BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

PERANG SAUDARA DI RUSIA

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. dengan teknik studi literatur untuk pengumpulan data. Sedangkan untuk

2015 PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Depresi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1929 telah

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sugeng Teza Bastaman, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pemikiran itu Takano Fusataro, salah satu pelopor Gerakan Buruh Jepang, mengemukakan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. Jepang disebut Nihon dalam bahasa Jepang. Kata Nihon berarti. "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam korespondensi

2016 PERANG ENAM HARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Awal abad ke-20 Jepang menjadi salah satu negara Asia yang dianggap sejajar dengan negara-negara di Eropa. Hal ini karena setelah mengalami restorasi di berbagai bidang, Jepang berhasil menjadi negara besar dan kuat di Asia. Budaya luar pun mulai masuk, bahkan banyak ideologi-ideologi baru yang masuk ke Jepang terutama ideologi sosialis dan komunis dari Barat. Ideologi-ideologi tersebut menyebar ke kalangan intelektual Jepang termasuk kepada mahasiswamahasiswa Jepang khususnya pada masa setelah Perang Dunia ke-2. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Ikeda Kazuo dalam buku yang berjudul Zengakuren : Japan s Revolutionary Students (Dowsey, 1970 : 21-22) bahwa : there were not many other political organizations but with the successful completion of the Russian Revolution it was not long before Socialist and Communist theories began to make an impression on the intellectuals of Japan. The 1920 s saw the emergence of the first student organizations which went beyond being simple university clubs and were centered around the study of social science. Pada awal abad ke-20 belum terlihat banyak organisasi politik yang terbentuk begitu juga organisasi mahasiswa. Akan tetapi dengan menyebarnya ideologi baru dari barat khususnya setelah berhasilnya Revolusi Rusia dengan ideologi komunis menyebabkan ideologi tersebut semakin banyak pengikutnya termasuk para kaum cendikiawan dan mahasiswa Jepang. Sebelum Perang Dunia II gerakan sosial pun belum banyak terlihat. Akan tetapi ada salah satu gerakan sosial yang terkenal terjadi pada tahun 1918 disebut

2 Rice Riots yang pada perkembangan selanjutnya dapat memberikan efek yang sangat besar untuk gerakan sosial mahasiswa pada saat itu. Organisasi mahasiswa pertama yang terbentuk untuk tujuan mempelajari teori-teori sosial adalah Shinjinkai (Enlightened Man Society) di Tokyo Imperal University yang merupakan awal dari perkembangan sosialisme dan komunisme dan juga mengenai sejarah perkembangan sisi kiri (left-wing) di Jepang. Barulah setelah Perang Dunia II dan Jepang mengalami kekalahan, organisasi-organisasi mahasiswa pun semakin aktif dan berkembang. Hal ini ditambah dengan dimulainya masa pendudukan Amerika Serikat selama kurang lebih 6 tahun. Walaupun mereka datang dengan tujuan ingin memperbaiki Jepang yang hancur akibat dibomnya dua kota oleh Amerika Serikat, akan tetapi respon masyarakat khususnya para mahasiswa cukup negatif. Mereka menganggap Amerika Serikat ingin menguasai Jepang untuk memperkuat kekuasaan mereka di Asia. Selain itu juga dengan adanya kekuasaan asing tersebut, masyarakat Jepang merasa telah dijajah kembali. Akan tetapi ada juga kelompok-kelompok tertentu yang pro dan menerima masa pendudukan oleh Amerika Serikat ini. Mereka percaya bahwa Amerika dapat menjadikan Jepang seperti pada masa kejayaannya dulu. Gerakan-gerakan sosial pun akhirnya banyak bermunculan dari berbagai golongan yang kontra terhadap pendudukan Jepang ini. Mereka melakukan aksi untuk memprotes pemerintah Jepang yang pro sekutu tersebut dan menolak segala kebijakan yang mereka keluarkan. Para mahasiswa pun melakukan aksi protes secara besar-besaran saat pemerintah Jepang akan menandatangani perjanjian perdamaian antara Jepang dengan Amerika Serikat. Walaupun mahasiswamahasiswa tersebut berasal dari organisasi yang berbeda dan tidak berideologi

