HC CH +HCN CH2=CH-CN (1)

dokumen-dokumen yang mirip
Prarancangan Pabrik Akrilonitril dari Asetilen dan Asam Sianida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Kain Akrilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

NME D3 Sperisa Distantina BAB III NERACA MASSA DENGAN REAKSI KIMIA

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel.

II. DESKRIPSI PROSES

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Azas Teknik Kimia I. 2 Sks

BAB I PENGANTAR. Gambar I.1. Struktur Kimia Formamid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK METIL METAKRILAT DARI ASETON SIANOHIDRIN 1 DAN METANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

II. DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

Perancangan Pabrik Acrylonitrile dari Ethylene Cyanohydrin Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID DENGAN PROSES VAPOR PHASE PRA RENCANA PABRIK. Oleh : MOHAMAD HAMDAN SULTONIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik 2-Etil Heksanol dari Propilen dan Gas Sintetis Kapasitas Ton/Tahun

Tugas Prarancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Aseton Sianohidrin dari Aseton dan HCN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PRARENCANA PABRIK ASETON DARI ISOPROPIL ALKOHOL

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian pabrik metanol merupakan hal yang sangat menjanjikan dengan alasan:

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengimpor bahan baku atau produk industri kimia dari luar negeri.

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,

Perancangan Pabrik Akrolein Dengan Proses Oksidasi Propilen Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aseton Proses Oksidasi Propilena Kapasitas Ton/Tahun. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aseton Proses Oksidasi Propilena Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Prarancangan Pabrik Asam Tereftalat dari Paraxylene dan Udara Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Merkaptan dari Metanol dan Hidrogen Sulfida dengan Kapasitas ton /tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

Laporan Praktikum Kimia Fisik

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas ton/tahun. Pendahuluan

MAKALAH PRAKTIKUM HYSYS LPG RECOVERY PLANT

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

Prarancangan Pabrik Disianobutena dari Dikhlorobutena dan Natrium Sianida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN


Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kebutuhan global akan bahan-bahan kimia semakin meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya adalah akrilonitril. Akriloniril merupakan senyawa organik dengan formula CH 2CHCN. Senyawa ini berbentuk cair pada suhu ruang, tidak berwarna, berbau seperti bawang bombay, bersifat volatil dan beracun. Akrilonitril memiliki massa molar 63,064 g/mol, suhu didih sebesar 77 o C, flash point 32 o F (open cup) dan 30 o C (closed cup), dan densitas 0,81 g/cm 3. Akrilonitril larut dalam isopropil alkohol, air, etanol, aseton, benzen, dan ether. Gambar 1 menunjukkan struktur 2D dari akrilonitril (National Center for Biotechnology Information, 2016). Gambar 1. 1. Strutur Akrilonitril Akrilonitril memiliki berbagai kegunaan di industri kimia, terutama industri polimer. Kegunaan utama dari akrilonitril adalah sebagai bahan baku untuk produksi serat akrilik dan modakrilik. Selain itu senyawa ini juga digunakan untuk membuat plastic ((acrylonitrile-butadiene-styrene (ABS) and styrene-acrylonitrile (SAN)), nitrile rubbers, nitrile barrier resins, adiponitrile dan acrylamide (National Center for Biotechnology Information, 2016). Penggunaan akrilonitril akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akrilonitril dalam skala global. Akan tetapi sampai saat ini, di Indonesia kebutuhan akrilonitril untuk dunia industri kimia masih di penuhi dari luar negeri, maka pendirian pabrik akrilonitril di Indonesia merupakan peluang bisnis yang 1

