WATESQY (WATER TEST QUALITY) ALAT UKUR KUALITAS AIR DENGAN PARAMETER SUHU, PH, KEKERUHAN, KONDUKTIVITAS DAN TDS TERKONEKSI BLUETOOTH DAN GSM

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI SENSOR PHOTODIODA, DS18B20, DAN KONDUKTIVITAS PADA RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEKERUHAN DAN JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT DALAM AIR

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penelitian menggunakan Alat Uji Emisi Gas Buang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR PADA KOLAM IKAN BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE

REALISASI ALAT UKUR PH DAN TDS AIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD

Modul 2017/2018 TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

ALAT UKUR KUALITAS AIR MINUM DENGAN PARAMETER PH, SUHU, TINGKAT KEKERUHAN, DAN JUMLAH PADATAN TERLARUT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

VALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA ABSTRAK

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menghitung mean, median, kuartil 1 dan 3 standard error of mean.

ALAT UJI KELAYAKAN AIR MINUM DENGAN PENGATUR OTOMATIS PADA PENGISIAN AIR MINUM ISI ULANG

SKRIPSI. Monitoring Kadar ph Air Berbasis Mikrokontroler Arduino Dengan Tampilan LCD dan Grafik Komputer

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan

REALISASI SISTEM AKUISISI DATA MENGGUNAKAN ARDUINO ETHERNET SHIELD DAN SOCKET PROGRAMMING BERBASIS IP

SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN AIR BERBASIS WEMOS D1 MINI MELALUI PONSEL PINTAR ANDROID DENGAN KONEKSI WIFI

ALAT PENCATAT PEMAKAIAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN PENYIMPANAN DATA PADA SMARTPHONE ANDROID. Nama : Aditya Jaka Hermana NRP :

Bab V ANALISA. V.1 Analisis waktu pengocokan telur (whipping time)

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler

Prosid i ng SNATIF K e - 4 Tahun ISBN:

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PEREKAM DIGITAL DAN PENDETEKSI GEMPA MENGGUNAKAN METODE STA/LTA PADA SEISMOGRAF TELEMETERI.

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

RANCANG BANGUN PH METER AIR DI UTILITIES REFINERY UNIT IV CILACAP PT PERTAMINA ( PERSERO )BERBASIS ARDUINO UNO R3

Perancangan Sistem Pemeliharaan Ikan Pada Akuarium Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16. Albert/

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

SISTEM OTOMATISASI PENGONTROLAN SUHU DAN CAHAYA BAGI TANAMAN HIDROPONIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Tugas Akhir SISTEM MONITORING LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS WEBSITE

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI TEMPERATUR MULTICHANNEL MULTIBIT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR

Perancangan dan Realisasi Prototipe Sistem Smart House dengan Pengendali Menggunakan Smart Phone Berbasis Android. Disusun Oleh:

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING SUHU DAN KECEPATAN ANGIN PADA SISTEM KLIMATOLOGI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN PROTOTYPE ROBOT LENGAN MENGGUNAKAN FLEX SENSOR DAN ACCELEROMETER SENSOR PADA LAB MIKROKONTROLER STMIK MUSIRAWAS

Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Menggunakan Teknologi Sensor Flowmeter Berbasis TCP/IP

FISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang mempunyai peranan yang begitu penting

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

Perancangan Aplikasi Monitoring Suhu pada Ruangan DMZ Berbasis Web dan Mobile

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot.

RANCANG BANGUN PENGUKURAN TEMPERATUR JARAK JAUH VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535

Pemantau Keamanan Rumah Dengan Sistem PIR Dan Sensor Api Berbasis Arduino Uno Melalui SMS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN SIMULASI PENGENDALIAN SUHU RUANG PENETAS TELUR

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLLER SEBAGAI PENGUKUR SUHU DELAPAN RUANGAN

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari analog ke sistem digital, begitu pula dengan alat ukur.

APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA. Halim Zaini 1

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

PERANCANGAN DAN REALISASI BOX ALAT UKUR PANJANG BADAN BALITA ELEKTRONIK BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC)

PEMANTAUAN KUALITAS AIR ONLINE DAN REALTIME DI INTAKE PDAM TAMAN KOTA CENGKARENG DRAIN DKI JAKARTA

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 2, September 2017

STUDI TENTANG KOMPARASI DATA TEKANAN UDARA PADA BAROMETER DIGITAL DAN AUTOMATIC WEATHER SISTEM (AWOS) DI STASIUN METEOROLOGI HASANUDDIN MAKASSAR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

SISTEM AKUISISI DATA KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID MELALUI KONEKSI BLUETOOTH. Disusun oleh: Dhiko Dwiaprianto Putra ( )

Studi Uji Kekerasan Rockwell Superficial VS Micro Vickers

Wahana Fisika,1(1), Analisis Jangkauan Dan Baud Rate Transmisi Data Pada Sistem Telemetri Temperatur Berbasis Mikrokontroler

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Prototipe Sistem Monitoring Penggunaan Daya Motor Listrik 3 Fasa Berbasis Java Programing

Aplikasi Embedded Systems Pada Dishwasher Machine

BAB I PENDAHULUAN. polusi udara dan suhu diperlukan suatu alat yang dapat memantau tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

ABSTRAK. Kata kunci: Arduino, Switch, Access Point, LED, LCD, Buzzer, . i Universitas Kristen Maranatha

Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340. Renzy Richie /

UJI KARAKTERISASI SENSOR SUHU DS18B20 WATERPROOF BERBASIS ARDUINO UNO SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER KUALITAS AIR. Imam Abdul Rozaq *1, Noor Yulita DS 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS

ABSTRAK. air, dalam hal ini mesin yang dipakai untuk melakukan suatu proses produksi

Smart Security Monitoring System pada Ruang Server Pusat Teknologi Informasi Perguruan Tinggi

PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR

MONITORING KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG BERBASIS ATMEGA328 YANG TERKONFIGURASI BLUETOOTH HC-05

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT

MONITORING KETINGGIAN DAN ALIRAN AIR PADA SISTEM IRIGASI TANAMAN PADI BERBASIS ATMEGA16 MENGGUNAKAN KOMUNIKASI GSM

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROL ROBOT JARAK JAUH DENGAN KOMUNIKASI WIFI

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

ALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

Hardware terdiri dari catu daya 5VDC, sensor passive infrared, mikrokontroler. ATMega8, transmitter TLP434 dan receiver. WinAVR.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERANCANGAN DAN MONITORING MODEL PINTU AIR OTOMATIS PADA ALIRAN SUNGAI BERBASIS MIKROKONTROLER

Sistem Kendali Berbasis PID untuk Nutrisi Tanaman Hidroponik

Rancang Bangun Alat Pemurni Air MenggunakanMetode Fuzzy

PENGEMBANGAN APLIKASI USER INTERFACE ANDROID UNTUK PENGUKUR JARAK BERBASIS ARDUINO DAN BLUETOOTH

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

Dzikri Fahmi Rosidi 1, Harianto 2, Pauladie Susanto 3,

Perancangan sistem kontrol pada mesin refrigerasi Blast Chiller berbasis Atmega16

Transkripsi:

WATESQY (WATER TEST QUALITY) ALAT UKUR KUALITAS AIR DENGAN PARAMETER SUHU, PH, KEKERUHAN, KONDUKTIVITAS DAN TDS TERKONEKSI BLUETOOTH DAN GSM WATESQY (WATER TEST QUALITY) 5 IN 1 WATER TEST DEVICE CONNECTING BLUETOOTH AND GSM Muhammad Turmudzi Abdul Azis Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ABSTRAK Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan. Pengelolaan kualitas air dilakukan untuk menjamin kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya. Metode umum dalam pengujian kualitas air adalah mengumpulkan sampel secara manual kemudian mengirimkannya ke laboratorium untuk dianalisis. Untuk itu seperangkat sistem pengukuran kualitas air telah dikembangkan. Sistem pengukuran kualitas air ini dapat mengukur 5 kualitas air yaitu parameter suhu, kekeruhan, TDS, ph, konduktivitas. Data keluaran dapat ditampilkan melalui LCD 16 x 2, Dekstop Komputer, Smartphone melalui modul bluetooth dan modul GSM berupa SMS. Dengan melalui 3 tahap pengujian yaitu: Pengujian pengondisian sinyal, pengujian sensor dan pengujian keseluruhan. Hasil dari keseluruhan tahap pengujian pada sistem pengukuran kualitas air ini berjalan dengan baik dan menghasilkan nilai keluaran yang sesuai dengan alat pabrikan yang berada di Laboratorium Kualitas Air. Kata Kunci: Air, Bluetooth, GSM, Pengukuran. ABSTRACT Water is one of the natural resources that has a very important function for life. Management of water quality necessary to guarantee the desired water quality according to its designation. A common method measurement of water quality is to collect samples manually and send them to a laboratory for analysis. For this reason a set of water quality measurement systems has been developed. This water quality measurement system can measure 5 water qualities including parameters of temperature, turbidity, TDS, ph, conductivity. Output data can be displayed via 16 x 2 LCD, Computer desktop, Smartphone via bluetooth module and GSM. Using 3 stages of testing including: Testing of signal conditioning, sensor testing and overall testing. The results of the overall testing stage of water quality measurement system run well and produce an output value that is in accordance with factory equipment in the Laboratory of Water Quality. Keywords: Bluetooth, GSM, Measurement, Water. 1