3 sama, tetapi dengan adanya kekuasaan asing yang datang tersebut membuat mereka bersatu dan bekerja sama. Oleh karena itu, mereka bukan lagi hanya mengurusi masalah yang terdapat di kampusnya masing-masing akan tetapi juga mengkritisi setiap kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sehingga gerakan mahasiswa Jepang sejak Perang Dunia II ini didasarkan atas kebebasan dan persatuan diantara para mahasiswa itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh Hisao Naka dalam bukunya Kaum Muda Jepang dalam Masa Perubahan bahwa : kegiatannya secara kasar dapat dibagi atas kegiatan yang berpusat pada masalah yang berhubungan dengan soal-soal kurikulum atau pembinaan, dan yang meluas ke luar batas lembaga-lembaga dan berfungsi secara independen sebagai gerakan sosial dan politik yang menggunakan taktik kekerasan. (1980:52). Penulis dapat menyimpulkan dari pernyataan tersebut bahwa gerakangerakan mahasiswa Jepang setelah Perang Dunia II, pada awalnya masih berpusat dalam bidang pendidikan dan mengurusi permasalahan pembinaan atau kurikulum kampus saja. Sehingga mereka hanya mengkritisi segala kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh kampus mereka masing-masing. Selain itu mereka melakukan gerakan sosial lainnya di dalam masyarakat baik dalam bidang pendidikan atau bidang lainnya, akan tetapi tidak terlalu mengurusi perpolitikan Jepang. Akan tetapi gerakan-gerakan mahasiswa Jepang ini ternyata semakin lama terlihat semakin berjalan ke arah radikalisme atau kekerasan. Mereka tidak akan ragu untuk menggunakan taktik kekerasan demi mencapai apa yang mereka citacitakan, dan menggunakan kekerasan juga untuk menyuarakan aspirasi mereka. Hal ini yang membuat masyarakat semakin resah dengan semakin banyaknya gerakan mahasiswa yang muncul.

4 Sebagai contohnya yaitu pada saat akan diadakannya perjanjian perdamaian antara Jepang dengan Amerika Serikat karena Jepang telah mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, di mana para mahasiswa pada awalnya menentang perjanjian tersebut dan aksi tersebut mendapat respon positif dari masyarakat yang ikut mendukung aksi penolakan. Namun para mahasiswa tersebut semakin menganggap bahwa diri mereka harus tetap melakukan gerakan dalam rangka melakukan suatu revolusi dan perubahan yang sesuai dengan ideologi mereka masing-masing. Hal ini membuat tahun 1950an di Jepang diwarnai dengan berbagai gerakan ataupun aksi para mahasiswa yang terjun ke ranah politik Jepang. Semakin banyaknya organisasi mahasiswa yang berusaha masuk ke dalam ranah politik Jepang, membuat pemerintah Jepang mengeluarkan kebijakan yang membatasi kebebasan para mahasiswa tersebut yaitu hukum Gerakan Anti Subversif yang dikeluarkan pada tahun 1952 oleh pemerintah Jepang. Banyak organisasi mahasiswa Jepang yang melakukan perlawanan atau protes dengan cara melakukan demonstrasi atau mogok kuliah kepada pemerintah dengan diberlakukannya kebijakan tersebut. Banyak pula organisasi mahasiswa yang menerima keputusan kebijakan pemerintah tersebut karena kebijakan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap gerakan sosial yang mereka lakukan. Hal ini membuat penulis semakin tertarik untuk mengkaji mengenai sejarah pergerakan mahasiswa Jepang. Beberapa organisasi mahasiswa Jepang sekitar tahun 1920-1940an yaitu Shinjinkai (Enlightened Man Society), Shakaishugi Kenkyukai (The Association for study of Socialism), Gyominkai (Men of Dawn Society), Sodomei (Japanese Federation of Labor), Sanbetsu (Congress of Industrial Union), Jichikai (Student Self-governing Association), Seikyoin (Communist Youth League Student) dan Zengakuren (National Federation of Student Self-governing Associations).

