PENGENDALIAN PEREDARAN TSL BAKAUHEUNI MELALUI PEMBENTUKAN WILDLIFE RESCUE UNIT 24/7

dokumen-dokumen yang mirip
Kerangka Acuan Kerja EKOWISATA TWA BUKIT KABA BERBASIS MASYARAKAT

Perjanjian Kerjasama Tentang Pengembangan dan Pemasaran Produk Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

REVITALISASI KEHUTANAN

RENCANA KERJA BALAI BESAR KSDA JAWA BARAT TAHUN 2017

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati

DEBIROKRATISASI SEBAGAI TANTANGAN UTAMA DALAM IMPLEMENTASI RENSTRA SEKRETARIS JENDERAL

Pengelolaan dan Pengawasan Sumber Daya Genetik serta Scientific Access bagi Peneliti Asing

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JANUARI DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

RENCANA ANGGARAN TAHUN 2016 PROGRAM PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP & KEHUTANAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat (SPTN II Bengkunat)

RENCANA STRATEGIS

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN III

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Burung Cekakak Tunggir-hijau, Sulawesi. Orang Utan, Kalimantan. Burung Cendrawasih, Papua

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... ii. DAFTAR GAMBAR... iii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUGAS DAN FUNGSI...

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN. NOMOR : SK.421/Menhut-II/2006. Tentang FOKUS-FOKUS KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. hukum adalah qonditio sine quanon, syarat mutlak bagi masyarakat. 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN. Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam TAHUN

MEMBANGUN MODEL DESA KONSERVASI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENYELAMATAN KAWASAN KONSERVASI. Oleh : Kusumoantono Widyaiswara Madya BDK Bogor ABSTRACT

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

DIGANDAKAN DAN SEBARLUASKAN OLEH PUSAT KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KEHUTANAN BIDANG BINA PRODUKSI KEHUTANAN (Jakarta, 14 Juli 2010)

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

2016, No d. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS. Oleh : DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN Padang, 26 Oktober 2010

KERTAS POSISI TENTANG PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGAMANAN HUTAN DI KAWASAN HUTAN PRODUKSI DAN KAWASAN HUTAN LINDUNG. No: 003/KP/PPH/XII/2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

AA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG. PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Inventarisasi Hutan SUB BIDANG

RENCANA STRATEGIS. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. Tahun (Perubahan)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

STRUKTUR ORGANISASI DAN RPJM II DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS -

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daer

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM NOMOR : SK. 128/ KSDAE/ SET/ KUM.1/3/2018 TENTANG

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

PEDOMAN KRITERIA DAN INDIKATOR PEMBERDAYAAN MAYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

KERTAS POSISI TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP. No: 002/KP/PSLH/XII/2017

PENYUSUNAN WORKPLAN & PMP. Bogor / Medan Juni 2014

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAMAN BURU DAN PERBURUAN. Oleh: Bambang Dahono Adji Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Jakarta, 18 September 2014

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nom

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 16/Menhut-II/2011 TENTANG

Transkripsi:

Dokumen ini disusun secara partisipatif Oleh: 1. Balai KSDA Bengkulu 2. Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung 3. Statiun karantina Ikan 4. Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan 5. Yayasan Scorpion 6. WCU-WCSIP 7. RPU-ILEU-YABI Sumatera PENGENDALIAN PEREDARAN TSL BAKAUHEUNI MELALUI PEMBENTUKAN WILDLIFE RESCUE UNIT 24/7 KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM ROLE MODEL 2018 BALAI KSDA BENGKULU 0