I. PENDAHULUAN Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan. Karena air merupakan faktor terpenting bagi semua organisme, sangat penting untuk melindunginya. Pemantauan kualitas air merupakan salah satu langkah awal yang diperlukan dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya air yang rasional. Pesatnya perkembangan teknologi jaringan sensor nirkabel memberikan pendekatan baru untuk akuisisi data real-time, transmisi dan pemrosesan. Sistem ini bisa mendapatkan informasi kualitas air yang berkelanjutan dari jarak jauh. Dalam sistem semacam ini, ada beberapa simpul yaitu pusat sensor, titik pemantauan dan stasiun pemantau jarak jauh. Dengan menggunakan sensor yang berbeda, sistem ini dapat mengumpulkan berbagai parameter dari air, seperti suhu, ph, kekeruhan, konduktivitas dan sebagainya (Barabde dan Danve, 2015). Parameter kualitas air yang dipantau secara rutin adalah ph, kekeruhan dan konduktivitas. Metode yang paling umum untuk mendeteksi parameter ini adalah mengumpulkan sampel secara manual dan kemudian mengirimkannya ke laboratorium untuk dideteksi dan dianalisis, metode ini menghabiskan terlalu banyak tenaga kerja dan sumber daya material, dan memiliki keterbatasan pengumpulan sampel. Analisis waktu yang lama, penuaan peralatan eksperimen dan masalah lainnya ( Hasan dan Khan, 2016). Beberapa penelitian terkait dengan alat ukur kualitas air menggunakan sensor telah dilakukan. Alat ukur yang diterapkan pada penelitian (Patil dkk, 2015) dan (Hasan dan Khan, 2016) merupakan alat ukur digital dipadukan dengan GSM untuk pengukuran kekeruhan, ph & suhu. Penelitian (Sarade dkk, 2012) yang hanya berfokus pada pengembangan alat ukur untuk satu buah parameter, yaitu parameter suhu. Hanya saja penelitian yang sudah ada hanya membahas satu, dua atau tiga parameter kunci seperti ph, suhu dan kekeruhan, kemudian dilanjutkan menggunakan modul GSM dan penelitian hanya berupa rangkaian yang tidak menyertakan bentuk dari alat tersebut, sehingga tidak bisa digunakan oleh banyak orang. Berangkat dari paparan diatas dan mahalnya alat ukur air yang dapat mengukur lebih dari dua parameter maka perlu untuk melakukan penelitian. Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem pemantauan kualitas air berbasis sensor nirkabel yang efisien berupa sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas air, fokus pada alat ukur yang digunakan adalah suhu, ph, kekeruhan, konduktivitas, dan TDS untuk beberapa kepentingan seperti rumah tangga, irigasi, perikanan, industri, dll dengan menghubungkan ke jaringan nirkabel seperti modul bluetooth yang dapat menampilkan data secara real-time melalui perangkat smarthphone dan modul GSM di sandingkan dengan sistem peringatan jika terjadi sesuatu pada kualitas air untuk pelaporan data jarak jauh. 2

II. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah-langkah teknis yang akan dilakukan selama penelitian tugas akhir. Pengujian WatesQy dibagi menjadi beberapa bagian pengujian yaitu pengujian pengondisian sinyal, pengujian sensor dan pengujian keseluruhan sistem. 2.1 Pengujian Pengondisian Sinyal Pengujian pertama yaitu pengujian pengondisian sinyal, pada pengujian pengkondisian sinyal menggunakan metode eksperimen dan percobaan, pengujian dilakukan dengan percobaan pengondisian nilai tegangan input yang menghasilkan data yang sesuai dan membandingkannya dengan Alat ukur Pabrikan sampai nilai sensor yang dihasilkan WatesQy sama dengan Alat ukur Pabrikan (Sulaiman dan Kusnadi, 2011). Setiap sensor akan di uji sebanyak 5 kali pengujian. pertama dilakukan pada pengondisian sinyal suhu, ph, kekeruhan, konduktivitas dan TDS (Amani dan Prawiroredjo, 2016). 2.2 Pengujian Sensor Pengujian kedua yaitu pengujian masing-masing sensor, pada pengujian sensor menggunakan Tes T/T-Test untuk dua sampel kecil yang saling berhubungan. Pada pengujian ini setiap sensor akan di uji sebanyak 10 kali pengujian dalam 3-4 kondisi sampel yang berbeda, pertama dilakukan pada pengondisian sinyal suhu, ph, kekeruhan, konduktivitas dan TDS. Test T adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean sampel dari dua variabel yang dikomparatifkan (Hartono, 2008:178). Cara memberikan interpretasi terhadap t0 adalah dengan merumuskan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada perbedaan dan hipotesis nol (H0) menyatakan tidak ada perbedaan, selanjutnya bandingkan t0 dengan tt dengan ketentuan : (Hartono, 2018:179-180). 1. Bila t0 sama dengan atau lebih besar dari tt maka hipotesis nol (H0) ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan. 2. Bila t0 lebih kecil dari tt makan hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Pada Test T jika variansi diketahui dan tidak sama maka rumusan hipotesisnya Ho : ukuran statistik = nilai tertentu dan H1 : ukuran statistik nilai tertentu dengan kriteria penerimaan pengujian terima H0 jika t hitung t tabel atau p-value > alpha (α) dan tolak H0 Jika t hitung > t tabel atau p- value alpha (α). Dalam penelitian ini digunakan hipotesis sebagai berikut (H0) : µ1 µ2 (Keakuratan WatesQy = Keakuratan Termometer Pabrikan), (H1) : µ1 > µ2 (Keakuratan WatesQy Keakuratan Termometer Pabrikan). 3

2.3 Pengujian Keseluruhan Pengujian keseluruhan alat pengukur parameter air WatesQy merupakan pengujian tahap akhir pada alat pengukur parameter air WatesQy. Pengujian keseluruhan sensor, fungsi Bluetooth dan GSM secara bersamaan dilakukan untuk menguji keseluruhan rangkaian alat pengukur parameter air WatesQy berfungsi dengan baik (Amani dan Prawiroredjo, 2016). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian Pengondisian Sinyal Uji pengondisian sinyal dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen, dengan melakukan percobaan pengondisian nilai tegangan input sebanyak 5 kali pengujian dengan perbandingan menggunakan alat pabrikan yang tersedia di laboratorium kualitas lingkungan sampai nilai yang dihasilkan WatesQy sama dengan alat yang tersedia di laboratorium kualitas lingkungan. 3.1.1 Pengondisian Sinyal Suhu Uji pengondisian sinyal suhu menggunakan metode eksperimen, pengujian dilakukan dengan percobaan pengondisian nilai tegangan input yang akan menghasilkan nilai suhu dan membandingkannya dengan termometer air raksa sampai nilai suhu yang dihasilkan WatesQy sama dengan termometer air raksa. Table 1 Hasil Pengujian Pengkondisian Sinyal Sensor Suhu No Tegangan Tegangan Pengukuran Pengukuran Referensi (V) Input (V) WatesQy ( 0 C) Termometer ( 0 C) 1 2,98 1,11 83,80 83 2 2,98 1,10 82,40 82 3 2,98 1,09 81,40 81 4 2,98 1,04 80,40 80 5 2,98 1,03 79,40 79 3.1.2 Pengondisian Sinyal ph Pengujian pengondisian sinyal sensor ph menggunakan larutan indikator ph 13 dan dilakukan pengujian sebanyak 5 kali dengan 2 alat yang berbeda untuk mendapatkan nilai ph yang sesuai dengan kertas indicator ph universal. Table 2 Hasil Pengujian Pengondisian Sinyal Sensor ph No Tegangan Tegangan Pengukuran Indikator ph Referensi (V) Input (V) WatesQy Universal 1 5,00 3,11 13,10 13 2 5,00 3,10 12,97 13 3 5,00 3,09 13,10 13 4 5,00 3,04 12,97 13 5 5,00 3,03 13,04 13 4