5 Salah satu gerakan mahasiswa yang cukup membuat penulis tertarik yaitu gerakan mahasiswa-mahasiswa yang terbentuk ke dalam sebuah organisasi mahasiswa nasional yang bernama Zengakuren (Zen Nihon Gakusei Jichikai So Rengo) atau National Federation of Student Self-governing Association. Organisasi ini diprakarsai pada tahun 1947 dan secara resmi terbentuk pada tahun 1948 yaitu setelah Jepang mengalami kekalahan di Perang Dunia II. Organisasi ini merupakan perkumpulan mahasiswa-mahasiswa Jepang yang mewadahi seluruh mahasiswa Jepang dari berbagai universitas. Zengakuren juga melibatkan diri dalam beberapa gerakan pembersihan anti tentara merah Jepang, pembatalan perjanjian perdamaian dan juga ikut melawan saat Perang Korea terjadi. (http://en.m.wikipedia.org/wiki/zengakuren [diakses pada tanggal 07 Februari 2014]) Oleh karena itu alasan penulis memilih tema tersebut adalah karena penulis menganggap bahwa setelah membaca dari beberapa sumber mengenai gerakan mahasiswa Jepang ini, penulis menyimpulkan adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Di mana kesenjangan yang terjadi yaitu gerakan-gerakan mahasiswa Jepang tersebut telah dianggap semakin mengarah ke arah radikalisme dan terlalu mencampuri urusan pemerintahan baik dalam negeri maupun hubungan dengan negara lain, sedangkan seharusnya mahasiswa lebih fokus dalam perkuliahan mereka untuk mendapatkan gelar sarjana yang nantinya dapat membantu mereka bahkan negara Jepang dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa. Mahasiswa juga seharusnya tidak terlalu mengurusi permasalahan yang terdapat di dalam politik negara walaupun mereka memang mempunyai hak untuk berpendapat. Hal tersebut karena sudah ada orang-orang di dalam parlemen yang dapat mewakili rakyat di dalam pemerintahan. Penulis juga tertarik untuk

6 mengkaji lebih dalam mengenai perkembangan organisasi mahasiswa Zengakuren ini dan melihat bagaimana keikutsertaannya dalam kehidupan masyarakat Jepang sekitar tahun 1947 sampai 1960 atau setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II. Selain alasan tersebut juga karena setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia ke-2, Jepang berada dalam pengawasan Amerika Serikat dan berada dalam pembentukan ideologi Amerika Serikat yang berideologi liberal. Sedangkan Zengakuren yang menjadi fokus dalam penulisan skripsi ini berideologikan komunis dan menjadi salah satu organisasi mahasiswa yang sangat menentang pendudukan Amerika Serikat di Jepang tersebut. Selain itu, beberapa hal yang penulis anggap sebagai ciri khas dari organisasi Zengakuren ini, yang membuat penulis tertarik untuk mengkajinya yaitu : Pertama, karena mereka berideologikan komunis, di mana bertentangan dengan ideologi pemerintah pendudukan Amerika Serikat yang liberalis. Kedua, mereka merupakan suatu organisasi nasional mahasiswa yang beranggotakan lebih dari 300.000 mahasiswa dari seluruh universitas di Jepang. Ketiga, Zengakuren merupakan organisasi mahasiswa yang independen dan tidak terikat oleh universitas atau lembaga lainnya. Keempat, Zengakuren yang pada awalnya merupakan suatu organisasi yang kokoh akhirnya terbagi-bagi menjadi organisasiorganisasi baru yang saling bertentangan. Walaupun Zengakuren masih aktif sampai saat ini, namun penulis tidak mengambil pembabakan waktu tersebut melainkan pembabakan waktu yang penulis ambil dalam penulisan skripsi ini yaitu sekitar tahun 1947 sampai tahun 1960. Tahun 1947 diambil karena merupakan tahun dibentuknya organisasi Zengakuren (Zen Nihon Gakusei Jichikai So Rengo). Sedangkan tahun 1960 merupakan tahun di mana Zengakuren mengalami perselisihan internal diantara anggotanya yang menyebabkan organisasi ini kemudian terpecah belah bahkan

7 terpecah menjadi beberapa organisasi baru dan perlahan pengaruhnya dalam perpolitikan Jepang pun semakin berkurang. Dengan demikian penulis merasa sangat tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai tema Zengakuren ini dan mengambil suatu permasalahan utama yang akan dikaji yaitu mengenai Bagaimana Dinamika Gerakan Sosial Organisasi Mahasiswa Jepang (Studi Terhadap Perkembangan Zengakuren Tahun 1947-1960)? 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka penulis mengambil tema mengenai Bagaimana Dinamika Gerakan Sosial Organisasi Mahasiswa Jepang Zengakuren Tahun 1947-1960? Sebagai batasan masalahnya, maka akan penulis uraikan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum tentang gerakan mahasiswa di Jepang pasca Perang Dunia II? 2. Apa yang melatar belakangi terbentuknya organisasi mahasiswa Zengakuren pada tahun 1947? 3. Bagaimana perkembangan Zengakuren dari tahun 1947-1960? 4. Bagaimana pengaruh dari gerakan-gerakan Zengakuren tersebut terhadap pemerintah dan organisasi mahasiswa Jepang lainnya tahun 1947-1960? 1.3 Tujuan Penelitian Dari beberapa pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut, maka tujuan penelitian yang penulis lakukan yaitu agar dapat lebih memahami mengenai :

