BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya pasar modal dapat memberikan pengaruh negatif terhadap. modal dapat dikatakan sebagai indikator kemajuan suatu bangsa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

OVERVIEW 1/29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial di Amerika Serikat tampaknya telah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

ANALISIS FUNDAMENTAL

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan bagi investor akan mendapatkan return. Para pemodal tertarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Husnan, 2004:1)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kas perusahaan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik secara politik,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return)

BAB I PENDAHULUAN. sektor property juga dapat dilihat dari menjamurnya real estate di kota-kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan bagian pondasi perekonomian dalam suatu negara. Runtuhnya pasar modal dapat memberikan pengaruh negatif terhadap perekonomian suatu negara. Begitu pentingnya peranan pasar modal bahkan pasar modal dapat dikatakan sebagai indikator kemajuan suatu bangsa. Pasar modal adalah suatu tempat bagi perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya maupun mengekspansi bisnisnya, sebaliknya bagi para investor untuk menginvestasikan sejumlah dana dengan mengharapkan return yang tinggi baik berupa cash deviden atau capital gain.tingkat expected return yang tinggi dengan risiko yang lebih rendah pada suatu perusahaan akan mengakibatkan semakin besar permintaan terhadap saham tersebut dan begitu pula sebaliknya. Investor dalam menginvestasikan modalnya juga perlu menganalisis kinerja keuangan perusahaan tersebut. Dalam melakukan analisis fundamental, investor perlu melihat kondisi perusahaan itu sendiri, maupun kondisi perekonomian dimana perusahaan tersebut beroperasi. Sedangkan untuk analisis teknikal, para investor bisa melihat tren dari harga saham yang akan dipilih. 1

Harga saham merupakan indikator prestasi dan keberhasilan suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham mengindikasikan bahwa banyak investor yang menginginkan berinvestasi pada perusahaan tersebut dan permintaan atas saham perusahaan tersebut meningkat, sebaliknya apabila harga saham anjlok mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak berhasil memberikan tingkat pengembalian yang baik kepada para pemegang saham sehingga para pemegang saham berkeinginan untuk menjual sahamnya sehingga mengakibatkan lebih besarnya penawaran daripada permintaan saham perusahaan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan di pasar modal baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Weston dan Brigham (1993:26-27) Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal perusahaan disebut juga sebagai lingkungan mikro yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan seperti kebijakan pendanaan, kinerja keuangan perusahaan, Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit margin (NPM), return on assets (ROA), dan lainlain. Faktor yang kedua adalah faktor eksternal atau disebut juga lingkungan makro yang mempengaruhi harga saham seperti perubahan nilai tukar terhadap mata uang asing, perubahan tingkat suku bunga, inflasi, gejolak politik, dan lainlain. Perubahan nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi merupakan risiko sistematis yang dapat mempengaruhi return dan pada akhirnya mempengaruhi 2

tingkat permintaan terhadap saham. Risiko Investasi terbagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang tidak berkorelasi antar perusahaan dan dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi portofolio. Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dan memiliki korelasi antar perusahaan karena variabel yang mempengaruhinya sama yakni variabel makro ekonomi seperti variabel pada penelitian ini perubahan nilai tukar, perubahan tingkat suku bunga, dan inflasi. Dewasa ini perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sangat fluktuatif, bahkan pada tanggal 29 November 2015 kurs rupiah terhadap US Dollar menunjukkan angka Rp14.728 per 1 US Dollar terendah sejak tahun 1998. Hal ini juga diikuti perubahan pada tingkat inflasi, suku bunga SBI dan juga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar historis dan perubahan inflasi beserta IHSG dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini. 2015 Tabel 1.1 Perubahan Kurs, IHSG, dan Inflasi Tahun Suku Bunga IHSG Inflasi Kurs SBI Desember 4557.67 3.35% 13,855 7.10% November 4446.46 4.89% 13,673 7.10% Oktober 4455.18 6.25% 13,796 7.10% September 4223.91 6.83% 14,396 7.10% Agustus 4509.61 7.18% 13,782 6.75% Juli 4802.53 7.26% 13,375 6.65% Juni 4910.66 7.26% 13,313 6.65% Mei 5216.38 7.15% 13,141 6.65% April 5086.42 6.79% 12,948 6.65% Maret 5518.67 6.38% 13,067 6.65% 3

Februari 5450.29 6.29% 12,750 6.67% Januari 5289.4 6.96% 12,579 6.67% 2014 4937.459 6.42% 11,869 7.04% 2013 4606.246 6.97% 10,459 5.79% 2012 4118.828 4.28% 9,384 4.38% 2011 3746.069 5.38% 8,776 6.52% 2010 3095.127 5.12% 9,087 6.58% 2009 2014.071 4.89% 10,408 7.32% 2008 2087.59 10.31% 9,692 11.24% Sumber : www.bi.go.id (Data Diolah) Rupiah 15000 10000 5000 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kurs 9692 10408 9087 8776 9384 10459 11869 13389 IHSG 2087, 2014, 3095, 3746, 4118, 4606, 4937, 4872, 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Gambar 1.1 Pergerakan Kurs dan IHSG Sumber : www.bi.go.id (Data Diolah) 12,00% 10,00% Persen 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Suku Bunga SBI 11,24% 7,32% 6,58% 6,52% 4,38% 5,79% 7,04% 6,82% Inflasi 10,31% 4,89% 5,12% 5,38% 4,28% 6,97% 6,42% 6,00% Gambar 1.2 Pergerakan Inflasi dan SBI Sumber : www.bi.go.id (Data Diolah) 4

