angka konsumsi ransum, semakin efisien

13 ternak unggas dalam penggunaan ransum. Menurut Rasyaf (2008) konversi ransum selama penelitian diukur berdasarkan perbandingan konsumsi ransum total selama penelitian dengan pertambahan bobot badan akhir selama penelitian. Menurut Wahju (2004) semakin tinggi nilai konversi ransum menunjukkan semakin banyak pakan yang dibutuhkan untuk meningkatkan bobot badan per satuan berat. Rasio konversi ransum yang rendah berarti untuk menghasilkan satu kilogram daging ayam dibutuhkan pakan dalam jumlah yang semakin sedikit. NRC (1994) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi konversi pakan adalah suhu lingkungan, bentuk fisik pakan, komposisi pakan dan zat-zat yang terkandung dalam pakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi ransum adalah genetik, tipe pakan, tempratur, feed additive, dan manajemen (James, 1992).