8 1. Gambaran umum tentang gerakan mahasiswa di Jepang pasca Perang Dunia II. 2. Latar belakang terbentuknya organisasi mahasiswa Zengakuren pada tahun 1947. 3. Perkembangan Zengakuren dari tahun 1947-1960. 4. Pengaruh dari gerakan-gerakan Zengakuren tersebut terhadap pemerintah dan organisasi mahasiswa Jepang lainnya tahun 1947-1960. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sejarah kawasan khususnya sejarah Jepang yaitu mengenai organisasi mahasiswa di Jepang setelah Perang Dunia Ke-2 bagi penulis maupun bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah lainnya baik di Universitas Pendidikan Indonesia ataupun universitas-universitas lainnya, 2. Menambah literatur atau sumber mengenai sejarah Jepang khususnya organisasi mahasiswa yaitu Zengakuren yang penulis rasa masih cukup sedikit, 3. Dapat menjadi sumber dalam pembelajaran di sekolah mengenai Sejarah Asia dan Sejarah Peradaban Timur. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Sebagai struktur organisasi skripsi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

9 Bab I merupakan pendahuluan yang terbagi dalam beberapa sub bab diantaranya yaitu latar belakang penelitian yang memaparkan latar belakang penulis mengambil tema mengenai dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang (studi terhadap perkembangan Zengakuren tahun 1947-1960), rumusan masalah yang terdiri dari satu fokus masalah dan empat pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dari rumusan masalah tersebut, manfaat yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini, dan struktur organisasi skripsi yang akan dipakai di dalam penulisan skripsi ini. Bab II, merupakan kajian pustaka mengenai konsep dan teori-teori yang akan dipakai dalam mengkaji mengenai tema Zengakuren, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian yang dianggap relevan untuk mengkaji tema yang diangkat dalam penyusunan skripsi mengenai Zengakuren ini, selain itu juga buku-buku atau referensi yang dapat digunakan dan dianggap relevan dalam menunjang penulisan skripsi mengenai Zengakuren ini. Bab III, merupakan metode penelitian yang digunakan dalam keseluruhan proses pembuatan ataupun penyusunan skripsi mengenai pengaruh Zengakuren terhadap perpolitikan Jepang tahun 1947-1960, yaitu metode penelitian historis di mana menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen merupakan metode yang digunakan dalam penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu, dan menurut Donald Ary dkk merupakan penelitian untuk menetapkan fakta dan mencapai kesimpulan mengenai hal-hal yang telah lalu (http://bismillahgo.blogspot.com). Di mana metode historis itu sendiri terdiri dari heuristik atau pencarian sumber-sumber yang diperlukan, kritik eksternal dan internal terhadap data yang didapatkan, interpretasi atau penafsiran penulis terhadap data yang telah dikritik untuk menghindari adanya plagiarisme dan yang terakhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah sehingga dapat menjadi suatu hasil karya penulis yang berupa penulisan skripsi ini.

10 Bab IV, merupakan hasil penelitian yang telah didapatkan setelah melalui berbagai tahapan yang dimulai dari heuristik atau pencarian sumber-sumber baik itu buku, artikel ataupun jurnal mengenai Zengakuren, kemudian dilanjutkan ke tahap kritik sumber internal dan eksternal, kemudian menginterpretasikan hasil dari penelitian tersebut dan tahapan terakhir yaitu historiografi yang merupakan penulisan atau pelaporan dalam bentuk tulisan di dalam skripsi ini mengenai Zengakuren itu sendiri. Bab V, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai tema yang penulis ambil yaitu mengenai dinamika gerakan sosial mahasiswa Jepang (studi terhadap perkembangan Zengakuren tahun 1947-1960) dan saran-saran atau rekomendasi yang dapat penulis berikan dari penulisan skripsi ini. Selain itu juga yang terakhir yaitu Daftar Pustaka yang berisi daftar sumbersumber yang telah menjadi referensi dalam penyusunan skripsi. Selain itu ada juga lampiran-lampiran yang berisi foto-foto, peta, gambar atau data lainnya yang berkaitan dengan penelitian skripsi mengenai Zengakuren ini.