Dari Tabel 1.1 yang di representasikan dalam gambar 1.1 dan 1.2 menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir nilai tukar rupiah semakin melemah. Penurunan tingkat nilai tukar mata uang ini juga dialami oleh sebagian besar negara-negara baik di Asia Tenggara maupun di dunia. Malaysia adalah negara di ASEAN yang paling terpuruk dengan adanya krisis ini, Rusia merupakan negara paling terpuruk didunia dengan penurunan nilai mata uangnya Rubel hingga mencapai 46% dalam 12 bulan terakhir (sumber bisnis.liputan6.com). Indonesia sebagai negara berkembang tentu krisis seperti ini seharusnya akan berpengaruh terhadap pasar modal indonesia, dalam hal ini perubahan terhadap harga saham perusahaan dan ketertarikan bagi para investor dan calon investor yang akan berinvestasi di Indonesia. Apabila dilihat dari grafik diatas IHSG cenderung fluktuatif. Pada tahun 2008-2011 IHSG berbanding searah dengan nilai tukar, namun mulai 2012-2014 IHSG berbanding terbalik dengan nilai tukar. Berdasarkan fenomena ini maka penelitian ini mengambil sampel penelitian berdasarkan Indeks Harga Saham Individual. Bursa Efek Indonesia memiliki sembilan sektor perusahaan dan tiga puluh sembilan sub sektor yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu sektor utama (sektor penghasil bahan baku dan sektor pengolahan sumber daya alam), sektor kedua (industri manufaktur), dan sektor ketiga (industri jasa). Pembagian sektor ini dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut: 5

A. Sektor Utama B. Sektor Ketiga (Industri Jasa) 1. Sektor Pertanian 1. Properti dan Real Estate 1 Tanaman Pangan 1 Properti dan Real Estate 2 Perkebunan 2 Konstruksi Bangunan 3 Peternakan 3 Dll 4 Perikanan 2. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 5 Kehutanan 1 Energi Jalan tol, Pelabuhan, bandara 2 6 Dll dan sejenisnya 2. Sektor Pertambangan 3 Telekomunikasi 1 Pertambangan Batu Bara 4 Transportasi 2 Pertambangan Minyak Gas dan Bumi 5 Konstruksi non bangunan 3 Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya 6 Dll 4 Pertambangan Batu-batuan 3. Keuangan 5 Dll 1 Bank 2 Lembaga Pembiayaan B. Sektor Kedua (Industri Manufaktur) 3 Perusahaan Efek 1. Sektor Industri Dasar dan Kimia 4 Asuransi 1 Semen 5 Dll 2 Keramik, Porselen dan kaca 4. Perdagangan, Jasa, dan Investasi 3 Perdagangan besar barang 1 Logam dan sejenisnya produksi 4 Kimia 2 Perdagangan Eceran 5 Plastik dan kemasan 3 Restoran Hotel dan Pariwisata 6 Pakan Ternak 4 Advertising, printing dan Media 7 Kayu dan Pengolahannya 5 Kesehatan 8 Pulp dan Kertas 6 Jasa Komputer dan Perangkatnya 9 Dll. 7 Perusahaan Investasi 2. Sektor Aneka Industri 8 Lainnya 1 Mesin dan Alat Berat 2 Otomotif dan Komponennya 3 Tekstil dan Garmen 4 Alas Kaki 5 Kabel 6 Elektronika 7 Dll 3. Sektor Industri Barang Konsumsi 1 Makanan dan Minuman 2 Rokok 3 Farmasi 6

Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah 4 Tangga 5 Peralatan Rumah Tangga 6 Dll Gambar 1.3 Sektor Perusahaan di BEI Sumber : www.sahamok.com Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Pada dasarnya setiap bursa saham dunia memiliki lebih dari satu indeks saham. Bursa Efek Indonesia memiliki sebuah indeks yang menggambarkan keadaan pasar modal secara keseluruhan yang disebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG yang mencerminkan keadaan pasar secara keseluruhan yang hasilnya diperoleh dengan cara membandingkan harga saham tiap perusahaan dibagi dengan nilai dasar saham. Setiap entitas bisnis dalam menjalankan usahanya selalu memiliki harapan untuk tetap going concern. Selain mempertahankan kesinambungannya perusahaan juga tumbuh dan mengembangkan atau mengekspansikan bisnis diluar main core bisnisnya. Perusahaan yang memiliki peluang investasi yang banyak menunjukkan bahwa peluang tumbuhnya perusahaan juga besar. Peluang investasi perusahaan disebut juga dengan set kesempatan investasi (Investment Opportunity Set). IOS yang memiliki level yang tinggi cenderung untuk membagikan deviden yang rendah serta IOS yang memiliki level rendah akan membagikan deviden yang tinggi sehingga investor dalam hal ini (trader) akan melihat perusahaan 7