LAMPIRAN KONTRAK KINERJA ROLE MODEL 2018 BALAI KSDA BENGKULU BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM BENGKULU KERANGKA ACUAN KERJA ROLE MODEL BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM BENGKULU 1. Judul Role Model : Pengendalian Peredaran TSL dengan Membentuk Wildlife Rescue Unit 24/7 2. Pemrakarsa Role Model 2.1. Kementerian/Lembaga 2.2. Unit KerjaEselon I 2.3. Satuan Kerja : : : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jenderal KSDAE Balai KSDA Bengkulu 3. Durasi Pelaksanaan : 12 bulan (Tahun 2018) 4. Lokasi : Pelabuhan Penyebrangan, Lampung Selatan, Provinsi Lampung. 5. Gambaran Umum Role Model 5.1. Latar Belakang Peredaran tumbuhan dan satwa liar secara illegal masih cukup marak terjadi. Peredaran TSL illegal diyakini memiliki nilai perdagangan yang tinggi. Data Ditjen PHKA tahun 2009 menyebutkan bahwa kerugian negara akibat perdagangan TSL illegal mencapai Rp. 9 T per tahunnya. Hal ini disebabkan diantaranya oleh tingginya permintaan atas produk-produk TSL, lemahnya regulasi administrasi penata-usahaan TSL, serta masih kurang efektifnya pengawasan peredaran TSL. Pelabuhan Penyebrangan memiliki posisi strategis dalam pengendalian peredaran TSL antar pulau. Pelabuhan ini menjadi gerbang utama keluarmasuknya TSL dari dan menuju Pulau Sumatera. Data dari berbagai sumber menyebutkan bahwa Pulau Sumatera merupakan salah satu penyuplai TSL terbesar bagi pasar-pasar hewan di Pulau Jawa. Peningkatan efektivitas pengawasan di Pos Pelabuhan diyakini akan mampu mengurangi suplai produk TSL di pasar-pasar Pulau Jawa. Upaya untuk menurunkan jumlah TSL yang diperdagangkan secara illegal melalui Pelabuhan harus dilakukan secara komprehensif. Selain upaya intensifikasi pengawasan, diperlukan juga penguatan kelembagaan koordinasi, peningkatan efektivitas penanganan TSL sitaan, dan peningkatan efektivitas pencegahan peredaran TSL secara illegal. BALAI KSDA BENGKULU 1

5.2. Tujuan Dengan horizon waktu satu tahun, terdapat beberapa tujuan program role model ini yaitu: 1) Meningkatkan koordinasi dengan para mitra kunci terkait 2) Mengintensifkan kembali pengawasan peredaran TSL di Pelabuhan 3) Meningkatkan efektivitas penanganan TSL tangkapan 4) Meningkatakan efektivitas upaya pencegahan peredaran TSL secara ilegal 5.3. Kondisi Saat ini Saat ini upaya pengendalian peredaran TSL sudah dilakukan oleh Balai KSDA Bengkulu. Namun, diyakini masih banyak ruang perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektifitas pengendalian TSL. Rentang kendali yang jauh memperlemah upaya pengendalian. Terlebih pelemahan upaya pengendalian in lebih banyak disebabkan oleh perampingan organisasi yang terjadi pada UPT Ditjen KSDAE pada tahun 2016. Lebih dari itu, hilangnya kewenangan penindakkan dari Balai KSDA Bengkulu mempersempit ruang gerak petugas lapangan. Hasilnya, pengendalian peredaran TSL melemah. 5.4. Peta Lokasi Program role model Pengendalian Peredaran TSL melalui Pembentukan WRU24/7 akan dilaksanakan di Pos Pelabuhan Penyebrangan Lampung Selatan dan daerah sekitarnya. Peta lokasi pelaksanaan program tersaji pada Gambar 1. 5.5. Kondisi yang diinginkan Kondisi yang diinginkan pada akhir 2018 adalah menurunnya jumlah peredaran TSL ilegal melalui Pelabuhan sehingga kegiatan peredaran TSL di Provinsi Lampung tahun 2018 menjadi lebih tertib. 6. Keterkaitan dengan RENSTRA DITJEN KSDAE 2015-2019 dan/atau RKP 2018 Program Role Model engendalian Peredaran TSL melalui Pembentukan WRU24/7 sejalan (in line) dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018, Renstra Kemenlhk 2015-2019 dan Renstra Ditjen KSDAE 2015-2019. Dalam RKP 2018, program role model ini mendukung pembangunan bidang Peningkatan Konservasi, Pengelolaan DAS serta Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati. Program role model ini juga mendukung pencapaian sasaran program Kementerian BALAI KSDA BENGKULU 2

bidang KSDAE yaitu Peningkatan efektivitas pengelolaan hutan konservasi dan upaya konservasi keanekaragaman hayati. Selain itu, pelaksanaan role model ini akan mendukung pencapaian 2 IKK Ditjen KSDAE 2015-2019, yaitu (a) Persentase peningkatan populasi 25 species satwa terancam punah prioritas sesuai The IUCN Red List Of Threatened Species sebesar 10% dari baseline data tahun 2013 dan (b) Besaran PNBP dari hasil pemanfaatan satwa liar dan tumbuhan alam sebesar Rp 520 juta. Hubungan keterkaitan program role model dengan rencana kerja pemerintah Tahun 2018, Renstra Kementerian LHK, dan renstra Ditjen KSDAE 2015-2019 tersaji dalam Tabel 1. BALAI KSDA BENGKULU 3