3.1.3 Pengondisian Sinyal Kekeruhan Pada pengujian pengondisian sinyal sensor kekeruhan menggunakan larutan bubuk kopi dengan karakteristik kekeruhan 484 NTU dan dilakukan pengujian sebanyak 5 kali dengan 2 alat yang berbeda, pengujian dengan alat WatesQy dan Turbidity Meter. Table 3 Hasil Pengujian Pengondisian Sinyal Sensor Kekeruhan No Tegangan Tegangan Pengukuran Turbidity Referensi (V) Input (V) WatesQy (NTU) Meter (NTU) 1 5,00 2,26 477 484 2 5,00 2,26 487 484 3 5,00 2,26 474 484 4 5,00 2,25 481 484 5 5,00 2,25 487 484 3.1.4 Pengondisian Sinyal TDS Pada pengujian pengondisian sinyal sensor TDS menggunakan larutan bubuk kopi dengan karakteristik TDS 241 NTU dan dilakukan pengujian sebanyak 5 kali dengan 2 alat yang berbeda, pengujian dengan alat WatesQy dan Turbidity Meter. Table 4 Hasil Pengujian Pengondisian Sinyal Sensor TDS No Tegangan Tegangan Pengukuran TDS Meter Referensi (V) Input (V) WatesQy (ppm) (ppm) 1 5,00 1,24 117,05 120 2 5,00 1,24 118,05 120 3 5,00 1,25 119,11 120 4 5,00 1,25 120,14 120 5 5,00 1,26 121,18 120 3.1.5 Pengondisian Sinyal Konduktivitas Pada pengujian pengondisian sinyal sensor konduktivitas menggunakan larutan bubuk kopi dengan karakteristik konduktivitas 0,106 S/m dan dilakukan pengujian sebanyak 5 kali dengan 2 alat yang berbeda, pengujian dengan alat WatesQy dan pengujian dengan Coductivity Meter. Table 5 Hasil Pengujian Pengondisian Sinyal Sensor Konduktivitas No Tegangan Tegangan Pengukuran Conduktivity Referensi (V) Input (V) WatesQy (S/m) Meter (S/m) 1 5,00 1,02 0,10 0,106 2 5,00 1,02 0,10 0,106 3 5,00 1,06 0,11 0,106 4 5,00 1,06 0,11 0,106 5 5,00 1,06 0,11 0,106 5

3.2 Pengujian Sensor 3.2.1 Sesor Suhu Pengujian pertama dilakukan pada rangkaian sensor suhu dengan hasil seperti pada Tabel 4.6 dengan rentang suhu sesi 1 antara 40-50 0 C, sesi 2 antara 50-70 0 C dan sesi 3 antara 70-90 0 C. Table 6 Pengujian Sensor Suhu Pengujian WatesQy ( 0 C) Termometer Air Raksa ( 0 C) 1 44,2 61,8 87 45 62 88 2 43,8 61 86 44 61 87 3 43 60 84,8 44 61 86 4 42,8 59,8 84 44 61 85 5 43 58,2 82,6 43 60 83 6 42,6 58 81 43 59 82 7 42 58,2 80,6 43 59 81 8 42,2 57,6 79,2 43 58 80 9 42 57 78,8 43 58 79 10 41 56 78 42 57 78 Table 7 Hasil Uji T Pengujian Sensor Suhu Sesi Dengan Termometer Air Raksa T-Test: Two-Sample WatesQy ( 0 C) Termometer Air Raksa ( 0 C) Assuming Unequal Variances Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Mean 42,66 58,76 82,2 43,4 59,6 82,9 Variance 0,86 3,35 9,98 0,71 2,71 12,1 Observations 10 10 10 10 10 10 Hypothesized Mean Difference 0 0 0 df 18 18 18 t Stat -1,87-1,08-0,47 P(T<=t) one-tail 0,04 0,15 0,32 t Critical one-tail 1,73 1,73 1,73 P(T<=t) two-tail 0,08 0,29 0,64 t Critical two-tail 2,1 2,1 2,1 Berdasarkan hasil analisis statistik Uji-T pada Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa pada pengujian sesi 1 di hasilkan t-stat (-1,87) < t Critical two-tail (2,10), pengujian sesi 2 t-stat (-1,08) < t Critical two-tail (2,10) dan sesi 3 t-stat (-0,47) < t Critical two-tail (2,10). Maka kesimpulan dari hasil ketiga sesi pengujian tersebut berarti (Terima Ho). Dari hasil analisis statistik uji hipotesis pada Uji-T diatas, maka Keakuratan WatesQy = Keakuratan Termometer Air Raksa. 3.2.2 Sesor ph Pengujian kedua dilakukan pada rangkaian sensor ph dengan hasil seperti pada Tabel 4.6 dengan rentang suhu sesi 1 ph 5, sesi 2 ph 7 dan sesi 3 ph 10. 6