sangat baik dan dapat menghemat devisa negara. Terlebih dengan adanya pembangunan pabrik baru di Indonesia maka dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia yang pada tahun 2015 jumlahnya mencapai 7,02 juta orang (Badan Pusat Statistik, 2016). Lokasi pendirian pabrik akrilonitril direncanakan berada di kota Cilegon. Hal ini mempertimbangkan pada kemudahan memperoleh bahan baku, sarana transportasi, tenaga kerja, pemasaran, dan keadaan geografis di wilayah kota Cilegon. Lokasinya yang berdekatan dengan pelabuhan dan pusat kota Jakarta membuat sistem pemasaran produk dan perolehan bahan baku mudah untuk dilakukan. Kebutuhan tenaga kerja sangat mudah diperoleh karena Cilegon merupakan kawasan industri dimana masyarakatnya cenderung siap untuk menjadi masyarakat industri. Dengan demikian, pembangunan pabrik akrilonitril ini pun diharapkan dapat berperan dalam pembangunan ekonomi Indonesia. 1.2. Tinjauan Pustaka Akrilonitril dapat dibuat dengan berbagai cara dengan berbagai bahan. Berikut ini merupakan beberapa proses yang dapat digunakan untuk memproduksi akrilonitril. 1.2.1. Adisi hidrogen sianida ke asetilen Akrilonitril dapat diproduksi melalui reaksi hidrogen sianida dan asetilen dengan persamaan sebagai berikut: HC CH +HCN CH2=CH-CN (1) Dalam aplikasinya, 10 mol asetilen dibutuhkan setiap 1 mol hidrogen sianida yang digunakan. Asetilen harus dimurnikan sebelum direaksikan dengan hidrogen sianida untuk mengurangi reaksi samping. Reaksi dijalankan pada fase gas dengan temperatur 500-600 o C, tekanan sedikit diatas 0,1 10 6 Pa dan katalis berupa NaOH dan sianida dalam karbon. Semua hidrogen sianida bereaksi sedangkan hanya sekitar 10% dari asetilen yang bereaksi. Reaksi ini juga menghasilkan produk samping yaitu asetaldehid, vinil klorida, metil vinil keton, kloropena, dan polimer. Reaktor yang digunakan adalah rubbed lined reactor. 2

Gas keluar reaktor mengandung akrilonitril, air, produk samping, asetilen dan hidrogen sianida. Gas tersebut kemudian dikontakkan dengan air untuk mengambil akrilonitril dan hidrogen sianida yang belum bereaksi. Larutan yang terbentuk kemudian dikirim ke water stripper sehingga akrilonitril dapat dipisahkan. Produk atas yang terdiri dari akrilonitril dan sedikit air kemudian diembunkan sehingga terbentuk fase cair. Larutan akrilonitril kemudian diumpankan ke distilasi azeotrop untuk memperoleh kemurnian yang lebih tinggi. 1.2.2. Ammoxidation dengan Ugine Process Akrilonitril diproduksi dari propilen, amonia dan oksigen menggunakan mekanisme proses ammoxidation. Proses ini terdiri dari dua tahapan reaksi. Propilen terlebih dahulu dioksidasi menjadi akrolein dalam fixed bed reactor dengan katalis Se/CuO. Pada tahap kedua, akrolein yang terbentuk dikonversi menjadi akrilonitril menggunakan amonia dan oksigen. Tahapan kedua ini dijalankan pada reaktor fixed bed dengan katalis MoO3. Reaksi dijalankan pada suhu 750-790 o F dan tekanan 5-30 psig. Persamaan reaksi tahap satu dan dua adalah: CH2=CH-CH3 + O2 CH2=CH-CHO + H2O (2) CH2=CH-CHO + NH3 + O2 CH2=CH-CN + 2H2O (3) Proses ini memberikan selektivitas akrilonitril yang cukup tanggi yaitu sekitar 70%. Proses ini juga menghasilkan produk samping yang didominasi oleh CO2, HCN, dan asetonitril. Arus gas panas keluar reaktor kemudian diturunkan suhunya secara drastis (quenching) dengan air yang dialirkan secara lawan arah dalam absorber. Amonia yang belum bereaksi dinetralkan dengan asam sulfat menjadi ammonium sulfat yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Off-gas dari absorber yang mengandung N2, CO, CO2, dan sisa propilen dapat dibuang langsung ke lingkungan atau terlebih dahulu dilewatkan dalam incinerator untuk membakar sisa propilen dan CO. Larutan yang mengandung akrilonitril dari absorber kemudian dilewatkan kolom recovery yang menghasilkan crude-acrylonitrile yang masih mengandung HCN. Hasil bawah dilewatkan pada kolom recovery kedua untuk menghasilkan 3