yang memiliki IOS rendah karena akan memberikan deviden yang tinggi dan akan menaikkan harga saham dan tentunya akan memberikan capital gains yang besar. IOS sebagai ukuran prediksi pertumbuhan perusahaan dengan berbagai kemungkinan tentu akan sulit untuk diobservasi oleh karena itu perlu adanya proksi tertentu terhadap IOS. Myers memperkenalkan set peluang investasi (investment opportunity set) dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan dapat di proksikan berdasarkan, harga, investasi, dan varian. Proksi IOS yang digunakan pada penelitian ini adalah Market Value Equity to Book Value Equity (MVEBVE). Proksi ini dianggap sebagai proksi yang paling tepat mewakili IOS untuk mengukur harga saham. Pada penelitian ini penulis ingin menganalis pengaruh risiko sistematis, IOS, dan profitabilitas terhadap seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2014. Seluruh perusahaan dijadikan sampel karena penulis ingin menganalisis pengaruh variabel-variabel tersebut secara umum tanpa adanya batasan sektoral pada tiap-tiap perusahaan. Hal ini tentu berbeda dengan Indeks Sektoral yang membagi tiap-tiap perusahaan pada sektorsektor tertentu. Penelitian ini juga berbeda dengan hasil dari Indeks Harga Saham Gabungan yang menggabungkan harga saham tiap-tiap perusahaan tanpa adanya batasan tahun listing dan delisting dan hal ini tidak sesuai dengan perusahaan yang diteliti oleh penulis yaitu hanya perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 hingga tahun 2014. 8

Penelitian mengambil periode penelitian mulai tahun 2008 hingga tahun 2014 dengan alasan peneliti ingin melihat pengaruh variabel-variabel independen tersebut terhadap pasar modal dalam hal ini harga saham pada masa krisis dan sesudah terjadinya krisis global yang awalnya disebabkan oleh krisis keuangan di Amerika Serikat yang dikenal dengan Subprime Mortgage hingga tahun terakhir sebelum penelitian ini dibuat. Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa pengaruh masing-masing variabel terhadap harga saham perusahaan untuk tiap-tiap sektor menunjukkan hasil yang berbeda-beda (research gap). Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Canggih pada tahun 2010 menyatakan bahwa variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Earning Per Share (EPS), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan sektor manufaktur sub-sektor makanan dan minuman. Sementara itu pada penelitian yang dilakukan oleh Romi Bantu pada tahun 2010 juga, menyatakan bahwa secara parsial Net Profi Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan pada sektor dan sub-sektor yang sama. Hal ini menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian dan mengembangkan penelitian yang mencakup semua sektor perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 100 penelitian terdahulu yang diambil dari jurnal, skripsi, dan juga tesis, dalam rangka untuk menemukan perbedaan hasil penelitian (research gap) dan juga sebagai alat pengambilan hipotesis dan 9

mendukung penentuan masing-masing variabel dapat digunakan untuk seluruh sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan fenomena-fenomena dan perbedaan hasil penelitian tersebut maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Perubahan Nilai Tukar, Inflasi, Suku bunga BI, Rasio Profitabilitas, dan Investment Opportunity Set Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2014. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014? 2. Apakah tingkat inflasi berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014? 3. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014? 4. Apakah return on asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014? 5. Apakah return on equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014? 10

6. Apakah net profit margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014? 7. Apakah earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014? 8. Apakah nilai investment opprtunity set (IOS) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014? 9. Apakah nilai tukar, inflasi, suku bunga BI, profitabilitas, dan investment opportunity set secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tagun 2008-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014. 2. Untuk mengetahui apakah tingkat inflasi berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014. 3. Untuk mengetahui apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014. 4. Untuk mengetahui Apakah ROA berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014. 11

5. Untuk mengetahui Apakah ROE berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014. 6. Untuk mengetahui Apakah NPM berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014. 7. Untuk mengetahui Apakah EPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014. 8. Untuk mengetahui apakah nilai investment opportunity set berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2014. 9. Untuk mengetahui apakah nilai tukar, inflasi, suku bunga BI, ROA, ROE, NPM, EPS, dan investment opportunity set secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode tagun 2008-2014. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak, sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Hasil penilitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti untuk memperdalam ilmu dan mengembangkan wawasan di bidang akuntansi keuangan khususnya pada bagian pasar modal. 2. Bagi Investor. 12

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi investor guna sebagai informasi tambahan dalam perencanaan investasi dengan melihat perubahan risiko sistematis dan peluang pertumbuhan perusahaan. 3. Bagi Akademisi. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para akademisi untuk menambah informasi dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. 13