Table 8 Pengujian Sensor ph Pengujian WatesQy (ph) Indikator ph Universal (ph) 1 5,12 7,07 9,57 5 7 10 2 5,08 7,10 9,57 5 7 10 3 5,08 6,96 10,05 5 7 10 4 4,99 6,96 10,07 5 7 10 5 4,96 6,96 10,07 5 7 10 6 5,05 6,96 10,05 5 7 10 7 4,93 7,10 9,57 5 7 10 8 4,96 6,93 9,57 5 7 10 9 4,96 7,10 10,05 5 7 10 10 4,96 6,93 10,05 5 7 10 Table 9 Hasil Uji T Pengujian Sensor ph Dengan Indikator ph Universal T-Test: Two-Sample WatesQy Indikator ph Universal (ph) Assuming Unequal Variances Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Mean 5,01 7,01 9,86 5,00 7,00 10,00 Variance 0,00 0,01 0,06 0,00 0,00 0,00 Observations 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 Hypothesized Mean Difference 0,00 0,00 0,00 df 9,00 9,00 9,00 t Stat 0,43 0,30-1,74 P(T<=t) one-tail 0,34 0,39 0,06 t Critical one-tail 1,83 1,83 1,83 P(T<=t) two-tail 0,68 0,77 0,12 t Critical two-tail 2,26 2,26 2,26 Berdasarkan hasil analisis statistik Uji-T pada Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa pada pengujian sesi 1 di hasilkan t-stat (0,43) < t Critical two-tail (2,10), pengujian sesi 2 t-stat (0,30) < t Critical two-tail (2,10) dan sesi 3 t-stat (-1,74) < t Critical two-tail (2,10). Maka kesimpulan dari hasil ketiga sesi pengujian tersebut berarti (Terima Ho). Dari hasil analisis statistik uji hipotesis pada Uji-T diatas, maka Keakuratan WatesQy = Keakuratan Indaikator ph Universal. 3.2.3 Sesor Kekeruhan Pengujian ketiga dilakukan pada rangkaian sensor kekeruhan dengan hasil seperti pada Tabel 4.6 dengan rentang suhu sesi 1 ph 5, sesi 2 57 NTU dan sesi 3 171 NTU. Table 10 Pengujian Sensor Kekeruhan Pengujian WatesQy (NTU) Turbidity Meter (NTU) 1 14 55 153 13 57 171 2 14 48 179 13 57 171 3 15 55 173 13 57 171 7

Pengujian WatesQy (NTU) Turbidity Meter (NTU) 4 13 68 166 13 57 171 5 13 62 160 13 57 171 6 13 62 173 13 57 171 7 11 48 166 13 57 171 8 12 48 166 13 57 171 9 12 55 173 13 57 171 10 11 48 166 13 57 171 Table 11 Hasil Uji T Pengujian Sensor ph Dengan Turbidity Meter T-Test: Two-Sample WatesQy Turbidity Meter Assuming Unequal Variances Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Mean 12,80 54,90 167,50 13,00 57,00 171,00 Variance 1,73 51,43 55,39 0,00 0,00 0,00 Observations 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 Hypothesized Mean Difference 0,00 0,00 0,00 df 9,00 9,00 9,00 t Stat -0,48-0,93-1,49 P(T<=t) one-tail 0,32 0,19 0,09 t Critical one-tail 1,83 1,83 1,83 P(T<=t) two-tail 0,64 0,38 0,17 t Critical two-tail 2,26 2,26 2,26 Berdasarkan hasil analisis statistik Uji-T pada Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa pada pengujian sesi 1 di hasilkan t-stat (-0,43) < t Critical two-tail (2,10), pengujian sesi 2 t-stat (0,30) < t Critical two-tail (2,10) dan sesi 3 t-stat (-1,74) < t Critical two-tail (2,10). Maka kesimpulan dari hasil ketiga sesi pengujian tersebut berarti (Terima Ho). Dari hasil analisis statistik uji hipotesis pada Uji-T diatas, maka Keakuratan WatesQy = Keakuratan Indaikator Turbidity Meter. 3.2.4 Sesor TDS Pengujian ketiga dilakukan pada rangkaian sensor TDS dengan hasil seperti pada Tabel 4.6 dengan rentang suhu sesi 1 75 ppm, sesi 2 97 ppm dan sesi 3 120 ppm. Table 12 Pengujian Sensor TDS Pengujian WatesQy (ppm) TDS Meter (ppm) 1 73,69 94,33 117,05 75 97 120 2 72,65 96,40 117,05 75 97 120 3 73,69 98,37 118,08 75 97 120 4 75,75 97,43 119,11 75 97 120 5 76,78 94,33 120,14 75 97 120 6 75,75 94,33 119,11 75 97 120 8