Tabel 1. Matriks Keterkaitan Program Role Model dengan Program Prioritas Nasional, Sasaran Strategis Kementerian LHK dan IKK Ditjen KSDAE No. Program Role Model Prioritas Pembangunan Nasional /Bidang (RKP 2018) Sasaran Strategis KemenLHK Sasaran Program Ditjen KSDAE Kegiatan Ditjen KSDAE IKK Ditjen KSDAE 1 Pengendalian Peredaran TSL melalui Pembentukan WRU24/7 Peningkatan Konservasi, Pengelolaan DAS serta Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragama n Hayati Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembagunan yang berkelanjutan (SS3) Peningkatan efektivitas pengelolaan hutan konservasi dan upaya konservasi kenakeragaman hayati (SP1) Konservasi Spesies dan Genetik (K3) 1. Persentase peningkatan populasi 25 species satwa terancam punah prioritas sesuai The IUCN Red List Of Threatened Species sebesar 10% dari baseline data tahun 2013 2. Besaran PNBP dari hasil pemanfaatan satwa liar dan tumbuhan alam sebesar Rp 520 juta. BALAI KSDA BENGKULU 4

7. Indikator Pencapaian Proyek Terdapat beberapa output, outcome dan impact yang diharapkan dari program role model Pengendalian Peredaran TSL melalui Pembentukan WRU24/7 seperti yang tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2. Outputs, outcomes, dan impacts yang diharapkan dari program role model. Output/ Outcome/ Impact Uraian Kriteria Keberhasilan Indikator Output Pemantapan kelembagaan koordinasi Pembentukan unit tugas atau Wildlife Rescue Unit Terbbentuknya satu unit tugas Menyusun MOU antara Balai KSDA Bengkulu dengan Para Mitra terkait Terjalinnya MOU/ PKS dengan 3 mitra Pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan koordinasi Terbentuknya WA group Beroperasionalnya pos bersama Terbitnya SK Personil Posko Peningkatan kapasitas SDM petugas di Pos Pelabuhan Peningkatan Intensitas pengawasan Pos Pelabuhan Penempatan personil sistem 24/7 (24 jam dalam sehari/7 hari dalam seminggu) Revitalisasi pos jaga Balai KSDA Bengkulu di 1. SK Penempatan pegawai Terbangunnya 1 Unit pos jaga yang memadai Peningkatan efektivitas penanganan TSL hasil tangkapan Pembangunan fasilitas rehabilitasi satwa sementara di bakauheuni Terbangunnya 1 Unit fasilitas rehabilitasi sementara Peningkatan efektivitas pencegahan peredaran TSL ilegal Sosialisasi terhadap para pemegang izin pemanfaatan TSL Membangun sistem intelejen yang solid (lintas provinsi di Sumatera) Jumlah peserta sosialisasi dan/atau jumlah pemberitahuan Jumlah informasi valid dan akurat Outcome Penurunan jumlah temuan TSL illegal di Pelabuhan Jumlah temuan TSL illegal menurun Jumlah temuan TSL illegal menurun 30%. BALAI KSDA BENGKULU 5

