BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar BelakangPenelitian

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

DESKRIPSI MATA KULIAH MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN PENJAS. Oleh. Drs. Yoyo Bahagia, M. Pd

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditunjukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan meningkatkan mutu pendidikan menuntut guru memiliki kualitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelum eksperimen (pre test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan tubuh tetap dalam keadaan sehat. Olahraga juga bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA SCHNEPPER

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pembelajaran harus terus menerus dilakukan. Salah

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DESKRIPSI MATA KULIAH FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PENJAS. Oleh. Drs. Yoyo Bahagia, M. Pd Sufiyar Mujianto, M. Pd

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada para siswa dan siswi baik di tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan peranan penting dalam proses peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cepat dari berjalan. Lari sprint menggunakan start atau tolakan jongkok,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

I. PENDAHULUAN. Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

PENGEMBANGAN PERMAINAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI,OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Mengajar serta mendidik merupakan perbuatan yang bermanfaat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha para pendidik yang menumbuh

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang penting bagi siswa di sekolah.

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian pendidikan secara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peranan atletik di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Jasmani (Penjas) yang wajib diberikan kepada siswa dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Strategi atau metode pembelajaran atletik di sekolah, pada dasarnya di arahkan agar siswa dapat menampilkan berbagai nomor cabang olahraga atletik secara maksimal, khususnya dalam nomor lompat yaitu lompat jauh. Agar siswa dapat menampilkan olahraga atletik secara maksimal, maka paling tidak ada tiga komponen yang mempengaruhinya. Pertama, kualitas kesegaran jasmani yang didalamnya meliputi beberapa komponen penting seperti daya tahan, kekuatan, dan fleksibilitas. Kedua, kualitas keterampilan gerak (skill) dan ketiga kualitas konsep geraknya (Yoyo Bahagia, dkk (2000: 31). Proses pembelajaran atletik di sekolah, khususnya di kalangan SMP memerlukan kreatifitas guru yang sangat baik, karena image atletik di sekolah selalu dikaitkan dengan proses belajar dengan nomor lari dan lari. Sehingga membuat anak cenderung mudah bosan ketika harus belajar penjas khususnya atletik. Maka dari itu, guru harus bisa menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk menghindari kejenuhan belajar pada anak. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

2 nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan yang sangat penting. Metode dalam kegiatan pengajaran sangat bervariasi, pemilihannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Dengan adanya metode pembelajaran, seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila tidak dapat menguasai satu atau beberapa metode mengajar. Proses belajar yang baik yaitu ketika guru menguasai metode pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu guna pencapaian tujuan pengajaran, maka pemilihan metode dalam mengajar harus tepat. Dengan demikian diharapkan kegiatan pengajaran dapat berlangsung secara berdaya guna dan bernilai guna. Dalam pembelajaran penjas, banyak terdapat metode-metode mengajar. Metode-metode tersebut adalah metode ceramah, metode tanya jawab (respons), demonstrasi/praktikum, diskusi kasus dan presentasi, simulasi, permainan, seminar, study banding, dll (Hamzah B. Uno, 2009: 65). Menurut Syaiful Sagala, (2012: 210) menyatakan bahwa: Metode pembelajaran demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Sedangkan metode pembelajaran tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan (Syaiful Sagala, 2012:219). Dalam proses mengajar, seorang pendidik tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode mengajar, akan tetapi harus menggunakan

3 beberapa metode mengajar yang digunakan secara bervariasi agar pengajaran tidak membosankan. Sebaliknya dapat menarik perhatian siswa. Meski penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan proses interaksi belajar mengajar, bila penggunaan metode tidak tepat dengan situasi pengajaran yang mendukungnya. Disinilah dituntut kompetensi guru dalam pemilihan metode pengajaran yang tepat. Oleh karena itu pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan, bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Proses pembelajaran yang baik adalah yang dilakukan secara intensif, konsisten dan kontinyu sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh pada siswa. Maka seorang guru harus pandai memilih metode yang tepat untuk diberikan kepada siswa sehingga memudahkan siswa dalam meningkatkan penguasaan teknik dalam materi yang dipelajari. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk mengetahui sejauh mana keunggulan dari dua metode pembelajaran yakni membandingkan dua metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran demonstrasi dan metode pembelajaran tugas yang diterapkan pada salah satu cabang olahraga terhadap hasil belajar yang dicapai. Melalui kedua metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

4 Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis sangat tertarik untuk meneliti dan menguji metode pembelajaran manakah yang lebih efektif terhadap hasil belajar, sehingga penulis mengambil judul Perbandingan Metode Pembelajaran Demonstrasi Dengan Metode Pembelajaran Tugas Terhadap. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar lompat jauh? 2. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran tugas terhadap hasil belajar lompat jauh? 3. Metode manakah yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar lompat jauh? 3. Tujuan Penelitian Setiap penelitian harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai sebagai awal untuk menentukan kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar lompat jauh.