crude acetonitrile dan air. Crude-acetonitrile dapat di bakar atau diolah lebih lanjut untuk mendapatkan produk asetonitril yang lebih murni. Akrilonitril dengan kemurnian 99,2% didapatkan dari dua tahapan distilasi fraksinasi campuran crude acrylonitrile untuk menghilangkan HCN, air, dan pengotor berat (Kroschwitz dan Seidel, 2004). 1.2.3. Ammoxidation dengan SOHIO Process (Standard Oil of Ohio) Proses ini merupakan proses yang paling banyak digunakan dalam memproduksi akrilonitril di dunia. Proses ini merupakan proses single step ammoxidation yang dijalankan dalam fluidized bed reactor. Reaksi dijalankan pada suhu 450 o C dan tekanan 1,5-3 bar. Reaktor fluidized-bed dilengkapi dengan pendingin untuk mengambil panas reaksi. Katalis yang digunakan dalam proses ini adalah bismuth phosphomolybdate (BiPMo12O40). Reaksi ini menghasilkan hasil samping berupa asetonitril, dan HCN. Setiap 1000 kg akrilonitril yang diproduksi maka akan menghasilkan 30-40 kg asetonitril dan 140-180kg HCN. Selektivitas akrilonitril terhadap propylene yang digunakan dapat mencapai 70% dengan konversi hampir 100%. Reaksi yang antara propilen, udara, dan amonia sehingga menghasilkan akrilonitril adalah sebagai berikut: CH2=CH-CH3+NH3+ O2 CH2=CH-CN+3H2O (4) Arus gas panas keluar reaktor kemudian diturunkan suhunya secara drastic (quenching) dengan air yang dialirkan secara lawan arah dalam absorber. Amonia yang belum bereaksi dinetralkan dengan asam sulfat menjadi ammonium sulfat yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Off-gas dari absorber yang mengandung N2, CO, CO2, dan sisa propilen dapat dibuang langsung ke lingkungan atau terlebih dahulu dilewatkan dalam incinerator untuk membakar propilen dan CO. Larutan yang mengandung akrilonitril dari absorber kemudian dilewatkan kolom recovery yang menghasilkan crude-acrylonitrile yang masih mengandung HCN. Hasil bawah dilewatkan pada kolom recovery kedua untuk menghasilkan crude-acetonitrile dan air. Crude-acetonitrile dapat dibakar atau diolah lebih lanjut untuk mendapatkan produk asetonitril yang lebih murni. Akrilonitril dengan kemurnian 99,2% didapatkan dari destilasi fraksionasi campuran crude 4

acrylonitrile untuk menghilangkan HCN, air, dan pengotor berat (Kroschwitz & Seidel, 2004). Perbedaan dari ketiga proses pembuatan akrilonitril dapat dilihat di Tabel 1.1. Tabel 1. 1. Perbedaan Proses Pembuatan Akrilonitril Parameter Adisi hidrogen sianida ke asetilen Ammoxidation dengan Ugine Process Ammoxidation dengan SOHIO Process (Standard Oil of Ohio) Reaktor Rubbed Line Reactor Fixed Bed Reactor Fluidized Bed Reactor Tekanan Reaksi 0,1 10 6 Pa (1 bar) 5-30 psig (0.3-2 bar) 1,5-3 bar Temperatur Reaksi 500-600 o C 750-790 o F (400-420 o C) 450 o C Tahapan Reaksi Satu tahap Dua tahap Satu tahap Katalis NaOH dan sianida dalam Tahap pertama: Se/CuO BiPMo12O40 karbon Tahap kedua: MoO3 Tabel 1.2. Kelebihan dan kekurangan proses pembuatan akrilonitril ditampilkan dalam 5

Tabel 1. 2. Kelebihan dan Kekurangan Proses Pembuatan Akrilonitril Proses Kelebihan Kekurangan Adisi hidrogen sianida ke asetilen 1. Reaksi satu tahap 2. Tekanan operasi rendah 1. Dibutuhkan jumlah reaktan yang besar (10:1) 2. Suhu reaksi tinggi 3. Produk samping lebih beragam, pemisahan menjadi kompleks 4. Konversi rendah Ammoxidation dengan Ugine Process 1. Reaksi samping lebih sedikit 2. Konversi tinggi 1. Suhu reaksi tinggi 2. Reaksi dua tahap dengan katalis yang berbeda 3. Yield dan selektivitas akrilonitril tinggi Ammoxidation dengan SOHIO Process (Standard Oil of Ohio) 1. Reaksi samping lebih sedikit 2. Konversi tinggi 3. Yield dan selektivitas akrilonitril tinggi 4. Reaksi satu tahap 5. Diterapkan di berbagai pabrik yang ada 1. Suhu reaksi tinggi Berdasarkan perbedaan, kelebihan dan kekurangan ketiga proses, maka proses yang digunakan dalam praperancangan pabrik akrilonitril dari propilen dan amonia adalah Ammoxidation dengan SOHIO Process (Standard Oil of Ohio). Proses ini dipilih karena prosesnya yang efisien, menghasilkan yield akrilonitril yang cukup tinggi, dan sudah diterapkan oleh perusahaan akrilonitril di dunia. 6