Pengujian WatesQy (ppm) TDS Meter (ppm) 7 71,62 95,37 118,08 75 97 120 8 76,78 98,37 120,14 75 97 120 9 70,59 98,37 121,18 75 97 120 10 77,82 96,40 121,18 75 97 120 Table 13 Hasil Uji T Pengujian Sensor ph Dengan TDS Meter T-Test: Two-Sample WatesQy TDS Meter Assuming Unequal Variances Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Mean 74,51 96,37 119,11 75,00 97,00 120,00 Variance 5,87 2,96 2,37 0,00 0,00 0,00 Observations 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 Hypothesized Mean Difference 0,00 0,00 0,00 df 9,00 9,00 9,00 t Stat -0,64-1,16-1,83 P(T<=t) one-tail 0,27 0,14 0,05 t Critical one-tail 1,83 1,83 1,83 P(T<=t) two-tail 0,54 0,28 0,10 t Critical two-tail 2,26 2,26 2,26 Berdasarkan hasil analisis statistik Uji-T pada Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa pada pengujian sesi 1 di hasilkan t-stat (-0,64) < t Critical two-tail (2,10), pengujian sesi 2 t-stat (-1,16) < t Critical two-tail (2,10) dan sesi 3 t-stat (-1,83) < t Critical two-tail (2,10). Maka kesimpulan dari hasil ketiga sesi pengujian tersebut berarti (Terima Ho). Dari hasil analisis statistik uji hipotesis pada Uji-T diatas, maka Keakuratan WatesQy = Keakuratan Indaikator TDS Meter. 3.2.5 Sesor Konduktivitas Pengujian ketiga dilakukan pada rangkaian sensor Conductivity dengan hasil seperti pada Tabel 4.6 dengan rentang suhu sesi 1 0,106 S/m, sesi 2 0.126 S/m dan sesi 3 0,170 S/m. Table 14 Pengujian Sensor Conductivity Pengujian WatesQy (S/m) Conductivity Meter (S/m) 1 0,10 0,12 0,17 0,106 0,126 0,170 2 0,10 0,12 0,16 0,106 0,126 0,170 3 0,10 0,13 0,16 0,106 0,126 0,170 4 0,11 0,12 0,17 0,106 0,126 0,170 5 0,11 0,13 0,17 0,106 0,126 0,170 6 0,11 0,13 0,17 0,106 0,126 0,170 7 0,11 0,12 0,17 0,106 0,126 0,170 8 0,11 0,12 0,17 0,106 0,126 0,170 9 0,10 0,13 0,16 0,106 0,126 0,170 10 0,10 0,12 0,17 0,106 0,126 0,170 9

Table 15 Hasil Uji T Pengujian Sensor ph Dengan Conductivity Meter T-Test: Two-Sample WatesQy Conductivity Meter Assuming Unequal Variances Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Mean 0,11 0,12 0,17 0,11 0,13 0,17 Variance 0,000028 0,000027 0,000023 0,00 0,00 0,00 Observations 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 Hypothesized Mean Difference 0,00 0,00 0,00 df 9,00 9,00 9,00 t Stat -0,60-1,22-1,96 P(T<=t) one-tail 0,28 0,13 0,04 t Critical one-tail 1,83 1,83 1,83 P(T<=t) two-tail 0,56 0,25 0,08 t Critical two-tail 2,26 2,26 2,26 Berdasarkan hasil analisis statistik Uji-T pada Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa pada pengujian sesi 1 di hasilkan t-stat (-0,60) < t Critical two-tail (2,10), pengujian sesi 2 t-stat (-1,22) < t Critical two-tail (2,10) dan sesi 3 t-stat (-1,96) < t Critical two-tail (2,10). Maka kesimpulan dari hasil ketiga sesi pengujian tersebut berarti (Terima Ho). Dari hasil analisis statistik uji hipotesis pada Uji-T diatas, maka Keakuratan WatesQy = Keakuratan Indaikator Conductivity Meter. 3.3 Pengujian Keseluruhan Pengujian keseluruhan alat pengukur parameter air WatesQy merupakan pengujian tahap akhir pada alat pengukur parameter air WatesQy. Pengujian keseluruhan sensor, fungsi Bluetooth dan GSM secara bersamaan dilakukan untuk menguji keseluruhan rangkaian alat pengukur parameter air WatesQy berfungsi dengan baik. Hasil dari pengujian keseluruhan alat pengukur parameter air WatesQy ini dapat dilihat pada Tabel 11. Berikut merupakan tabel hasil pengujian keseluruhan rangkaian alat pengukur parameter air WatesQy. Table 16 Hasil Pengujian Keseluruhan Parameter Tampilan Tampilan Tampilan Tampilan LCD Blutooth Dekstop GSM Suhu 24 24 24 24 ph 9/251 9/251 9/251 9/251 Kekeruhan 25 25 25 25 TDS 84 84 84 84 Konduktivitas 0,33 0,33 0,33 0,33 Berdasarkan hasil pengujian keseluruhan, terdapat masalah yaitu pada sensor ph yang mengalami error ketika dilakukan uji keseluruhan. Setelah dilakukan pengamatan ternyata faktor utama yang membuat nilai ph error ialah sensor TDS/konduktivitas. Sensor ph dan sensor TDS/konduktivitas keduanya memiliki dasar pengukuran yang sama yaitu menggunakan elektroda 10