5 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode tugas terhadap hasil belajar lompat jauh. 3. Untuk mengetahui metode manakah yang lebih berpengaruh terhadap hasil belajar lompat jauh. 4. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para guru olahraga dalam memberikan pelajaran atletik kepada siswa dengan memahami metode pembelajaran yang lebih bervariatif untuk siswa sehingga keterampilan siswa dalam cabang atletik khususnya nomor lompat dapat meningkat. Adapun hasil akhir dari penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan literatur dan sumbangan bagi perkembangan pendidikan jasmani terutama pembelajaran atletik di sekolah. 2. Secara Praktis Hasil penelitian dapat diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi guru olahraga untuk membantu dalam menggunakan metode pembelajaran mana yang lebih efektif untuk siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

6 5. Pembatasan Penelitian Agar penelitian dapat terarah dan tidak terlalu luas dalam pelaksanaannya dan pencapaian tujuannya, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Aspek yang diteliti yaitu hasil belajar dari membandingkan dua metode pambelajaran mana yang lebih berpengaruh terhadap hasil belajar lompat jauh. 2. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Lembang dan yang menjadi sampelnya yaitu siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Lembang. 3. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran demonstrasi dan metode pembelajaran tugas. 4. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar lompat jauh. 5. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen.

7 6. Definisi Operasional 1. Metode Demonstrasi Metode pembelajaran demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful Sagala:2012:210). 2. Metode Tugas Metode pembelajaran tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan. (Syaiful Sagala:2012). 3. Lompat Jauh Menurut pendapat Ballesteros (1979) dalam Yudi Hendrayana dan Alit Rahmat, (2007: 79) mengemukakan bahwa lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Hasil dari kedua gaya menentukan parabola titik gravitasi.

8 7. Anggapan dasar Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru maupun bagi murid (Winarno Surakhmad, 1986). Penggunaan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, salah satunya pada hasil belajar lompat jauh. Dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dan tugas maka kualitas pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Metode demonstrasi merupakan metoda mengajar dimaksudkan bahwa seorang pengajar atau pemimpin, memperlihatkan sesuatu proses pada seluruh kelompok anak didik (Winarno Surakhmad, 1986). Metode ini memberikan acuan kepada guru untuk memperlihatkan atau memberikan contoh untuk memperagakan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat melakukan apa yang telah diperagakan oleh guru. Dalam metode demonstrasi, peserta didik dapat melakukan dan meniru dari setiap gerakan yang telah diperagakan oleh guru dalam melakukan tugas gerak. Tugas gerak disini yaitu peserta didik melakukan berbagai rangkaian gerak dari lompat jauh mulai dari fase awalan, tolakan, melayang dan mendarat. Hal ini seperti dikemukakan oleh Wina Sanjaya, (2011: 152) bahwa Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

9 Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa metode demonstrasi yang dalam pelaksanaannya memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih konkrit sehingga materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam dan sempurna, sehingga jika dikaitkan dengan pembelajaran lompat jauh, maka metode demonstrasi akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar lompat jauh. Sedangkan untuk metode tugas terdiri atas tiga fase: pertama, pendidik memberi tugas. Kedua, anak didik melaksanakan tugas (belajar) dan fase ketiga, mempertanggung jawabkan kepada pendidik apa yang telah dipelajari (Winarno Surakhmad, 1986: 114). Dalam metode tugas, guru akan memberikan tugas berupa gambar yang berisi tentang rangkaian gerak lompat jauh mulai dari melakukan awalan, tolakan, melayang dan mendarat. Sehingga dari gambar tersebut peserta didik dapat melakukan rangkaian gerak lompat jauh sesuai dengan apa yang terdapat pada gambar yang dilihatnya. Dengan metode tugas, maka metode ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru secara langsung. Dengan metode ini siswa dapat mengenali fungsinya secara nyata. Tugas dapat diberikan kepada kelompok atau perorangan. Bagi seorang guru dalam menerapkan metode pemberian tugas tersebut diharapkan dapat memperjelas sasaran atau tujuan yang ingin dicapai kepada siswa, sehingga jika dikaitkan dengan pembelajaran lompat jauh, maka metode tugas akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar.

10 Berdasarkan penjelasan dari uraian diatas, maka penulis beranggapan bahwa kedua metode tersebut yaitu metode demonstrasi dan metode tugas akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar lompat jauh. Namun, dari kedua metode tersebut penulis beranggapan bahwa metode demonstrasi akan memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan metode tugas karena dengan metode demonstrasi siswa akan lebih mengerti dengan apa yang disampaikan oleh guru karena guru memberikan arahan dan memberikan contoh secara langsung dari setiap gerakan lompat jauh secara berurutan sehingga akan ada peningkatan pemahaman pembelajaran terhadap materi ajar dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode tugas. 8. Hipotesis Hipotesis menurut Sugiyono (2011: 64) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan asumsi atau anggapan dasar yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran demonstrasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar lompat jauh. 2. Metode pembelajaran tugas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar lompat jauh. 3. Metode pembelajaran demonstrasi lebih berpengaruh terhadap hasil belajar lompat jauh dibandingkan dengan metode pembelajaran tugas.

11