Impact Pemanfaatan TSL yang lestari Pemanfaatan TSL dilakukan denganmemperhatikan prinsip kelestarian Pemanfaatan TSL dilakukan denganmemperhatikan prinsip kelestarian 8. Analisis Role Model 8.1. Analisis Teknis dan Identifikasi Mitra Terkait Secara teknis, program role model ini akan focus pada upaya pencegahan peredaran TSL Ilegal dengan lokasi target utama adalah Provinsi Lampung dan Bengkulu, penertiban lalu lintas TSL di pelabuhan, serta rehabilitasi TSL sitaan. Keterlibatan masyarakat umum akan difokuskan pada upaya pencegahan dan pelaporan, sementara upaya penertiban dan rehabilitasi akan mengandalkan tenaga profesional. Keberhasilan program ini akan bergantung pada upaya kolaborasi dengan berbagai mitra. Terdapat tiga mitra penting dalam upaya pengendalian TSL di Pelabuhan yaitu Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung, Stasiun karantina Ikan, dan Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan. Selain itu, untuk mendukung upaya pencegahan peredaran TSL dibutuhkan jejaring informasi yang terstruktur dan luas. Oleh Karena itu, diperlukan dukungan dari lembaga swadaya masyarakat dalam bidang pencegahan perdagangan satw liar. Beberpa mitra yang teridentifkasi pada kategori ini diantaranya adalah WCU-WCSIP, RPU-ILEU-YABI Sumatera dan Yayasan Scorpion. 8.2. Analisis Dampak Ekonomi Pelaksanaan program ini akan berdampak positif pada aspek ekonomi pemerintah. Penertiban peredaran TSL illegal akan menutup potensi kebocoran penerimaan negara dari sector bukan pajak (PNBP). Selain itu, penertiban peredaran TSL illegal akan mempersempit ruang gerak para pelaku perdagangan illegal sehingga memberikan peluang peningkatan pendapatan bagi para pelaku usaha yang memegang izin resmi. 8.3. Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Secara umum, program ini memiliki dampak yang sangat minimum terhadap aspek lingkungan sosial masyarakat. Pengetatan penertiban akan mempersempit ruang bagi peredaran TSL illegal sehingga menjauhkan jangkauan masyarakat kepada TSL yang diperdagangkan. Hal ini berpotensi berdampak sosial terutama pada para pecinta binatang. Sebaliknya, kegiatan pengendalian peredaran TSL akan berpotensi meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada institusi pemerintahan. Hal ini menjadi modal sosial yang berharga bagi pelaksanaan program pemerintah lainnya. BALAI KSDA BENGKULU 6

9. Tahapan-Tahapan Pencapaian Role Model Sasaran output, outcome dan impact program role model sebagaimana telah dijabarkan pada subbagian 7 akan diwujudkan melalui beberapa strategi dan rencana aksi. Terdapat 4 strategi yang ditetapkan untuk mewujudkan serangkaian sasaran yang telah ditetapkan, yaitu Pemantapan kelembagaan koordinasi, Intensifikasi pengawasan Pos Pelabuhan, Meningkatkan efektivitas penanganan TSL hasil tangkapan, serta Meningkatkan efektivitas pencegahan peredaran TSL illegal. Masingmasing strategi pencapaian sasaran akan diikuti oleh rencana-rencana aksi. Strategi dan rencana aksi program role model pengendalian peredaran TSL melalui WRU24/7 tersaji dalam Tabel 3. Tabel 3. Strategi dan rencana aksi program role model pengendalian peredaran TSL melalui WRU24/7 Strategi Rencana Aksi Pelaksana Pemantapan kelembagaan koordinasi Intensifikasi pengawasan Pos Pelabuhan Membentuk unit tugas atau Wildlife Rescue Unit Menyusun MOU antara Balai KSDA Bengkulu dengan Para Mitra terkait ( Balai Karantina Pertanian, Balai Karantina Ikan, KSKP, Balai Gakkum, Lembaga Swadaya Masyarakat) Memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan koordinasi (Misal: melalui WhatsApp Group) Melakukan koordinasi dengan ASDP terkait penyediaan pos di dalam pelabuhan Mendorong pembentukan pos bersama para mitra di dalam pelabuhan Meningkatkan kapasitas SDM petugas di Pos Pelabuhan Revitalisasi pos jaga Balai KSDA Bengkulu di Penempatan personil sistem 24/7 (24 jam dalam sehari/7 hari dalam seminggu) Membangun fasilitas rehabilitasi satwa sementara di bakauheuni Seluruh stakeholders Seluruh stakeholders Seluruh stakeholders Seluruh stakeholders Seluruh stakeholders WCU-WCS Balai KSDA Bengkulu Balai KSDA Bengkulu Balai KSDA Bengkulu BALAI KSDA BENGKULU 7