yang ketika di tempatkan kedalam air secara bersamaan akan merusak nilai sensor lainya dalam hal ini merusak sensor ph. Dalam penelitian (Purohit and Gokhale, 2014) hasilnya penelitian tersebut berjalan dengan sangat baik, karena penelitian tersebut sensor digunakan secara terpisah dalam penelitian. IV. KESIMPULAN 1. Rangkaian alat pengukur parameter air WatesQy dapat di aplikasikan sesuai fungsinya yaitu dapat mengukur 5 parameter air sekaligus di antaranya : parameter suhu, parameter ph, parameter kekeruhan, parameter TDS dan parameter konduktivitas. 2. Alat pengukur parameter air WatesQy telah dilakukan proses pengujian menggunakan metode Uji-T kesimpulannya : Keakuratan WatesQy = Keakuratan alat pengukur air yang tersedia di Laboratorium Kualitas Lingkungan. 3. Pengujian terakhir yaitu pengujian keseluruhan alat pengukur parameter air WatesQy untuk mengetahui bahwa keseluruhan komponen alat yang sudah direncanakan berjalan sebagaimana mestinya baik fungsi pembacaan Smartphone melalui modul Bluetooth dan modul GSM, dan hasilnya semua fungsi dapat berjalan dengan baik. V. SARAN 1. Alat pengukur parameter air WatesQy perlu dikemas lebih portable dan minimalis sehingga memudahkan dalam penggunaannya. 2. Perlu dibuat software android tersendiri terkait alat pengukur parameter air WatesQy sehingga mempermudah dalam pengoperasian alat pengukur parameter air WatesQy. 3. Selama proses pembuatan alat pengukur parameter air WatesQy sensor suhu dan sensor ph tidak pernah mengalami error yang artinya kualitas kedua sensor tersebut sangat baik, sedangkan sensor TDS/konduktivitas dan sensor kekeruhan seringkali mengalami nilai error, hal ini dikarenakan kualitas sensor yang kurang baik sehingga perlu di lakukan kalibrasi kembali jika kedua sensor tersebut mengalami error. 11

VI. DAFTAR PUSTAKA Amani, F., dan Prawiroredjo, K. 2016. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter Ph, Suhu, Tingkat Kekeruhan, Dan Jumlah Padatan Terlarut. Jurnal Ilmiah Teknik Elektro. Volume 14. Nomor 1. pp 49-62. Hartono. 2008. Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hasan, M.T., and Khan, S. 2016. GSM Based Automatic Water Quality Control Analysis. International Journal of Advanced Research in Electrical, Electronics and Instrumentation Engineering. Volume 5. Nomor 6. pp 5522-5529. Kemenkes 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta. Patil, K., Patil, S., Patil, S., and Patil, V. 2015. Monitoring of Turbidity, PH & Temperature of Water Based on GSM. International Journal for Research in Emerging Science and Technology. Volume 2. Nomor 3. pp 16-21. Purohit, A., and Gokhale, U. 2014. Real Time Water Quality Measurement System based on GSM. Journal of Electronics and Communication Engineering. Volume 9. Nomor 3. pp 63-67. Sarade, S.S., Joshi, A.C., Patil, S.S., and Shinde, A.N. 2012. Wireless Temperature Monitoring System Using Wireless Sensor Networks. International Journal of Advanced Research in Electronics and Communication Engineering. Volume 1. Nomor 4. pp 1-5. Sulaiman, C. dan Kusnadi. 2011. Kalibrasi Sensor Temperatur Dengan Metoda Perbandingan Dan Simulasi. Jurnal Politeknik Negeri Jakarta. Volume 10. Nomor 2. pp 131-138. 12