Efektifkan penanganan TSL hasil tangkapan Efektifkan pencegahan peredaran TSL ilegal Koordinasi intensif dengan pengelola kawasan hutan atau area lainnya yang potensial dijadikan tempat pelepasliaran satwa tangkapan. Sosialisasi terhadap para pemegang izin pemanfaatan TSL Balai KSDA Bengkulu dan Unit Pengelola Kawasan (Taman Nasional, KPHL) LSM dan Balai KSDA Bengkulu Memperkuat sosialisasi di pelabuhan LSM dan Balai KSDA Bengkulu Sosialisasi terhadap pengusaha moda transportasi, perusahan jasa pengiriman barang, pos dan jasa penitipan barang Membangun sistem intelejen yang solid (lintas provinsi di Sumatera) LSM, Balai KSDA Bengkulu, Balai Karantina Pertanian, Balai Karantina Ikan. Yabi, WCS, Balai Gakkum, BKSDA, KSKP, Balai Karantina pertanian, Balai Karantina Ikan. BALAI KSDA BENGKULU 8

Tabel 4. Tata waktu tentatif pelaksanaan rencana aksi program role model pengendalian peredaran TSL melalui WRU24/7 No Rencana Aksi 2017 2018 J F M A M J J A S O N D 1 Membentuk unit tugas atau Wildlife Rescue Unit 2 Menyusun MOU antara Balai KSDA Bengkulu dengan Para Mitra terkait ( Balai Karantina Pertanian, Balai Karantina Ikan, KSKP, Balai Gakkum, Lembaga Swadaya Masyarakat) 3 Memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan koordinasi (Misal: melalui WhatsApp Group) 4 Melakukan koordinasi dengan ASDP terkait penyediaan pos di dalam pelabuhan 5 Mendorong pembentukan pos bersama para mitra di dalam pelabuhan 6 Meningkatkan kapasitas SDM petugas di Pos Pelabuhan 7 Revitalisasi pos jaga Balai KSDA Bengkulu di 8 Penempatan personil sistem 24/7 (24 jam dalam sehari/7 hari dalam seminggu) 9 Membangun fasilitas rehabilitasi satwa sementara di bakauheuni 10 Koordinasi intensif dengan pengelola kawasan hutan atau area lainnya yang potensial dijadikan tempat pelepasliaran satwa tangkapan. 11 Sosialisasi terhadap para pemegang izin pemanfaatan TSL 12 Memperkuat sosialisasi di pelabuhan BALAI KSDA BENGKULU 9

13 Sosialisasi terhadap pengusaha moda transportasi, perusahan jasa pengiriman barang, pos dan jasa penitipan barang 14 Membangun sistem intelejen yang solid (lintas provinsi di Sumatera) BALAI KSDA BENGKULU 10

10. Keberlanjutan Role Model Beberapa hal yang akan dilaksanakan Balai KSDA Bengkulu untuk memastikan keberlanjutan role model di masa yang akan datang adalah: a. Internalisasi program role model di kalangan internal Balai KSDA Bengkulu b. Memformalkan dukungan para pihak terhadap program ini dalam bentuk nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama Pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi program role model merupakan hal penting untuk memberikan masukan terhadap kebijakan strategis dan rencana aksi di masa yang akan datang. Tujuan monitoring dan evaluasi adalah untuk menilai efektivitas pelaksanaan strategi dan rencana aksi serta pencapaian sasaran outputs, outcome dan impact, dan agar dapat melakukan penyesuaian rencana aksi sesuai dengan kebutuhan. Monitoring dan evaluasi akan dilaksanakan paling sedikit satu kali dalam 3 (tiga) bulan. Monitoring dan evaluasi akan dilakukan dengan menggunakan metode analisis komparatif. Analisis terhadap implementasi program role model dilakukan dua tahap, yaitu: 1. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi Monev ini untuk mengetahui pencapaian maksud dan tujuan dari masing-masing rencana aksi/kegiatan. 2. Monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian output dan outcome Monev ini untuk mengetahui progres pencapaian output dan outcome sebagaimana indikator yang telah dijabarkan pada Bagian 7 Dokumen ini. 11. Rencana Anggaran dan Biaya Role Model Alokasi anggaran kegiatan pencapaian pada tahun 2018 akan dibiayai oleh DIPA Balai KSDA Bengkulu, serta sumber pendanaan lain yang sah. Rincian biaya program role model terlampir. Penanggung Jawab Usulan Role Model Kepala Balai KSDA Bengkulu Ir. Abu Bakar NIP. 19600401 198603 1 003 BALAI KSDA BENGKULU 11